Translate

Monday, March 19, 2012

Books "MOCKINGJAY"


Judul Asli : MOCKINGJAY ( book 3 of The Hunger Games Trilogy )   
Penulis : Suzanne Collins
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Alih Bahasa : Hetih Rusli
Cetakan I : Januari 2012 ; 432 hlm 

Sinopsis :                          
Katnis Everdeen sekali lagi berhasil lolos dari Hunger Games. Namun ia tak mampu menyelamatkan Peeta Mellark kembali yang sekarang menjadi tawanan Capitol. Katnis diselamatkan oleh kaum pemberontak dan sekarang bersembunyi di Distrik 13 yang telah dianggap musnah selama bertahun-tahun. Sekarang Distrik 13 bangkit dari kegelapan, setelah sekian lama bersembunyi, dan menjadi markas utama para pemberontak seluruh Distrik. Terlebih setelah Presiden Snow memerintahkan pemusnahan ke-12 Distrik dengan bom-bom tepat saat Katnis menghilang dari arena Hunger Games, diselamatkan pesawat ringan Distrik 13.  Katnis masih bersyukur bahwa Gale dengan sigap menggerakkan sebagian besar penduduk Distrik 12 untuk menyelamatkan diri saat bom-bom dijatuhkan, termasuk keluarga Gale dan keluarga Katnis selamat. Namun tidak bagi hampir separuh penduduk yang tertinggal, mereka tewas, musnah bersama rumah, toko, tanah yang dibom, hanya tinggal abu yang tersisa.

Katnis yang sedang masa pemulihan akibat pertempuran Hunger Games, tak dapat pulih kembali karena memikirkan kondisi Peeta yang tertawan.  Sedangkan para pemberontak menanti dirinya untuk segera bangkit dan menjadi simbol kekuatan dan perlawanan terhadap Capitol, memimpin rakyat menuju kebebasan dari penjara pemerintahan Capitol. Katnis berusaha memenuhi tugas-tugasnya sebagai ‘sang Mockingjay’ tapi entah mengapa, ia merasa bahwa dirinya seakan menjalani hal yang sama seperti peserta Hunger Games. 

Ia melakukan persiapan yang sama dengan tim persiapannya ( yang diculik dari Capitol dan disiksa oleh para pemberontak, sebelum diselamatkan oleh Katnis ), menjadi bintang dalam adegan-adegan yang direkam guna disiarkan pada masyarakat sebagai propaganda melawan Capitol, bertempur melawan musuh-musuh yaitu masyarakat Capitol ( beberapa yang sempat menjadi pertengkaran antara dirinya dengan Gale, saat ia membela tim persiapannya yang notabene orang Capitol, namun mereka selalu bersikap baik terhadap Katnis ), dan dengan segala pertempuran propaganda, tiba-tiba muncul sosok Peeta di layar televisi, sosok yang dikira Katnis telah tewas atau paling tidak disiksa, muncul dalam kondisi segar dan meminta Katnis mendorong para pemberontak untuk melakukan genjatan senjata demi perdamaian dan kelangsungan hidup masyarakat, karena pertempuran hanya akan membuat semua orang nantinya tewas hingga tak ada yang tersisa.

Katnis bingung dan terombang-ambing mendengarkan siaran itu. Di satu sisi ia bahagia karena Peeta selamat, hidup dalam keadaan bugar. Di sisi lain, seakan-akan Peeta berbelok membela Capitol melawan Pemberontak. Katnis merasa bimbang sekaligus marah, tak ada satu pun yang dapat membantunya bahkan memberikan saran, seakan-akan setiap orang memiliki agenda dan maksud tersendiri dalam pemberian dukungan maupun saran-saran. Dan ketika akhirnya ia memutuskan bangkit melawan Capitol, Presiden Snow menunjukkan bukti ancamannya, Katnis menyaksikan bagaimana Peeta hari-demi-hari seakan mengalami penyiksaan yang berat. Hal ini membuat hati Katnis remuk-redam, karena ia tahu jika kebangkitan Mockingjay akan menyakiti Peeta secara fisik, bahkan bisa membawanya pada kematian. Hati Katnis terpecah-belah, bahkan Gale yang selama ini mampu menjadi curahan hati serta sandaran pikiran, justru sering berselisih pendapat dengan Katnis, sehingga hubungan mereka menjauh karena masing-masing memiliki agenda dan pemikiran yang berbeda.

Melihat kondisi Katnis yang semakin terpuruk, jelas tidak membuat program yang dibuat oleh Distrik 13 semakin maju. Maka diambil keputusan untuk membebaskan para tawanan di Capitol. Katnis tidak mengetahui rencana tersebut sampai tim penyelamat telah berangkat. Maka ia hanya bisa menunggu dan menunggu kabar dari usaha yang dirahasiakan. Dan akhirnya, datanglah kabar bahwa tim penyelamat telah kembali beserta tawanan yang berhasil diselamatkan. Katnis dan Haymitch segera menyerbu ke rumah sakit tempat mereka semua dirawat karena kondisi-kondisi selama penyiksaan serta para anggota tim penyelamat banyak pula yang terluka. Katnis mulai melihat Gale yang ditangani dokter, Joanna yang pingsan diangkut masuk, teriakan seorang wanita ; Annie  yang memanggil Finnick – pasangan yang sekian lama terpisah akhirnya bersatu, membuat Katnis terharu sekaligus iri … hingga Haymitch memanggilnya karena telah menemukan Peeta – akhirnya Katnis bisa melihat Peeta yang dikerumuni sekian banyak dokter. Pandangan mereka bertemu, Peeta mendorong semua orang yang ada di sekelilingnya, melompat turun dari tempat tidur dan menuju ke arah Katnis, yang juga berlari mendekatinya sambil merentangkan kedua tanganya untuk memeluk Peeta …. hingga kedua tangan Peeta terasa di lehernya, mencekik dirinya sekuat tenaga. 

Peeta Mellark sekarang bukanlah Peeta yang manis, ramah dan jatuh cinta setengah mati pada Katnis, ia sekarang berusaha membunuh Katnis setiap kali melihatnya. Peeta yakin bahwa Katnis bukan manusia melainkan ‘mutt’ yang disusupkan oleh Capitol demi menghancurkan setiap orang termasuk dirinya. Peeta Mellark mengalami ‘cuci-otak’ sehingga setiap kenangan manisnya dengan Katnis justru berubah menjadi mimpi-mimpi buruknya, sumber ketakutan dan kengerian. Katnis tak sanggup lagi melihat kondisi Peeta yang seperti itu. Maka ia minta ditugaskan di tempat lain di mana ia tidak dapat melihat kembali Peeta. Dan setelah menjalani berbagai latihan singkat untuk memastikan dirinya siap secara fisik dan mental untuk terjun ke medan termpur, akhirnya tibalah saatnya Katnis beserta tim khususnya berangkat untuk mengatasi Distrik 2 – satu-satunya Distrik yang masih dalam pengaruh kekuasaan Capitol dan belum mau menyerah.

Meski Katnis berusaha lari dari Peeta, dan Peeta masih dalam tahap pemulihan kondisi di bawah pengawasan para ahli, kondisi Negara Panem bukan semakin membaik, peperangan terjadi dimana-mana. Korban berjatuhan tanpa pandang bulu, tua-muda, miskin-kaya, membuat Katnis terkadang berpikir apakah benar pemikiran Peeta yang menyarankan bahwa sejak awal sebaiknya mereka semua melakukan genjatan senjata dan merundingkan perdamaian ? Namun saat ini setiap orang yang memikirkan dirinya sendiri dan bagaimana membalas dendam atas kematian demi kematian yang menimpa kerabat mereka. Dan Katnis di medan pertempuran seakan kembali ke arena Hunger Games, menjalani suatu permainan bagai lingkaran setan yang tak terputus hingga semuanya binasa …

Kesan :
Ibarat menonton film, maka ending buku ke-2 dan awal buku ke -3 bagaikan arus adrenalin ketegangan yang mengasyikkan, membuat kita kecanduan untuk terus mengikuti langkah-langkah Katnis Everdeen – tokoh utama dala kisah ini. Penulis dengan pandai memicu minat pembaca dengan menciptakan sosok ‘pahlawan’ dari kalangan biasa yang mampu bangkit memperjuangkan harkat dirinya serta melindungi orang-orang yang dikasihi. Dan segala konflik serta perang batin yang dialami Katnis serta tokoh-tokoh di sekelilingnya, menunjukkan sisi manusiawi yang justru membuat pembaca semakin dekat dengan tokoh-tokoh rekayasa ini, karena dalam setiap diri Katnis, Peeta, Haymitch, Gale bahkan Presiden Snow, ada sekelumit jiwa dan pemikiran yang sama, bahwa kita – pembaca juga dapat berperan dan melakukan hal yang sama dalam kehidupan kita masing-masing. Suatu konsep yang sederhana dan sangat kompleks.

Tanpa banyak menyingkap isi buku terakhir dari trilogy Hunger Games ini, cukup jelas pesan yang tersampaikan bahwa peperangan tidak membawa kebaikan, apa pun alasan di baliknya, karena baik yang menang maupun yang kalah sama-sama kehilangan orang-orang yang dikasihi, nyawa mereka tak mampu dikembalikan dengan cara apa pun. Dan Katnis – pun akhirnya menyadari apa yang benar-benar dia inginkan setelah sekian lama hatinya mencari, setelah mengalami berbagai cobaan berat yang tak pernah mampu menghilangkan mimpi-mimpi buruk yang senantiasa datang …

“ ….Aku sendiri punya banyak api. Yang kubutuhkan adalah bunga dandelion pada musim semi. Warna kuning cerah yang berarti kelahiran kembali, bukannya kehancuran. Janji bahwa hidup bisa berlanjut, tak peduli seburuk apa pun kami kehilangan. Bahwa hidup bisa menjadi baik lagi ….” – Katnis Everdeen

Tentang Penulis :
Sejak tahun 1991 Suzanne Collins bekerja sebagai penulis cerita televisi untuk program anak-anak. Belakangan ia juga dikenal sebagai penulis novel fantasi remaja dengan beberapa serialnya yang sukses, termasuk serial The Hunger Games. Saat ini ia tinggal bersama keluarganya dan sepasang kucing yang dipungut dari halaman belakang rumah mereka. The Hunger Games telah diangkat ke layar lebar dengan jadwal rilis 23 Maret 2012, diperankan oleh Jennifer Lawrence / Katnis ( Jen dapat dikenali di X-Men First Class sebagai Young Mystique ), Josh Hutcherson / Peeta ( Josh dapat dikenali di Journey to the Center of The Earth dengan Brendan Fresar ; Zathura dengan Kristen Stewart  ) dan Liam Hemsworth / Gale ( main di The Last Song yang juga diangkat dari novel Nicholas Sparks ; mendampingi Miley Cyrus dan mereka sempat pacaran juga )

Best Regards,
* HobbyBuku *

2 comments:

  1. buku terakhir dari trilogy ini, banyak yg bilang ceritanya tidak sebagus buku 1 dan 2

    ReplyDelete
  2. Gak sabar buat baca. Tapi harus baca Cathching Fire dulu :D

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...