Books “KOYASAN”
Judul Asli : KOYASAN
Copyright © by Darren Shan 2006
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Dharmawati
Cover by Marcel A.W.
Cetakan I
: Mei 2009 ; 120 hlm
Rate : 3.5 of 5
WARNING : SPOILER ALERT !!
Koyasan adalah gadis riang dan
lincah, suka bermain serta rajin membantu kegiatan orang tuanya,
termasuk mengasuh dan menemani adiknya Maiko. Koyasan
bukanlah gadis penakut, bahkan saat seekor kambing terjatuh dalam jurang dalam,
ia dengan berani turun dan membawa kambing tersebut naik
sedangkan anak-anak lelaki penggembal lainnya menangis ketakutan. Bahkan saat ia terjatuh,
lengannya sobek besar hingga harus dijahit dengan jarum besar, tak sekejap pun
ia menjerit. Koyasan adalah gadis yang pemberani – kecuali tentang satu hal :
menyeberangi jembatan menuju kuburan.
Bukannya ia seorang pengecut, tapi
Koyasan dapat merasakan kehadiran hantu-hantu pekuburan, bahkan terkadang ia
dapat melihat mereka melalui sudut matanya. Kompleks pemakaman yang luas itu
memang menakutkan terutama pada malam hari. Bahkan para orang tua juga melarang
anak-anak mereka memasuki daerah itu menjelang petang, saat kegelapan mulai
turun. Maka anak-anak hanya dapat bermain di saat
hari terang, namun saat matahari bersinar cerah pun, Koyasan tak mampu
mengenyahkan rasa takut dan ngeri yang mencekam hatinya, bahkan
kakinya terasa berat saat menapaki jembatan menuju pekuburan itu.
Pada saat perayaan Hari Suci, dimana
semua anak bermain di pekuburan, Koyasan mengajak Maiko bermain di daerah air
terjun. Maiko semula merengek meminta bermain di pekuburan, namun setelah
melihat air terjun – ia pun hanyut dalam kegembiraan bermain, bahkan Koyasan
pun juga menikmatinya. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat hingga hari mulai
gelap. Koyasan segera mengajak Maiko pulang agar mereka tidak kemalaman di
jalan. Namun Maiko yang sedang asyik bermain tidak mau berhenti hingga Koyasan
memaksa dirinya, menimbulkan sedikit pertengkaran hingga Maiko menangis.
Dalam perjalanan menuju rumah mereka,
Maiko melihat pekuburan dan mulai merengek kembali untuk bermain di sana.
Jengkel dan capek membuat Koyasan mengatakan kata-kata yang justru membuat Maiko berlari menyeberangi jembatan bahkan memasuki pekuburan. Koyasan terpaku,
ia tak mampu menggerakkan tubuhnya mengejar Maiko. Ia hanya dapat berteriak memanggil-manggil Maiko, namun setelah duapuluh hingga tigapuluh menit berlalu, tak ada gerakan dari dalam hutan di pekuburan, hanya suara tawa aneh yang terdengar.
Hari semakin gelap, Koyasan tak mampu
berpikir apa yang harus dilakukan, hingga terdengar suara langkah kaki dibelakangnya … mengejutkan, namun kemudian melegakan, ternyata Mitsuo – temannya, begitu mengetahui bahwa Maiko menghilang di dalam hutan di pekuburan, Mitsuo segera lari kembali ke desa memanggil bantuan … sesuatu yang seharusnya dilakukan Koyasan jika saja kakinya tidak terasa berat dan kaku serta kedinginan. Namun kelegaan tidak berlangsung lama, mendadak terdengar suara Koyassaaannnn
… badan Koyasan merinding dan dari dalam hutan muncul bayangan
gelap keluar menuju jembatan.
Koyasan memperhatikan dengan cermat … ternyata Maiko – Koyasan berseru
gembira dan berusaha meraih adiknya, namun sesuatu membuatnya berhenti, Maiko
tampak aneh, bagaikan patung dan wajahnya tampak kosong. Kedatangan kedua orang
tuanya tidak membuat Koyasan semakin lega,
apalagi saat mereka melihat kondisi Maiko. Setelah menunggu beberapa saat tanpa ada perubahan pada diri Maiko,
maka mereka segera meminta bantuan Itako – tetua
di desa. Setelah memeriksa Maiko, Itako mengatakan bahwa gadis dihadapan mereka bukanlah hantu tapi benar-benar
Maiko, namun yang ada hanya raganya, sedangkan
jiwanya telah hilang diambil oleh para hantu pekuburan dan
tidak ada yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan jiwa Maiko kecuali mempersiapkan pemakaman.
Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya
yang shock dan sedih mengetahui nasib putri mungil
mereka, Koyasan pergi ke kediaman Itako … karena
sebelumnya Itako telah memberikan petunjuk-petunjuk bahwa tidak ada cara untuk menolong Maiko – kecuali hanya
Koyasan yang dapat melakukannya, tapi tugas
ini cukup berat bahkan jiwa Koyasan
menjadi taruhannya. Koyasan harus masuk
ke dalam pekuburan dan mengalahkan para hantu dalam duel demi mendapatkan jiwa Maiko sebelum matahari
terbit … atau jiwa Maiko selamanya menjadi
milik para hantu pekuburan.
Tentang Penulis :
Darren Shan, memiliki nama lengkap Darren O`Shaughnessy, adalah penulis asal Irlandia yang lahir di London, menghabiskan masa kanak-kanak dan
remajanya di Irlandia, lalu kembali ke London untuk kuliah di Roehampton
College. Kemudian ia bekerja di perusahaan TV
kabel di Limerick selama beberapa tahun.
Sejak berumur 14 tahun, ia telah bercita-cita menjadi penulis.
Dengan mesin tik pertamanya ia membuat banyak cerpen dan komik, juga beberapa buku yang tak pernah selesai. Pada
umur 15 tahun, ia mencapai kesuksesan
pertamanya dengan menjadi pemenang kedua kompetisi penulisan naskah TV untuk RTE di Irlandia, naskah komedi
seram berjudul A Day in the Morgue.
Novel pertamanya diterbitkan oleh
Orion, Februari 1999, berjudul Ayuamarca. Disusul dengan novel keduanya, Hell`s Horizon, Februari 2000. Keduanya merupakan novel seram untuk dewasa dan
kurang berhasil di pasaran. Kariernya
sebagai penulis nyaris tamat, namun pada bulan Januari 2000 terbit buku anak-anaknya yang pertama Cirque
du Freak, buku #1 serial The Saga of Darren
Shan. Buku ini mendapat banyak ulasan dan perhatian media massa, terutama
ketika Warner Bros membeli hak atas kedua
judul pertama seri itu untuk difilmkan. Novel
Kisah Petualangan Darren Shan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.
Bulan Oktober 2004 buku ke-12 diterbitkan
di Inggris dan berhasil bertahan
empat minggu dalam jajaran 10 buku anak-anak terlaris, dua minggu di antaranya pada peringkat teratas. Yang unik tentang buku ini adalah
Darren menggunakan namanya sendiri sebagai tokoh dalam bukunya. Dengan
menggunakan gaya bahasa “aku”, Darren membawa pembaca tenggelam
dalam perjuangan Darren Shan, si manusia setengah vampir, membuktikan dirinya layak menjadi vampir sejati.
Setting maupun alur ceritanya digambarkan begitu
mendetail dan hidup, sehingga pembaca seakan
benar-benar dapat meresapi apa
yang dialami Darren. Setiap buku selalu membawa Darren pada petualangan mendebarkan, yang sering kali
mempertaruhkan nyawa. Ditanggung seru dan bakal membuat
ketagihan membaca kisah lanjutannya deh!
[ more about the
author & related works, just check at here : Darren Shan | on Goodreads |
on Wikipedia | on IMDb | at Twitter | at Facebook ]
~
This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
12th
Book in What’s A Name Challenge
20th
Book in Finding New Author Challenge
64th
Book in TBRR Pile
Best
Regards,
Hobby
Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/