Translate

Friday, March 28, 2014

Books "KOYASAN"

Books “KOYASAN”
Judul Asli : KOYASAN
Copyright © by Darren Shan 2006
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Dharmawati
Cover by Marcel A.W.
Cetakan I : Mei 2009 ; 120 hlm
Rate : 3.5 of 5

WARNING : SPOILER ALERT !!

Koyasan adalah gadis riang dan lincah, suka bermain serta rajin membantu kegiatan orang tuanya, termasuk mengasuh dan menemani adiknya Maiko. Koyasan bukanlah gadis penakut, bahkan saat seekor kambing terjatuh dalam jurang dalam, ia dengan berani turun dan membawa kambing tersebut naik sedangkan anak-anak lelaki penggembal lainnya menangis ketakutan. Bahkan saat ia terjatuh, lengannya sobek besar hingga harus dijahit dengan jarum besar, tak sekejap pun ia menjerit. Koyasan adalah gadis yang pemberani – kecuali tentang satu hal : menyeberangi jembatan menuju kuburan.

Bukannya ia seorang pengecut, tapi Koyasan dapat merasakan kehadiran hantu-hantu pekuburan, bahkan terkadang ia dapat melihat mereka melalui sudut matanya. Kompleks pemakaman yang luas itu memang menakutkan terutama pada malam hari. Bahkan para orang tua juga melarang anak-anak mereka memasuki daerah itu menjelang petang, saat kegelapan mulai turun. Maka anak-anak hanya dapat bermain di saat hari terang, namun saat matahari bersinar cerah pun, Koyasan tak mampu mengenyahkan rasa takut dan ngeri yang mencekam hatinya, bahkan kakinya terasa berat saat menapaki jembatan menuju pekuburan itu.



Pada saat perayaan Hari Suci, dimana semua anak bermain di pekuburan, Koyasan mengajak Maiko bermain di daerah air terjun. Maiko semula merengek meminta bermain di pekuburan, namun setelah melihat air terjun – ia pun hanyut dalam kegembiraan bermain, bahkan Koyasan pun juga menikmatinya. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat hingga hari mulai gelap. Koyasan segera mengajak Maiko pulang agar mereka tidak kemalaman di jalan. Namun Maiko yang sedang asyik bermain tidak mau berhenti hingga Koyasan memaksa dirinya, menimbulkan sedikit pertengkaran hingga Maiko menangis.

Dalam perjalanan menuju rumah mereka, Maiko melihat pekuburan dan mulai merengek kembali untuk bermain di sana. Jengkel dan capek membuat Koyasan mengatakan kata-kata yang justru membuat Maiko berlari menyeberangi jembatan bahkan memasuki pekuburan. Koyasan terpaku, ia tak mampu menggerakkan tubuhnya mengejar Maiko. Ia hanya dapat berteriak memanggil-manggil Maiko, namun setelah duapuluh hingga tigapuluh menit berlalu, tak ada gerakan dari dalam hutan di pekuburan, hanya suara tawa aneh yang terdengar.

Hari semakin gelap, Koyasan tak mampu berpikir apa yang harus dilakukan, hingga terdengar suara langkah kaki dibelakangnya … mengejutkan, namun kemudian melegakan, ternyata Mitsuo – temannya, begitu mengetahui bahwa Maiko menghilang di dalam hutan di pekuburan, Mitsuo segera lari kembali ke desa memanggil bantuan … sesuatu yang seharusnya dilakukan Koyasan jika saja kakinya tidak terasa berat dan kaku serta kedinginan. Namun kelegaan tidak berlangsung lama, mendadak terdengar suara Koyassaaannnn … badan Koyasan merinding dan dari dalam hutan muncul bayangan gelap keluar menuju jembatan.

Koyasan memperhatikan dengan cermat … ternyata Maiko – Koyasan berseru gembira dan berusaha meraih adiknya, namun sesuatu membuatnya berhenti, Maiko tampak aneh, bagaikan patung dan wajahnya tampak kosong. Kedatangan kedua orang tuanya tidak membuat Koyasan semakin lega, apalagi saat mereka melihat kondisi Maiko. Setelah menunggu beberapa saat tanpa ada perubahan pada diri Maiko, maka mereka segera meminta bantuan Itako – tetua di desa. Setelah memeriksa Maiko, Itako mengatakan bahwa gadis dihadapan mereka bukanlah hantu tapi benar-benar Maiko, namun yang ada hanya raganya, sedangkan jiwanya telah hilang diambil oleh para hantu pekuburan dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengembalikan jiwa Maiko kecuali mempersiapkan pemakaman.

Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya yang shock dan sedih mengetahui nasib putri mungil mereka, Koyasan pergi ke kediaman Itako … karena sebelumnya Itako telah memberikan petunjuk-petunjuk bahwa tidak ada cara untuk menolong Maiko – kecuali hanya Koyasan yang dapat melakukannya, tapi tugas ini cukup berat bahkan jiwa Koyasan menjadi taruhannya. Koyasan harus masuk ke dalam pekuburan dan  mengalahkan para hantu dalam duel demi mendapatkan jiwa Maiko sebelum matahari terbit … atau jiwa Maiko selamanya menjadi milik para hantu pekuburan.

Tentang Penulis :
Darren Shan, memiliki nama lengkap Darren O`Shaughnessy, adalah penulis asal  Irlandia yang lahir di London, menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya di Irlandia, lalu kembali ke London untuk kuliah di Roehampton College. Kemudian ia bekerja di perusahaan TV kabel di Limerick selama beberapa tahun. Sejak berumur 14 tahun, ia telah bercita-cita menjadi penulis. Dengan mesin tik pertamanya ia membuat banyak cerpen dan komik, juga beberapa buku yang tak pernah selesai. Pada umur 15 tahun, ia mencapai kesuksesan pertamanya dengan menjadi pemenang kedua kompetisi penulisan naskah TV untuk RTE di Irlandia, naskah komedi seram berjudul A Day in the Morgue.

Novel pertamanya diterbitkan oleh Orion, Februari 1999, berjudul Ayuamarca. Disusul dengan novel keduanya, Hell`s Horizon, Februari 2000. Keduanya merupakan novel seram untuk dewasa dan kurang berhasil di pasaran. Kariernya sebagai penulis nyaris tamat, namun pada bulan Januari 2000 terbit buku anak-anaknya yang pertama Cirque du Freak, buku #1 serial The Saga of Darren Shan. Buku ini mendapat banyak ulasan dan perhatian media massa, terutama ketika Warner Bros membeli hak atas kedua judul pertama seri itu untuk difilmkan. Novel Kisah Petualangan Darren Shan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

Bulan Oktober 2004 buku ke-12 diterbitkan di Inggris dan berhasil bertahan empat minggu dalam jajaran 10 buku anak-anak terlaris, dua minggu di antaranya pada peringkat teratas. Yang unik tentang buku ini adalah Darren menggunakan namanya sendiri sebagai tokoh dalam bukunya. Dengan menggunakan gaya bahasa “aku”, Darren membawa pembaca tenggelam dalam perjuangan Darren Shan, si manusia setengah vampir, membuktikan dirinya layak menjadi vampir sejati. Setting maupun alur ceritanya digambarkan begitu mendetail dan hidup, sehingga pembaca seakan benar-benar dapat meresapi apa yang dialami Darren. Setiap buku selalu membawa Darren pada petualangan mendebarkan, yang sering kali mempertaruhkan nyawa. Ditanggung seru dan bakal membuat ketagihan membaca kisah lanjutannya deh!

[ more about the author & related works, just check at here : Darren Shan | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter | at Facebook ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
12th Book in What’s A Name Challenge
20th Book in Finding New Author Challenge
64th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...