Judul Asli : ALLEGIANT
[
book 3 of DIVERGENT Trilogy ]
by Veronica Roth
Copyright © 2013 by Veronica
Roth
Translation Copyright ©
2013 by Veronica Roth
Symbol Art © 2012 Rhythm
& Hues Design
Cover Art & Design by
Joel Tippie
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Nur Aini
& Indira Briantri Asni
Editor : Esti Budihabsari
Proofreader : Emi Kusmiati
Cover Layout : Dodi Rosadi
Cetakan
I : Mei 2014 ; 496 hlm ; ISBN 978-979-433-837-7
Rate : 3.5 of 5
Beatrice ‘Tris’ Prior
dibesarkan sebagai Kaum Abnegation hingga ia memilih untuk menjadi Dauntless.
Kala kakaknya Caleb juga memilih menjadi Erudite alih-alih tetap sebagai
Abnegation, mereka berpisah dan bertemu kembali dalam suasana yang menyedihkan.
Ibu mereka ternyata merupakan Dauntless yang mengorbankan nyawanya demi
menyelamatkan putrinya dari hukuman mati. Ayah mereka tewas terbunuh melawan
Pemerintahan yang telah menangkap keluarganya. Kemudian Tris dan Caleb bersatu
untuk kembali berpisah dalam pertempuran, karena keduanya memilih untuk berada
pada oposisi yang saling berlawanan. Perang satu demi satu silih berganti,
dengan tujuan dan misi yang berubah-ubah. Dan di saat kemenangan dan kebebasan
nyaris berada di genggaman, sebuah fakta baru kembali menyentak ‘realita’
perjuangan yang selama ini memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Tobias ‘Four’ Eaton
dulunya adalah putra tetua Abnegation hingga ia membuang ‘nama keluarga’ dan
dikenal oleh sesama Dauntless sebagai Four. Ayahnya – tokoh masyrakat yang
terhormat, ternyata merupakan sosok monster yang kerap ‘menyiksa’ putra
tunggalnya. Sang ibu yang dinyatakan tewas semenjak Tobias masih sangat muda,
secara mengejutkan muncul kembali menjelang pertempuran besar-besaran yang
menghancurkan sistem pembagian kelompok yang selama ini dijalani. Abnegation,
Dauntless, Candor, Amity, dan Erudite, satu-demi-satu terhapuskan, dilenyapkan,
hingga tertinggal sisa-sisa yang terselamatkan. Mereka bergabung dengan
Factionless – keum terbuang, yang ternyata dipimpin oleh Evelyn, ibu Tobias /
Four yang masih hidup. Berkat perpaduan kekuatan mereka yang masih tersisa –
kekuatan tirani yang membentuk sekaligus melenyapkan faksi-faksi terkalahkan.
Namun perang belum usia.
Kedamaian belumlah tercapai. Karena sebuah ‘kebenaran-baru’ muncul, mengejutkan
dan kembali menyebabkan perpecahan dalam kesatuan masyarakat yang belum
sepenuhnya seia-sekata. Para pejuang yang rela mengorbankan nyawanya, kini
terpekur dan termangu-mangu, memikirkan arah dan tujuan baru bagi masa depan
mereka. Kaum factionless kini memegang kendali kekuasaan, bahkan menerapkan
cara militer serta kekerasan guna menertibkan kekacauan yang terjadi.
Mengingatkan kembali akan pemerintahan rezim yang tergulingkan sebelumnya.
Satu-satunya cara untuk memecahkan konflik adalah mencari jawaban dari selubung
teka-teki keberadaan sejarah masyarakat jauh sebelum sistem faksi terbentuk.
Permasalahannya untuk menemukan jawabannya, satu-satunya cara adalah ‘keluar’
dari perbatasan, menuju wilayah yang tak pernah dikenal atau diketahui
keberadaannya hingga kini ...
Buku ketiga kisah
petualangan Tris dan Four ini merupakan salah satu buku yang banyak diburu oleh
penggemar yang telah ‘jatuh-hati’ pada kisah distopia yang unik ini, dan harus
kuakui, diriku termasuk salah satunya. Dari konflik yang muncul dan tema
tentang menjadi manusia yang dianggap normal dan tidak normal, hanya
berdasarkan persamaan serta perbedaan yang ada pada diri masing-masing, telah
memberikan masukan luar biasa bagi para pembaca Divergent. Kisah berlanjut
dengan perpecahan dan pemberontakan akibat tumbuhnya kesadaran bahwa menjadi
manusia yang ‘berbeda’ itu bukanlah sebuah aib atau dosa, atau dicap menjadi makhluk
cacat – sebuah Revolusi bangkit yang membuat Insurget sekali lagi memberikan
kepuasan tersendiri bagi pengikut kisah ini. Tak dapat disangkal, sebuah
ekspektasi muncul, harapan akan ending yang luar biasa sebagai penutup kisah
yang seru dan menegangkan ini. Sayangnya, tidak semua harapan itu terkabulkan,
karena penulis memiliki kebebasan untuk berekspresi dan merubah jalannya karya
yang ditulis. Apakah kisah ini berakhir dengan hasil yang mengecewakan ?
Sebelum menjawab
pertanyaan tersebut, ada beberapa kutipan yang kusukai, yang bisa menggambarkan
sekilas tentang kisah penutup ini ...
“Banyak cara untuk menjadi berani di dunia ini. Terkadang, keberanian menuntutmu mengorbankan diri untuk sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri, atau demi orang lain. Terkadang, keberanian juga mencakup menyerahkan semua yang kau pernah ketahui, semua orang yang pernah kau cintai, untuk sesuatu yang jauh lebih berarti.”
“Namun terkadang, tidak demikian. Kadang-kadang, keberanian tak lebih dari menggertakkan gigimu melawan rasa sakit, menyelesaikan pekerjaanmu, serta menjalani hidup hari demi hari menuju kehidupan yang lebih baik. Itulah jenis keberanian yang harus kumiliki sekarang.”
[ ~ Allegiant by Veronica Roth | p. 468 – 469 ]
“Ya, kadang-kadang hidup memang menyebalkan. Tapi kau tahu apa pedomanku ? Saat-saat yang tidak menyebalkan. Kuncinya adalah menyadari kehadiran saat-saat itu.”Sejak kecil, aku selalu tahu hal ini : Hidup mencederai kita, dan setiap orang. Kita tak bisa mengelak. Namun sekarang, aku juga mengetahui ini : kita bisa disembuhkan. Kita saling menyembuhkan.”
[ ~ Allegiant by Veronica Roth | p. 484 – 485 ]
Terlepas dari ending yang
jauh dari perkiraanku, Allegiant memberikan ‘catatan kaki’ bagi para penggemar
dan pembaca, bahwa kehidupan dan kematian hanya dipisahkan oleh batasan garis
yang sangat tipis. Bahwa bukan sekedar akhir yang menjadi tujuan utama melainkan
proses dan perjalanan yang dialami, terutama bagaimana memanfaatkan waktu yang
tersedia berdasarkan keyakinan tiada sesuatu yang tidak bernilai di dunia ini.
Bahwa kematian pun memiliki nilai yang cukup besar sebanding dengan kehidupan.
Akhir kisah, Tris yang lemah dan selalu dalam bayang-bayang ketakutan dirinya
sendiri, menjadi sosok favoritku sepanjang kisah ini. Just love her – even much
more than Four (can you believe it ??) ... and I think there is no other way to
close this story with such overwhelmed feelings (and so so so sad), but it also
feels so right, the decision and choices by the end of the story.
[
more about the author and related works, check at here : Veronica Roth | Divergent Series | on Goodreads |
on Wikipedia | on IMDb |
at Twitter ]
~ This Post are include in
2014 Reading Challenge ~
190th Book in
TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
Mbaaaak... aku juga jadi suka Tris (awalnya biasa aja). Bagiku dia so much better dari Katniss hehehe. Awalnya, aku agak nggak sreg sama POV buku ini. Soalnya, aku ngerasa POV Four bikin dia kelihatan luuuemah banget. Padahal kan dia mending terkesan dingin dan misterius. Jadi semacam patah hati gitu deh.
ReplyDelete