Translate

Friday, August 29, 2014

Books "ALLEGIANT"

Judul Asli : ALLEGIANT
[ book 3 of DIVERGENT Trilogy ]
by Veronica Roth
Copyright © 2013 by Veronica Roth
Translation Copyright © 2013 by Veronica Roth
Symbol Art © 2012 Rhythm & Hues Design
Cover Art & Design by Joel Tippie
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Nur Aini & Indira Briantri Asni
Editor : Esti Budihabsari
Proofreader : Emi Kusmiati
Cover Layout : Dodi Rosadi
Cetakan I : Mei 2014 ; 496 hlm ; ISBN 978-979-433-837-7
Rate : 3.5 of 5

Beatrice ‘Tris’ Prior dibesarkan sebagai Kaum Abnegation hingga ia memilih untuk menjadi Dauntless. Kala kakaknya Caleb juga memilih menjadi Erudite alih-alih tetap sebagai Abnegation, mereka berpisah dan bertemu kembali dalam suasana yang menyedihkan. Ibu mereka ternyata merupakan Dauntless yang mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan putrinya dari hukuman mati. Ayah mereka tewas terbunuh melawan Pemerintahan yang telah menangkap keluarganya. Kemudian Tris dan Caleb bersatu untuk kembali berpisah dalam pertempuran, karena keduanya memilih untuk berada pada oposisi yang saling berlawanan. Perang satu demi satu silih berganti, dengan tujuan dan misi yang berubah-ubah. Dan di saat kemenangan dan kebebasan nyaris berada di genggaman, sebuah fakta baru kembali menyentak ‘realita’ perjuangan yang selama ini memakan korban jiwa yang tidak sedikit.



Tobias ‘Four’ Eaton dulunya adalah putra tetua Abnegation hingga ia membuang ‘nama keluarga’ dan dikenal oleh sesama Dauntless sebagai Four. Ayahnya – tokoh masyrakat yang terhormat, ternyata merupakan sosok monster yang kerap ‘menyiksa’ putra tunggalnya. Sang ibu yang dinyatakan tewas semenjak Tobias masih sangat muda, secara mengejutkan muncul kembali menjelang pertempuran besar-besaran yang menghancurkan sistem pembagian kelompok yang selama ini dijalani. Abnegation, Dauntless, Candor, Amity, dan Erudite, satu-demi-satu terhapuskan, dilenyapkan, hingga tertinggal sisa-sisa yang terselamatkan. Mereka bergabung dengan Factionless – keum terbuang, yang ternyata dipimpin oleh Evelyn, ibu Tobias / Four yang masih hidup. Berkat perpaduan kekuatan mereka yang masih tersisa – kekuatan tirani yang membentuk sekaligus melenyapkan faksi-faksi terkalahkan.

Namun perang belum usia. Kedamaian belumlah tercapai. Karena sebuah ‘kebenaran-baru’ muncul, mengejutkan dan kembali menyebabkan perpecahan dalam kesatuan masyarakat yang belum sepenuhnya seia-sekata. Para pejuang yang rela mengorbankan nyawanya, kini terpekur dan termangu-mangu, memikirkan arah dan tujuan baru bagi masa depan mereka. Kaum factionless kini memegang kendali kekuasaan, bahkan menerapkan cara militer serta kekerasan guna menertibkan kekacauan yang terjadi. Mengingatkan kembali akan pemerintahan rezim yang tergulingkan sebelumnya. Satu-satunya cara untuk memecahkan konflik adalah mencari jawaban dari selubung teka-teki keberadaan sejarah masyarakat jauh sebelum sistem faksi terbentuk. Permasalahannya untuk menemukan jawabannya, satu-satunya cara adalah ‘keluar’ dari perbatasan, menuju wilayah yang tak pernah dikenal atau diketahui keberadaannya hingga kini ...

Buku ketiga kisah petualangan Tris dan Four ini merupakan salah satu buku yang banyak diburu oleh penggemar yang telah ‘jatuh-hati’ pada kisah distopia yang unik ini, dan harus kuakui, diriku termasuk salah satunya. Dari konflik yang muncul dan tema tentang menjadi manusia yang dianggap normal dan tidak normal, hanya berdasarkan persamaan serta perbedaan yang ada pada diri masing-masing, telah memberikan masukan luar biasa bagi para pembaca Divergent. Kisah berlanjut dengan perpecahan dan pemberontakan akibat tumbuhnya kesadaran bahwa menjadi manusia yang ‘berbeda’ itu bukanlah sebuah aib atau dosa, atau dicap menjadi makhluk cacat – sebuah Revolusi bangkit yang membuat Insurget sekali lagi memberikan kepuasan tersendiri bagi pengikut kisah ini. Tak dapat disangkal, sebuah ekspektasi muncul, harapan akan ending yang luar biasa sebagai penutup kisah yang seru dan menegangkan ini. Sayangnya, tidak semua harapan itu terkabulkan, karena penulis memiliki kebebasan untuk berekspresi dan merubah jalannya karya yang ditulis. Apakah kisah ini berakhir dengan hasil yang mengecewakan ?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa kutipan yang kusukai, yang bisa menggambarkan sekilas tentang kisah penutup ini ...
“Banyak cara untuk menjadi berani di dunia ini. Terkadang, keberanian menuntutmu mengorbankan diri untuk sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri, atau demi orang lain. Terkadang, keberanian juga mencakup menyerahkan semua yang kau pernah ketahui, semua orang yang pernah kau cintai, untuk sesuatu yang jauh lebih berarti.”
“Namun terkadang, tidak demikian. Kadang-kadang, keberanian tak lebih dari menggertakkan gigimu melawan rasa sakit, menyelesaikan pekerjaanmu, serta menjalani hidup hari demi hari menuju kehidupan yang lebih baik. Itulah jenis keberanian yang harus kumiliki sekarang.”
[ ~ Allegiant by Veronica Roth | p. 468 – 469 ]
“Ya, kadang-kadang hidup memang menyebalkan. Tapi kau tahu apa pedomanku ? Saat-saat yang tidak menyebalkan. Kuncinya adalah menyadari kehadiran saat-saat itu.”Sejak kecil, aku selalu tahu hal ini : Hidup mencederai kita, dan setiap orang. Kita tak bisa mengelak. Namun sekarang, aku juga mengetahui ini : kita bisa disembuhkan. Kita saling menyembuhkan.”
[ ~ Allegiant by Veronica Roth | p. 484 – 485 ]

Terlepas dari ending yang jauh dari perkiraanku, Allegiant memberikan ‘catatan kaki’ bagi para penggemar dan pembaca, bahwa kehidupan dan kematian hanya dipisahkan oleh batasan garis yang sangat tipis. Bahwa bukan sekedar akhir yang menjadi tujuan utama melainkan proses dan perjalanan yang dialami, terutama bagaimana memanfaatkan waktu yang tersedia berdasarkan keyakinan tiada sesuatu yang tidak bernilai di dunia ini. Bahwa kematian pun memiliki nilai yang cukup besar sebanding dengan kehidupan. Akhir kisah, Tris yang lemah dan selalu dalam bayang-bayang ketakutan dirinya sendiri, menjadi sosok favoritku sepanjang kisah ini. Just love her – even much more than Four (can you believe it ??) ... and I think there is no other way to close this story with such overwhelmed feelings (and so so so sad), but it also feels so right, the decision and choices by the end of the story.

[ more about the author and related works, check at here : Veronica Roth | Divergent Series  | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
190th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

1 comment:

  1. Mbaaaak... aku juga jadi suka Tris (awalnya biasa aja). Bagiku dia so much better dari Katniss hehehe. Awalnya, aku agak nggak sreg sama POV buku ini. Soalnya, aku ngerasa POV Four bikin dia kelihatan luuuemah banget. Padahal kan dia mending terkesan dingin dan misterius. Jadi semacam patah hati gitu deh.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...