Books “QUEEN OF HEARTS : THE CROWN”
by Colleen Oakes
Penerbit
Metamind
Alih
Bahasa : Ambhita Dhyaningrum
Editor
: Ferrial Pondrafi
Proofreader
: Hartanto
Layout
: Tofa
Desain
isi & sampul : @pras_santosa
Cetakan
I : April 2015 ; 288 hlm ; ISBN 978-602-72097-7-0
Harga
Normal : Rp. 50.000,-
Pada
suatu masa, berdirilah Kerajaan Wonderland yang membentang luas dengan
batas-batas alam liar yang menjadi benteng perlindungan sekaligus tempat
berbahaya. Di sisi utara, dibatasi padang bunga liar yang luas dan nyaris tanpa
batas hingga Lautan Kesembilan yang legendaris dan Danau Todren yang penuh dengan monsters-monsters
menyeramkan. Di belahan timur, Hutan Meliuk yang misterius menutup pandang
langsung menuju dataran-dataran serta
Pegunungan Yurkei – kaum liar yang merupakan musuh Wonderland selama
bertahun-tahun. Dan bagian selatan merupakan kawasan dengan medan mengerikan,
dikenal sebagai Darkland – kawasan penuh rawa-rawa tempa di mana
makhluk-makhluk aneh hingga hantu-hantu gentayangan.
Raja
Hati memerintah Kerajaan Wonderland dengan tangan besi. Kebuasan dan
kisah-kisah tentang pembantaian yang ia lakukan terhadap mereka yang berani
melawannya, menjadikan dirinya ditakuti dan nyaris tiada seorang pun berani
mengusik dirinya. Apalagi semenjak kematian istrinya, Ratu Davianna yang
meninggal dalam usia muda akibat penyakit, kebuasan dan sifat keji Raja Hati
lebih sering muncul tanpa diduga. Ia mengendalikan pemerintahan dengan
pembagian 4 kelompok prajurit. Kartu Hati yang memiliki penampilan sempurna dan
menawan, bertugas di dalam istana, melindungi dan menjaga kerajaan beserta
isinya.
Kartu
Keriting yang senantiasa mengenakan busana kelabu, bertugas menegakkan keadilan
dan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya pada pelaku kejahatan. Kartu Wajik dengan
jubah ungu menyala, merupakan pelindung dan pengelola keuangan kerajaan serta
mencari sumber pemasukan untuk menambah kekayaan Raja. Kartu Waru adalah
kumpulan prajurit yang bertanggung jawab berhadapan langsung dengan dunia
gelap, peperangan, penjarahan dan tentu saja pengurus Menara Hitam – penjara
sekaligus tempat penyiksaan dari neraka bagi mereka yang dianggap tidak layak
diampuni.
Kisah
ini berpusat pada Putri Dinah – putri sulung sekaligus pewaris kerajaan saat ia
berusia 18 tahun, memerintah Wonderland mendampingi ayahnya. Namun hal itu
masih jauh karena saat ini, Dinah baru berusia 15 tahun. Sayangnya, karakter
utama kisah ini sama sekali tidak mengundang simpati, ia merupakan pencerminan
gadis manja, lumayan egois dan kurang memperhatikan kebutuhan atau kepentingan
orang-orang di sekelilingnya. Bisa jadi karena ia ditinggal oleh sang ibu saat
masih sangat kecil, bersama adiknya Charles yang kemudian berubah menjadi sosok
‘gila’ karena hidup di dalam dunianya sendiri. Situasi semakin memburuk karena
Raja Hati tidak menyukai kedua anaknya, dan berusaha menghindari mereka
sesering mungkin.
Charles
masih terlalu muda untuk memahami situasi yang terjadi di sekelilingnya,
apalagi mengingat ia disebut sebagai ‘Mad Hatter’ akibat perilakunya yang janggal.
Tapi Dinah cukup dewasa untuk mengingat kenangan masa-masa bahagia bersama ibu
mereka, dan tidak pernah memahami mengapa ayahnya ‘membenci’ dirinya. Apa pun
yang ia perbuat atau katakan selalu saja salah. Dan menginjak usia 15 tahun,
Dinah tahu kebencian ayahnya bukan sekedar khayalan semata, karena ia
‘mendatangkan’ gadis cilik nan elok dan menawan dengan gelar Duchess Vittiore
yang diakui sebagai anak haram, dan kini ditempatkan di istana sebagai
‘kesayangannya’ ...
Kehidupan
Dinah tidak pernah mudah, perilakunya yang tidak mencerminkan sosok putri raja
yang santun, kharismatik atau menawan, sebagaimana gambaran sang ibu yang
selalu dipuja oleh setiap orang, kini semakin berat karena ia
dibanding-bandingkan dengan Vittiore – gadis penurut bagai boneka yang
dikendalikan oleh ayahnya. Jika ada kelebihan (atau kekurangan) yang Dinah
miliki adalah sifatnya untuk selalu memberontak akibat amarah terpendam yang
semakin membara di hatinya. Satu-satunya pengharapan adalah kelak ia akan menempati
tampuk pemerintahan, sesuai hak lahirnya, dan jika ia menjadi Ratu Dinah, tidak
akan seorang pun berani menghina atau menertawakan dirinya, atau melecehkan
Charles sebagai bocah ‘gila’ ... sayangnya hal tersebut tidak akan pernah
terjadi, karena masa depan Dinah jauh dari impiannya selama ini.
Menulis
(ulang) adaptasi kisah klasik yang sudah dikenal luas bukanlah sesuatu yang
mudah, dan mau tidak mau akan selalu dibandingkan dengan versi aslinya. Penulis
mengakui bahwa ide penulisan kisah ini mengambil dari karya Lewis Carroll ‘Alice’s
Adventure in Wonderland’ – namun sebelumnya harus kuberikan peringatan,
jangan membayangkan sajian serupa (atau pun mendekati karakter hingga latar
belakang) dari versi aslinya. Ini lebih merupakan interpretasi penulis terhadap
kisah klasik tersebut, disertai imajinasi untuk menyajikan dunia Wonderland
yang kelam, penuh intrik, konflik serta skandal dengan tema romansa. Dikisahkan
melalui sudut pandang Dinah – putri pewaris Wonderland yang kemudian mendapati
realita kehidupan jauh sekali dari apa yang selama ini ia yakini, dan di saat
maut mendekati dirinya, kesadaran untuk berubah demi tujuan berbeda, mengajak
pembaca mengikuti jejak perjalanan barunya.
Sebagai
bacaan fantasi, kisah ini memiliki hal-hal yang menarik perhatianku, terutama
upaya menyingkap rahasia kelam seputar Wonderland serta sejarah panjang konflik
yang memicu perang tanpa henti. Namun hal ini tidak bertahan lama untuk membuat
rasa penasaranku berlanjut ke tahap berikutnya, karena beberapa hal. Pertama,
karakter utama Dinah, bukan cerminan yang kusukai, terlepas dari kepedihan
akibat perlakuan Raja Hati sebagai satu-satunya orang tua yang ia ketahui masih
hidup, perilaku Dinah lumayan menjengkelkan, tipikal gadis manja, mencari-cari
perhatian dengan cara yang salah, dan tentu saja kurang mengembangkan empati
terhadap permasalahan orang lain (kecuali menyangkut dirinya). Kedua, suasan
kelam dan misterius, dunia yang absurb dan penuh imajinasi layaknya ‘dunia’
yang diperkenalkan oleh Lewis Carroll, muncul dalam versi penulis, yang
menurutku ‘kurang’ dalam segi porsi, terasa serba tanggung ...
Ketiga,
seperti biasa kebanyakan penulis versi YA, kisah ini tidak lepas dari konflik
seputar romansa, daya jual yang nyaris dipastikan menjadi titik berat mayoritas
bacaan remaja (dan YA). Masuknya karakter Wardley Ghane – calon Panglima Kartu
Hati yang menjadi kepercayaan Raja Hati, sekaligus sahabat setia Dinah semenjak
kanak-kanak, turut memberikan warna tersendiri sepanjang kisah ini, namun
sekali lagi diriku ‘terbentur’ pada kondisi yang bisa kusimpulkan sebagai
‘kurang puas’ dengan pengembangan karakter maupun alur kisahnya. Apakah hal ini
disengaja mengingat ini buku pertama dari kisah yang dirancang sebagai trilogi,
entahlah, yang jelas bacaan sekitar 200 halaman ini tidak mampu menimbulkan
kesan khusus atau membuatku terpikat (kembali) untuk mengulangi pengalaman
membaca kisah ini. Terlalu simple, serta kurangnya detil-detil pada ide awal
yang muncul di awal-awal kisah ... atau lanjut ke buku ke-2 ???
Judul Asli : THE CROWN
[ book 1 of QUEEN OF HEARTS Series ]
Copyright © 2014 by Colleen Oakes
Rate : 2 of 5
Tentang Penulis :
Colleen
Oakes adalah penulis serial Queen of Hearts dan Elly in Bloom. Ia menerima
gelar B.A. dalam Creative Writing di Concordia College, Bronxville, New York
dan kini menandatangani kontrak dengan SprakPress, imprint dari BookSparks. Ia
juga anggota Rocky Mountain Fiction Writers yang bangga. Ia tinggal di Denver
bersama suami dan putranya, di mana waktu luangnya dihabiskan untuk menulis,
membaca dan mengelola blognya. Queen of Heart adalah serial fantasi pertamanya.
Dan kini ia mempersiapkan dongeng fantasi lainnya berjudul Wendy Darling.
[ more about the author & related works, just check at here : Colleen Oakes | on
Goodreads | at Twitter ]
Best
Regards,
@HobbyBuku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/