Books “ NEGERI YANG BUAS”
Judul
Asli : CITY OF THE BEAST ( book 1 of
City of The Beast Trilogy )
Copyright
© 2002 by Isabel Allende
Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
Alih
Bahasa : Fanny Yuanita
Editor
: Rini Nurul Badariah
Desain
Cover by Gama Marhaendra
Cetakan
I : Desember 2011 ; 352 hlm
Sinopsis
:
Alex
Cold – pemuda berusia lima belas tahun, suatu pagi terbangun dari mimpi buruk tentang burung
nasar raksasa yang menabrak jendela kaca rumahnya hingga pecah dan membawa
pergi ibunya. Ia merasa suatu pertanda aneh membayangi keluarganya – sesuatu
yang telah sekian lama menggerogoti kebahagiaan mereka. Ibunya – Lisa Cold,
wanita yang cantik dan ceria, terserang penyakit kanker yang menyebabkan
dirinya tak mampu beraktifitas seperti biasanya, hanya bergelung di kamar,
lemas dan kesakitan. Sang ayah : John Cold berusaha sebisanya membagi waktu
antara pekerjaannya sebagai dokter sekaligus merawat istrinya dan mengasuh
ketiga anaknya, Alex, Andrea dan Nicole.
Kondisi Lisa semakin lama semakin
memburuk sehingga ia membutuhkan ketenangan serta perawatan intensif, maka John
Cold mengambil keputusan untuk mengirim anak-anaknya kepada nenek-nenek mereka.
Andrea dan Nicole dititipkan kepada nenek Carla – ibu Lisa, sedangkan Alex akan
berangkat ke Amazon bersama ibu John – nenek Kate, yang bekerja sebagai penulis
di International Geography.
Alex
menolak pergi dengan Kate, karena nenek mereka ini sangat eksentrik, sama
sekali bukan tipe nenek lembut dan penyayang, ia keras dan tangguh, dan
tindakannya seringkali menakutkan bagi menantu maupun cucu-cucunya. Tapi John
tidak mau ada sanggahan apa pun dari anak-anaknya, rencana sudah dibuat, dan
harus dilaksanakan. Maka dalam dua hari Alex berangkat meninggalkan kediamannya
di pesisir pantai California, menuju kota besar New York – tempat tinggal nenek
Kate.
Setibanya
di bandara New York, Alex harus menunggu berjam-jam namun nenek Kate tidak
tampak batang hidungnya. Ia telah mencoba menelepon rumahnya namun hanya
berdering-dering tanpa ada yang mengangkat. Ketika ia akhirnya sampai pada
batas kesabarannya, seorang gadis mendekatinya, menawarkan mengantarkan Alex ke
tempat tujuan dengan naik bis. Gadis bernama Morgana itu sejak awal sudah
menunjukkan hendak mencari gara-gara, bahkan menawarkan obat-obat terlarang kepadanya.
Alex berusaha menghindar, namun pada akhirnya ia tertipu sehingga ransel yang
berisi seluruh bawaannya beserta uangnya lenyap dicuri. Sendirian tak tahu
tujuan, Alex berusaha menemukan alamat tempat tinggal neneknya di kota sebesar
New York. Akhirnya setelah berjalan sekian lama, tengah malam buta yang dingin
dengan salju mulai turun, sampailah Alex di depan rumahnya neneknya dengan
selamat.
Neneknya
Kate ( yang tidak pernah mau dipanggil nenek ) menyambut kedatangannya dengan
caranya yang khas, tanpa kelembutan hanya bicara blak-blakan seringkali menusuk
tajam. Ia berusia 64 tahun, dengan tubuh kurus tapi berotot kuat, dengan rambut
sangat pendek yang dipotongnya sendiri, suka berpakaian jenis sama yaitu celana
baggy dengan jaket tanpa lengan dengan saku banyak guna mengantongi segala
jenis benda yang dibutuhkan untuk menghadapi bencana. Kate bukan orang yang suka memeluk sayang
atau mengucapkan kata-kata kasih, bahkan ia sama sekali tidak suka
bertele-tele. Maka untuk mempersiapkan keberangkatan Alex, ia memberikan buku
panduan yang harus dibacanya sendiri serta perintah apa yang harus dibawa. Ia
juga memberikan flute peninggalan Joseph Cold – kakek Alex, seorang pemain
flute legendaris, sebagai pengganti flute Alex yang hilang dicuri beserta ranselnya.
Petualangan
Kate dan Alex memasuki jantung hutan Amazon di perbatasan Brazil dan Venezuela
segera dimulai. Setelah penerbangan berjam-jam akhirnya mereka tiba di Manaos –
kota besar modern tempat pertemuan Sungai Amazon dan Sungai Rio Negro, di mana
para anggota ekspedisi International Geographic berkumpul. Selain Alex dan
Kate, yang ditunjuk sebagai penulis kisah ekspedisi mencari Makhluk Buas –
makhluk raksasa yang mirip manusia primitif, ada juga Timothy Bruce –
fotografer berkebangsaan Inggris dengan asistennya – Joel Gonzalez, serta
pimpinan ekspedisi Profesor Ludovic Leblanc – seorang antropolog terkenal. Mereka
harus meneruskan perjalanan dengan kapal pengangkut menyusuri Sungai Rio Negro
yang panjang menuju Santa Maria de la Lluvia – tempat peradaban terakhir yang
menjadi persinggahan mereka, di mana Cesar Santos, sang pemandu telah menanti.
Setibanya
rombongan, sebagian melepas lelah setelah perjalanan beberapa hari, sebagian
dengan Cesar Santos mempersiapkan peralatan dan mempelajari rute guna
perjalanan ekspedisi. Alex yang tidak terlibat, menghabiskan waktu mengamati
serta berjalan-jalan di sekeliling perkampungan kecil itu, didampingi Nadia
Santos – putri Cesar Santos yang berusia sekitar 12-13 tahun, gadis lincah
dengan Boroba – monyet hitam kecil peliharaannya. Nadia fasih berbahasa Inggris
juga lancar berkomunikasi dengan bangsa Indian serta Amazon di wilayah itu. Selain itu gadis ini memiliki kemampuan
melihat hal-hal yang tak terlihat. Suatu kali Alex diajak masuk ke dalam hutan,
menemui Walimai – cenayang Indian, penyihir yang hebat. Beliau memberikan jimat
kepada Nadia yang dapat ditiup saat ia dalam bahaya dan membutuhkan bantuan
Walimai. Karena beliau mengatakan bahwa Alex dan Nadia adalah jiwa-jiwa murni
yang dipanggil dalam pencarian Makhluk Buas.
Keberangkatan
rombongan kecil ekspedisi tersebut berubah menjadi lebih banyak akibat beberapa
peristiwa yang terjadi selama persinggahan mereka di Santa Maria de la Lluvia. Selain
anggota tetap sebelumnya, ditambah Nadia Santos yang bersikeras untuk ikut,
demikian juga Dr. Omayra Torres – dokter cantik yang berniat memberikan
vaksinasi bagi suku Indian pedalaman, Kapten Ariosto – komandan barak local mengirimkan
lima orang prajuritnya, Matuwe – pemandu berkebangsaan Indian yang dipekerjakan
oleh Cesar Santos, serta Karakawe – orang Indian yang disewa sebagai asisten
Ludoviv Leblanc.
Selama
perjalanan, Nadia dan Alex saling
mengawasi dan mengamati rekan seperjalanan mereka, terutama setelah mereka
mendengar pembicaraan rahasia antara Kapten Ariosto dengan Mauro Carias –
pengusaha kaya yang mendatangkan rombongan International Geographic untuk
mencari Makhluk Buas. Pembicaran sepotong yang mengatakan adanya indikasi
mereka menggunakan perjalanan ekspedisi untuk tujuan tidak baik … dan ada
mata-mata yang dikirim sebagai anggota ekspedisi. Tanpa mengetahui siapa
mata-mata itu, maka mereka harus mewaspadai siapa saja.
Dan
bukan hal yang mudah, karena perjalanan mereka tidak selalu lancar, mulai
gangguan cuaca buruk, musuh-musuh tak terlihat yang membidikkan panah beracun
ke rombongan, hingga memakan korban jiwa. Hewan-hewan buas yang muncul tak
terduga, Joel Gonzalez – asisten Timothy Bruce, nyaris tewas terbelit Anakonda,
selamat tapi mengalami luka dalam sangat parah sehingga harus dikirim kembali
ke peradaban modern agar dapat diselamatkan. Dan tentu saja keberadaan Makhluk
Buas yang dicari-cari. Kengerian mulai mencekam rombongan karena mereka merasa
ada yang senantiasa mengawasi namun tak terlihat wujudnya. Rombongan yang
semula banyak, perlahan menyusut, ada yang tewas, ada yang terluka parah, ada
yang menghilang tanpa jejak, kemudian ditemukan dalam kondis mengenaskan.
Nadia
yang memiliki jimat Walimai serta Alex yang selama perjalanan juga menerima
penglihatan akan kekuatan totem-nya Jaguar, orang-orang yang mampu melihat
keberadaan Manusia-Manusia Kabut – orang-orang Tidak Kasat Mata, suatu suku
Indian terpencil dan paling misterius di Amazon. Dan karena hanya mereka yang
bisa melihat, maka suatu hari tanpa terduga, Nadia dan Alex ‘diculik’ oleh
Manusia-Manusia Kabut, menuju pemukiman mereka, jauh di pedalaman Amazon yang
tak diketahui, memasuki hutan, mendaki puncak gunung yang curam, menerobos air
terjun yang deras … semuanya karena Manusia-Manusia Kabut percaya bahwa kedua
anak itu merupakan kunci dari misteri yang menyelubungi Amazon. Bahwa bahaya
ancaman Rahakanariwa – roh burung kanibal yang muncul saat awal kematian dan
kerusakan dimulai, hanya dapat ditanggulangi oleh kekuatan jiwa totem Alex
“sang Jaguar” Cold dan Nadia “sang Elang” Santos ….
Kesan :
Terbiasa
dengan sajian novel Isabel Allende yang penuh dengan kisah percampuran etnik budaya
serta konflik pribadi, sungguh sangat menakjubkan kali ini beliau menambahkan
unsur petualangan serta fantasi memanfaatkan legenda dan mitos kuno. Dengan
tetap mempertahankan detil lokasi, penggambaran serta nuasa Amazon yang indah,
primitif, berbahaya namun mengundang daya tarik, serta tokoh utama pasangan
remaja yang digambarkan masih memiliki jiwa murni yang mampu melihat sesuatu
yang tak dapat dilihat oleh orang dewasa …
Pembaca akan dibawa memasuki dunia imajinasi serta menikmati keindahan alam liar Amazon, kuil-kuil kuno, kota legenda El Dorado yang konon terbentuk dari emas dan batu permata, makhluk-makhluk purbakala serta dongeng seperti naga, burung raksasa, manusia raksasa, serta dunia mistis dan sihir, dunia yang dipercaya tempat para dewa berada dan hanya makhluk pilihan yang bisa datang melihat langsung ...
Dan
menjelang ending, kisah perjuangan Alex dan Nadia dalam ujian membuktikan
‘kekuatan jiwa’ untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan namun harus pula
dibayar dengan pengorbanan yang tidak kecil, sungguh sangat menyentuh karena
pada akhirnya mereka memilih untuk kepentingan orang lain daripada keinginan
pribadi mereka masing-masing. Alex memilih keselamatan ibunya – Linda, yang
sekarat, dan Nadia memilih kepentingan suku Indian Amazon yang menjadi tanggung
jawabnya.
Ini
salah satu buku rekomendasi yang layak dibaca dan dikoleksi, hanya dalam
semalam kuhabiskan membacanya karena tak bisa melepaskan diri dari rasa
penasaran akan petualangan yang terjadi pada setiap halamannya. Dan sungguh tak
sabar menantikan kelanjutan petualangan Alex dan Nadia di buku kedua “Kingdom
of The Golden Dragon” (^_^)
Isabel
Allende lahir di Lima, Peru pada tahun 1942, dan tumbuh dewasa di Cil. Ia
meninggalkan Cile setelah pamannya – Presiden Salvador Allende, dibunuh pada
tahun 1974. Ia bekerja di Venezuela dari tahun 1975 sampai 1984, kemudian
pindah ke Amerika. Kini ia tinggal di California bersama suaminya, Willie
Gordon. Ia pernah bekerja sebagai pembawa acara televisi, jurnalis, penulis
skenario, dan penulis buku anak-anak.
Buku
dewasa pertamanya, The House of the
Spirit yang mendapat sambutan hangat, diterbitkan di Barcelona, Spanyol
tahun 1982 dan diterjemahkan ke dalam 27 bahasa, dan mendapat penghargaan Best
Novel of the Year di Cile. Novel ini juga diadaptasi ke layar lebar dengan
pemeran-pemeran watak seperti Jeremy Irons (Esteban Trueba), Meryl Streep
(Clara Trueba), Winona Ryder (Blanca Trueba), Glen Close (Ferula Trueba), dan
Antonio Banderas (Pedro Tercero Garcia). Sementara Daughter of Fortune yang merupakan hasil riset tujuh tahun,
dijadikan buku pilihan Oprah’s Book Club pada Februari 2000. Kemudian
kelanjutannya, buku kedua Potret of Sepia
terbit pada tahun 2000. Diterbitkan tahun 2002, City of the Beasts merupakan novel Young Adult pertamanya. Novel
yang berlatar belakang hutan Amazon ini adalah bagian pertama dari trilogi
kisah petualangan.Menyusul judul kedua Kingdom
of the Golden Dragon dengan seting pegunungan Himalaya, dan buku ketiga Forest of the Pygmies menggunakan nuansa
eksotik Kenya, Afrika.
Isabel
memiliki kebiasaan menulis yang sangat metodis, yang bagi beberapa orang
mungkin terlihat merepotkan. Ia menulis di depan komputernya setiap hari dari
pukul 09.00 sampai 19.000. ia duduk mengerjakan novel di sebuah tempat yang
disebutnya sebagai “pondok kecil dekat taman”. Saat menulis ia lebih memilih
keheningan daripada menyetel musik, dan rutinitasnya termasuk : “Aku selalu
mulai menulis pada tanggal 8 Januari” karena tepat pada tanggal 8 Januari 1981
ketika di Venezuela, ia menerima kabar tentang kakek tercinta yang sedang
sekarat. Ia mulai menulis surat kepada kakeknya semenjak itu hingga ia
meninggal, dan surat-surat itu menjadi bahan pembuatan novel pertamanya “The House of the Spirit” , dan ia
menganggap tanggal itu tanda keberuntungan. Jika ada yang bertanya bagaimana ia
memulai bukunya, ia akan menjawab, “Dengan kalimat pertama yang datang dari
rahimku, bukan benakku.”
Best
Regards,
*HobbyBuku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/