Translate

Tuesday, June 12, 2012

QtM "XAR dan VICHATTAN with Bonmedo Tambunan"


Dear Fantasy-Mania, 
Mulai bulan Juni 2012, Hobby Buku akan menampilkan 'tamu' yang akan dibahas secara lebih dalam lewat kedua blog fantasi, blog "My Fantasy Dreamland" (khusus bacaan serial) dan blog "Alice's Wonderland" (khusus bacaan non-serial).

Tema yang bertajuk "Quest of the Month" (QtM) ini akan tampil untuk memberikan informasi lebih dari sekedar review bacaan biasa, melingkupi semua topik yang berkaitan seputar dunia buku.

Dan untuk permulaan awal di bulan ini, lewat blog My Fantasy Dreamland akan dimuat tentang buku-buku fantasi karya anak bangsa (bukan buku terjemahan) serta pengenalan lebih lanjut tentang buku, penulis serta dunia seputar topik tersebut. Saat ini target minimal sebulan sekali akan diundang 'tamu' baru untuk diperkenalkan lebih dalam kepada para penggemar fantasi di mana saja. 

Nah, tanpa menunggu lebih lama, yuk kita segera bertemu dengan tamu di blog Hobby Buku ini ...

 
Bonmedo Tambunan, pria yang akrab dipanggil dengan nama Boni ini lahir di Jakarta, pada tanggal 24 januari 1976. Saat ini selain menekuni hobinya sebagai seorang penulis, Boni juga berprofesi sebagai banker di salah satu bank berskala international di Jakarta. 

Pria yang mempunyai hobi membaca, bermain game, dansa ballroom, dan menulis ini mengaku tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di Jakarta (1993), Boni melanjutkan pendidikannya di bidang komputer dan bisnis di salah satu universitas di Amerika (1993-1977). Di sanalah Boni mulai menekuni hobi menulis yang kerap dilakukannya untuk mengisi waktu luang di sela-sela kuliah. 

Terinspirasi oleh buku-buku seperti The Lord of The Ring Trilogy, The Hobbit, dan serial The Wheel of Time, Boni lalu memilih genre fantasi sebagai topik pilihan penulisannya. Cukup banyak yang dihasilkan, tetapi tidak pernah terpikir olehnya untuk menerbitkan karya-karya tulisnya itu. Bahkan kemudian karya-karyanya itu sempat terlupakan di tengah kesibukan kerja dan hobi-hobinya yang lain. 

Di tahun 2009, salah satu karyanya yang berawal dari keisengannya mengikuti sebuah lomba menulis di internet sewaktu masih kuliah, berhasil diterbitkan. Novel fiksi fantasi Xar & Vichattan – Takhta Cahaya, yang diterbitkan oleh Adhika Pustaka adalah buku pertamanya, yang kemudian dilanjutkan dengan buku kedua Xar & Vichattan : Prahara dan buku ketiga Empat Tubuh Statera. 

Boni juga aktif sebagai juri dari lomba menulis cerpen fantasi bertaraf nasional, yang diprakarsai oleh sebuah perkumpulan penulis fantasi Indonesia, Kastil Fantasi. Karya-karyanya berupa cerpen juga telah diterbitkan di dalam buku yang adalah hasil dari lomba tersebut, Fantasy Fiesta 2010 dan Fantasy Fiesta 2011.


Wawancara dengan Bonmedo Tambunan : 

Q : Hi Boni, sebagai seorang penulis tentunya suka sekali membaca buku, bacaan apa yang paling berpengaruh dalam pembuatan novel Xar & Vichattan ini, dan bisa sebutkan alasannya 

A : Betul sekali, Maria. Sejak kecil saya memang sudah suka membaca. Dan sebetulnya tidak hanya fantasi. Saya juga banyak membaca dari genre-genre yang lain. Mengenai bacaan apa yang paling berpengaruh di dalam pembuatan XV, ada beberapa. Salah satu yang paling berpengaruh adalah adalah novel seri Wheel Of Time, karya Robert Jordan. Dari seri ini saya belajar banyak untuk mengembangkan alur yang terpisah dan kompleks, sebagaimana juga yang saya terapkan di dalam XV terutama buku ke 2 dan 3. Lalu bacaan yang lain adalah Dungeon & Dragon series, Dragon Lance series, dan juga Lord of the Ring, di mana saya banyak mengembangkan karakter-karakter fantasi saya dengan berbasiskan seri2 yang saya sebut di atas, tentunya dengan menambahkan variasi saya sendiri.


Q : Apakah ada buku bacaan yang paling berkesan semasa kecil ? 

A : The Hobbit karya J.R.R. Tolkien 

Q : Dari mana ide awal pembuatan kisah Xar & Vichattan ini ? Apakah tokoh utama yang masih anak-anak ini mengambil dari contoh kesuksesan kisah Harry Potter ?

A : Apakah mengambil dari contoh kesuksesan Harry Potter, sama sekali tidak. Xar & Vichattan sudah dibuat konsep awalnya sejak tahun 1993/1994, jauh sebelum masa kepopuleran Harry Potter.

Ide awal cerita XV sebetulnya sangat sederhana. Kebetulan saya iseng-iseng ikutan nanowrimo, yaitu ajang menulis bersama di internet, yang bertujuan untuk memancing penulis untuk actually 'menulis'. Buat yang belum tahu apa itu nanowrimo, bisa melihat di web National Novel Writing Month
. Intinya, orang2 yang ikut "nanowrimo" ini, harus memaksa dirinya untuk menulis 50,000 kata dalam waktu satu bulan. Bukan suatu tugas yang mudah tentunya. Dan karena itu ide awal yang ingin saya tampilkan untuk nanowrimo ini sangat sederhana, yaitu cerita empat orang anak yang bisa menyelamatkan dunia. Tetapi ternyata, di dalam perkembangannya, cerita yang bermula sederhana, berubah menjadi hidup, dan berkembang menjadi sekompleks cerita yang sekarang. 

Q : Penggunaan nama dan istilah yang merupakan kombinasi antara bahasa asing dengan bahasa Indonesia apakah memang disengaja seperti itu ? Misalnya kombinasi panggilan Tiarawati Felicia au Keisia atau Biarawati Agung Mirell kar Illaisa ?

A : Jawabannya adalah Ya, itu disengaja. Saya mencoba membawa pembaca ke dunia yang lain, karena itulah saya menggunakan nama-nama yang asing kedengaran di telinga pembaca untuk dapat mewujudkan itu. Tetapi saya juga ingin agar pembaca, walaupun ini adalah fantasi, tapi bisa merasa bahwa cerita ini adalah real. Karena itu saya menggabungkannya dengan bahasa yg sudah akrab dengan telinga pembaca.

Q : Berapa sebenarnya usia Dalrin, Antessa, Kara dan Gerome ? Jika tidak salah Dalrin pernah disebutkan baru berusia 14 tahun di buku pertama, apakah berarti mereka berempat berusia sama ? Dan bagaimana dengan masalah ‘jatuh-cinta’ antara Dalrin dan Kara, bukankah mereka masih terlalu kanak-kanak untuk mengalami hal tersebut ?

A :  Ya, mereka berusia sepantaran, di usia 13-14 tahun pada saat XV dimulai. Cerita XV seri ahli waris cahaya, mengambil waktu 2-3 tahun. Dan pada saat masalah 'jatuh cinta' itu terjadi, masing2 sudah berusia 16-17 tahun, which is the right age. 

Q : Saat ini kisah Xar & Vichattan telah selesai sampai dengan buku ketiga, apakah ada rencana dalam waktu dekat membuat sekuel atau bahkan prekuel dari Xar & Vichattan ? 

A : Rencana tentunya ada. Banyak aspek yang masih bisa dikembangkan dari XV. Tetapi dalam waktu dekat ini saya sedang mengerjakan proyek yang lain.

Q : Apa proyek baru yang sedang dikerjakan dalam tahun 2012 ini ? 

A : Ada beberapa sebetulnya. Ada pengembangan dari cerpen Rhytma yang terbit di dalam Anthology Fantasy Fiesta 2010. Ini penggabungan antara dunia dansa ballroom yang juga saya geluti, dengan fantasi. Juga saya tergabung sebagai salah satu juri di dalam lomba menulis cerpen Fantasy Fiesta 2012. Dan ada beberapa proyek lain yang masih belum dapat saya share sekarang.

Thirty days and nights of literary abandon

Q : Wah, sepertinya menarik kisah tentang dunia dansa ballroom 'mixed' dgn fantasi, berarti dari ide awal cerpen tersebut akan dikembangkan menjadi sebuah novel ? 

A : Ya, sekarang saya sedang mencoba mengembangkan cerpen Rhytma menjadi sebuah novel. Masih berjuang, tapi hopefully dapat selesai dalam waktu dekat.

Q : Tampaknya selain proyek penulisan pribadi, Boni juga sangat tertarik untuk membantu calon-calon penulis melalui lomba penulisan Fantasy Fiesta ini, adakah saran atau masukan bagi mereka ? 

A : Jawaban saran buat penulis fantasy: ini lebih untuk penulisan cerpen dalam ajang Fantasy Fiesta:
1. Konfliks pada cerita harus disesuaikan dengan target panjang cerita. Berhubung ini cerpen, dengan jumlah kata yang terbatas, hindari untuk membuat cerita yang terlalu kompleks, dan terlalu banyak karakter di dalamnya.
Ini untuk mencegah terjadinya cerita yg terasa tidak selesai, dan/atau banyaknya karakter yang tidak cukup mendapatkan karakterisasi.
2. Perhatikan Logika dari cerita. Cerita fantasi yang baik adalah cerita yang walaupun 'out of this world' tapi terasa masuk di akal. Walaupun ini cerpen, kembali dengan jumlah kata yg terbatas, penulis diharapkan untuk dpt membuat pembacanya masuk dan mengalami fantasi yg ada. Keep asking "why" dan "how" setiap kali Anda menuliskan sesuatu yg fantastis, dan mencoba untuk menuliskan jawabannya di dalam cerita, adalah salah satu cara untuk menjaga Logika di dalam cerita. Hindari berasumsi bahwa pembaca tahu apa yang anda maksud, tanpa menuliskannya di dalam cerita.


Jika Anda ingin berkomunikasi langsung dengan Bonmedo Tambunan, silahkan langsung menghubungi :
Akun FB : Bonmedo Tambunan
Akun Twitter : @Bonmedo

Best Regards,
* Hobby Buku *

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...