Mulai bulan Juni 2012, Hobby Buku akan menampilkan 'tamu' yang akan dibahas secara lebih dalam lewat kedua blog fantasi, blog "My Fantasy Dreamland" (khusus bacaan serial) dan blog "Alice's Wonderland" (khusus bacaan non-serial).
Tema yang bertajuk "Quest of the Month" (QtM) ini akan tampil untuk memberikan informasi lebih dari sekedar review bacaan biasa, melingkupi semua topik yang berkaitan seputar dunia buku.
Dan untuk permulaan awal di bulan ini, lewat blog My Fantasy Dreamland akan dimuat tentang buku-buku fantasi karya anak bangsa (bukan buku terjemahan) serta pengenalan lebih lanjut tentang buku, penulis serta dunia seputar topik tersebut. Saat ini target minimal sebulan sekali akan diundang 'tamu' baru untuk diperkenalkan lebih dalam kepada para penggemar fantasi di mana saja.
Nah, tanpa menunggu lebih lama, yuk kita segera bertemu dengan tamu di blog Hobby Buku ini ...
Bonmedo Tambunan, pria yang
akrab dipanggil dengan nama Boni ini lahir di Jakarta, pada tanggal 24 januari
1976. Saat ini selain menekuni hobinya sebagai seorang penulis, Boni juga
berprofesi sebagai banker di salah satu bank berskala international di Jakarta.
Pria yang mempunyai hobi
membaca, bermain game, dansa ballroom, dan menulis ini mengaku tidak pernah
bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Setelah menyelesaikan Sekolah Menengah
Atas di Jakarta (1993), Boni melanjutkan pendidikannya di bidang komputer dan
bisnis di salah satu universitas di Amerika (1993-1977). Di sanalah Boni mulai
menekuni hobi menulis yang kerap dilakukannya untuk mengisi waktu luang di
sela-sela kuliah.
Terinspirasi oleh buku-buku
seperti The Lord of The Ring Trilogy,
The Hobbit, dan serial The Wheel of Time, Boni lalu memilih
genre fantasi sebagai topik pilihan penulisannya. Cukup banyak yang dihasilkan,
tetapi tidak pernah terpikir olehnya untuk menerbitkan karya-karya tulisnya
itu. Bahkan kemudian karya-karyanya itu sempat terlupakan di tengah kesibukan
kerja dan hobi-hobinya yang lain.
Di tahun 2009, salah satu
karyanya yang berawal dari keisengannya mengikuti sebuah lomba menulis di
internet sewaktu masih kuliah, berhasil diterbitkan. Novel fiksi fantasi Xar
& Vichattan – Takhta Cahaya, yang diterbitkan oleh Adhika Pustaka adalah
buku pertamanya, yang kemudian dilanjutkan dengan buku kedua Xar &
Vichattan : Prahara dan buku ketiga Empat Tubuh Statera.
Boni juga aktif sebagai juri
dari lomba menulis cerpen fantasi bertaraf nasional, yang diprakarsai oleh
sebuah perkumpulan penulis fantasi Indonesia, Kastil Fantasi. Karya-karyanya
berupa cerpen juga telah diterbitkan di dalam buku yang adalah hasil dari lomba
tersebut, Fantasy Fiesta 2010 dan Fantasy Fiesta 2011.
Q : Hi Boni, sebagai seorang
penulis tentunya suka sekali membaca buku, bacaan apa yang paling berpengaruh
dalam pembuatan novel Xar & Vichattan ini, dan bisa sebutkan alasannya
A : Betul sekali, Maria. Sejak
kecil saya memang sudah suka membaca. Dan sebetulnya tidak hanya fantasi. Saya
juga banyak membaca dari genre-genre yang lain. Mengenai bacaan apa yang paling
berpengaruh di dalam pembuatan XV, ada beberapa. Salah satu yang paling
berpengaruh adalah adalah novel seri Wheel Of Time, karya Robert Jordan. Dari
seri ini saya belajar banyak untuk mengembangkan alur yang terpisah dan
kompleks, sebagaimana juga yang saya terapkan di dalam XV terutama buku ke 2
dan 3. Lalu bacaan yang lain adalah Dungeon & Dragon series, Dragon Lance
series, dan juga Lord of the Ring, di mana saya banyak mengembangkan
karakter-karakter fantasi saya dengan berbasiskan seri2 yang saya sebut di
atas, tentunya dengan menambahkan variasi saya sendiri.
Q : Apakah ada buku bacaan yang paling berkesan semasa kecil ?
Q : Apakah ada buku bacaan yang paling berkesan semasa kecil ?
A : The Hobbit karya J.R.R.
Tolkien
Q : Dari mana ide awal
pembuatan kisah Xar & Vichattan ini ? Apakah tokoh utama yang masih
anak-anak ini mengambil dari contoh kesuksesan kisah Harry Potter ?
A : Apakah mengambil dari
contoh kesuksesan Harry Potter, sama sekali tidak. Xar & Vichattan sudah
dibuat konsep awalnya sejak tahun 1993/1994, jauh sebelum masa kepopuleran
Harry Potter.
Ide awal cerita XV sebetulnya sangat sederhana. Kebetulan saya iseng-iseng ikutan nanowrimo, yaitu ajang menulis bersama di internet, yang bertujuan untuk memancing penulis untuk actually 'menulis'. Buat yang belum tahu apa itu nanowrimo, bisa melihat di web National Novel Writing Month. Intinya, orang2 yang ikut "nanowrimo" ini, harus memaksa dirinya untuk menulis 50,000 kata dalam waktu satu bulan. Bukan suatu tugas yang mudah tentunya. Dan karena itu ide awal yang ingin saya tampilkan untuk nanowrimo ini sangat sederhana, yaitu cerita empat orang anak yang bisa menyelamatkan dunia. Tetapi ternyata, di dalam perkembangannya, cerita yang bermula sederhana, berubah menjadi hidup, dan berkembang menjadi sekompleks cerita yang sekarang.
Ide awal cerita XV sebetulnya sangat sederhana. Kebetulan saya iseng-iseng ikutan nanowrimo, yaitu ajang menulis bersama di internet, yang bertujuan untuk memancing penulis untuk actually 'menulis'. Buat yang belum tahu apa itu nanowrimo, bisa melihat di web National Novel Writing Month. Intinya, orang2 yang ikut "nanowrimo" ini, harus memaksa dirinya untuk menulis 50,000 kata dalam waktu satu bulan. Bukan suatu tugas yang mudah tentunya. Dan karena itu ide awal yang ingin saya tampilkan untuk nanowrimo ini sangat sederhana, yaitu cerita empat orang anak yang bisa menyelamatkan dunia. Tetapi ternyata, di dalam perkembangannya, cerita yang bermula sederhana, berubah menjadi hidup, dan berkembang menjadi sekompleks cerita yang sekarang.
Q : Penggunaan nama dan istilah
yang merupakan kombinasi antara bahasa asing dengan bahasa Indonesia apakah
memang disengaja seperti itu ? Misalnya kombinasi panggilan Tiarawati Felicia
au Keisia atau Biarawati Agung Mirell kar Illaisa ?
A : Jawabannya adalah Ya, itu
disengaja. Saya mencoba membawa pembaca ke dunia yang lain, karena itulah saya
menggunakan nama-nama yang asing kedengaran di telinga pembaca untuk dapat
mewujudkan itu. Tetapi saya juga ingin agar pembaca, walaupun ini adalah
fantasi, tapi bisa merasa bahwa cerita ini adalah real. Karena itu saya
menggabungkannya dengan bahasa yg sudah akrab dengan telinga pembaca.
Q : Berapa sebenarnya usia
Dalrin, Antessa, Kara dan Gerome ? Jika tidak salah Dalrin pernah disebutkan
baru berusia 14 tahun di buku pertama, apakah berarti mereka berempat berusia
sama ? Dan bagaimana dengan masalah ‘jatuh-cinta’ antara Dalrin dan Kara,
bukankah mereka masih terlalu kanak-kanak untuk mengalami hal tersebut ?
A : Ya, mereka berusia sepantaran, di usia 13-14
tahun pada saat XV dimulai. Cerita XV seri ahli waris cahaya, mengambil waktu
2-3 tahun. Dan pada saat masalah 'jatuh cinta' itu terjadi, masing2 sudah
berusia 16-17 tahun, which is the right age.
Q : Saat ini kisah Xar &
Vichattan telah selesai sampai dengan buku ketiga, apakah ada rencana dalam
waktu dekat membuat sekuel atau bahkan prekuel dari Xar & Vichattan ?
A : Rencana tentunya ada.
Banyak aspek yang masih bisa dikembangkan dari XV. Tetapi dalam waktu dekat ini
saya sedang mengerjakan proyek yang lain.
Q : Apa proyek baru yang sedang
dikerjakan dalam tahun 2012 ini ?
A : Ada
beberapa sebetulnya. Ada pengembangan dari cerpen Rhytma yang terbit di dalam
Anthology Fantasy Fiesta 2010. Ini penggabungan antara dunia dansa ballroom
yang juga saya geluti, dengan fantasi. Juga saya tergabung sebagai salah satu
juri di dalam lomba menulis cerpen Fantasy Fiesta 2012. Dan ada beberapa proyek
lain yang masih belum dapat saya share sekarang.
Thirty days and nights of literary abandon
Q : Wah, sepertinya menarik kisah tentang dunia dansa ballroom 'mixed' dgn fantasi, berarti dari ide awal cerpen tersebut akan dikembangkan menjadi sebuah novel ?
A : Ya, sekarang saya sedang mencoba mengembangkan cerpen Rhytma menjadi sebuah novel. Masih berjuang, tapi hopefully dapat selesai dalam waktu dekat.
Q : Tampaknya selain proyek
penulisan pribadi, Boni juga sangat tertarik untuk membantu calon-calon penulis
melalui lomba penulisan Fantasy Fiesta ini, adakah saran atau masukan bagi
mereka ?
A : Jawaban saran buat penulis fantasy: ini lebih untuk penulisan cerpen dalam ajang Fantasy Fiesta:
1. Konfliks pada cerita harus disesuaikan dengan target panjang cerita. Berhubung ini cerpen, dengan jumlah kata yang terbatas, hindari untuk membuat cerita yang terlalu kompleks, dan terlalu banyak karakter di dalamnya.
Ini untuk mencegah terjadinya cerita yg terasa tidak selesai, dan/atau banyaknya karakter yang tidak cukup mendapatkan karakterisasi.
2. Perhatikan Logika dari cerita. Cerita fantasi yang baik adalah cerita yang walaupun 'out of this world' tapi terasa masuk di akal. Walaupun ini cerpen, kembali dengan jumlah kata yg terbatas, penulis diharapkan untuk dpt membuat pembacanya masuk dan mengalami fantasi yg ada. Keep asking "why" dan "how" setiap kali Anda menuliskan sesuatu yg fantastis, dan mencoba untuk menuliskan jawabannya di dalam cerita, adalah salah satu cara untuk menjaga Logika di dalam cerita. Hindari berasumsi bahwa pembaca tahu apa yang anda maksud, tanpa menuliskannya di dalam cerita.
Jika Anda ingin berkomunikasi
langsung dengan Bonmedo Tambunan, silahkan langsung menghubungi :
Akun FB : Bonmedo Tambunan
Akun Twitter : @Bonmedo
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/