Translate

Monday, July 23, 2012

Books "THE MARKED SON"



Judul Asli : THE MARKED SON
Copyright © by Shea Berkley
Penerbit Mizan Fantasi / Penerbit Bentang
Alih Bahasa : Selviya Hana
Editor : Dhewiberta
Proofreader : Fitriana & Pritameani
Desain Sampul : Heather Howland
Gambar Sampul : Andrejs Pidjase & Wyldraven
Cetakan I : Mei 2012 ; 536 hlm 

~ Negara Amerika Serikat | Dunia Bumi ~
Dylan Kennedy baru berusia 17 tahun, dalam masa akhir pendidikan di SMU ketika ‘lagi-lagi’ sang ibu menariknya berpindah ke kota lain. Ia sudah terbiasa dengan ketidak-normalan hidupnya, ketika ibunya berpindah dari satu kota ke kota lain, hampir sesering ia berpindah dari ‘teman-pria’ yang satu ke yang lain. Tapi kali ini ia benar-benar murka dan marah, karena ibunya membawanya ke ‘negeri-antah-berantah’ alias ke suatu tempat yang terpencil jauh dari keramaian dan jelas jauh dari dunia modern. Yang lebih mengejutkan, setelah sekian tahun ia tak pernah mengetahui latar belakang keluarganya (jika memang mereka masih ada), mendadak ia dipertemukan dengan kakek dan neneknya, yang sama terkejutnya melihat kedatangan mereke berdua, karena putri mereka Addison (ibu Dylan) telah melarikan diri semasa remaja. 

Berada di wilayah peternakan domba, dikelilingi hutan lebat, Dylan mendapati mimpi-mimpi aneh yang diperolehnya semenjak ia berusia 8 tahun, justru semakin meningkat, dan bayangan sosok gadis yang telah mendampingi dirinya selama bertahun-tahun, tampak semakin nyata bagi dirinya. Belum sempat ia menjajaki kondisi baru di kediaman kakek-neneknya, sang ibu pergi meninggalkan dirinya. Sekali lagi Addison melarikan diri dari rumah masa kecilnya, ‘meninggalkan’ putranya yang tak pernah ia pahami dan tak pernah ia cintai, bahkan Dylan mampu merasakan kegelisahan serta ketidak-sukaan sang ibu terhadap dirinya. Meski sudah menduga dan tahu bahwa suatu saat ibunya akan ‘membuang dirinya’ – Dylan tetap merasa shock. Hanya dengan kasih dan tekad kuat kakek serta neneknya yang berusaha menolong jiwa cucu yang baru mereka kenal ini, mampu sedikit memberikan dorongan bagi Dylan untuk menjalani kehidupan barunya. 

Dylan melakukan kegiatan bagaikan robot. Ini menuruti saran hingga perintah kakek-neneknya, namun jauh didalam lubuk hatinya, hanya ada kehampaan. Hingga suatu hari, saat ia harus menemani kakeknya melakukan patroli di wilayah sekeliling peternakan, muncul berbagai keanehan yang melibatkan kematian domba-domba dengan cara aneh, bahkan ia dan teman barunya Leo, menemukan domba yang hilang seakan-akan terbang menuju ke atas pepohonan di dalam hutan. Dan pada saat kunjungan-kunjungan di dalam hutan yang misterius itulah, Dylan melihat penampakan gadis yang senantiasa berada di dalam mimpi-mimpinya. Penampakan yang berulang, membuat Dylan yakin, bahwa ia tak lagi bermimpi. Dan berbagai kejadian aneh yang ada di wilayah mereka, Dylan yakin ada kaitannya dengan penampakan yang ia lihat. Maka pada suatu hari, bersama Jason –pemuda kekar yang juga pernah tanpa sengaja melihat gadis itu, beserta Leo, mereka bertiga memasuki hutan, melacak jejak yang pada akhirnya membawa mereka semua pada petualangan yang akan merubah garis kehidupan masing-masing ...

~ Negara Teag | Dunia Paralel Bumi ~
Negara Teag dalam kondisi porak-poranda setelah sang Raja menghilang secara aneh. Perebutan kekuasaan serta peperangan melanda, hingga Panglima Perang Navar yang paling pemberani, menawarkan perjanjian dengan para Dewan, bahwa ia akan meredakan kerisuhan serta membawa kedamaian pada Teag, asalkan ia dijanjikan tampuk kekuasaan tertinggi, sebagai Sang Raja baru serta penguasa Sihir terkuat di Teag. Propaganda Navar berhasil, dan ia diakui sebagai sosok yang terpilih demi kejayaan Teag. Namun bagi sebagian besar kaum, ia merupakan sosok iblis yang dingin dan kejam, dan tidak segan-segan menempuh segala cara demi terwujudnya keinginan serta Impiannya. 

Di antara yang membenci sepak-terjang Navar adalah Kera – putri Hadrain, salah satu keturunan bangsawan Teag yang masih tersisa. Kera tahu bagaimana Navar membasmi habis dan senantiasa memburu kaum campuran, atau yang lebih suka disebutnya sebagai ‘keturunan darah kotor’. Navar menginginkan negara Teag yag hanya berisikan kaum pertama – kaum murni yang memegang kekuatan sihir tertinggi secara turun temurun. Kera dan ayahnya secara diam-diam membantu para pelarian yang berhasil selamat dari pembinasaan secara brutal. Namun semakin lama, Navar semakin giat menambahkan pasukan pembasmi, yang selalu berkeliling mencari korban baru. Kera yang bukan hanya gadis bangsawan yang cantik, namun ia juga cerdik dan tangkas dalam bela diri, berkat pengajaran Faldon – satu-satunya orang bijak dan ilmuwan sejati, serta peramal dan penyihir ulung. Dan Kera tahu, nasibnya bukanlah sebagai gadis bangsawan Teag belaka, ia harus berjuang demi sesuatu yang diyakininya. 

Kematian Lani, salah satu sahabatnya yang tewas terbunuh dan dipancung oleh pasukan Navar, membawa Kera pada wilayah terlarang : dinding batas antara dunia. Dan ia menemukan cara membuat lubang pada dinding sihir yang kuat itu, cara yang sama yang telah dicoba dilakukan oleh Lani sebelum ia tewas. Kera memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, yang membuatnya disukai sebagai murid oleh Faldon. Namun kali ini ia bukan sekedar ingin tahu atau penasaran, entah ada sesuatu yang senantiasa menarik-narik dirinya, guna menyeberangi dinding batas tersebut, mencari dan menemukan sesuatu yang mampu mengisi kekosongan hatinya. Dan dalam suatu perjalanannya menembus dinding, menelusuri dunia yang dikenal sebagai tempat hunian manusia, ia bertatap muka dengan sosok pria yang selalu ada dalam bayangannya. Sosok yang semenjak kanak-kanak telah menjadi teman bermain, sahabat karib serta bagian jiwanya hingga ia beranjak dewasa. Akhirnya Kera bertemu dengan Dylan ...

Kesan :
Kisah ini memiliki ide yang menarik tentang sosok yang memiliki darah-campuran atau bisa dikatakan ‘blasteran’ antara kaum penyihir yang kuat (disebut sebagai kaum pertama) dengan manusia biasa (digambarkan sebagai makhluk lemah tak bernilai). Tanpa mengetahui secara pasti latar-belakang garis keturunan mereka, karakter Dylan serta Kera menjadi pusat kisah yang dengan mudah digambarkan sebagai kisah romansa biasa dengan latar belakang dua dunia yang berbeda.

Jika Anda mendapati review kisah yang kutulis mampu menarik perhatian untuk membaca kisah ini, terlebih dahulu kuperingatkan, bahwa penulis membuat kisah dua dunia yang berbeda ini dalam satu garis lurus, tidak secara terpisah. Maka Anda akan mendapati berada pada posisi yang ‘melompat-lompat’, sebentar di dunia Dylan, sebentar berpindah di dunia Kera. Dan yang membuatku sedikit kebingungan, penulisan yang dimulai dengan kisah di masa depan, lalu sedikit mundur pada masa sebelumnya, kemudian maju lagi, maka hampir separuh bacaan baru ku dapat ‘sedikit’ menyimpulkan bagaimana latar belakang serta mengapa bisa timbul berbagai masalah yang telah dikisahkan di depan. 

Ibarat sebuah lukisan besar yang dipotong-potong dalam bentuk tak beraturan, kemudian disebar ke segala penjuru, maka Anda yang ingin mengetahui gambaran secara jelas, harus memunguti satu persatu petunjuk yang ada, baru kemudian perlahan berusaha menyusunnya hingga memperoleh kejelasan. Maka baru kali ini diriku lumayan lama menghabiskan sebuah bacaan fantasi, bukan hanya membuat bingung tapi juga agak berputar-putar, dan adanya beberapa terjemahan yang menggunakan gaya bahasa remaja gaul yang anehnya mendadak muncul di pertengahan kisah, padahal di awal-awal kisah sudah bagus dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, semakin membuatku ‘jengkel’ dan lebih lama lagi menuntaskan bacaan ini. 

Dan yang lebih menakjubkan, menjelang seperempat penghabisan kisah ini, justru berbagai adegan seru, pertempuran serta perjuangan masing-masing karakter bermunculan satu persatu, dan gaya penulisan serta terjemahan juga membaik ... sungguh sangat aneh. Sehingga ketika diriku menyelesaikan halaman terakhir, sungguh khas tipikal kisah bersambung, berbagai tanda tanya besar bermunculan di benakku, karena adegan seru bak kisah dalam film, tiba-tiba terputus, dan ada tanda “sampai bertemu kembali minggu depan’ alias “bersambung’ ....

Dengan penuh kejengkelan yang kembali muncul, kucoba mencari tahu lebih jauh tentang penulis  serta karya-karyanya. Ternyata ia adalah penderita disleksia (penyakit yang membuat seseorang kesulitan dalam membaca serta menulis secara normal), maka ada sedikit rasa ‘salut’ pada sang penulis yang mampu mengatasi kesulitannya, hingga melahirkan beberapa novel yang telah diterbitkan. Apakah kisah ini juga merupakan hasil ‘pergulatan’ dirinya dengan penyakit yang dideritanya ? Karena diriku tak mampu mengetahui secara pasti, maka kesan di atas merupakan murni pendapat dan pengamatannku sebagai penikmat bacaan. Maka dari nilai awal 2 bintang, akan ditambahkan menjadi 2,5 bintang, sebagai rasa respek pada sang penulis. Mengapa tidak dinaikan menjadi 3 bintang ? Karena pengaruh gaya terjemahan dengan gaya bahasa gaul yang mendadak muncul tidak mampu menghilangkan kejengkelan serta kenikmatanku dalam membaca. (Ya, sekarang Anda tahu, bahwa diriku paling tidak suka dengan terjemahan dengan bahasa campur-aduk, apalagi jika tidak sesuai dengan konteksnya).

Tentang Penulis :
Shea Berkley menghabiskan masa kecilnya di North Dakota. Dia mulai menulis sejak berusia 9 tahun, tetapi lebih karena desakan teman sebayanya yang memang hobi membaca dan menulis. Berkley sendiri adalah seorang penderita disleksia sehingga dia mengalami kesulitan belajar dan mengenali huruf. Namun menyadari kesulitannya itu, Berkley justru tumbuh menjadi pribadi yang sangat mengapresiasi kegiatan baca-tulia, seperti buku. 

Hingga saat ini, Berkley telah menulis beberapa genre novel, salah satunya ‘The Marked Son’, buku pertama The Keepeers of Life yang merupakan novel pertamanya yang bergenre modern-fantasy. Novel lainnya berjudul ‘Torrein : Age of Fear’, buku pertama dari Torrein Trilogy yang merupakan epic-fantasy, serta ‘Mist on Water’ yang bergenre historical-fantasy. 

More about Shea Berkley and her work, you can visit at :  http://www.sheaberkley.com/
 
Best Regards,
* Hobby Buku * 

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...