Judul
Asli : THE MARKED SON
Copyright
© by Shea Berkley
Penerbit
Mizan Fantasi / Penerbit Bentang
Alih
Bahasa : Selviya Hana
Editor
: Dhewiberta
Proofreader
: Fitriana & Pritameani
Desain
Sampul : Heather Howland
Gambar
Sampul : Andrejs Pidjase & Wyldraven
Cetakan
I : Mei 2012 ; 536 hlm
~ Negara Amerika Serikat
| Dunia Bumi ~
Dylan
Kennedy baru berusia 17 tahun, dalam masa akhir pendidikan di SMU ketika
‘lagi-lagi’ sang ibu menariknya berpindah ke kota lain. Ia sudah terbiasa
dengan ketidak-normalan hidupnya, ketika ibunya berpindah dari satu kota ke
kota lain, hampir sesering ia berpindah dari ‘teman-pria’ yang satu ke yang
lain. Tapi kali ini ia benar-benar murka dan marah, karena ibunya membawanya ke
‘negeri-antah-berantah’ alias ke suatu tempat yang terpencil jauh dari
keramaian dan jelas jauh dari dunia modern. Yang lebih mengejutkan, setelah
sekian tahun ia tak pernah mengetahui latar belakang keluarganya (jika memang
mereka masih ada), mendadak ia dipertemukan dengan kakek dan neneknya, yang
sama terkejutnya melihat kedatangan mereke berdua, karena putri mereka Addison
(ibu Dylan) telah melarikan diri semasa remaja.
Berada
di wilayah peternakan domba, dikelilingi hutan lebat, Dylan mendapati
mimpi-mimpi aneh yang diperolehnya semenjak ia berusia 8 tahun, justru semakin
meningkat, dan bayangan sosok gadis yang telah mendampingi dirinya selama
bertahun-tahun, tampak semakin nyata bagi dirinya. Belum sempat ia menjajaki
kondisi baru di kediaman kakek-neneknya, sang ibu pergi meninggalkan dirinya.
Sekali lagi Addison melarikan diri dari rumah masa kecilnya, ‘meninggalkan’
putranya yang tak pernah ia pahami dan tak pernah ia cintai, bahkan Dylan mampu
merasakan kegelisahan serta ketidak-sukaan sang ibu terhadap dirinya. Meski
sudah menduga dan tahu bahwa suatu saat ibunya akan ‘membuang dirinya’ – Dylan
tetap merasa shock. Hanya dengan kasih dan tekad kuat kakek serta neneknya yang
berusaha menolong jiwa cucu yang baru mereka kenal ini, mampu sedikit
memberikan dorongan bagi Dylan untuk menjalani kehidupan barunya.
Dylan
melakukan kegiatan bagaikan robot. Ini menuruti saran hingga perintah
kakek-neneknya, namun jauh didalam lubuk hatinya, hanya ada kehampaan. Hingga
suatu hari, saat ia harus menemani kakeknya melakukan patroli di wilayah
sekeliling peternakan, muncul berbagai keanehan yang melibatkan kematian
domba-domba dengan cara aneh, bahkan ia dan teman barunya Leo, menemukan domba
yang hilang seakan-akan terbang menuju ke atas pepohonan di dalam hutan. Dan
pada saat kunjungan-kunjungan di dalam hutan yang misterius itulah, Dylan
melihat penampakan gadis yang senantiasa berada di dalam mimpi-mimpinya.
Penampakan yang berulang, membuat Dylan yakin, bahwa ia tak lagi bermimpi. Dan
berbagai kejadian aneh yang ada di wilayah mereka, Dylan yakin ada kaitannya
dengan penampakan yang ia lihat. Maka pada suatu hari, bersama Jason –pemuda
kekar yang juga pernah tanpa sengaja melihat gadis itu, beserta Leo, mereka
bertiga memasuki hutan, melacak jejak yang pada akhirnya membawa mereka semua
pada petualangan yang akan merubah garis kehidupan masing-masing ...
~ Negara Teag | Dunia
Paralel Bumi ~
Negara
Teag dalam kondisi porak-poranda setelah sang Raja menghilang secara aneh.
Perebutan kekuasaan serta peperangan melanda, hingga Panglima Perang Navar yang
paling pemberani, menawarkan perjanjian dengan para Dewan, bahwa ia akan
meredakan kerisuhan serta membawa kedamaian pada Teag, asalkan ia dijanjikan
tampuk kekuasaan tertinggi, sebagai Sang Raja baru serta penguasa Sihir terkuat
di Teag. Propaganda Navar berhasil, dan ia diakui sebagai sosok yang terpilih
demi kejayaan Teag. Namun bagi sebagian besar kaum, ia merupakan sosok iblis
yang dingin dan kejam, dan tidak segan-segan menempuh segala cara demi
terwujudnya keinginan serta Impiannya.
Di
antara yang membenci sepak-terjang Navar adalah Kera – putri Hadrain, salah
satu keturunan bangsawan Teag yang masih tersisa. Kera tahu bagaimana Navar
membasmi habis dan senantiasa memburu kaum campuran, atau yang lebih suka
disebutnya sebagai ‘keturunan darah kotor’. Navar menginginkan negara Teag yag
hanya berisikan kaum pertama – kaum murni yang memegang kekuatan sihir
tertinggi secara turun temurun. Kera dan ayahnya secara diam-diam membantu para
pelarian yang berhasil selamat dari pembinasaan secara brutal. Namun semakin
lama, Navar semakin giat menambahkan pasukan pembasmi, yang selalu berkeliling
mencari korban baru. Kera yang bukan hanya gadis bangsawan yang cantik, namun
ia juga cerdik dan tangkas dalam bela diri, berkat pengajaran Faldon –
satu-satunya orang bijak dan ilmuwan sejati, serta peramal dan penyihir ulung.
Dan Kera tahu, nasibnya bukanlah sebagai gadis bangsawan Teag belaka, ia harus
berjuang demi sesuatu yang diyakininya.
Kematian
Lani, salah satu sahabatnya yang tewas terbunuh dan dipancung oleh pasukan
Navar, membawa Kera pada wilayah terlarang : dinding batas antara dunia. Dan ia
menemukan cara membuat lubang pada dinding sihir yang kuat itu, cara yang sama
yang telah dicoba dilakukan oleh Lani sebelum ia tewas. Kera memiliki rasa
ingin tahu yang sangat besar, yang membuatnya disukai sebagai murid oleh
Faldon. Namun kali ini ia bukan sekedar ingin tahu atau penasaran, entah ada
sesuatu yang senantiasa menarik-narik dirinya, guna menyeberangi dinding batas
tersebut, mencari dan menemukan sesuatu yang mampu mengisi kekosongan hatinya.
Dan dalam suatu perjalanannya menembus dinding, menelusuri dunia yang dikenal
sebagai tempat hunian manusia, ia bertatap muka dengan sosok pria yang selalu
ada dalam bayangannya. Sosok yang semenjak kanak-kanak telah menjadi teman
bermain, sahabat karib serta bagian jiwanya hingga ia beranjak dewasa. Akhirnya
Kera bertemu dengan Dylan ...
Kesan :
Kisah
ini memiliki ide yang menarik tentang sosok yang memiliki darah-campuran atau
bisa dikatakan ‘blasteran’ antara kaum penyihir yang kuat (disebut sebagai kaum
pertama) dengan manusia biasa (digambarkan sebagai makhluk lemah tak bernilai).
Tanpa mengetahui secara pasti latar-belakang garis keturunan mereka, karakter
Dylan serta Kera menjadi pusat kisah yang dengan mudah digambarkan sebagai
kisah romansa biasa dengan latar belakang dua dunia yang berbeda.
Jika
Anda mendapati review kisah yang kutulis mampu menarik perhatian untuk membaca
kisah ini, terlebih dahulu kuperingatkan, bahwa penulis membuat kisah dua dunia
yang berbeda ini dalam satu garis lurus, tidak secara terpisah. Maka Anda akan
mendapati berada pada posisi yang ‘melompat-lompat’, sebentar di dunia Dylan,
sebentar berpindah di dunia Kera. Dan yang membuatku sedikit kebingungan,
penulisan yang dimulai dengan kisah di masa depan, lalu sedikit mundur pada
masa sebelumnya, kemudian maju lagi, maka hampir separuh bacaan baru ku dapat
‘sedikit’ menyimpulkan bagaimana latar belakang serta mengapa bisa timbul
berbagai masalah yang telah dikisahkan di depan.
Ibarat
sebuah lukisan besar yang dipotong-potong dalam bentuk tak beraturan, kemudian
disebar ke segala penjuru, maka Anda yang ingin mengetahui gambaran secara
jelas, harus memunguti satu persatu petunjuk yang ada, baru kemudian perlahan
berusaha menyusunnya hingga memperoleh kejelasan. Maka baru kali ini diriku
lumayan lama menghabiskan sebuah bacaan fantasi, bukan hanya membuat bingung
tapi juga agak berputar-putar, dan adanya beberapa terjemahan yang menggunakan
gaya bahasa remaja gaul yang anehnya mendadak muncul di pertengahan kisah,
padahal di awal-awal kisah sudah bagus dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, semakin membuatku ‘jengkel’ dan lebih lama lagi menuntaskan bacaan ini.
Dan
yang lebih menakjubkan, menjelang seperempat penghabisan kisah ini, justru berbagai
adegan seru, pertempuran serta perjuangan masing-masing karakter bermunculan
satu persatu, dan gaya penulisan serta terjemahan juga membaik ... sungguh
sangat aneh. Sehingga ketika diriku menyelesaikan halaman terakhir, sungguh
khas tipikal kisah bersambung, berbagai tanda tanya besar bermunculan di
benakku, karena adegan seru bak kisah dalam film, tiba-tiba terputus, dan ada
tanda “sampai bertemu kembali minggu depan’ alias “bersambung’ ....
Dengan
penuh kejengkelan yang kembali muncul, kucoba mencari tahu lebih jauh tentang
penulis serta karya-karyanya. Ternyata
ia adalah penderita disleksia (penyakit yang membuat seseorang kesulitan dalam
membaca serta menulis secara normal), maka ada sedikit rasa ‘salut’ pada sang
penulis yang mampu mengatasi kesulitannya, hingga melahirkan beberapa novel
yang telah diterbitkan. Apakah kisah ini juga merupakan hasil ‘pergulatan’
dirinya dengan penyakit yang dideritanya ? Karena diriku tak mampu mengetahui
secara pasti, maka kesan di atas merupakan murni pendapat dan pengamatannku
sebagai penikmat bacaan. Maka dari nilai awal 2 bintang, akan ditambahkan
menjadi 2,5 bintang, sebagai rasa respek pada sang penulis. Mengapa tidak
dinaikan menjadi 3 bintang ? Karena pengaruh gaya terjemahan dengan gaya bahasa
gaul yang mendadak muncul tidak mampu menghilangkan kejengkelan serta
kenikmatanku dalam membaca. (Ya, sekarang Anda tahu, bahwa diriku paling tidak
suka dengan terjemahan dengan bahasa campur-aduk, apalagi jika tidak sesuai dengan
konteksnya).
Tentang Penulis :
Shea
Berkley menghabiskan masa kecilnya di North Dakota. Dia mulai menulis sejak
berusia 9 tahun, tetapi lebih karena desakan teman sebayanya yang memang hobi
membaca dan menulis. Berkley sendiri adalah seorang penderita disleksia
sehingga dia mengalami kesulitan belajar dan mengenali huruf. Namun menyadari
kesulitannya itu, Berkley justru tumbuh menjadi pribadi yang sangat
mengapresiasi kegiatan baca-tulia, seperti buku.
Hingga
saat ini, Berkley telah menulis beberapa genre novel, salah satunya ‘The Marked Son’, buku pertama The Keepeers of Life yang merupakan
novel pertamanya yang bergenre modern-fantasy. Novel lainnya berjudul ‘Torrein : Age of Fear’, buku pertama
dari Torrein Trilogy yang merupakan
epic-fantasy, serta ‘Mist on Water’
yang bergenre historical-fantasy.
More
about Shea Berkley and her work, you can visit at : http://www.sheaberkley.com/
Best
Regards,
* Hobby
Buku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/