Translate

Thursday, May 2, 2013

Books "THE JOURNAL OF CURIOUS LETTERS"



Judul Asli : THE JOURNAL OF CURIOUS LETTERS
[ book 1 of The 13th Reality Series ]
Copyright © 2008 James Dashner
Penerbit Mizan Fantasi
Indonesian language copyright © 2012 by Noura Books
Alih Bahasa : Tria Barmawi
Editor : Rahmadiyanti Rusdi & Richanadia
Desain sampul : Windu Tampan
Cetakan I : Januari 2012 ; 594 hlm
Rate : 4 of 5

Karya penulis ini telah kukenal melalui Trilogi Maze Runner yang sempat memukau dengan tema perjuangan serta pertempuran para remaja melawan sistim, yang diperkenalkan di Indonesia lewat The Hunger Games Series. Gaya bahasa serta alur kisah yang unik, menjadi ciri khas tersendiri, cukup menarik untuk disimak lebih lanjut, dan menjadi bahan pertimbanganku untuk mengambil buku ini, lebih karena rasa penasaran apa yang akan beliau sajikan bagi para pembacanya.

Dimulai dengan kisah aneh di wilayah Alaska yang terpencil, terjadi keanehan ketika sosok pria dengan perawakan unik memasuki kantor pos guna mengirim sekotak penuh surat-surat ke segala penjuru dunia, surat-surat yang akan membawa kita bertualang ke beberapa tempat yang berbeda, dan bertemu dengan anak-anak pilihan yang akan menyelamatkan masa depan kehidupan makhluk hidup serta alam semesta.



[ source ]
Atticus Higginbottom yang biasa dipanggil Tick, hanya bocah remaja berusia 13 tahun, tinggal di Washington, dengan ayah, ibu serta kakak dan adik perempuannya. Dan suatu hari, ia menerima kartu pos aneh, yang berisi ajakan untuk bergabung dalam perjalanan untuk merubah kehidupan dunia. Jika Tick setuju, ia akan menerima beberapa petunjuk yang akan menentukan langkah-langkah selanjutnya. Lebih karena penasaran, Tick mencoba mengikuti petunjuk pada surat pertama itu. Dan tak lama kemudian, muncul surat-surat aneh dengan isi serta petunjuk yang lebih aneh dan penuh teka-teki, dimana Tick harus menemukan jawabannya sendiri agar dapat menyelesaikan misi rahasia tersebut.
“Tandai kalendermu. Satu minggu dari hari sebelum hari setelah kemarin yang datang tiga minggu sebelum enam bulan dari sekarang dikurangi empat-puluh sembilan hari ditambah lima hari esok dan satu minggu, peristiwa itu akan terjadi.” [ p. 76 -77 ]
Kemudian hari-hari Tick yang membosankan, berubah menjadi menarik, sekaligus menegangkan. Karena bukan hanya surat dengan teka-teki aneh yang muncul, bayangan asap mengerikan serta robot tikus yang bisa mengeluarkan lebah-lebah penyengat turut mengintai dan menyerang Tick. Ia juga bertemu makhluk aneh bernama Mothball – wanita bertubuh raksasa yang sangat kurus dan tinggi, serta Rutger – pria pendek, bulat dan gemuk seperti bola. Di tengah kebingungan itu, ia menemukan anak-anak lain, yang berada di belahan dunia lain, turut menerima surat dan menyanggupi untuk mengikuti tantangan tersebut. Bersama-sama, mereka bertukar pikiran, saling melengkapi dan memberi semangat, terutama dalam menghadapi setiap tantangan dan teka-teki yang harus dipecahkan. Semua jawaban akan membentuk ‘kunci’ untuk memasuki tempat yang dijanjikan.
“...Aku hanya bisa bilang bahwa nama tempat itu diawali huruf setelah A dan sebelum Z tapi bukan di antaranya. Kau diperbolehkan membawa orang bersamamu ke sana, sebanyak yang kau mau, asal mereka sudah mati saat kau mengucapkan mantra gaib itu. Tapi, pastikan kau belum mati.” [ p. 160 ]
[ source ]
Nah, baru menyelesaikan seperempat halaman kisah ini, sudah membuatku penasaran hingga ingin segera menuntaskan kisah ini. Sungguh berbeda dengan suasana penuh misteri yang menakutkan saat membaca The Maze Runner, kisah ini justru membuatku tegang sekaligus tertawa terbahak-bahak dengan kekonyolan Mothball yang pendiam namun puitis, Rutger yang pemarah dan suka sekali makan, bahkan sosok misterius penulis surat dengan inisial M.G. yang sangat suka bercanda melalui teka-teki. Bukan hanya Tick yang pusing tujuh keliling berusaha menemukan jawaban berbagai teka-teki (riddle), diriku turut serta memutar otak, berusaha menebak apa maksud dibalik semua perkataan sosok M.G. 

Uniknya, beberapa teka-teki merupakan permainan kata serta kalimat yang harus dicari lewat bahasa aslinya (bahasa Inggris), dan sang penerjemah, mbak Tria Barmawi yang juga penulis handal, mampu mengalih-bahasa-kan serta membuat padanan yang tepat sesuai inti kisahnya. Sebagai pembaca, diriku mampu masuk dengan mudah melalui sosok Tick, ikut serta dalam petualangan seru, memutar otak menemukan setiap jawaban (sebelum terlupakan, Tick termasuk anak sangat cerdas dan pandai menemukan sesuatu yang tak terpikirkan atau terlihat oleh anak seusainya, meski ia menjadi sosok kutu buku, tapi memiliki nurani dan pandangan positif, cukup keren kan). Akibatnya tanpa terasa buku setebal 500 halaman lebih ini mampu kulahap hanya dalam waktu semalam – sungguh jauh dari membosankan (^_^).

Bukan hanya petualangan seru dan menegangkan dengan teka-teki penuh misteri yang disajikan dalam kisah ini. Pembaca juga akan tersentuh dengan kedekatan Tick terhadap keluarganya. Keunikan yang didasarkan penampilan fisik serta karakter yang sama sekali tidak tampan, gagah, cantik, menawan, ataupun sempurna, mampu digambarkan dengan baik bahwa tampilan luar bukanlah hal yang utama, tetapi isi serta kualitas di dalamnya yang lebih penting. Bagaimana remaja usia 13 tahun mampu menilai kebenaran dan kejujuran, pentingnya hubungan kasih di atas iri, dengki, rendah diri maupun balas dendam.
“Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat menggambarkan perbedaan antara kehidupan dan kematian dengan lebih baik dibandingkan dengan kekuatan sebuah pilihan.” [ p. 158 ]
Kehidupan adalah suatu pilihan. Jika mampu digambarkan, maka segala sesuatu yang akan menjadi masa depan adalah Pilihan kita sendiri, dari sekian banyak cabang yang terbentang di hadapan kita. Ini merupakan kisah fantasi yang sangat menarik, sekaligus sarat dengan pesan-pesan moral tanpa berkesan menggurui. Sekali lagi James Dashner mampu memberikan ‘sesuatu’ yang berbeda, dan hal ini mengukuhkan dirinya sebagai salah satu penulis favoritku. Sekarang, saatnya untuk meneruskan petualangan Tick dan kawan-kawan pada buku kedua. Sampai berjumpa lagi di Realita yang berbeda <(^0^)>

Tentang Penulis :
James Dashner lahir dan besar di Georgia pada tahun 1973, tetapi kini menetap dan menulis di Rocky Mountain. Selain menulis serial The 13th Reality, karyanya yang cukup dikenal adalah serial Jimmy Fincher Saga dan serial Infinity Ring, serta Trilogi Maze Runner yang sukses besar di kalangan pecinta kisah fantasi. Hingga beliau mengeluarkan prekuel-nya The Kill Order, yang menceritakan asal-mula terbentuknya kisah-kisah dalam Maze Runner.  Kunjungi situs resminya James Dashner atau situs The 13th Reality untuk informasi lebih dalam tentang karya-karyanya. 

Best Regards,
* Hobby Buku * 

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...