Judul Asli : THE
JOURNAL OF CURIOUS LETTERS
[ book 1 of The 13th Reality Series ]
Copyright © 2008 James Dashner
Penerbit Mizan Fantasi
Indonesian language copyright © 2012 by Noura
Books
Alih Bahasa : Tria Barmawi
Editor : Rahmadiyanti Rusdi & Richanadia
Desain sampul : Windu Tampan
Cetakan I : Januari 2012 ; 594 hlm
Rate : 4 of 5
Karya penulis ini telah kukenal melalui
Trilogi Maze Runner yang sempat memukau dengan tema perjuangan serta
pertempuran para remaja melawan sistim, yang diperkenalkan di Indonesia lewat
The Hunger Games Series. Gaya bahasa serta alur kisah yang unik, menjadi ciri
khas tersendiri, cukup menarik untuk disimak lebih lanjut, dan menjadi bahan
pertimbanganku untuk mengambil buku ini, lebih karena rasa penasaran apa yang
akan beliau sajikan bagi para pembacanya.
Dimulai dengan kisah aneh di wilayah Alaska
yang terpencil, terjadi keanehan ketika sosok pria dengan perawakan unik
memasuki kantor pos guna mengirim sekotak penuh surat-surat ke segala penjuru
dunia, surat-surat yang akan membawa kita bertualang ke beberapa tempat yang
berbeda, dan bertemu dengan anak-anak pilihan yang akan menyelamatkan masa
depan kehidupan makhluk hidup serta alam semesta.
[ source ] |
Atticus Higginbottom yang biasa dipanggil
Tick, hanya bocah remaja berusia 13 tahun, tinggal di Washington, dengan ayah,
ibu serta kakak dan adik perempuannya. Dan suatu hari, ia menerima kartu pos
aneh, yang berisi ajakan untuk bergabung dalam perjalanan untuk merubah
kehidupan dunia. Jika Tick setuju, ia akan menerima beberapa petunjuk yang akan
menentukan langkah-langkah selanjutnya. Lebih karena penasaran, Tick mencoba
mengikuti petunjuk pada surat pertama itu. Dan tak lama kemudian, muncul
surat-surat aneh dengan isi serta petunjuk yang lebih aneh dan penuh teka-teki,
dimana Tick harus menemukan jawabannya sendiri agar dapat menyelesaikan misi
rahasia tersebut.
“Tandai kalendermu. Satu minggu dari hari sebelum hari setelah kemarin yang datang tiga minggu sebelum enam bulan dari sekarang dikurangi empat-puluh sembilan hari ditambah lima hari esok dan satu minggu, peristiwa itu akan terjadi.” [ p. 76 -77 ]
Kemudian hari-hari Tick yang membosankan,
berubah menjadi menarik, sekaligus menegangkan. Karena bukan hanya surat dengan
teka-teki aneh yang muncul, bayangan asap mengerikan serta robot tikus yang
bisa mengeluarkan lebah-lebah penyengat turut mengintai dan menyerang Tick. Ia
juga bertemu makhluk aneh bernama Mothball – wanita bertubuh raksasa yang
sangat kurus dan tinggi, serta Rutger – pria pendek, bulat dan gemuk seperti
bola. Di tengah kebingungan itu, ia menemukan anak-anak lain, yang berada di
belahan dunia lain, turut menerima surat dan menyanggupi untuk mengikuti
tantangan tersebut. Bersama-sama, mereka bertukar pikiran, saling melengkapi
dan memberi semangat, terutama dalam menghadapi setiap tantangan dan teka-teki
yang harus dipecahkan. Semua jawaban akan membentuk ‘kunci’ untuk memasuki
tempat yang dijanjikan.
“...Aku hanya bisa bilang bahwa nama tempat itu diawali huruf setelah A dan sebelum Z tapi bukan di antaranya. Kau diperbolehkan membawa orang bersamamu ke sana, sebanyak yang kau mau, asal mereka sudah mati saat kau mengucapkan mantra gaib itu. Tapi, pastikan kau belum mati.” [ p. 160 ]
[ source ] |
Nah, baru menyelesaikan seperempat halaman
kisah ini, sudah membuatku penasaran hingga ingin segera menuntaskan kisah ini.
Sungguh berbeda dengan suasana penuh misteri yang menakutkan saat membaca The
Maze Runner, kisah ini justru membuatku tegang sekaligus tertawa terbahak-bahak
dengan kekonyolan Mothball yang pendiam namun puitis, Rutger yang pemarah dan
suka sekali makan, bahkan sosok misterius penulis surat dengan inisial M.G.
yang sangat suka bercanda melalui teka-teki. Bukan hanya Tick yang pusing tujuh
keliling berusaha menemukan jawaban berbagai teka-teki (riddle), diriku turut
serta memutar otak, berusaha menebak apa maksud dibalik semua perkataan sosok
M.G.
Uniknya, beberapa teka-teki merupakan
permainan kata serta kalimat yang harus dicari lewat bahasa aslinya (bahasa
Inggris), dan sang penerjemah, mbak Tria Barmawi yang juga penulis handal,
mampu mengalih-bahasa-kan serta membuat padanan yang tepat sesuai inti
kisahnya. Sebagai pembaca, diriku mampu masuk dengan mudah melalui sosok Tick,
ikut serta dalam petualangan seru, memutar otak menemukan setiap jawaban
(sebelum terlupakan, Tick termasuk anak sangat cerdas dan pandai menemukan
sesuatu yang tak terpikirkan atau terlihat oleh anak seusainya, meski ia
menjadi sosok kutu buku, tapi memiliki nurani dan pandangan positif, cukup
keren kan). Akibatnya tanpa terasa buku setebal 500 halaman lebih ini mampu
kulahap hanya dalam waktu semalam – sungguh jauh dari membosankan (^_^).
Bukan hanya petualangan seru dan menegangkan
dengan teka-teki penuh misteri yang disajikan dalam kisah ini. Pembaca juga
akan tersentuh dengan kedekatan Tick terhadap keluarganya. Keunikan yang
didasarkan penampilan fisik serta karakter yang sama sekali tidak tampan,
gagah, cantik, menawan, ataupun sempurna, mampu digambarkan dengan baik bahwa
tampilan luar bukanlah hal yang utama, tetapi isi serta kualitas di dalamnya
yang lebih penting. Bagaimana remaja usia 13 tahun mampu menilai kebenaran dan
kejujuran, pentingnya hubungan kasih di atas iri, dengki, rendah diri maupun
balas dendam.
“Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat menggambarkan perbedaan antara kehidupan dan kematian dengan lebih baik dibandingkan dengan kekuatan sebuah pilihan.” [ p. 158 ]
Kehidupan adalah suatu pilihan. Jika mampu
digambarkan, maka segala sesuatu yang akan menjadi masa depan adalah Pilihan
kita sendiri, dari sekian banyak cabang yang terbentang di hadapan kita. Ini
merupakan kisah fantasi yang sangat menarik, sekaligus sarat dengan pesan-pesan
moral tanpa berkesan menggurui. Sekali lagi James Dashner mampu memberikan ‘sesuatu’
yang berbeda, dan hal ini mengukuhkan dirinya sebagai salah satu penulis
favoritku. Sekarang, saatnya untuk meneruskan petualangan Tick dan kawan-kawan
pada buku kedua. Sampai berjumpa lagi di Realita yang berbeda <(^0^)>
Tentang Penulis :
James Dashner lahir dan besar di Georgia pada tahun 1973, tetapi
kini menetap dan menulis di Rocky Mountain. Selain menulis serial The 13th
Reality, karyanya yang cukup dikenal adalah serial Jimmy Fincher Saga dan serial Infinity Ring, serta Trilogi Maze Runner yang sukses besar di kalangan pecinta kisah
fantasi. Hingga beliau mengeluarkan prekuel-nya The Kill Order, yang menceritakan
asal-mula terbentuknya kisah-kisah dalam Maze Runner. Kunjungi situs resminya James Dashner atau situs The 13th Reality untuk informasi lebih dalam
tentang karya-karyanya.
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/