Books “PERJAMUAN PASANGAN”
Judul Asli : MATCHED ( book 1 of Matched Trilogy )
Copyright © 2010 by Ally Condie
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Yohanna Yuni
Desain & Ilustrasi
Sampul : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Juli 2012 ; 384 hlm
Rate : 3,5 of 5
“Penentuan Pasangan memiliki tujuan ganda : menciptakan warga masyarakat masa depan yang paling sehat dan memberikan kemungkinan terbaik bagi para warga yang tertarik menjalani Kehidupan Keluarga yang sejahtera. Merupakan kepentingan terutama Intitusi dan masyarakat untuk mempertimbangkan Pasangan agar dilakukan seoptimal mungkin.” [ p. 49-50 ]
Alkisah di suatu tempat
yang memiliki pemerintahan yang maju serta memberikan kenyamanan, keamanan
serta kehidupan yang sempurna bagi para penduduknya, hiduplah seorang gadis
bernama Cassia beserta ayah, ibu, adik serta kakek tersayang, menjalani
kehidupan yang teratur dan terjamin oleh Administrator Institusi. Mulai dari
pendidikan, kesehatan, pekerjaan, pertunangan, pernikahan, kehamilan, kelahiran
serta kematian, semuanya telah diatur dan disediakan oleh badan pemerintah
sehingga para penduduk tidak perlu bersusah payah mencari peluangnya sendiri.
Semuanya hidup dengan penuh kedamaian serta keteraturan. Dan kini, tepat pada
usianya ke -17 tahun, Cassia Maria Reyes akan menghadiri acara terpenting dalam
kehidupannya : Perjamuan Pasangan, dimana ia akan melihat dan bertemu pertama
kalinya dengan Pasangan Hidup-nya yang telah dipilih dan diseleksi oleh
Institusi. Sungguh di luar dugaan, ternyata pasangan Cassia adalah Xander
Thomas Carrow – sahabat karibnya yang telah dikenal selama bertahun-tahun.
Gabungan perasaan terkejut, gembira serta lega melanda keduanya beserta
keluarga masing-masing. Alih-alih berkenalan dengan sosok yang sama sekali
asing satu sama lain, baik Cassia dan Xander memiliki kelebihan karena
persahabatan mereka. Kebahagiaan menyelimuti keduanya, saling membayangkan masa
depan yang cerah di hadapan mereka.
[ source ] |
Kemudian suatu hari, saat
Cassia membuka kartu mikro dimana terdapat data-data Pasangan Pilihannya,
sebuah keanehan muncul. Bukan saja sosok Xander yang tampil di layar monitor,
tetapi juga sosok pemuda lain yang kemudian ia kenal dengan nama Ky Markham.
Pihak Administrasi mengakui adanya kesalahan tehnik sehubungan dengan data di
dalam kartu mikro karena Ky Markham tidak akan pernah menjadi Pasangan siapa
pun. Ia termasuk dalam golongan Aberasi – golongan masyarakat yang terpisah
karena memiliki sejarah Pelanggaran dalam hidupnya. Cassia sudah hendak
melupakan peristiwa itu,seandainya saja ia tidak bertemu langsung dengan Ky.
Dan semenjak itu, bagaikan lingkaran aneh, Cassia dan Ky berkali-kali bertemu
dalam berbagai kegiatan, yang mau tak mau membuat keduanya saling mengenal
lebih dekat. Cassia mengasihi Xander sebagaimana Xander sangat memperhatikan
Cassia, namun kali ini Cassia merasakan sesuatu yang berbeda dengan Ky, sesuatu
yang tak mudah dilupakan dan senantiasa berada di dalam benaknya, kapan saja,
dimana saja, hampir setiap saat. Apa yang harus Cassia lakukan dalam menghadapi
segala sesuatu yang membingungkan serta penuh ketidak-pastian ? Sesuatu yang
baru mengusik kenyamanan serta keteraturan dalam kehidupannya....
Membaca kisah ini sungguh
mengingatkan akan tipikal kisah dystopian ala Hunger Games karya Suzanne
Collins yang sudah terlebih dahulu terbit edisi terjemahannya. Dengan
menggunakan tema serta konflik hubungan segitiga antara Xander-Cassia-Ky serta
pemerintahan yang memiliki peraturan tersendiri dengan kedok Administrator
Instistusi yang berwenang mengambil keputusan terbaik bagi masyarakatnya, namun
justru menerapkan sistim pemerintahan tirani yang tak segan-segan menyingkirkan
siapa saja yang menentang aturan mereka. Jika pada awal kisah ini sedikit
kurang menarik bahkan dapat kuduga ke arah mana alurnya akan berjalan, menjelang
akhir sebuah konflik nyata dibangun yang membuat kisah ini memiliki daya tarik
tersendiri. Pemerintahan yang selama ini diketahui oleh Cassia, secara perlahan
namun pasti mulai menunjukkan wujud aslinya. Tidak semua pihak mengetahui hal
tersebut, namun Cassia memperoleh arahan demi arahan yang membawanya pada
rahasia konspirasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kehidupan
masyarakatnya. Dimulai dari warisan kakek tersayang hingga kematiannya yang
cukup aneh, Cassia melihat sisi lain dari kehidupan yang tak pernah dikenalnya
: Kebebasan Memilih dan Mengambil Keputusan.
Yang cukup unik, penulis
menyinggung tentang pemberantasan pemahaman akan pengetahuan serta intelektual
berkaitan dengan kebebasan pribadi, ketika sosok ayah Cassia yang bekerja di
pemerintahan, harus menghancurkan serta membakar seluruh kertas dari buku serta
tulisan yang dianggap berbahaya dan dapat merusak budaya masyarakat. Generasi
Cassia hingga anak-anak yang baru lahir, hanya mengenal buday serta sejarah
masa lalu yang diperkenankan oleh pemerintah. Mulai dari kumpulan Seratus Lagu,
Seratus Lukisan hingga Seratus Sajak, seluruh sejarah kehidupan manusia
terangkum dalam daftar Seratus Nama pada setiap bagian yang diperbolehkan untuk
diketahui oleh khalayak umum. Diluar Daftar Seratus tersebut, terlarang dan
telah dimusnahkan tanpa jejak, sedikit mengingatkan akan sejarah masa lalu
Indonesia di masa Rezim Orde Lama, meski diriku pribadi tidak menjalani
kehidupan di masa tersebut. Pergulatan serta pemberontakan secara diam-diam terhadap
aturan-aturan yang bertujuan ‘memberangus’ kebebasan berpikir, bertindak dan
mengambil keputusan, menjadi topik utama yang akan membawa pembaca pada
ketegangan tiada henti menjelang akhir kisah buku pertama serial ini. Terlepas
dari bumbu kisah asrama serta konflik yang melanda hubungan Cassia- Xander-Ky,
tema utama pertarungan antara manusia melawan Institusi yang memiliki pengaruh
serta kekuasaan ini, patut disimak lebih lanjut, dan menghadirkan rasa
penasaran tinggi saat kisahnya berakhir dengan menimbulkan berbagai tanda tanya
serta misteri.
“Jangan menyerah begitu mudah pada malam,Usia senja selayaknya membara dan bergelora di pengujung hari;Amarah, amarah, melawan chaya yang mulai padam.Walau orang bijak akhirnya menyadari kebenaran kelam,Karena kata-kata mereka tak membelokkan kilat,Jangan menyerah begitu mudah pada malam."[ karya Dylan Thomas ; 1914 – 1953 ]
[ more about the authors
and her books, check on here : Ally Condie's Site | Matched Official Website ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/