Books
“ HARRY POTTER & RELIKUI KEMATIAN “
Judul
Asli : HARRY POTTER AND THE DEATHLY
HALLOWS
Copyright
© 2007 by J.K. Rowling
Illustrations
by Mary GrandPre copyright © 2007 by Warner Bros
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama
Alih
Bahasa : Listiana Srisanti
Cetakan
I : Januari 2008 ; 1008 hlm
~
Re-blogged from Alice’s Wonderland ~
Sebagai
buku yang telah menjadi awal pembukaan tahun 2008, maka masih dalam awal bulan
pertama tahun 2009 ini, ku-coba ‘tuk memberikan sedikit kenangan bagi para
Potter Mania maupun yang belum pernah membuka kisah tentang Harry Potter.
Buku
ke-7 dan kisah terakhir tentang perjuangan Harry Potter ini telah menjadi
fenomena tersendiri dimana setiap rilis judul terbaru, mampu menyedot penggemar
yang semakin lama semakin men-dunia. Bahkan kemunculan film-film Harry Potter (
yang terus terang sangat mengecewakan bagi pembaca setianya, termasuk diri-ku )
yang senantiasa mampu menembus box-office, menjadikan franchise tersendiri yang
menuang keuntungan besar bagi sebagian besar pihak. But enough about that …
disini ku-hanya ingin membicarakan tentang buku-nya.
Terus
terang awal perkenalan-ku dengan Harry Potter berlangsung tak disengaja dan
agak terlambat. Waktu itu ku-ingat mendapat tugas sekolah tentang pencarian apa
itu mode, trend dan fenomena. Setelah mencari-cari info serta mulai menonton
berita / acara manca negara, muncullah nama Harry Potter karya J.K. Rowling.
Semula ku-kira buku itu hanyalah buku kisah anak-anak belaka, namun data
internet serta Goggle menunjukkan genre pangsa pasar yang tak terbatas ( waoo …
ini kisah tentang apa ya, begitulah awal mula pikiran-ku )
So
… tak berlama-lama, ku-cari buku tersebut ( waktu itu sudah keluar sampai buku
ke-3, jadi sekalian belinya ) dan akhirnya ku-dapati akhirnya menjadi penggemar
kisah fantasi sejenis ini ( tak lama kemudian keluar Eragon karya Cristopher
Paolini – jadi dech keterusan … )
Kisah
Harry Potter bukan sekedar dongeng fantasi tentang anak yang memiliki kemampuan
sihir, mampu mengalahkan naga serta melawan penyihir hitam yang kuat nan bengis
– namun kisah tentang perjuangan sosok anak manusia dalam menghadapi kenyataan
hidup yang berat serta penuh kepedihan serta tantangan setiap saat ( yang mana
tak dapat di tangkap lewat film-film yang telah dibuat sehingga kisahnya hanya
menjadi hiburan semata tanpa menyentuh emosi penonton sebagaimana emosi pembaca
bukunya )
Ku-ingat
saat membaca buku pertama, bagaimana perasaan ‘sesak’ di dada saat bocah Harry
Potter menerima perlakuan ‘tak layak’ dari satu-satunya kerabat yang tersisa, keluarga
Dursley ( karena ayah dan ibunya tewas melawan Voldemort – penguasa kegelapan,
saat Harry masih merupakan bayi kecil ) atau bagaimana saat ia mengetahui
kebenaran akan keberadaan orang tuanya serta warisan berupa kebesaran nama
mereka yang juga menjadi boomerang bagi kehidupan sehari-hari bocah berusia 11
tahun ( banyak pihak yang iri serta membenci dirinya atau bahkan menganggap
terlalu besar pada diri bocah yang harus senantiasa mengangkat dirinya lebih
tinggi dari setiap kejatuhan yang dialaminya. )
Sosok
dibalik kisah ini yaitu J.K. Rowling memberikan sentuhan sisi manusiawi yang
membuat kisah ini hidup dan tak membosankan, layaknya tokoh pahlawan maka Harry
Potter bukanlah superhero yang memiliki kemampuan atau bakat sejak lahir, namun
kemampuan yang dimilikinya – keberhasilannya dalam menyelesaikan permasalahan
harus dilalui lewat perjuangan berat, latihan tekun, serta kegagalan dan
penderitaan berkali-kali. Bahkan dengan memunculkan dua orang sahabat bagi
Harry Potter yakni Ronald Weasley ( yang senantiasa merasa ‘minder’ jika
dibandingkan dengan kakak-kakaknya ) serta Hermione Granger ( yang disebut
sebagai ‘Sok Tahu dan Sok Pintar’ pada awal perkenalan mereka ), justru semakin
menunjukkan Harry Potter sebagai manusia yang terkadang harus pula meminta
bantuan pada orang lain bukan senantiasa mengandalkan pada kekuatan sendiri.
Perlawanan
antara Harry Potter melawan Sang Penguasa Kegelapan – Lord Voldemort menjadi
inti dari kisah ini, namun bukan sekedar kisah pertempuran yang heboh yang
disajikan – yang tampak lebih ditekankan adalah Kemenangan bukan berarti
menjadi yang terkuat karena yang paling lemah pun memiliki Kelebihan tersendiri
dan Kekuatan bukan didasarkan semata pada kuantitas / jumlah serta keberhasilan
karena kegagalan pun memiliki nilai tersendiri yang memberikan sumber tak ternilai.
Dan lewat kisah penutup tentang Harry Potter ini – maka pembelajaran tentang
kasih sayang, setia, kejujuran, rela berkorban dan keyakinan pada nurani akan
membawa pada akhir perjalanan hidup manusia lewat sosok Harry Potter.
Sedikit ‘sneak-peak’ akan kisah buku ke-7 :
Melanjutkan
perjalanan Harry yang sekarang akan berusia 17 tahun – telah mengambil
keputusan untuk keluar dari Hogwarts dan meneruskan ‘wasiat’ Dumbledore guna
mencari horcrux-horcrux lain guna melenyapkan jiwa-jiwa Voldemort yang telah
dipisahkan demi menjaga kelangsungan ‘hidup-nya’ ( jika makhluk seperti
Voldemort dapat dikatakan ‘hidup’ )
Namun
Harry harus membereskan terlebih dahulu beberapa hal sebelum ia bertualangan di
dunia luar. Seperti mengirim keluarga Dursley ke tempat yang aman ( kabar
gembiranya, si Dudley telah berubah jauh lebih baik terhadap Harry, yang bikin
Harry terkejut-kejut, bahkan bibi Petunia juga lebih mendingan, hanya paman
Vernon yang tak berubah he..he ), menempuh perjalanan penuh bahaya menuju ‘rumah-aman’
setelah ia meninggal Privet Drive no. 4 ( yang mampu memberikan perlindungan
terhadap sihir Voldelmort hingga Harry berusia 17 tahun ) dan perjalanan
tersebut memakan korban dengan kematian Hedwig ( burung hantu putih kesayangan
Harry ) , Mad-Eye Moody serta George Weasley yang kehilangan sebelah telinga
akibat perbuatan Severus Snape.
Namun
Harry tak dapat berlama-lama bersedih, ia harus membantu persiapan pernikahan
antara Bill & Fleur sambil berusaha keras merahasiakan rencana
keberangkatannya dari Mrs. Weasley ( yang senantiasa mampu ‘mencium’ adanya
rahasia di mana pun berada ). Rasa sedih sekaligus sayang bercampur melihat
pengorbanan Ron serta Hermione yang rela bahkan bertekad untuk menyertai
dirinya dalam perjalanan yang tak dapat diduga akhirnya, bagaimana mereka
bersedia meninggalkan keluarga masing-masing dan yang terberat adalah
merahasiakan rencana tersebut terhadap orang-orang yang mereka cintai – sesuai
dengan amanat Dumbledore yang disampaikan pada Harry ( makanya baca dulu buku ke-6
ya )
Kabar
lain yang turut membahagiakan Harry adalah pernikahan Lupin dengan Tonks (
walaupun diakhiri dengan pertengkaran antar Harry dengan Lupin yang hendak
mengiringi kepergian Harry dkk – meninggalkan Tonks yang sedang hamil ). Tak
kalah mengejutkan adalah kedatangan Perdana Menteri Rufus Scrimgeour yang
membawa warisan bagi Harry, Hermione serta Ron. Ron mendapatkan Deluminator (
memiliki kesaktian menyedot cahaya dari segala sumber ), Hermione memperoleh
warisan buku Kisah-Kisah Beedle si Juru Cerita ( yang sangat berguna sebagai
petunjuk tentang Relikui Kematian ) dan Harry memperoleh Golden Snitch yang
pertama kali dimenangkan dalam pertandingan Quidditch ( didalamnya tersimpan
rahasia yang mampu memberikan saran tentang pemusnahan horcrux ) serta Pedang
Godric Gryffindor yang sayangnya ditahan oleh Perdana Menteri ( padahal benda
tersebut juga berperan penting dalam tugas yang diemban oleh Harry ).
Tepat
pada saat pesta pernikahan Bill dan Fleur di kediaman keluarga Weasley, para
Pelahap Maut yang telah menyingkirkan Perdana Menteri serta mengambil alih
kekuasaan, bergerak memperluas kekuasaan Lord Voldemort – dimulai dengan
pencarian & penangkapan Harry Potter. Maka tak ada waktu yang lebih tepat
untuk berangkat menunaikan amanat Dumbledore, Harry-Ron-Hermione pergi pada
saat itu pula ditengah kekacauan pesta atas serangan para Pelahap Maut. Dan
dimulailah petualangan tiga sekawan yang tak terpisahkan menghadapi mara bahaya
yang jauh lebih besar tanpa bantuan siapa pun.
Di
sisi lain, Voldemort juga tidak tinggal
diam. Belajar dari pengalaman sebelumnya saat Ia bermaksud mengalahkan Harry (
namun tongkat sihirnya justru berbalik melawan diduga disebabkan karena inti
yang membentuk tongkat sihir Harry & Voldemort berasal dari burung Phoniex
yang sama ) maka Lord Voldemort memulai perjalanan mencari Tongkat Sihir Elder
– salah satu dari ketiga Deathly Hallows / Relikui Kematian (=benda pusaka
peninggalan Kematian ). Adapun tentang Relikui Kematian sendiri dijelaskan
lebih terperinci lewat buku yang diwarisi Hermione dari Dumbledore yakni
melalui Kisah Tiga Saudara yang bertemu dengan Kematian. Saudara Pertama
memperoleh Tongkat Sihir Elder, saudara kedua mewarisi Batu Kebangkitan ( yang
mampu memanggil kembali orang yang telah meninggal ). Sedangkan yang ketiga
berada di tangan Harry Potter sebagai penerus keturunan Ignatus Peverell (
saudara ketiga ) yakni benda yang dikenal dengan nama Jubah Gaib.
Perjalanan
Harry semakin terasa berat bukan hanya karena medan serta cuaca namun
perpecahan mulai mengancam kesatuan ketiga sahabat. Apalagi Harry mulai
meragukan akan kebenaran kata-kata Dumbledore yang senantiasa menjadi panutan
dirinya dalam menghadapi kesulitan – dengan bermunculan bukti-bukti bahwa Albus
Dumbledore yang dikenalnya bukanlah sosok bersih serta mulia namun bisa jadi
seorang pembunuh dan pembohong besar.
Dan
masih masih kejutan demi kejutan yang dirangkai dengan plot yang mengagumkan,
membuat pembaca semakin menduga-duga bagaimana akhir kisah Harry Potter yang
spektakuler ini … bagi yang belum membaca, ayo buruan dan ku-jamin ending-nya
tidak mengecewakan ( walaupun sedih juga kisah ini berakhir namun kenangannya
tak akan terlupakan ).
Satu
masukan - kisah Harry Potter merupakan satu-satunya buku yang tak pernah bosan
ku-baca ulang ( minimal setahun 2x baca he ... he .. mengalahkan seri Agatha
Christie yang terjadang hanya setahun sekali, paling tidak setara dengan karya
Sir Arthur Conan Doyle - siapa lagi jika bukan si eksentrik Sherlock Holmes )
Tentang Penulis :
Joanne Kathleen Rowling, semula
adalah orang tua tunggal yang berjuang dalam membesarkan putrinya, ketika di
sela-sela waktu beliau menuliskan awal kisah Harry Potter & Batu Bertuah di
carikan-carikan kertas di sebuah cafe setempat. Dewan Seni Skotlandia secara
tak diduga memberikan penghargaan yang memungkinkan dirinya membuat kisah ini
lebih panjang hingga mendekati sebuah buku. Namun perjuangan untuk menerbitkan
kisah ini menjadi perjuangan yang cukup berat. Pada saat itu tidak penulis wanita yang cukup dikenal apalagi
populer, dan tidak ada yang tertarik untuk menerbitkan novel fantasi. Hingga
ada satu agen yang benar-benar tertarik, dan bersedia berjuang demi terbitnya
buku ini, kemudian dimulailah cetakan buku Harry Potter yang pertama.
Tanpa
diduga oleh siapa pun, buku ini menjadi sebuah awal fenomena, wabah Harry
Potter menyebar ke seluruh penjuru dunia, diterjemahkan dalam berbagai bahasa,
dengan penggemar mulai dari anak-anak hingga dewasa bahkan lanjut usia,
semuanya terpikat akan kisah perjalanan hidup sosok bocah bernama Harry Potter.
Rowling memperoleh berbagai penghargaan dan menangguk kesuksesan dengan serial
ini. Apalagi sejak Warner Bros tertarik membeli hak cipta untuk franchise serta
movies adaptations. Nama Rowling kini menempati jajaran teratas penulis
bestseller serta penulis wanita dengan kekayaan tertinggi berkat karyanya.
[ more about the author, books
and related adaptations, check on here : JK Rowling’s Site | Harry Potter Books
| Potter More | Movies Adaptations | Harry Potter Fan’s Site ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
Dian | dianmaharani833@yahoo.com | Alasan: Karena cerita Harry potter berakhir di sini T___T
ReplyDelete