Translate

Monday, August 26, 2013

Books "TOFI - PERBURUAN BINTANG SIRIUS" [ Part I + II ]

Judul Asli : TOFI – PERBURUAN BINTANG SIRIUS [ Part I ]
Copyright © 2012 [ edisi Draft ]
Penerbit PT Kandel
Penulis : Prof. Yohanes Surya, Ph.D. ; Ellen Conny ; Sylvia Lim
Editor : Dr. Lies Dwiarti
Desain sampul : Sanja Pawarto
Ilustrasi Isi : Sanja Pawarto, Johnny Renaldi
Lay-out : Heru Kiswanto, Wahyudi, Joko Sutrisno
Cetakan IV : Mei 2012 ; 832 hlm [ p. 1-348 ]
Rate : 3 of 5

Sebagai pecinta kisah fantasi, kemunculan novel terbaru karya Prof. Yohanes Surya yang terkenal akan idenya ‘Mestakung’ (Semesta Mendukung) pada pertengahan tahun 2012 lalu, cukup menarik perhatian, bahkan beberapa rekan memperoleh kiriman ‘draft’ novelnya untuk diminta penilaian serta kesannya. Alhasil baru awal tahun ini diriku memperoleh ‘pinjaman’ dari mbak Alvina, dan baru sempat kubaca selama libur lebaran lalu. Tanpa melakukan penilaian akan kesalahan tulisan atau ‘typo’ pada beberapa bagian, apalagi yang kubaca ini masih merupakan edisi ‘draft’ maka akan kuberikan kesan serta penilaian berdasarkan keseluruhan kisahnya. Buku yang direncanakan sebagai bagian awal petualangan sosok remaja bernama Tofi ini, dibagi dalam 2 jilid yang cukup panjang. Tanpa berlama-lama, yuk kita langsung masuk pada isi kisahnya ...



Alkisah setelah berjuang selama hampir 20 tahun, para ilmuwan Lembaga Internasional, Bank Dunia serta pemerintah Indonesia, berhasil membangun sebuah pulau futuristik yang dinamakan Pulau Kencana yang terletak di tengah Laut Jawa. Pulau ini merupakan perwujudan impian akan kehidupan alam serta ekosistem yang masih hijau, namun sama sekali jauh dari hal yang berbau primitif. Sebuah pulau denga  kecantikan alam yang asri dan alami yang dapat hidup berdampingan dengan tehnologi modern serta canggih dengan mengutamakan ‘eco-friendly’. Disinilah kisah ini berpusat dan awal perkenalan dengan para karakter kisah ini. Dibuka dengan adegan yang terjadi di Odyssa College – universitas bagi anak-anak pilihan yang memberikan kurikulum sains terbaik di dunia, karena para siswanya adalah calon ilmuwan yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Di Odessa College, kita akan berkenalan dengan Tofi – remaja kelas 11 yang bukan saja tampan, baik hati, cerdas, dan atlet yang aktif. Ia terkenal juga karena keberadaan ayahnya, Prof. Albed Yomosi – ilmuwan pemenang Nobel Fisika yang terkenal di dunia Internasional. Tofi memiliki 3 orang adik yang juga bersekolah di Odessa College, Aurora yang lembut dan tenang, serta si kembar Marchia (Chia) dan Marissa (Icha) yang selalu bikin ribut dan membuat ulah. Sebagaimana tokoh protagonis, tentu saja ada tokoh antagonis yang meramaikan ‘suasana’ dan hal ini diwakili oleh Jupiter Adiwinata – putra tunggal Mayer Adiwinata, walikota pulau Kencana, yang memiliki obsesi serta haus kekuasaan dengan cara memanipulasi dan menekan pihak-pihak lain. Perseteruan antar Tofi serta Jupiter semakin sering muncul akibat adanya 2 kubu yang terbentuk, antar kelompok Tofi dan kelompok Jupiter.

Salah satu lokasi dimana ajang perebutan kekuasaan ini sering muncul, pada Klub Fosfor (Futuristic Outstanding Science for Teens) – klub sains paling keren di Odessa College, dimana hanya anggota terpilih yang bisa menjadi bagiannya. Ketika Jupiter dan Tofi berusaha mendapatkan posisi sebagai Ketua Fosfor, yang akan menjamin kekuatan serta kuasa yang lebih besar di Odessa College, muncul kandidat baru yang tak terduga, dan terpilih sebagai Ketua oleh Pak Drajat – guru fisika dan pembimbing sains mereka. Sosok gadis cantik dan menawan bernama Miranda muncul ditengah perseteruan Jupiter dan Tofi, dan semakin menambah ‘ramai’ suasana ketika Jupiter yang tertarik dengan Miranda, mendapati gadis itu sama sekali tak memperdulikan dirinya, dan memilih mendekati Tofi.

Kisah ini kemudian bergulir pada persiapan anggota Klub Fosfor yang terpilih mengikuti ajang Science To Generation (STG) di kota Bandung, yang merupakan kompetisi adu ketangkasan khusus bagi calon ilmuwan. Mereka akan diuji secara fisik, mental dan kecerdasan menggunakan akal serta logika. Lomba tingkat nasional ini diprakarsai oleh Prof. Yomosi, guna menemukan calon ilmuwan yang bisa mewakili Indonesia di dunia Internasional, dan pemenang lomba akan mendapatkan hadiah senilai 25.000 dolar dari sponsor Internasional. Tofi dan kawan-kawannya, sangat tertarik untuk mengikuti dan memenangkan event tersebut, terutama agar Klub Fosfor bisa lepas dari ketergantungan dana yang selama ini dipegang oleh Dewan Newtonian – yang diisi oleh anak-anak kaya yang tak peduli akan misi Klub Fosfor, serta dijadikan alat kendali oleh Jupiter yang mengontrol Fabian – Ketua Dewan Newtonian.

Membaca buku yang terlihat cukup tebal ini ternyata lumayan cepat karena cara penulisan yang berjalan cukup cepat, font yang cukup besar serta pembagian adegan per adegan. Dibuka dengan adegan yang terus terang mengingatkan diriku akan kisah Harry Potter, tentang kematian sebuah keluarga akibat kebakaran aneh, dan diselamatkannya sang bayi oleh sosok tak dikenal, yang kemudian meloncat pada kisah 15 tahun kemudian...bisa ditebak kira-kira kemana kisah ini akan berjalan? Kemudian penggambaran akan Odessa College serta karakter-karakter penghuninya, sekali lagi mengingatkan akan deskripsi Hogwarts – sekolah sihir yang menakjubkan. Meski cukup menarik, namun tiada sesuatu yang ‘lebih’ untuk dimunculkan selain beberapa masukan topik seputar sains serta fakta-fakta sejarah yang memberikan masukan khusus bagi para pembaca.

Hampir separuh kisah berjalan tanpa daya tarik, hingga memasuki Bab 4, dimana awal petualangan Tofi serta kawan-kawannya dalam event STG, terutama ketika memasuki kompetisi ala Amazing Race, barulah ‘greget’ kisah ini terasa dan menarik rasa penasaran tingkat tinggi akan kelanjutannya, yang dibuat bersambung pada buku bagian ke-2. Memadukan unsur petualangan seru serta adegan misteri yang membuat pembaca turut ‘berpikir’ bisa dikatakan merupakan kekuatan kisah ini. Sayangnya puncak ketegangan baru muncul menjelang separuh bagian kisah. Entah mengapa terlalau banyak adegan serta kisah yang ‘belum’ terasa penting atau berkaitan dengan kisah ini. Ditambah dengan sistim penulisan yang terbagi dalam ‘pecahan’ paragraf, memberi kesan ‘terputus’ antar kisah satu dengan lainnya, yang secara teoritis masih bisa dimaklumi, namun secara emosional benar-benar terasa ‘datar’ (bisa jadi cenderung membosankan jika terlalu panjang).

Judul Asli : TOFI – PERBURUAN BINTANG SIRIUS [ Part II ]
Copyright © 2012 [ edisi Draft ]
Penerbit PT Kandel
Penulis : Prof. Yohanes Surya, Ph.D. ; Ellen Conny ; Sylvia Lim
Editor : Dr. Lies Dwiarti
Desain sampul : Sanja Pawarto
Ilustrasi Isi : Sanja Pawarto, Johnny Renaldi
Lay-out : Heru Kiswanto, Wahyudi, Joko Sutrisno
Cetakan IV : Mei 2012 ; 832 hlm [ p. 349 – 832 ]
Rate : 3,5 of 5

Petualangan Tofi dan kawan-kawan dalam kompetisi STG di Bandung semakin memuncak. Para peserta yang merupakan perwakilan berbagai daerah menunjukkan kebolehan masing-masing dalam memecahkan kasus per kasus yang diberikan oleh para penguji. Para remaja pilihan yang memiliki kemampuan serta kecerdasan di atas rata-rata ini, diuji bukan saja teori tetapi juga ketangkasan fisik, uji nyali, kemampuan memimpin serta bekerja sama dalam sebuah tim. Sungguh menarik menyimak aneka perubahan serta perkembangan karakter masing-masing yang tidak sekedar mengacu pada sosok ‘hero’ dan ‘villian’ ; penulis bahkan membuat beberapa ujian yang menampilkan dua sisi, baik dari kebaikan dan kejujuran melawan kejahatan serta iri hati dengan bumbu dendam dan permainan tipu-muslihat. Permainan intrik serta plot turut membangun konflik seru yang membuat pembaca bertanya-tanya bagaimana kelanjutan perjalanan masing-masing karakter. Yang jelas, diriku tak sabar dalam membuka dan membaca halaman demi halaman guna mengetahui langkah berikutnya yang akan diambil atau kejadian apa yang akan menimpa tokoh-tokoh dalam kisah ini.

Sejak halaman pertama hingga menjelang akhir, buku ke-2 ini patut mendapat acungan jempol “thumbs-up” karena keseriusan dalam mengolah karakter, adegan, alur hingga naik-turunnya ketegangan yang mampu memicu emosi serta adrenalin pembaca. Paling tidak buku ke-2 ini mampu mengobati rasa kecewa saat membaca buku pertama, terutama awalan yang sangat datar dan tidak jelas. Kisah ini masih terbagi dalam dua skenario, yang satu mengulas kejadian yang dialami oleh para peserta STG di Bandung, dan yang lain menyajikan kondisi Pulau Kencana, atau tepatnya Odessa College yang ditinggalkan sementara oleh Tofi dan kawan-kawannya saat bertarung di ajang STG, dimana Jupiter beserta antek-anteknya memperkuat jarung kekuasaan mereka dengan berusaha mengendalikan orang-orang dibelakang Klub Fosfor. Miranda selaku Ketua Klub Fosfor harus mencari jalan guna menyingkirkan rencana-rencana Jupiter yang tak segan-segan bermain curang dan menyakiti siapa pun yang dianggap menghalangi rencananya.

Uniknya meski para tokoh utamanya mayoritas para remaja, kesan yang muncul dari dua peristiwa yang terjadi di dua lokasi yang berbeda, antara para peserta STG di Bandung, dengan para siswa di Odessa College di Pulau Kencana, dapat dikatakan bertolak-belakang. Menyimak perjuangan dan pertarungan antara perwakilan STG, kita akan mendapati kesan ‘segar’ karena masing-masing karakter menampilkan bagaimana para remaja berpikir dan bersikap dalam mengatasi aneka halangan serta rintangan. Sedangkan siswa di Odessa College, terutama antara Miranda dan Jupiter, justru terkesan menjalankan peran ala orang dewasa, yang sedikit kurang wajar mengingat status mereka masih remaja seusia Tofi dan kawan-kawannya. Entah apakah hal ini memang disengaja atau tidak, menurutku karakter Miranda dan Jupiter merupakan ‘pencerminan’ permainan intrik dan muslihat yang dilakukan oleh kaum ynang lebih dewasa, bahwa setiap langkah telah diperhitungkan untuk memperdaya lawan. Di sisi lain, Tofi mewakili pola pemikiran remaja yang tak kenal rasa takut, selalu ingin tahu dan menyukai tantangan, namun masih memiliki ‘nurani’ akan kebenaran serta kejujuran.

[ source ]
Jika pada buku pertama terdapat kisah pendek yang membuka / menutup sebuah bab, yang berisikan ulasan atau topik tentang sejarah sains, maka dalam buku kedua ini cukup banyak penggalan kisah pendek yang semakin lama semakin menarik. Bukan saja menambah pengetahuan serta wawasan, cara penyajiannya juga cukup unik ibarat belajar sains dan sejarah tanpa sedikit pun merasa bosan (^_^) ... salah satu yang paling kusukai adalah kisah tentang Newton, terutama konflik serta perseteruannya dengan Robert Hooke, ini sebagian paragraf yang mengutip kisahnya :
Apakah yang tersisa dari sebuah permusuhan? Tidak ada, selain kehampaan hidup dan akhir yang menyakitkan. Pernahkah kau renungkan, betapa mudahnya manusia saling menyakiti hanya karena merasa dirinya paling benar ? Seandainya bintang-bintang dapat berbicara, tentunya mereka akan menarik nafas prihatin dan berkata, “Lihatlah sifat manusia yang egois. Seandainya mereka lebih banyak membangun jembatan daripada tembok, tentu tragedi Newton’s Battle tidak perlu terjadi.” [ p. 370 ]
Di antara konflik antar peserta STG, pertarungan anak-anak Odessa College, kisah petualangan Tofi semakin seru dengan masuknya oknum-oknum anggota Galileo Society yang juga menyangkut masa lalu Prof. Yomosi serta rahasia yang ia simpan rapat-rapat hingga musuh yang mengincar nyawanya mulai bermunculan, antara kelompok Black Shcole yang suka bermain ‘kotor’ dan kelompok White Thole yang lebih memilih cara terselubung guna memperoleh tujuannya. Semuanya berkaitan dengan perburuan Bintang Sirius yang akan memberikan kekuatan serta kekuasaan besar pada pemiliknya. Para remaja dan calon ilmuwan yang sedang menata masa depan penuh Impian, tanpa sadar telah terlibat dalam konflik yang telah terjadi berpuluh-puluh tahun silam, dan mereka akan segera dijadikan ‘alat’ untuk mengendalikan permainan oknum-oknum serakah yang mengatas-namakan kejayaan pengetahuan sains dan tehnologi demi kepentingan pribadi masing-masing. Sungguh tak sabar rasanya untuk membaca kelanjutan kisah ini (^_^)

[ more about the author and related works, just check at here : Prof. Yohanes Surya | on Wikipedia Indonesia | on Goodreads | on Facebook Page ]

Best Regards,

* Hobby Buku * 

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...