Judul Asli : TOFI – PERBURUAN BINTANG SIRIUS [ Part I ]
Copyright © 2012 [ edisi
Draft ]
Penerbit PT Kandel
Penulis : Prof. Yohanes
Surya, Ph.D. ; Ellen Conny ; Sylvia Lim
Editor : Dr. Lies Dwiarti
Desain sampul : Sanja
Pawarto
Ilustrasi Isi : Sanja Pawarto,
Johnny Renaldi
Lay-out : Heru Kiswanto,
Wahyudi, Joko Sutrisno
Cetakan IV : Mei 2012 ;
832 hlm [ p. 1-348 ]
Rate : 3 of 5
Sebagai pecinta kisah
fantasi, kemunculan novel terbaru karya Prof. Yohanes Surya yang terkenal akan
idenya ‘Mestakung’ (Semesta Mendukung) pada pertengahan tahun 2012 lalu, cukup
menarik perhatian, bahkan beberapa rekan memperoleh kiriman ‘draft’ novelnya
untuk diminta penilaian serta kesannya. Alhasil baru awal tahun ini diriku
memperoleh ‘pinjaman’ dari mbak Alvina, dan baru sempat kubaca selama libur
lebaran lalu. Tanpa melakukan penilaian akan kesalahan tulisan atau ‘typo’ pada
beberapa bagian, apalagi yang kubaca ini masih merupakan edisi ‘draft’ maka
akan kuberikan kesan serta penilaian berdasarkan keseluruhan kisahnya. Buku
yang direncanakan sebagai bagian awal petualangan sosok remaja bernama Tofi
ini, dibagi dalam 2 jilid yang cukup panjang. Tanpa berlama-lama, yuk kita
langsung masuk pada isi kisahnya ...
Alkisah setelah berjuang
selama hampir 20 tahun, para ilmuwan Lembaga Internasional, Bank Dunia serta
pemerintah Indonesia, berhasil membangun sebuah pulau futuristik yang dinamakan
Pulau Kencana yang terletak di tengah Laut Jawa. Pulau ini merupakan perwujudan
impian akan kehidupan alam serta ekosistem yang masih hijau, namun sama sekali
jauh dari hal yang berbau primitif. Sebuah pulau denga kecantikan alam yang asri dan alami yang
dapat hidup berdampingan dengan tehnologi modern serta canggih dengan
mengutamakan ‘eco-friendly’. Disinilah kisah ini berpusat dan awal perkenalan
dengan para karakter kisah ini. Dibuka dengan adegan yang terjadi di Odyssa
College – universitas bagi anak-anak pilihan yang memberikan kurikulum sains
terbaik di dunia, karena para siswanya adalah calon ilmuwan yang memiliki
kecerdasan di atas rata-rata.
Di Odessa College, kita
akan berkenalan dengan Tofi – remaja kelas 11 yang bukan saja tampan, baik
hati, cerdas, dan atlet yang aktif. Ia terkenal juga karena keberadaan ayahnya,
Prof. Albed Yomosi – ilmuwan pemenang Nobel Fisika yang terkenal di dunia Internasional.
Tofi memiliki 3 orang adik yang juga bersekolah di Odessa College, Aurora yang
lembut dan tenang, serta si kembar Marchia (Chia) dan Marissa (Icha) yang
selalu bikin ribut dan membuat ulah. Sebagaimana tokoh protagonis, tentu saja
ada tokoh antagonis yang meramaikan ‘suasana’ dan hal ini diwakili oleh Jupiter
Adiwinata – putra tunggal Mayer Adiwinata, walikota pulau Kencana, yang
memiliki obsesi serta haus kekuasaan dengan cara memanipulasi dan menekan
pihak-pihak lain. Perseteruan antar Tofi serta Jupiter semakin sering muncul
akibat adanya 2 kubu yang terbentuk, antar kelompok Tofi dan kelompok Jupiter.
Salah satu lokasi dimana
ajang perebutan kekuasaan ini sering muncul, pada Klub Fosfor (Futuristic Outstanding Science for Teens)
– klub sains paling keren di Odessa College, dimana hanya anggota terpilih yang
bisa menjadi bagiannya. Ketika Jupiter dan Tofi berusaha mendapatkan posisi
sebagai Ketua Fosfor, yang akan menjamin kekuatan serta kuasa yang lebih besar
di Odessa College, muncul kandidat baru yang tak terduga, dan terpilih sebagai
Ketua oleh Pak Drajat – guru fisika dan pembimbing sains mereka. Sosok gadis
cantik dan menawan bernama Miranda muncul ditengah perseteruan Jupiter dan
Tofi, dan semakin menambah ‘ramai’ suasana ketika Jupiter yang tertarik dengan
Miranda, mendapati gadis itu sama sekali tak memperdulikan dirinya, dan memilih
mendekati Tofi.
Kisah ini kemudian
bergulir pada persiapan anggota Klub Fosfor yang terpilih mengikuti ajang Science
To Generation (STG) di kota Bandung, yang merupakan kompetisi adu
ketangkasan khusus bagi calon ilmuwan. Mereka akan diuji secara fisik, mental
dan kecerdasan menggunakan akal serta logika. Lomba tingkat nasional ini
diprakarsai oleh Prof. Yomosi, guna menemukan calon ilmuwan yang bisa mewakili
Indonesia di dunia Internasional, dan pemenang lomba akan mendapatkan hadiah
senilai 25.000 dolar dari sponsor Internasional. Tofi dan kawan-kawannya,
sangat tertarik untuk mengikuti dan memenangkan event tersebut, terutama agar
Klub Fosfor bisa lepas dari ketergantungan dana yang selama ini dipegang oleh Dewan
Newtonian – yang diisi oleh anak-anak kaya yang tak peduli akan misi
Klub Fosfor, serta dijadikan alat kendali oleh Jupiter yang mengontrol Fabian –
Ketua Dewan Newtonian.
Membaca buku yang
terlihat cukup tebal ini ternyata lumayan cepat karena cara penulisan yang
berjalan cukup cepat, font yang cukup besar serta pembagian adegan per adegan.
Dibuka dengan adegan yang terus terang mengingatkan diriku akan kisah Harry
Potter, tentang kematian sebuah keluarga akibat kebakaran aneh, dan
diselamatkannya sang bayi oleh sosok tak dikenal, yang kemudian meloncat pada
kisah 15 tahun kemudian...bisa ditebak kira-kira kemana kisah ini akan
berjalan? Kemudian penggambaran akan Odessa College serta karakter-karakter
penghuninya, sekali lagi mengingatkan akan deskripsi Hogwarts – sekolah sihir
yang menakjubkan. Meski cukup menarik, namun tiada sesuatu yang ‘lebih’ untuk
dimunculkan selain beberapa masukan topik seputar sains serta fakta-fakta
sejarah yang memberikan masukan khusus bagi para pembaca.
Hampir separuh kisah
berjalan tanpa daya tarik, hingga memasuki Bab 4, dimana awal petualangan Tofi
serta kawan-kawannya dalam event STG, terutama ketika memasuki kompetisi ala
Amazing Race, barulah ‘greget’ kisah ini terasa dan menarik rasa penasaran
tingkat tinggi akan kelanjutannya, yang dibuat bersambung pada buku bagian
ke-2. Memadukan unsur petualangan seru serta adegan misteri yang membuat
pembaca turut ‘berpikir’ bisa dikatakan merupakan kekuatan kisah ini. Sayangnya
puncak ketegangan baru muncul menjelang separuh bagian kisah. Entah mengapa
terlalau banyak adegan serta kisah yang ‘belum’ terasa penting atau berkaitan
dengan kisah ini. Ditambah dengan sistim penulisan yang terbagi dalam ‘pecahan’
paragraf, memberi kesan ‘terputus’ antar kisah satu dengan lainnya, yang secara
teoritis masih bisa dimaklumi, namun secara emosional benar-benar terasa
‘datar’ (bisa jadi cenderung membosankan jika terlalu panjang).
Judul Asli : TOFI – PERBURUAN BINTANG SIRIUS [ Part II ]
Copyright © 2012 [ edisi
Draft ]
Penerbit PT Kandel
Penulis : Prof. Yohanes
Surya, Ph.D. ; Ellen Conny ; Sylvia Lim
Editor : Dr. Lies Dwiarti
Desain sampul : Sanja
Pawarto
Ilustrasi Isi : Sanja
Pawarto, Johnny Renaldi
Lay-out : Heru Kiswanto,
Wahyudi, Joko Sutrisno
Cetakan IV : Mei 2012 ;
832 hlm [ p. 349 – 832 ]
Rate : 3,5 of 5
Petualangan Tofi dan
kawan-kawan dalam kompetisi STG di Bandung semakin memuncak. Para peserta yang
merupakan perwakilan berbagai daerah menunjukkan kebolehan masing-masing dalam
memecahkan kasus per kasus yang diberikan oleh para penguji. Para remaja
pilihan yang memiliki kemampuan serta kecerdasan di atas rata-rata ini, diuji
bukan saja teori tetapi juga ketangkasan fisik, uji nyali, kemampuan memimpin
serta bekerja sama dalam sebuah tim. Sungguh menarik menyimak aneka perubahan
serta perkembangan karakter masing-masing yang tidak sekedar mengacu pada sosok
‘hero’ dan ‘villian’ ; penulis bahkan membuat beberapa ujian yang menampilkan
dua sisi, baik dari kebaikan dan kejujuran melawan kejahatan serta iri hati
dengan bumbu dendam dan permainan tipu-muslihat. Permainan intrik serta plot
turut membangun konflik seru yang membuat pembaca bertanya-tanya bagaimana
kelanjutan perjalanan masing-masing karakter. Yang jelas, diriku tak sabar
dalam membuka dan membaca halaman demi halaman guna mengetahui langkah
berikutnya yang akan diambil atau kejadian apa yang akan menimpa tokoh-tokoh
dalam kisah ini.
Sejak halaman pertama
hingga menjelang akhir, buku ke-2 ini patut mendapat acungan jempol “thumbs-up”
karena keseriusan dalam mengolah karakter, adegan, alur hingga naik-turunnya
ketegangan yang mampu memicu emosi serta adrenalin pembaca. Paling tidak buku
ke-2 ini mampu mengobati rasa kecewa saat membaca buku pertama, terutama awalan
yang sangat datar dan tidak jelas. Kisah ini masih terbagi dalam dua skenario,
yang satu mengulas kejadian yang dialami oleh para peserta STG di Bandung, dan
yang lain menyajikan kondisi Pulau Kencana, atau tepatnya Odessa College yang
ditinggalkan sementara oleh Tofi dan kawan-kawannya saat bertarung di ajang
STG, dimana Jupiter beserta antek-anteknya memperkuat jarung kekuasaan mereka
dengan berusaha mengendalikan orang-orang dibelakang Klub Fosfor. Miranda
selaku Ketua Klub Fosfor harus mencari jalan guna menyingkirkan rencana-rencana
Jupiter yang tak segan-segan bermain curang dan menyakiti siapa pun yang
dianggap menghalangi rencananya.
Uniknya meski para tokoh
utamanya mayoritas para remaja, kesan yang muncul dari dua peristiwa yang
terjadi di dua lokasi yang berbeda, antara para peserta STG di Bandung, dengan
para siswa di Odessa College di Pulau Kencana, dapat dikatakan
bertolak-belakang. Menyimak perjuangan dan pertarungan antara perwakilan STG,
kita akan mendapati kesan ‘segar’ karena masing-masing karakter menampilkan
bagaimana para remaja berpikir dan bersikap dalam mengatasi aneka halangan
serta rintangan. Sedangkan siswa di Odessa College, terutama antara Miranda dan
Jupiter, justru terkesan menjalankan peran ala orang dewasa, yang sedikit
kurang wajar mengingat status mereka masih remaja seusia Tofi dan
kawan-kawannya. Entah apakah hal ini memang disengaja atau tidak, menurutku
karakter Miranda dan Jupiter merupakan ‘pencerminan’ permainan intrik dan
muslihat yang dilakukan oleh kaum ynang lebih dewasa, bahwa setiap langkah
telah diperhitungkan untuk memperdaya lawan. Di sisi lain, Tofi mewakili pola
pemikiran remaja yang tak kenal rasa takut, selalu ingin tahu dan menyukai
tantangan, namun masih memiliki ‘nurani’ akan kebenaran serta kejujuran.
[ source ] |
Jika pada buku pertama
terdapat kisah pendek yang membuka / menutup sebuah bab, yang berisikan ulasan
atau topik tentang sejarah sains, maka dalam buku kedua ini cukup banyak
penggalan kisah pendek yang semakin lama semakin menarik. Bukan saja menambah
pengetahuan serta wawasan, cara penyajiannya juga cukup unik ibarat belajar
sains dan sejarah tanpa sedikit pun merasa bosan (^_^) ... salah satu yang
paling kusukai adalah kisah tentang Newton, terutama konflik serta
perseteruannya dengan Robert Hooke, ini sebagian paragraf yang mengutip
kisahnya :
Apakah yang tersisa dari sebuah permusuhan? Tidak ada, selain kehampaan hidup dan akhir yang menyakitkan. Pernahkah kau renungkan, betapa mudahnya manusia saling menyakiti hanya karena merasa dirinya paling benar ? Seandainya bintang-bintang dapat berbicara, tentunya mereka akan menarik nafas prihatin dan berkata, “Lihatlah sifat manusia yang egois. Seandainya mereka lebih banyak membangun jembatan daripada tembok, tentu tragedi Newton’s Battle tidak perlu terjadi.” [ p. 370 ]
Di antara konflik antar
peserta STG, pertarungan anak-anak Odessa College, kisah petualangan Tofi
semakin seru dengan masuknya oknum-oknum anggota Galileo Society yang juga
menyangkut masa lalu Prof. Yomosi serta rahasia yang ia simpan rapat-rapat
hingga musuh yang mengincar nyawanya mulai bermunculan, antara kelompok Black
Shcole yang suka bermain ‘kotor’ dan kelompok White Thole yang lebih memilih
cara terselubung guna memperoleh tujuannya. Semuanya berkaitan dengan perburuan
Bintang Sirius yang akan memberikan kekuatan serta kekuasaan besar pada
pemiliknya. Para remaja dan calon ilmuwan yang sedang menata masa depan penuh
Impian, tanpa sadar telah terlibat dalam konflik yang telah terjadi
berpuluh-puluh tahun silam, dan mereka akan segera dijadikan ‘alat’ untuk
mengendalikan permainan oknum-oknum serakah yang mengatas-namakan kejayaan
pengetahuan sains dan tehnologi demi kepentingan pribadi masing-masing. Sungguh
tak sabar rasanya untuk membaca kelanjutan kisah ini (^_^)
[ more about the author
and related works, just check at here : Prof. Yohanes Surya | on Wikipedia Indonesia | on Goodreads | on Facebook Page ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/