Books "GERHANA"
Judul
Asli : ECLIPSE
[ book 3 of Twilight Saga ]
Copyright
© 2007 by Stephenie Meyer
Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
Alih
Bahasa : Monica Dwi Chresnayani
Editor
: Rosi L. Simamora
Cover
by Dianing Ratri
[ WARNING SPOILER ALERT ]
Setelah
beberapa kasus yang ‘nyaris’ membuang nyawa Bella berada di ujung tanduk,
Charlie akhirnya memberi tanda WARNING pada Edward agar tidak terlalu dekat
dengan Bella. Contohnya : melakukan ‘waskat’ ( pengawasan melekat ) setiap saat
Edward berkunjung ke rumah yang berarti mereka tidak dapat benar-benar
berduaan. Bagaimana jika kencan keluar – no way ( atau istilah Charlie “ hell,
no way … “ ) karena Bella jadi tahanan rumah sementara dalam waktu yang tak
diketahui, semua gara-gara dia minggat ke Italia menyelamatkan Edward yang
selama berbulan-bulan bikin Bella jadi seperti zombie ( lebih jelas baca deh
New Moon, tapi tentunya kalian sudah pada baca donk .. )
Bella
telah berusaha menghubungi Jacob berkali-kali setelah insiden kembalinya Edward
dalam kehidupannya. Namun Edward telah mengingatkan Bella bahwa dirinya tidak
akan men-toleransi keberadaan Bella di dekat Jacob, bukan karena cemburu buta
namun Edward meng-khawatirkan keselamatan Bella dalam lingkungan Jacob yang
baru saja memulai transisi perubahan sebagai werewolf. Bella juga menyadari
ketidak-stabilan perubahan wujud manusia-werewolf tersebut, namun tak dapat
dicegah rasa cemas dan khawatir akan kondisi Jacob. Apalagi Charlie yang
mendapat kisikan dari Billy tak pernah lepas mengingatkan Bella akan perbuatan
Jacob yang telah menyelamatkan dirinya dari keterpurukan – dan sekarang ganti
Jacob yang hidupnya merana.
Sepulang
dari kunjungan ke Florida, Bella langsung didatangi oleh Jacob ( padahal
sebelumnya berkali-kali ia mencoba tapi Jacob selalu menghindar ) dan akhirnya
Bella mengetahui alasan sebenarnya mengapa Edward mengajak dirinya pergi ke
Phoenix. Melalui Alice yang mampu melihat kilasan masa depan, Edward tahu bahwa
pada minggu keberangkatan mereka, Victoria kembali datang ke Forks dan Bella
dalam bahaya dan jalan satu-satunya hanyalah membawanya keluar kota. Namun
masalah tersebut terungkap gara-gara saat mengejar Victoria – Emmet, Jasper,
Carlisle dan lainnya terkecoh hingga memasuki perbatasan wilayah Quileute, yang
mana nyaris memicu pertempuran antara kawanan werewolf dengan vampire. Hasilnya
terjadi ketegangan dan genjatan ‘senjata’ ( klo gigitan vampire serta werewolf
bisa disebut senjata ) antara keduanya … dan Victoria berhasil meloloskan diri.
Hal
ini membuat Bella semakin pusing, antara persiapan dirinya mencari universitas
atau persiapan memasuki dunia vampire ( Bella masih memegang janji Edward serta
Carlisle yang akan ‘mengubahnya’ setamat SMA ), juga mengkhawatirkan ayah serta
ibunya jika ditinggalkan, dan sekarang konflik serta perseteruan antara Edward dan Jacob semakin membesar. Masing-masing pihak tak mau menyerah sebelum
titik darah penghabisan. Bella merasa sedikit egois karena ia tak mau
kehilangan Edward maupun Jacob, maka terjadilah acara ‘kucing-kucingan’ agar ia
dapat bertemu dengan keduanya.
Jika
Edward menjadi sangat protektif dalam menjaga Bella agar tidak sering
berhubungan dengan Jacob ( termasuk menyogok Alice dengan mobil sports agar
menjaga Bella saat ia pergi berburu ), maka Jacob tidak kehilangan akal guna
‘menculik’ Bella agar mereka dapat pergi ke pantai La Push. Bella seperti
mendapatkan kebahagiaan yang pernah hilang selama beberapa waktu, bersama
Edward hidupnya terasa lebih berarti dan bersama Jacob ia menemukan kegembiraan
serta kehangatan persahabatan serta kisah-kisah tentang teman-teman serta keluarga
Jacob, membuatnya sedikit melupakan bahaya yang mengintai hidupnya.
Kedekatan
Bella dengan Jacob dan sahabat-sahabatnya ( kaum Quileute adalah turunan
werewolf ), membuatnya lebih mengenal asal-usul keberadaan kaum tersebut,
terutama legenda munculnya manusia yang mampu berubah menjadi werewolf. Dan
seiring dengan kebersamaan tersebut, Bella juga mendapati dirinya lebih
mengenal keluarga Cullen atau tepatnya sejarah dan asal usul mereka.
Dimulai dari Jasper, keluarga Cullen yang termuda ( masuk paling akhir dalam
keluarga tersebut ) – Jasper yang biasanya lebih pendiam menceritakan bagaimana
ia menjadi seperti saat ini dan ternyata ‘kehidupan’ yang pernah dialami
Jasper sangatlah mengerikan. Ia pernah menjadi vampire pembunuh yang buas akibat
peperangan antar vampire yang sangat lama.
Dan peristiwa serangkaian pembunuhan
yang melanda kota-kota di sekitar Forks belakang ini, mengingatkan dirinya akan
suatu pergerakan yang dulu dijalaninya. Pembunuhan mengerikan serta lenyapnya
beberapa manusia itu adalah perbuatan vampire – atau tepatnya vampire yang
lepas kendali. Carlisle berusaha mencari jalan guna mempersiapkan diri mereka
akan kedatangan ‘si pembunuh’ yang pergerakkannya mengarah ke kota Forks. Jalan
satu-satunya adalah mencari bala bantuan sesame vampire lain. Namun pertemuan
Carlisle dengan kelompok vampire terdekat belum membawa hasil yang memuaskan.
Di
tengah kecemasan serta persiapan guna menanggulangi kedatangan kawanan vampire
tersebut, Bella merasa tak berdaya, apa yang dapat ia bantu jika benar-benar
musuh akan datang menyerang kota Forks – ia tak mampu melindungi keluarga serta
orang-orang yang dekat dengannya. Maka ide untuk mempercepat proses
‘pengubahan’ dirinya menjadi vampire sangatlah menggoda – bahkan itu merupakan
satu-satunya ide yang brilian … paling itu menurut pemikiran Bella. Tapi
alangkah kecewa dirinya saat Edward kembali menolak permintaan tersebut.
Saat
suatu hari ketika ia menginap di kediaman Cullen ( salah satu cara yang
dilakukan Alice dalam ‘menculik’ Bella agar tidak menemui Jacob saat Edward
pergi ) antara jengkel dengan perlakuan Edward yang dianggap semena-mena –
Bella terkejut ketika Rosalie mendatanginya di kamar Edward, apalagi saat
Rosalie mengungkapkan alasan ia ‘membenci’ Bella sejak awal pertemuan mereka.
Rosalie mengungkapkan rahasia kelam yang dialaminya sebelum ia mengalami
perubahan sebagai vampire dan ia mengingatkan betapa beruntungnya keadaan
Bella saat ini sebagai manusia biasa dan seharusnya Bella lebih menghargai
kehidupannya sekarang karena tak ada jalan untuk kembali jika proses perubahan
telah dilakukan. Rosalie meninggalkan Bella dengan uluran persahabatan serta
pengertian yang tak pernah akan dilupakan … serta suatu pertimbangan akan
pilihan dalam hidup.
Saat
pulang dari kediaman Cullen, Bella mendapati ada yang telah memasuki kamarnya dan beberapa barang miliknya lenyap. Semula Bella tidak terlalu
memperhatikan hal tersebut, hingga Edward ‘mencium bau’ yang menandakan adanya
vampire yang telah memasuki kamar Bella. Anehnya Alice tak mampu ‘melihat’ apa
pun saat kejadian tersebut – sehingga menimbulkan dugaan bahwa utusan dari
keluarga Volturi ( klan vampire dari Italia ) telah datang menagih janji
Edward. Atau bisa juga mereka datang akibat pergerakkan pembunuhan yang
dipelopori oleh vampire yang lepas kendali.
Akibat
insiden di kediaman Bella, terjadi hal yang menakjubkan, Edward dan Jacob
bersedia bekerjasama dalam menjaga keselamatan Bella, meski persaingan tetap
berjalan diantara keduanya, namun masing-masing pihak mulai memahami sosok
dibalik Edward maupun Jacob. Bahkan Edward mampu melihat sesuatu yang tidak
disadari oleh Bella … bahwa Bella juga mencintai Jacob lebih dari sekedar
sahabat. Dan disaat Bella harus memutuskan mana yang akan dipilih sebagai jalan
hidupnya – Edward maupun Jacob bersatu dalam pertempuran melawan kawanan
vampire ganas yang siap menghabisi siapa pun dihadapannya … keluarga Cullen
bahu membahu bersama kawanan werewolf dalam pertarungan paling berdarah dan
mengerikan. Tak jelas siapa yang akan menang, namun yang pasti peristiwa ini
akan memakan korban – Bella tak mampu berbuat apa pun saat semua yang dikenal
& dikasihinya bertaruh nyawa di luar sana ……
Serruuu
… Bikin Greget … Sedih – Senang – Kecewa – Haru – Bahagia – Jengkel … wahh
campur aduk dech. Dengan alur yang cepat kemudian melambat lalu mendadak
‘ngebut’ berlanjut dengan ‘cooling down’ t’rus terjun-bebas … ha … ha … ha,
bikin nafas ikut terengah-engah sekaligus dag-dig-dug.
Jika
dikatakan bahwa kisah Twilight Saga ini hebohnya menyerupai Harry Potter , well
sebagai Potter Mania meski kisah ini bukan dari genre serta ‘theme’penulisan
yang sama, dapat ku-pahami bahwa Stephenie Meyer ‘jago’ dalam memainkan
perasaan ( baca : emosi ) pembacanya dan inilah yang membuat kisah ini dinanti-nantikan
kelanjutannya. Apalagi mengangkat topik ‘kisah cinta terlarang’ – terbukti pada
jaman Shakespeare saja kisah Romeo-Juliet laris-manis bak kacang goring, bahkan
hingga saat ini telah diadaptasi dalam berbagai versi serta media. Apakah
Twilight Saga mampu memberikan kepuasaan lebih bagi para insan yang kehausan
akan romantisme vs kekejaman ? Hanya kaum vampire yang mampu menjawabnya …
maukah anda bergabung ?
Tentang
Penulis :
Stephanie H. Meyer, lahir pada tanggal 24 Desember 1973 di Harfort, Connecticut, Amerika Serikat, adalah pendiri The Young Authors Foundation yang menerbitkan TeenInk, majalah bulanan nasional yang telah memuat karya-karya lebih dari 25.000 remaja sejak 1989. Stephanie, editor buku dan majalah TeenInk, mempunyai gelar master dalam pendidikan dan pekerjaan sosial. Semua royalti dari buku-buku TeenInk disumbangkan pada The Young Authors Foundation yang bersifat nirbala, untuk memberi kesempatan membaca, menulis, dan menerbitkan kepada para remaja.
[ more about the author and related works, just check at here : Stephenie Meyer | on Wikipedia | on Goodreads | on IMDb | Twilight Saga (Novel) | Movies Adaptations ]
Best
Regards,
HobbyBuku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/