Translate

Sunday, November 10, 2013

Books "ECLIPSE"



Books "GERHANA"
Judul Asli : ECLIPSE
[ book 3 of Twilight Saga ]
Copyright © 2007 by Stephenie Meyer
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Monica Dwi Chresnayani
Editor : Rosi L. Simamora
Cover by Dianing Ratri
Cetakan ke-06 : Januari 2009 ; 688 hlm
Rate : 3 of 5
~ Re-Blogged from Alice's Dreamland ~

[ WARNING SPOILER ALERT ]
Okay, para Twilighter … setelah jeda beberapa minggu, akhirnya baru kesampaian menulis review ini ( bacanya udah lama banget selesai – but ‘cause one things to another finally just this month I can finish-up some of book reviews on my piles ) dan tak berlama-lama mari kita terjun langsung bersama Bella ‘n vampires ‘n werewolves.

Setelah beberapa kasus yang ‘nyaris’ membuang nyawa Bella berada di ujung tanduk, Charlie akhirnya memberi tanda WARNING pada Edward agar tidak terlalu dekat dengan Bella. Contohnya : melakukan ‘waskat’ ( pengawasan melekat ) setiap saat Edward berkunjung ke rumah yang berarti mereka tidak dapat benar-benar berduaan. Bagaimana jika kencan keluar – no way ( atau istilah Charlie “ hell, no way … “ ) karena Bella jadi tahanan rumah sementara dalam waktu yang tak diketahui, semua gara-gara dia minggat ke Italia menyelamatkan Edward yang selama berbulan-bulan bikin Bella jadi seperti zombie ( lebih jelas baca deh New Moon, tapi tentunya kalian sudah pada baca donk .. )



Akhirnya Edward menemukan solusi agar Bella tidak terlalu stress akibat pingitan Charlie, yaitu mengakali baik Bella maupun Charlie agar mengijinkan dirinya beserta Bella berangkat ke Phoenix, Florida mengunjungi Renee menggunakan hadiah tiket pesawat dari Carlisle & Esmee yang diberikan saat ulang tahun Bella ke-18 yang lalu. Bella sebenarnya curiga bahwa dorongan Edward agar mereka segera pergi menjelang akhir minggu tersebut lebih dikarenakan adanya pesta yang diadakan di kediaman Billy dimana Charlie & tentunya Bella diundang datang – yang berarti Bella akan berjumpa dengan Jacob.

Bella telah berusaha menghubungi Jacob berkali-kali setelah insiden kembalinya Edward dalam kehidupannya. Namun Edward telah mengingatkan Bella bahwa dirinya tidak akan men-toleransi keberadaan Bella di dekat Jacob, bukan karena cemburu buta namun Edward meng-khawatirkan keselamatan Bella dalam lingkungan Jacob yang baru saja memulai transisi perubahan sebagai werewolf. Bella juga menyadari ketidak-stabilan perubahan wujud manusia-werewolf tersebut, namun tak dapat dicegah rasa cemas dan khawatir akan kondisi Jacob. Apalagi Charlie yang mendapat kisikan dari Billy tak pernah lepas mengingatkan Bella akan perbuatan Jacob yang telah menyelamatkan dirinya dari keterpurukan – dan sekarang ganti Jacob yang hidupnya merana.

Sepulang dari kunjungan ke Florida, Bella langsung didatangi oleh Jacob ( padahal sebelumnya berkali-kali ia mencoba tapi Jacob selalu menghindar ) dan akhirnya Bella mengetahui alasan sebenarnya mengapa Edward mengajak dirinya pergi ke Phoenix. Melalui Alice yang mampu melihat kilasan masa depan, Edward tahu bahwa pada minggu keberangkatan mereka, Victoria kembali datang ke Forks dan Bella dalam bahaya dan jalan satu-satunya hanyalah membawanya keluar kota. Namun masalah tersebut terungkap gara-gara saat mengejar Victoria – Emmet, Jasper, Carlisle dan lainnya terkecoh hingga memasuki perbatasan wilayah Quileute, yang mana nyaris memicu pertempuran antara kawanan werewolf dengan vampire. Hasilnya terjadi ketegangan dan genjatan ‘senjata’ ( klo gigitan vampire serta werewolf bisa disebut senjata ) antara keduanya … dan Victoria berhasil meloloskan diri.

Hal ini membuat Bella semakin pusing, antara persiapan dirinya mencari universitas atau persiapan memasuki dunia vampire ( Bella masih memegang janji Edward serta Carlisle yang akan ‘mengubahnya’ setamat SMA ), juga mengkhawatirkan ayah serta ibunya jika ditinggalkan, dan sekarang konflik serta perseteruan antara Edward dan Jacob semakin membesar. Masing-masing pihak tak mau menyerah sebelum titik darah penghabisan. Bella merasa sedikit egois karena ia tak mau kehilangan Edward maupun Jacob, maka terjadilah acara ‘kucing-kucingan’ agar ia dapat bertemu dengan keduanya. 

Awalnya sangat sulit karena begitu ia merencanakan menemui Jacob, Edward sudah berada di dalam mobilnya ( sedikit merusak bagian mobil Bella hingga tak mau jalan wah … wah ) – bagaimana bisa ketahuan, ya jelas khan ada Alice yang mampu melihat kejadian yang belum terjadi ( untuk lebih jelasnya, Alice tak mampu melihat jika berhubungan dengan werewolf, jadi jika penglihatan tentang Bella mendadak menghilang dari pandangan Alice, dapat dipastikan Bella akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan Jacob … begitu ceritanya ).

Jika Edward menjadi sangat protektif dalam menjaga Bella agar tidak sering berhubungan dengan Jacob ( termasuk menyogok Alice dengan mobil sports agar menjaga Bella saat ia pergi berburu ), maka Jacob tidak kehilangan akal guna ‘menculik’ Bella agar mereka dapat pergi ke pantai La Push. Bella seperti mendapatkan kebahagiaan yang pernah hilang selama beberapa waktu, bersama Edward hidupnya terasa lebih berarti dan bersama Jacob ia menemukan kegembiraan serta kehangatan persahabatan serta kisah-kisah tentang teman-teman serta keluarga Jacob, membuatnya sedikit melupakan bahaya yang mengintai hidupnya.

Kedekatan Bella dengan Jacob dan sahabat-sahabatnya ( kaum Quileute adalah turunan werewolf ), membuatnya lebih mengenal asal-usul keberadaan kaum tersebut, terutama legenda munculnya manusia yang mampu berubah menjadi werewolf. Dan seiring dengan kebersamaan tersebut, Bella juga mendapati dirinya lebih mengenal keluarga Cullen atau tepatnya sejarah dan asal usul mereka. Dimulai dari Jasper, keluarga Cullen yang termuda ( masuk paling akhir dalam keluarga tersebut ) – Jasper yang biasanya lebih pendiam menceritakan bagaimana ia menjadi seperti saat ini dan ternyata ‘kehidupan’ yang pernah dialami Jasper sangatlah mengerikan. Ia pernah menjadi vampire pembunuh yang buas akibat peperangan antar vampire yang sangat lama. 

Dan peristiwa serangkaian pembunuhan yang melanda kota-kota di sekitar Forks belakang ini, mengingatkan dirinya akan suatu pergerakan yang dulu dijalaninya. Pembunuhan mengerikan serta lenyapnya beberapa manusia itu adalah perbuatan vampire – atau tepatnya vampire yang lepas kendali. Carlisle berusaha mencari jalan guna mempersiapkan diri mereka akan kedatangan ‘si pembunuh’ yang pergerakkannya mengarah ke kota Forks. Jalan satu-satunya adalah mencari bala bantuan sesame vampire lain. Namun pertemuan Carlisle dengan kelompok vampire terdekat belum membawa hasil yang memuaskan.

Di tengah kecemasan serta persiapan guna menanggulangi kedatangan kawanan vampire tersebut, Bella merasa tak berdaya, apa yang dapat ia bantu jika benar-benar musuh akan datang menyerang kota Forks – ia tak mampu melindungi keluarga serta orang-orang yang dekat dengannya. Maka ide untuk mempercepat proses ‘pengubahan’ dirinya menjadi vampire sangatlah menggoda – bahkan itu merupakan satu-satunya ide yang brilian … paling itu menurut pemikiran Bella. Tapi alangkah kecewa dirinya saat Edward kembali menolak permintaan tersebut.

Saat suatu hari ketika ia menginap di kediaman Cullen ( salah satu cara yang dilakukan Alice dalam ‘menculik’ Bella agar tidak menemui Jacob saat Edward pergi ) antara jengkel dengan perlakuan Edward yang dianggap semena-mena – Bella terkejut ketika Rosalie mendatanginya di kamar Edward, apalagi saat Rosalie mengungkapkan alasan ia ‘membenci’ Bella sejak awal pertemuan mereka. Rosalie mengungkapkan rahasia kelam yang dialaminya sebelum ia mengalami perubahan sebagai vampire dan ia mengingatkan betapa beruntungnya keadaan Bella saat ini sebagai manusia biasa dan seharusnya Bella lebih menghargai kehidupannya sekarang karena tak ada jalan untuk kembali jika proses perubahan telah dilakukan. Rosalie meninggalkan Bella dengan uluran persahabatan serta pengertian yang tak pernah akan dilupakan … serta suatu pertimbangan akan pilihan dalam hidup.

Saat pulang dari kediaman Cullen, Bella mendapati ada yang telah memasuki kamarnya dan beberapa barang miliknya lenyap. Semula Bella tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, hingga Edward ‘mencium bau’ yang menandakan adanya vampire yang telah memasuki kamar Bella. Anehnya Alice tak mampu ‘melihat’ apa pun saat kejadian tersebut – sehingga menimbulkan dugaan bahwa utusan dari keluarga Volturi ( klan vampire dari Italia ) telah datang menagih janji Edward. Atau bisa juga mereka datang akibat pergerakkan pembunuhan yang dipelopori oleh vampire yang lepas kendali.

Akibat insiden di kediaman Bella, terjadi hal yang menakjubkan, Edward dan Jacob bersedia bekerjasama dalam menjaga keselamatan Bella, meski persaingan tetap berjalan diantara keduanya, namun masing-masing pihak mulai memahami sosok dibalik Edward maupun Jacob. Bahkan Edward mampu melihat sesuatu yang tidak disadari oleh Bella … bahwa Bella juga mencintai Jacob lebih dari sekedar sahabat. Dan disaat Bella harus memutuskan mana yang akan dipilih sebagai jalan hidupnya – Edward maupun Jacob bersatu dalam pertempuran melawan kawanan vampire ganas yang siap menghabisi siapa pun dihadapannya … keluarga Cullen bahu membahu bersama kawanan werewolf dalam pertarungan paling berdarah dan mengerikan. Tak jelas siapa yang akan menang, namun yang pasti peristiwa ini akan memakan korban – Bella tak mampu berbuat apa pun saat semua yang dikenal & dikasihinya bertaruh nyawa di luar sana ……

Serruuu … Bikin Greget … Sedih – Senang – Kecewa – Haru – Bahagia – Jengkel … wahh campur aduk dech. Dengan alur yang cepat kemudian melambat lalu mendadak ‘ngebut’ berlanjut dengan ‘cooling down’ t’rus terjun-bebas … ha … ha … ha, bikin nafas ikut terengah-engah sekaligus dag-dig-dug. 


Jika dikatakan bahwa kisah Twilight Saga ini hebohnya menyerupai Harry Potter , well sebagai Potter Mania meski kisah ini bukan dari genre serta ‘theme’penulisan yang sama, dapat ku-pahami bahwa Stephenie Meyer ‘jago’ dalam memainkan perasaan ( baca : emosi ) pembacanya dan inilah yang membuat kisah ini dinanti-nantikan kelanjutannya. Apalagi mengangkat topik ‘kisah cinta terlarang’ – terbukti pada jaman Shakespeare saja kisah Romeo-Juliet laris-manis bak kacang goring, bahkan hingga saat ini telah diadaptasi dalam berbagai versi serta media. Apakah Twilight Saga mampu memberikan kepuasaan lebih bagi para insan yang kehausan akan romantisme vs kekejaman ? Hanya kaum vampire yang mampu menjawabnya … maukah anda bergabung ?

Tentang Penulis : 


Stephanie H. Meyer, lahir pada tanggal 24 Desember 1973 di Harfort, Connecticut, Amerika Serikat, adalah pendiri The Young Authors Foundation yang menerbitkan TeenInk, majalah bulanan nasional yang telah memuat karya-karya lebih dari 25.000 remaja sejak 1989. Stephanie, editor buku dan majalah TeenInk, mempunyai gelar master dalam pendidikan dan pekerjaan sosial. Semua royalti dari buku-buku TeenInk disumbangkan pada The Young Authors Foundation yang bersifat nirbala, untuk memberi kesempatan membaca, menulis, dan menerbitkan kepada para remaja.

[ more about the author and related works, just check at here : Stephenie Meyer | on Wikipedia | on Goodreads | on IMDb | Twilight Saga (Novel) | Movies Adaptations ]

Best Regards,
HobbyBuku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...