Books
“MELINTASI BATAS”
Judul Asli : CROSSED
[
book 2 of MATCHED Trilogy ]
By Ally Condie
Copyright © 2002 by
Author/Company
Penerbit Gramedia Pustaka
Utama
Alih Bahasa : Yohanna Yuni
Desain & ilustrasi
cover : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan I : Oktober 2013 ;
400 hlm ; ISBN 978-979-22-9253-4
Rate : 4 of 5
Tema bacaan dystopian
seakan menjadi tren bagi para penulis sekaligus bagi kalangan pembaca fantasi.
Namun bagi diriku pribadi, tema ini justru menjadi salah satu jenis bacaan yang
kuhindari, karena hampir sebagian besar kisahnya serupa dengan konflik dan
penyelesaian yang bisa ditebak. Alih-alih rasa penasaran, maka beberapa karya
‘tipikal’ ini membuatku bosan dan jenuh, dan akhirnya diriku mencari bacaan
yang ‘benar-benar’ merupakan kisah epic-fantasy, dengan alur, plot dan karakter
yang kompleks serta menarik untuk disimak berulang kali.
Karya Ally Condie ini
sendiri terus terang mengundang rasa penasaran, dimulai semenjak kemunculan
buku pertamanya. Seperti biasa, maraknya respons pembaca, membuatku penasaran
untuk mencoba membacanya. Biasa dikatakan diriny ‘kecewa’ dengan premis yang
begitu tinggi, hasil akhir yang kuharapkan tak jua muncul. Maka buku kedua ini
lebih didorong untuk ‘membuktikan’ pendapat umum ataukah selera pribadiku yang
tak sesuai dengan ‘pujian’ terhadap trilogi Matched ini. Dan untunglah, pada
kesempatan kali ini, bisa kukatakan ‘Crossed’ layak menempati
‘recommended-book’ bagi penggemar kisah fantasi.
Dalam buku pertama, Ky
Markham yang telah masuk dalam kategori Aberasi, suatu hari ‘diciduk’ dari
kediaman paman serta bibinya oleh pemerintah. Cassia Reyes, menyaksikan hal
tersebut bersama para penghuni sekitar kediaman mereka, tanpa mampu melawan
pasukan yang siap sedia mencekal siapa pun yang dianggap sebagai pemberontak.
Namun semenjak saat itu Cassia diam-diam menetapkan janji untuk mencaritahu
keberadaan Ky, meski ia harus pergi keluar wilayah Provinces yang terlarang.
Cassia berdiam diri,
berbuat seolah-olah ia menuruti semua peraturan yang diberlakukan semenjak ia
boleh bekerja, keluar dari lingkungan hunian keluarga. Sembari mencari
informasi dan keterangan tentang Provinsi Luar secara diam-diam, ia juga
menjaga rahasia ini dari keluarganya, semata-mata demi keselamatan mereka,
bahkan Xander yang secara resmi merupakan pasangannya, tak mengetahui
rencananya, meski ia menaruh rasa curiga. Ketika akhirnya Cassia memperoleh
‘jalan’ untuk menelusuri jejak Ky, ia harus mengambil resiko besar, memasuki
wilayah yang sama sekali tak dikenal dan berbahaya, tanpa sepengetahuan siapa
pun juga.
Buku kedua ini menuai
beragam reaksi, meski sebagian mengatakan bahwa kisahnya berkesan datar tanpa
adegan romansa yang mendayu-dayu, entah mengapa justru suasana sunyi dengan
latar belakang medan berupa tebing-tebing serta lembah kering yang membatu,
panas membara saat terang dan dingin membeku saat malam menjelang, semuanya
memberikan nuansa misteri yang mencekam. Perjalanan Cassia dengan Indie – gadis
aneh yang menyimpan banyak rahasia serta kemampuan menakjubkan di saat-saat
genting, serta petualangan Ky bersama Vick dan Eli, yang sama-sama melarikan
diri dari kamp Aberasi, mencari kaum pemberontak yang ada dalam legenda dari
mulut ke mulut, semuanya menjadi adegan menarik yang menegangkan.
Kesan datar mungkin muncul
pada awal kisah, tetapi menjelang pertengahan, pelarian dari pembantaian
desa-desa kaum Aberasi oleh Pemerintah, hingga perjalanan berat menempuh medan
yang sulit dan liar, justru sangat menarik. Sejak awal kisah hingga akhir,
nuansa misteri senantiasa menyelubungi disertai rasa penasaran, siapakah
sebenarnya sosok Pilot yang dianggap sebagai Pioner kaum pemberontak ? Dan
benarkah pendapat Ky bahwa kaum pemberontak tak berbeda jauh dengan pemerintahan
Province, masing-masing memiliki agenda tersendiri ? Satu hal yang sangat
menonjol, adegan-adegan Cassia dan rekan-rekannya saat melihat lukisan
dinding, sebuah mural yang bercerita
tentang masa lalu, ketidak-tahuan mereka dengan kilasan gambaran yang diketahui
oleh Ky, sungguh menyentuh.
Apa jadinya jika dunia
nyaris sekarat akibat penyakit sehingga harus diambil langkah drastis guna
menyelamatkan kelangsungan hidup manusia dan sekitarnya ? Sejarah masa lalu
berdirinya Province hingga akhirnya menjadi sebuah pemerintahan diktator, yang
mengatur pasangan, pernikahan, kelahiran hingga kematian setiap manusia. Yang
menentukan makanan dan minuman yang harus dikonsumsi, musik yang layak
didengarkan, bacaan yang diperbolehkan, dan kegiatan membaca serta menulis
tidak diperbolehkan kecuali bagi orang-orang tertentu. Adegan pembakaran aneka
ragam kertas termasuk sobekan puisi terlarang karya Tennyson pada buku pertama,
selalu membekas di benakku.
Buku kedua ini
memperkuat kesan pemerintahan otoriter, keberadaan kaum pemberontak hingga
rakyat jelata yang terjepit diantaranya karena memilih untuk tidak ikut serta
dalam kedua belah pihak. Mengapa peperangan harus ada, hanya untuk memuaskan
kepentingan dan keegoisan pribadi oknum-oknum berwenang, semuanya tercemin pada
sikap Ky yang bertolakbelakang dengan pemikiran Cassia. Mampukah kedua pasangan
yang besar dalam dua latar belakang berbeda ini akhirnya bersatu terlepas dari
ideologi masing-masing ? Dan bagaimana peran serta Xander Thomas Carrow –
pasangan resmi Cassia yang ternyata juga menyimpan rahasia tersendiri termasuk
dari Cassia ?
[
more about the author and related works, just check at here : Ally Condie | Matched’s Site | on Goodreads
| on Wikipedia ]
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/