Translate

Friday, January 31, 2014

Books "DIVERGENT"

Judul Asli : DIVERGENT
[ book 1 of DIVERGENT Trilogy ]
Copyright © 2011 by Veronica Roth
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Anggun Prameswari
Editor : Esti Budihabsari
Proofreader : Emi Kusmiati
Desain sampul : BLUEgarden
Cetakan I : April 2012 ; 544 hlm ; ISBN 978-979-433-697-7
Rate : 5 of 5

Perang nuklir yang melanda dunia, memusnahkan peradaban manusia. Demi memulihkan kondisi dan membuat perdamaian antar manusia, Amerika membentuk faksi-faksi yang memiliki dewan-dewan untuk mengatur sistem dan kebijakan bagi para penduduknya. Chicago – salah satu wilayah yang cukup luas, kini terbagi menjadi 5 Faksi : Abnegation, Amity, Candor, Dauntless dan Erudite. Setiap penduduk bebas memilih faksi mana yang sesuai dengan panggilan hati masing-masing. Dan bagi kaum remaja, tepat pada usia ke -16, mereka akan menjalani Upacara Pemilihan, diawali dengan serangkaian test untuk menentukan posisi yang paling cocok bagi pribadi masing-masing, dan kemudian mereka harus menentukan pilihan yang berlaku seumur hidup, pada Faksi mana mereka berada.


Faksi Amity : sesuai bagi mereka yang tidak menyukai peperangan dan senantiasa hidup tenang dan damai. Faksi Erudite : bagi mereka yang tidak menyukai ketidak-tahuan dan mengangkat ilmu pengetahuan di atas segalanya. Faksi Candor : sesuai bagi mereka yang tidak menyukai kepalsuan, menghargai kejujuran dan kebenaran, dan selalu berbicara apa adanya dalm situasi apa pun. Faksi Abnegation : bagi mereka yang tidak menyuaki pamrih atau egoisme, dan memilih hidup sederhana secara fisik maupun tingkah laku. Faksi Dauntless : bagi mereka yang membenci kepengecutan dan selalu berani menantang bahaya setiap saat.

Caleb dan Beatrice Prior, sepanjang kehidupan mereka dibesarkan oleh kedua orang tuanya sebagai Faksi Abnegation. Namun bagi Beatrice, ketika ia menjalani test Pemilihan, hasilnya sungguh membingungkan. Karena kecenderungan pada dirinya, menunjukkan bahwa dirinya memiliki hampir sebagian besar seluruh kekuatan dari 5 Faksi, bukannya menonjol pada satu atau dua Faksi saja sebagaimana remaja normal lainnya. Hal ini menandakan dirinya adalah Divergent – status yang dianggap berbahaya, dan demi keselamatan nyawanya, sang penguji diam-diam merubah hasil test sehingga kejanggalan pada diri Beatrice tidak diketahui oleh Pemerintah.

Beatrice pribadi menyadari dirinya acapkali melakukan tindakan maupun pikiran yang sama sekali tidak sesuai sebagai warga Abnegation. Namun status Divergent yang unik sekaligus membahayakan, membuatnya harus ‘tutup mulut’ terhadap siapa pun juga, termasuk keluarganya. Hingga tiba waktunya ia harus memilih, apakah akan tetap sebagai warga Abnegation atau memilih Faksi lain, yang berarti mengkhianati kepercayaan keluarganya. Namun ternyata bukan Beatrice seorang yang berubah haluan, ia dikejutkan dengan pilihan Caleb, yang meninggalkan Faksinya dan memilih Erudite. Meski demikian, Beatrice pada akhirnya juga memilih Faksi Dauntless alih-alih kembali pada Abnegation.

Beatrice Prior dari Abnegation telah tiada, kini ia adalah Tris calon dari Faksi Dauntless. Pemilihan awal ternyata hanya merupakan awal dari perjuangan panjang yang berat dan keras. Karena Faksi Dauntless bukan saja terkenal karena namanya, tetapi juga menerapkan aneka ujian seleksi yang menantang keberanian, kekuatan dan kecerdasan otak. Dari 20 peserta baru, hanya akan diterima 10 orang sebagai anggota resmi Dauntless. Setiap hari merupakan latihan berat serta ujian inisiasi untuk menentukan ranking setiap peserta. Hanya ranking 10 besar sampai dengan 5 besar yang akan lolos, sisanya yang gugur akan menjadi factionless – tidak memiliki faksi dan harus hidup menggelandang.

Tris yang bertubuh kurus, kecil dan pendiam dari Abnegation, dianggap sepele, namun tiada yang mengetahui kebulatan tekad yang dimiliki, jauh lebih besar dibandingkan fisiknya. Ia mendapati hal-hal baru, seperti persahabatan dengan Christina, Will dan Al, teman-teman seperjuangan. Dan segera memiliki musuh dengan anak-anak terkuat dan selalu mengusik dirinya. Namun tiada yang mempersiapkan Tris akan kemelut serta konflik yang melibatkan konspirasi di dalam badan pemerintahan. Konspirasi yang melibatkan dirinya, karena kemampuan rahasianya sebagai seorang Divergent. Tris harus belajar memegang teguh keyakinannya, kala kebenaran dan prinsip tak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Terutama ketika pengkhianatan yang mengincar nyawanya berlangsung. Siapa lawan dan siapa kawan, tiada satu pun dapat dipercaya !!

Buku ini telah cukup lama berada dalam timbunanku, salah satu alasan karena kejemuan membaca bacaan tema dystopian semenjak ‘demam’ Hunger Games melanda Indonesia. Dan di penghujung Maret 2014 nanti, film adaptasi Divergent akan rilis, maka demi mempertimbangkan apakah filmnya layak untuk ditonton (terlepas dari kehebohan para penggemar yang notabene tidak bisa dijadikan tolak-ukur apakah diriku akan menyukai kisah ini atau tidak), maka akhirnya kubuka buku ini. Harus kukatakan, tema dystopian memang cukup kuat, tetapi hal tersebut bukanlah masalah penting bagi diriku. Justru topik utama tentang pemilihan jalan hidup sebagaimana yang digambarkan melalui sosok Beatrice ‘Tris’ Prior inilah yang sangat memikat dan patut disimak lebih dalam.

Sebagaimana tipikal masyarakat secara umum, pandangan akan status sosial seringkali menjadi sumber penilaian akan karakter atau pribadi individu. Sebagaimana digambarkan dalam kisah ini, masyarakat dikenal melalui Faksi masing-masing, jika mereka tidak termasuk di dalamnya, maka mereka merupakan factionless – atau kaum buangan yang tak memiliki nilai khusus. Namun tanpa disadari oleh sebagian besar manusia, bagaimana dengan mereka yang tidak memilih salah satu dari ke-5 Faksi, karena menganggapa gabungan dari beberapa Faksi justru merupakan kekuatan tersendiri. Mereka ini yang disebut Divergent – dianggap berbahaya, diburu dan dilenyapkan oleh pemerintah. Dan alasan sebenarnya mudah ditebak, karena mereka memiliki pemikiran dan kehendak sendiri, tidak mengikuti aturan pemerintah.

Kelebihan lain dari kisah ini, alih-alih memberikan ‘label’ sosok manusia yang serba bisa dan tampak sempurna, kondisi kaum Divergent justru disoroti bukan hanya dari sisi kelebihan mereka, melainkan dari sisi yang bisa dipandang negatif, rasa takut, kesedihan, kemarahan, egoisme, tidak percaya diri dan rendah diri. Bahwa yang terpenting justru bagaimana cara mereka mengatasi berbagai kendala dan kesulitan yang datang bukan hanya dari luar melainkan berasal dari dalam pribadi masing-masing. Sebuah kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib masing-masing, serta kesadaran untuk turut serta menerima tanggung jawab akan beban dari keputusan yang telah diambil. Divergent bukanlah manusia super, melainkan mereka yang memutuskan berani mengambil resiko demi keyakinan dan kebenaran, meski nyawa taruhannya.

[ more about the author and related works, check at here : Veronica Roth | Divergent Series | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
2nd Book in Finding New Author Challenge
6th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

7 comments:

  1. Ada yang bilang kalau ceritanya mirip Hunger Games, jadi penasaran.
    zoellula.zn@gmail.com

    ReplyDelete
  2. Amaya | kimkkomaya@gmail.com | Aku beli sekuelnya (Insurgent) 2 tahun lalu tapi belum baca. Kata seorang teman, saya harus baca Divergent dulu. Jadi penasaran banget sama ini. Sayangnya, waktu itu udah out of print. Wishlisted!

    ReplyDelete
  3. Setianto | seplucid@gmail.com | Penasaran banget ceritanya seseru apa? soalnya banyak banget teman yang rekomendasi novel ini. Dan saya juga suka banget Hunger Games.

    ReplyDelete
  4. Olive. | olive1412@gmail.com | setelah bacaan Hunger Games saya tuntas, banyak orang merekomendasikan membaca buku ini, selain itu filmnya yang sudah keluar membuat saya ingin membaca novelnya dahulu

    ReplyDelete
  5. Nisa | azzahra.annisa15@gmail.com | Alasan: Udah nonton filmnya dan sukaaaaa, wajib baca bukunya nih biar lebih afdhol XD

    ReplyDelete
  6. Amelia | ameliaura66@gmail.com | Alasan: gregetan pengen cepet2 nonton filmnya, etapiii.. dikamusku kudu baca novelnya dulu baru nonton adaptasinya :D

    ReplyDelete
  7. Tadinya aku bertele2 ga mau baca buku ini, karena masi kena demam euforia nya Hunger Games, namun temen2 mendesak ku untuk segera baca apalagi filmnya sudah keluar di Bioskop. Aku takut nanti buku ini bakal sama kaya Hunger games dan takut nya bikin aku banding2 in sm Hunger games, karena jujur aku suka banget sama serial Hunger games. Namun setelah aku baca, ternyata buku ini keren banget dan bikin aku ga sabar untuk baca buku selanjutnya.... sekarang lagi nunggu PO buku Allegiant di salah satu OlShop buku... nyesel kenapa ga cepet2 baca buku ini dari dulu... hehe

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...