Judul Asli : DIVERGENT
[ book 1 of DIVERGENT Trilogy ]
Copyright
© 2011 by Veronica Roth
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Anggun
Prameswari
Editor : Esti Budihabsari
Proofreader : Emi Kusmiati
Desain sampul : BLUEgarden
Cetakan I : April 2012 ;
544 hlm ; ISBN 978-979-433-697-7
Rate : 5 of 5
Perang nuklir yang melanda
dunia, memusnahkan peradaban manusia. Demi memulihkan kondisi dan membuat
perdamaian antar manusia, Amerika membentuk faksi-faksi yang memiliki
dewan-dewan untuk mengatur sistem dan kebijakan bagi para penduduknya. Chicago
– salah satu wilayah yang cukup luas, kini terbagi menjadi 5 Faksi : Abnegation,
Amity, Candor, Dauntless dan Erudite. Setiap penduduk bebas memilih faksi mana
yang sesuai dengan panggilan hati masing-masing. Dan bagi kaum remaja, tepat
pada usia ke -16, mereka akan menjalani Upacara Pemilihan, diawali dengan
serangkaian test untuk menentukan posisi yang paling cocok bagi pribadi masing-masing,
dan kemudian mereka harus menentukan pilihan yang berlaku seumur hidup, pada
Faksi mana mereka berada.
Faksi Amity : sesuai bagi
mereka yang tidak menyukai peperangan dan senantiasa hidup tenang dan damai.
Faksi Erudite : bagi mereka yang tidak menyukai ketidak-tahuan dan mengangkat
ilmu pengetahuan di atas segalanya. Faksi Candor : sesuai bagi mereka yang
tidak menyukai kepalsuan, menghargai kejujuran dan kebenaran, dan selalu
berbicara apa adanya dalm situasi apa pun. Faksi Abnegation : bagi mereka yang
tidak menyuaki pamrih atau egoisme, dan memilih hidup sederhana secara fisik
maupun tingkah laku. Faksi Dauntless : bagi mereka yang membenci kepengecutan
dan selalu berani menantang bahaya setiap saat.
Caleb dan Beatrice Prior,
sepanjang kehidupan mereka dibesarkan oleh kedua orang tuanya sebagai Faksi
Abnegation. Namun bagi Beatrice, ketika ia menjalani test Pemilihan, hasilnya
sungguh membingungkan. Karena kecenderungan pada dirinya, menunjukkan bahwa
dirinya memiliki hampir sebagian besar seluruh kekuatan dari 5 Faksi, bukannya
menonjol pada satu atau dua Faksi saja sebagaimana remaja normal lainnya. Hal
ini menandakan dirinya adalah Divergent – status yang dianggap berbahaya, dan
demi keselamatan nyawanya, sang penguji diam-diam merubah hasil test sehingga
kejanggalan pada diri Beatrice tidak diketahui oleh Pemerintah.
Beatrice pribadi menyadari
dirinya acapkali melakukan tindakan maupun pikiran yang sama sekali tidak
sesuai sebagai warga Abnegation. Namun status Divergent yang unik sekaligus membahayakan,
membuatnya harus ‘tutup mulut’ terhadap siapa pun juga, termasuk keluarganya.
Hingga tiba waktunya ia harus memilih, apakah akan tetap sebagai warga
Abnegation atau memilih Faksi lain, yang berarti mengkhianati kepercayaan
keluarganya. Namun ternyata bukan Beatrice seorang yang berubah haluan, ia
dikejutkan dengan pilihan Caleb, yang meninggalkan Faksinya dan memilih
Erudite. Meski demikian, Beatrice pada akhirnya juga memilih Faksi Dauntless
alih-alih kembali pada Abnegation.
Beatrice Prior dari
Abnegation telah tiada, kini ia adalah Tris calon dari Faksi Dauntless.
Pemilihan awal ternyata hanya merupakan awal dari perjuangan panjang yang berat
dan keras. Karena Faksi Dauntless bukan saja terkenal karena namanya, tetapi
juga menerapkan aneka ujian seleksi yang menantang keberanian, kekuatan dan
kecerdasan otak. Dari 20 peserta baru, hanya akan diterima 10 orang sebagai
anggota resmi Dauntless. Setiap hari merupakan latihan berat serta ujian
inisiasi untuk menentukan ranking setiap peserta. Hanya ranking 10 besar sampai
dengan 5 besar yang akan lolos, sisanya yang gugur akan menjadi factionless –
tidak memiliki faksi dan harus hidup menggelandang.
Tris yang bertubuh kurus,
kecil dan pendiam dari Abnegation, dianggap sepele, namun tiada yang mengetahui
kebulatan tekad yang dimiliki, jauh lebih besar dibandingkan fisiknya. Ia
mendapati hal-hal baru, seperti persahabatan dengan Christina, Will dan Al,
teman-teman seperjuangan. Dan segera memiliki musuh dengan anak-anak terkuat
dan selalu mengusik dirinya. Namun tiada yang mempersiapkan Tris akan kemelut
serta konflik yang melibatkan konspirasi di dalam badan pemerintahan.
Konspirasi yang melibatkan dirinya, karena kemampuan rahasianya sebagai seorang
Divergent. Tris harus belajar memegang teguh keyakinannya, kala kebenaran dan
prinsip tak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Terutama ketika pengkhianatan
yang mengincar nyawanya berlangsung. Siapa lawan dan siapa kawan, tiada satu
pun dapat dipercaya !!
Buku ini telah cukup lama
berada dalam timbunanku, salah satu alasan karena kejemuan membaca bacaan tema
dystopian semenjak ‘demam’ Hunger Games melanda Indonesia. Dan di penghujung
Maret 2014 nanti, film adaptasi Divergent akan rilis, maka demi
mempertimbangkan apakah filmnya layak untuk ditonton (terlepas dari kehebohan
para penggemar yang notabene tidak bisa dijadikan tolak-ukur apakah diriku akan
menyukai kisah ini atau tidak), maka akhirnya kubuka buku ini. Harus kukatakan,
tema dystopian memang cukup kuat, tetapi hal tersebut bukanlah masalah penting
bagi diriku. Justru topik utama tentang pemilihan jalan hidup sebagaimana yang
digambarkan melalui sosok Beatrice ‘Tris’ Prior inilah yang sangat memikat dan
patut disimak lebih dalam.
Sebagaimana tipikal
masyarakat secara umum, pandangan akan status sosial seringkali menjadi sumber
penilaian akan karakter atau pribadi individu. Sebagaimana digambarkan dalam
kisah ini, masyarakat dikenal melalui Faksi masing-masing, jika mereka tidak
termasuk di dalamnya, maka mereka merupakan factionless – atau kaum buangan
yang tak memiliki nilai khusus. Namun tanpa disadari oleh sebagian besar
manusia, bagaimana dengan mereka yang tidak memilih salah satu dari ke-5 Faksi,
karena menganggapa gabungan dari beberapa Faksi justru merupakan kekuatan
tersendiri. Mereka ini yang disebut Divergent – dianggap berbahaya, diburu dan
dilenyapkan oleh pemerintah. Dan alasan sebenarnya mudah ditebak, karena mereka
memiliki pemikiran dan kehendak sendiri, tidak mengikuti aturan pemerintah.
Kelebihan lain dari kisah
ini, alih-alih memberikan ‘label’ sosok manusia yang serba bisa dan tampak
sempurna, kondisi kaum Divergent justru disoroti bukan hanya dari sisi
kelebihan mereka, melainkan dari sisi yang bisa dipandang negatif, rasa takut,
kesedihan, kemarahan, egoisme, tidak percaya diri dan rendah diri. Bahwa yang
terpenting justru bagaimana cara mereka mengatasi berbagai kendala dan
kesulitan yang datang bukan hanya dari luar melainkan berasal dari dalam
pribadi masing-masing. Sebuah kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib
masing-masing, serta kesadaran untuk turut serta menerima tanggung jawab akan
beban dari keputusan yang telah diambil. Divergent bukanlah manusia super,
melainkan mereka yang memutuskan berani mengambil resiko demi keyakinan dan
kebenaran, meski nyawa taruhannya.
[
more about the author and related works, check at here : Veronica Roth |
Divergent Series | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter ]
~ This Post are include in
2014 Reading Challenge ~
2nd Book in
Finding New Author Challenge
6th Book in
TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
Ada yang bilang kalau ceritanya mirip Hunger Games, jadi penasaran.
ReplyDeletezoellula.zn@gmail.com
Amaya | kimkkomaya@gmail.com | Aku beli sekuelnya (Insurgent) 2 tahun lalu tapi belum baca. Kata seorang teman, saya harus baca Divergent dulu. Jadi penasaran banget sama ini. Sayangnya, waktu itu udah out of print. Wishlisted!
ReplyDeleteSetianto | seplucid@gmail.com | Penasaran banget ceritanya seseru apa? soalnya banyak banget teman yang rekomendasi novel ini. Dan saya juga suka banget Hunger Games.
ReplyDeleteOlive. | olive1412@gmail.com | setelah bacaan Hunger Games saya tuntas, banyak orang merekomendasikan membaca buku ini, selain itu filmnya yang sudah keluar membuat saya ingin membaca novelnya dahulu
ReplyDeleteNisa | azzahra.annisa15@gmail.com | Alasan: Udah nonton filmnya dan sukaaaaa, wajib baca bukunya nih biar lebih afdhol XD
ReplyDeleteAmelia | ameliaura66@gmail.com | Alasan: gregetan pengen cepet2 nonton filmnya, etapiii.. dikamusku kudu baca novelnya dulu baru nonton adaptasinya :D
ReplyDeleteTadinya aku bertele2 ga mau baca buku ini, karena masi kena demam euforia nya Hunger Games, namun temen2 mendesak ku untuk segera baca apalagi filmnya sudah keluar di Bioskop. Aku takut nanti buku ini bakal sama kaya Hunger games dan takut nya bikin aku banding2 in sm Hunger games, karena jujur aku suka banget sama serial Hunger games. Namun setelah aku baca, ternyata buku ini keren banget dan bikin aku ga sabar untuk baca buku selanjutnya.... sekarang lagi nunggu PO buku Allegiant di salah satu OlShop buku... nyesel kenapa ga cepet2 baca buku ini dari dulu... hehe
ReplyDelete