[ Prolog ] : A BLOG TOUR
of
"FINALE"
Hi ...hi !!
Sudah pada tahu di bulan Mei ini blg ‘Alice’s Wonderland’
bakal bagi-bagi Hadiah bagi para follower setia. Yang pertama ada A
BIRTHDAY BASH & BLOGOVERSARY dengan aneka pilihan Hadiah Buku
yang berlangsung selama sebulan penuh. Kemudian tanggal 5 – 7 Mei
(Senin-Selasa) di blog ini akan kedatangan ‘tamu’ khusus, melalui event Blog
Tour FINALE karya Becca Fitzpatrick terbaru dari seri Hush, Hush.
Blog Tour ini
selain bertujuan memperkenalkan sekaligus promosi buku terbaru terbitan @fantasiousID juga ajang berbagi
kebahagiaan dan kesenangan bagi pecinta buku. Bagaimana tidak asyik, jika
penerbit membagi-bagikan 2 (dua)
buku FINALE + Tote Bag secara GRATIS
bagi pemenang yang beruntung melalui 4
blog host ( @dinabegum ; @lucktygs ; @HobbyBuku ; @peri_hutan ) yang berlangsung
semenjak tanggal 28 April – 10 Mei ....wuiiihhh, berarti total ada 8 (delapan) buku FINALE yang belum beredar di toko buku akan menjadi milik kalian \(^0^)/
Event Blog Tour ini dibuka di blog mbak @dinabegum yang juga merupakan
penerjemah FINALE pada tanggal 28-30 April. Di sini kalian juga dapat membaca Prolog Part 1 dari
FINALE dan telah terpilih 2 orang Pemenang yang beruntung. Bagi yang belum
beruntung pada kesempatan pertama, jangan bingung, langsung saja meluncur di
blog mbak @lucktygs untuk memperoleh
Prolog
Part 2 dan Giveaway FINALE yang berlangsung 1-3 Mei, semoga beruntung !!
Dannnn ... jangan lupa untuk ikut meramaikan di blog ‘Alice Wonderland’ ya,
mulai hari Senin-Rabu (tanggal 5-7 Mei). TIPS : Untuk memastikan kalian mudah
mengikuti informasi sepanjang event ini, plus memperbesar kemungkinan untuk
menang, follow akun twitter ke-4 host Blog Tour FINALE dan penerbit @fantasiousID (^_^) ... sembari
menunggu dimulainya Blog Tour hari Senin, yuk simak ‘sekilas info’ tentang
Hush, Hush Saga.
COVER
REVEALED :
“HUSH,
HUSH SAGA” by Becca Fitzpatrick
HUSH,
HUSH
Bagi Nora Grey, jatuh cinta tak ada dalam
kamusnya. Dia bukan cewek yang gampang tertarik dengan cowok di sekolah. Betapa
pun sahabatnya, Vee, tak jarang menyodorkan cowok-cowok kepadanya. Patch pun
datang, semua berubah. Nora jatuh cinta kepadanya meskipun akal sehatnya
melarang.
Tetapi setelah serangkaian kejadian
menyeramkan, Nora menjadi tak yakin, siapa yang harus dipercayai. Sepertinya
Patch hadir di mana pun ia berada. Cowok ini tahu banyak tentang dirinya,
melebihi sahabat Nora sendiri. Ia tak bisa memutuskan, apakah ia ingin jatuh ke
dalam pelukan Patch, ataukah harus melenyapkan diri. Dan ketika berusaha
memperoleh jawaban, Nora menemukan sekelumit fakta yang justru membuatnya
resah, lebih dari yang ditimbulkan Patch selama ini terhadap dirinya.
Betapa tidak, Nora berada di tengah pertempuran
yang telah berjalan berabad-abad antara malaikat yang dilempar ke bumi dengan
Nephil—makhluk separuh manusia, separuh malaikat. Waktu memilih pun tiba,
keputusan harus diambil, nyawa milik siapa yang harus diserahkan?
CRESCENDO
Kehidupan Nora Grey masih jauh dari sempurna.
Bertahan dari upaya pembunuhan tidaklah menyenangkan. Setidaknya, dia memiliki
Patch, malaikat pelindung yang luar biasa keren. Tapi perilaku Patch semakin
tidak terbaca saja. Parahnya lagi, sekarang dia banyak menghabiskan waktu
dengan musuh bebuyutan Nora, Marcie Millar. Seandainya Patch tetap dekat
dengannya, mungkin Nora tidak akan menggubris Scott Parnell, teman lama Nora
yang sekarang pindah kembali ke Coldwater. Entah bagaimana Nora sering terlibat
dengannya, mungkin karena Nora merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Scott.
Seolah semua itu belum cukup, Nora dihantui
bayangan ayahnya yang dibunuh. Dia jadi bertanya-tanya, apakah darah Nephilim
yang mengalir dalam tubuhnya berkaitan dengan kematian sang ayah? Keinginan
Nora membongkar misteri itu membuatnya terjerumus ke dalam situasi yang semakin
berbahaya. Tapi mungkin ada hal-hal yang sebaiknya dibiarkan tersembunyi.
Karena kebenaran bisa menghancurkan segalanya-dan semua orang - yang
dipercayainya
SILENCE
Nora Grey tidak ingat kejadian yang dialaminya
selama lima bulan terakhir. Seseorang memberi tahu kalau dia telah menghilang
selama berminggu-minggu. Di mana atau bersama siapa dia selama itu, Nora tidak
tahu. Namun, Nora berusaha melanjutkan kehidupannya kembali. Dia pergi sekolah,
mengobrol dengan sahabatnya, Vee, dan menghindari pacar baru ibunya yang
menakutkan. Tetapi, ada sebuah suara yang terus mengiang-ngiang dalam benaknya.
Sebuah gagasan yang nyaris bisa dia tarik dan sentuh. Juga bayangan sayap
malaikat dan makhluk-makhluk non-duniawi yang tidak ada sangkut pautnya dengan
kehidupan yang dikenalnya. Belum lagi perasaan yang sulit disingkirkan itu.
Bahwa dirinya tidak seperti dulu lagi—ada sesuatu yang menghilang. Kemudian dia
bertemu dengan orang asing yang seksi. Anehnya, Nora merasa ada hubungan di
antara mereka berdua. Lelaki itu seolah memiliki semua jawaban... sekaligus
hatinya. Menit demi menit bersama dengannya, perasaan Nora semakin bergelora.
Sampai dia menyadari kalau dia bisa jatuh cinta. Sekali lagi !
FINALE
Prolog
Part I
Scott tidak percaya hantu. Orang mati akan tetap berada di
kuburan. Namun, terowongan-terowongan saling-silang di bawah Taman Bermain
Delphic, yang bergema dengan suara bisikan menggerisik, membuatnya berpikir
ulang. Dia tidak senang karena pikirannya melayang ke Harrison Grey. Dia tidak
ingin diingatkan pada perannya dalam pembunuhan seorang laki-laki. Embun
menetes dari langit-langit yang rendah. Scott membayangkan darah. Api dari
obornya menimbulkan bayangan yang bergerak-gerak di dinding, berbau tanah segar
dan dingin. Dia membayangkan kuburan. Embusan sedingin es menggelitik tengkuk.
Dari atas bahunya, lama dia memandang kegelapan dengan sangsi.
Tidak ada yang tahu kalau dia sudah bersumpah kepada Harrison Grey
untuk melindungi Nora. Karena dia tidak bisa mengatakan, “Maafkan aku, Bung,
karena membuatmu terbunuh,” secara langsung, dia lalu bersumpah untuk
melindungi putri Harrison. Memang, itu tidak sepadan dengan meminta maaf secara
kesatria, tetapi itu hal terbaik yang terpikir olehnya. Scott bahkan tidak
yakin sumpah terhadap orang mati ada pengaruhnya. Namun, suara menggema di
belakang membuatnya berpikir memang ada pengaruhnya.
“Ikut tidak?” Scott hanya bisa melihat garis pundak Dante di
depan. “Berapa lama lagi?” “Lima menit.” Dante terkekeh. “Takut?”
“Banget.” Scott
berlari-lari kecil untuk mengimbangi. “Apa yang terjadi di pertemuan? Aku belum
pernah melakukan ini,” tambahnya, berharap tidak terdengar bodoh seperti yang
dirasakannya.
“Para petinggi ingin bertemu Nora. Dia pemimpin mereka sekarang.”
“Jadi, kaum Nephilim sudah menerima bahwa Black Hand sudah mati?”
Scott sendiri belum percaya benar. Black Hand seharusnya abadi. Semua Nephilim
abadi. Jadi, siapa yang menemukan cara untuk membunuhnya?
Scott tidak menyukai jawaban yang terus-menerus terpikir olehnya.
Jika Nora melakukan ini—Jika Patch membantu perempuan itu—
Tidak peduli seberapa hati-hatinya mereka menutupi jejak, mereka
melewatkan sesuatu. Semua orang selalu begitu. Hanya soal waktu.
Jika Nora yang membunuh Black Hand, dia berada dalam bahaya. “Mereka
sudah melihat cincinku,” jawab Dante.
Scott juga sudah melihatnya. Tadi. Cincin bertuah itu berdesis
seakan-akan ada api biru yang terperangkap di bawah mahkotanya. Bahkan,
sekarang benda itu memancarkan pendaran biru yang dingin. Menurut Dante, Black
Hand telah meramalkan bahwa itu tanda-tanda kematiannya.
“Apa mereka sudah menemukan mayatnya?” “Belum.” “Dan, mereka tidak
keberatan Nora memimpin?” Scott mendesak. “Dia tidak seperti Black Hand.”
(
sumber : www.dinabegum.com
)
Prolog
Part II
“Nora
mengucapkan sumpah darah kepadanya semalam. Sumpah itu berlaku saat Black Hand
mati. Nora pemimpin mereka walaupun mereka tidak menyukai itu. Mereka bisa
menggantikannya, tapi mereka akan menguji Nora dulu dan mencoba memahami
mengapa Hank memilihnya.”
Scott tidak
senang mendengarnya. “Dan, kalau mereka menggantinya?” Dante menoleh sekilas, lalu memelototinya.
“Dia harus mati. Ketentuan sumpah.”
“Kita tidak
akan membiarkan itu terjadi.” “Tidak.”
“Jadi semua
baik-baik saja?” Scott butuh kepastian bahwa Nora aman. “Selama dia bekerja
sama.”
Scott ingat
argumentasi Nora tadi. Aku akan menemui
Nephilim. Dan, aku akan membuat posisiku jelas: Hank mungkin memulai perang
ini, tapi aku yang akan menghentikannya. Dan, perang ini berakhir dalam
gencatan senjata. Aku tak peduli kalau bukan itu yang ingin mereka dengar.
Scott menekan batang hidungnya—banyak yang harus dikerjakannya.
Dia
tersaruk-saruk maju sambil mewaspadai genangan air. Genangan-genangan itu
bergelombang seperti kaleidoskop, dan genangan terakhir—yang tanpa sengaja ia
injak—membuat kakinya basah hingga ke mata kaki. “Kubilang kepada Patch kalau aku
tidak akan membiarkan Nora lepas dari pengawasanku.” Dante mendengus. “Takut
juga kau kepada orang itu?”
“Tidak.”
Padahal, dia takut. Dante juga pasti takut, kalau dia mengenal Patch. “Mengapa
Nora tidak datang ke pertemuan bersama kita?” Keputusan berpisah dari Nora
membuatnya gelisah. Dia memaki diri sendiri karena tidak bersikeras
menentangnya. “Aku tidak tahu kenapa kita melakukan separuh dari yang kita
kerjakan. Kita prajurit. Kita menerima perintah.”
Scott ingat
kata-kata perpisahan Patch kepadanya. Nora
berada di bawah pengawasanmu. Jangan
mengacau. Ancaman itu merasuk hingga ke balik kulitnya. Patch pikir hanya
dia yang memedulikan Nora, padahal tidak. Nora sudah seperti seorang adik bagi
Scott. Dia membela Scott pada saat orang lain tidak, dan bisa membujuknya agar
turun dari langkan. Secara harfiah.
Mereka punya
ikatan, dan bukan “ikatan” semacam itu. Scott menyayangi Nora lebih dibandingkan
perempuan mana pun yang pernah dikenalnya. Nora tanggung jawabnya. Kalau perlu,
dia akan bersumpah demikian kepada almarhum ayah Nora.
Dia dan Dante
masuk semakin dalam ke terowongan, dinding-dinding semakin sempit sampai
menggesek pundak mereka. Scott berjalan miring untuk masuk ke lorong berikutnya.
Gumpalan-gumpalan tanah rontok dari dinding, dan dia menahan napas, separuh
menyangka langit-langit runtuh seluruhnya dan mengubur mereka.
Akhirnya,
Dante menyentakkan pegangan pintu yang berbentuk cincin, lalu seketika sebuah
pintu muncul dari dinding.
Scott
mengamati ruangan luas di dalamnya. Dinding tanah, lantai batu yang sama.
Kosong. “Lihat ke bawah. Tingkap,” kata Dante.
Scott
melangkah dari tingkap yang tertutup batu, lalu menyentakkan pegangannya.
Suara-suara keras terdengar dari celah yang terbuka. Tanpa memakai tangga, dia
menjatuhkan diri ke dalam lubang, mendarat tiga meter di bawah.
Dia langsung
mengamati ruangan penuh sesak yang mirip gua itu. Laki-laki dan perempuan
Nephilim mengenakan jubah hitam bertudung membentuk lingkaran kecil
mengelilingi dua sosok yang tidak bisa dilihat Scott dengan jelas. Perapian
berkobar di satu sisi. Sebuah besi cap yang dimasukkan ke batu bara berpendar
oranye karena panas.
“Jawab aku,”
bentak suara bergetar orang tua di tengah lingkaran. “Apa status hubunganmu
dengan malaikat terbuang yang mereka panggil Patch? Apa kau siap untuk memimpin
Nephilim? Kami harus tahu bahwa kami mendapatkan kesetiaan penuh darimu.”
(
sumber : www.luckty.wordpress.com
)
... bersambung ke Prolog PART 3 di ‘Alice’s Wonderland’ ...
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/