Translate

Thursday, July 31, 2014

Books "PRETTIES"

Books “PRETTIES”
Judul Asli : PRETTIES
[ book 2 of UGLIES Series ]
Copyright © 2005 by Scott Westerfeld
Penerbit Matahati
Alih Bahasa : Yunita Candra S.
Editor : Lulu Fitri Rahman
Proofreader : Barokah Ruziati
Desain sampul : vbi_djenggotten
Cetakan I : Oktober 2010 ; 384 hlm ; ISBN 978-602-85-9021-1
Rate : 4 of 5

~ WARNING : SNEAK PEEK ALERT !! ~

Tanpa disengaja tindakan Tally untuk menyelamatkan Smoke justru memicu kedatangan Special Circumstances yang segera meringkus para pelarian ini. Demi menolong Shay dan teman-teman barunya yang tertangkap, Tally berangkat kembali ke kota dengan misi baru : menjalani operasi Rupawan sekaligus membuka jalan proyek khusus menemukan obat yang mampu menyembuhkan kondisi ‘menghilangnya’ sebagian besar dari otak terutama yang menyangkut ingatan masa lalu sebagai kaum buruk rupa. Bersama David dan sisa anggota Smoke yang selamat, Tally bersedia menjadi kelinci percobaan obat eksperimen agar pemerintah tidak bisa berlalu semena-mena terhadap penduduknya. Namun proses ini tidak mudah, karena Tally juga mengalami operasi yang menghilangkan ingatan serta pengetahuan terakhir semasa di Smoke. Berkat operasi yang membuatnya menjadi Rupawan, Tally menjalani kesenangan hidup bersama Shay, Peris dan kelompok barunya di Kota Rupawan Baru.



Kelompok Crim adalah kelompok rupawan eksklusif yang tak melupakan masa-masa menyenangkan sebagai buruk rupa. Dibawah pimpinan Zane – cowok yang kerap menantang bahaya, Tally menemukan kebahagiaan tersendiri, terutama semenjak hubungannya dengan Zane semakin erat. Ternyata Zane memiliki kecurigaan tentang ‘ingatan’ hilang pada sebagian besar kaum Rupawan, dan ketika Tally menerima kontak pertama dari anggota Smoke yang berhasil menyusup ke dalam Kota Rupawan Baru, keduanya bersama-sama mencoba obat eksperimen yang dikirimkan untuk mengobati ‘luka’ pada otak masing-masing akibat operasi yang dilakukan oleh pemerintah. Seiring dengan perkembangan waktu, ingatan dan kesadaran Tally mulai pulih secara perlahan-lahan. Bersama dengan Zane, mereka menyebarkan informasi dan kebenaran, tentang Smoke dan kehidupan di luar, tentang berita-berita miring kaum pemberontak yang dianggap sebagai pengacau. Kelompok Crim yang selalu menantang bahaya, kini mulai berubah menjadi pemberontak melalui gerakan bawah tanah di bawah pengawasan langsung pemerintah dan Special Circumstances.

Sayangnya keberhasilan misi untuk mempengaruhi semakin banyak kaum Rupawan, berdampak buruk pada hubungan Tally dan Shay. Terutama semenjak Shay secara perlahan mulai mengingat ‘pengkhianatan’ Tally terhadap dirinya, kala David justru lebih memperhatikan dirinya yang baru muncul alih-alih Shay yang telah lebih lama mengenalnya, juga aksi Tally yang menyebabkan kelompok Smoke tertangkap dan terbunuh. Shay menyalahkan Tally, dan amarah serta kemurkaan itu bukan sekedar situasi sesaat yang kemudian membaik, karena Shay berubah total menjadi sosok yang keji, manipulatif dan haus darah. Perpecahan terjadi dalam kelompok Crim kala Shay membentuk kelompok tersendiri – dengan misi menghancurkan pihak-pihak yang menghalangi mereka. Perang segera dimulai. Kubu-kubu terbentuk. Masyarakat mulai menyadari ada ketidak-beresan dalam dunia mereka yang tampak sempurna. Pihak pemerintah diambil alih sepenuhnya oleh Special Circumstances, yang menerapkan strategi militer dan kekerasan terhadap mereka yang melawan. Bagaimana kelangsungan dunia yang harus dihadapi oleh Tally dan kawan-kawannya ?
Keindahan dunia ... memiliki dua sisi, yang satu penuh canda tawa, yang satu lagi kesedihan, yang bisa melukai hati.” [ ~ A Room of One’s Own by Virginia Woolf ]
Buku kedua ini semakin seru dan penuh adegan menegangkan sekaligus intense. Dunia yang awalnya hanya terbagi antara kaum buruk rupa dan kaum rupawan, kini terpecah-belah, menunjukkan jati diri masing-masing. Dunia Tally Youngblood juga digambarkan mengalami guncangan, kala ia harus memilih antara Shay dan kaum pemberontak, antara Zane dan David. Sebuah revolusi mendatangkan perubahan total pada sistem dilakukan demi alasan perbaikan ke arah yang lebih baik. Namun dalam proses bisa dipastikan jatuh korban tak bersalah, terjebak dalam situasi yang acapkali menyulut peperangan membela keyakinan dan ideologi masing-masing. Kisah ini juga menyoroti sudut pandang para ilmuwan yang mengejar pengetahuan baru dengan melakukan eksperimen terhadap manusia. Bagaimana jika dibentuk suatu komunitas dimana para penghuninya dipaksakan hidup di alam liar tanpa bantuan saran dan prasarana, maupun pemahaman tentang tehnologi. Dan di bagian lain, para penghuninya diberikan pemahaman bahwa kehidupan serba modern (dengan aliran ultra-modernisasi) termasuk operasi perombakan total merupakan suatu kebutuhan alih-alih sekedar kebebasan untuk memilih. Just makes me so curious to find-out what’s gonna happen next !!

[ more about this author & related works, just check at here : Scott Westerfeldon Goodreads | on Wikipedia | at Twitter  ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
173th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...