Books
“SPELL BOUND”
Judul Asli : SPELLBOUND
[ book 3 of HEX HALL Series ]
Copyright
© 2012 Rachel Hawkins
Penerbit Ufuk Fiction /
Fantasious
Alih Bahasa : Dina Begum
Editor : Helena Theresia
Proofreader : Gita Nuari
Desain Sampul : Jennifer
Jackman
Lay-out & re-desain :
Husni Kamal – Ufukreatif Design
Cetakan I : Desember 2012
; 408 hlm ; ISBN 978-602-7812-05-5
Rate
: 3 of 5
Sepanjang
sejarah Kaum Prodigium yang dikenal secara luas, kaum mereka merupakan kelompok
yang memiliki keunggulan dan kekuatan tersendiri, dan harus menjalani
peperangan sepanjang masa dengan kaum lain yang mengincar kekuatan Prodigium.
Dari sekian banyak musuh, yang paling tangguh dan tak kenal lelah memburu dan
menghabisi kaum Prodigium adalah Mata
(L’Occhio di Dio) – organisasi rahasia dari Itali yang memiliki serdadu tangguh
dengan keahlian bela diri yang sangat tinggi, dan yang lain adalah Klan
Brannick (penyihir putih) dari Irlandia yang membaktikan segenap hidupnya untuk
menghabisi kaum Prodigium.
Itulah
yang diketahui oleh Sophie sepanjang masa pendidikannya di Hex Hall. Dan hal
itu pula yang senantiasa didengungkan dan ditanamkan dalam benak kaum Prodigium
mulai usia belasan. Kini, Sophie mendapati semua itu tidak sepenuhnya benar.
Karena dalam organisasi Mata ada sosok yang ia kasihi dan fakta mengejutkan
lainnya, dirinya juga memiliki hubungan erat dengan Klan Brannick – mereka
adalah kerabat dekatnya !! Dewan Prodigium yang diagungkan dan merupakan panutan,
justru berbalik dan menunjukkan ‘wujud-asli’ niat mereka untuk menguasai dunia
melalui segala cara, termasuk ‘menghidupkan’ demon-demon yang merupakan monster
dengan kekuatan mengerikan, tanpa bisa dikendalikan secara sepenuhnya.
“Setelah perang akbar antara Tuhan dan Lucifer, malaikat-malaikat yang menolak untuk memilih berada di pihak siapa dibuang dari surga. Satu kelompok memilih untuk menyembunyikan diri di bawah perbukitan dan hutan belantara dan mereka menjadi peri. Kelompok lain memilih untuk hidup di antara binatang dan menjadi shapeshifter. Dan kelompok terakhir memilih untuk berbaur dengan umat manusia dan menjadi penyihir.” ( p. 35 )
Saat
segalanya terkuak, tak dapat ditunda-tunda lagi, dimulailah peperangan
mengerikan mengulangi sejarah masa lalu peperangan yang memakan korban ribuan
di antara kedua belah pihak. Sophia ‘Sophie’ Mercer – keturunan James Atherton
(warlock hitam dan demon) serta Grace Mercer / Brannick (penyihir putih),
menjadikannya setengah demon setengah penyihir, tanpa diduga memiliki kemampuan
dahsyat dalam dirinya. Kini ia dihadapkan pada pilihan sulit dimana
kemampuannya diperebutkan oleh berbagai pihak, untuk dijadikan alat demi
memenangkan peperangan serta perebutan kekuatan sihir yang sangat besar sekaligus
menakutkan. Tatkala ia harus memilih antara kehilangan nyawa orang-orang yang
mulai dekat dan ia kasihi, dengan pengorbanan nyawanya sendiri ... manakah yang
akan ia pilih ?
“Kutu
kupret makan karet” – meminjam makian Sophie (yang terus terang membuatku
penasaran akan makian dengan bahasa aslinya), maka kisah terakhir dari
perjalanan petualangan Sophie dan kawan-kawannya, berakhir dengan ending yang
membuatku ‘gregetan’ karena tak sesuai bayangan imajinasiku dan terus terang
sedikit ‘menggantung’ dan dipaksakan menjadi semi-happy-ending. Dengan
kisah-kisah pendahuluan yang menjanjikan aneka karakter unik serta pamer
kemampuan sihir yang menakjubkan, entah mengapa justru pada saat pertarungan
akbar nyaris berkesan datar, sama sekali tidak ada kesan khusus yang tertinggal
setelahnya (kecuali satu hal yang membuatku menyesal setengah mati karena ...
*spoiler*...).
Satu-satunya
yang membuatku cukup terhibur, kehadiran Brannick Bersaudari, saudara sepupu
Sophie yang asik, dan ternyata karakter mereka dibuat menjadi serial yang
berbeda oleh penulis (nah, membuat diriku penasaran tingkat tinggi untuk
menyimak perkembangan Izzy dan Finley Brannick, gadis-gadis pembasmi makhluk
supranatural yang menyimpang ala Van Helsing). Bahkan keberadaan Jenna Talbot –
vampir gothic lesbian, sahabat Sophie cukup menarik minatku dibandingkan kisah
perjalanan Sophie menjelang akhir kisah trilogi Hex Hall ini. Entah apakah
penulis memang sengaja meninggalkan banyak hal yang menimbulkan ‘tanda-tanya’
untuk membuka ‘jalan’ kisah pada serial lainnya, yang jelas untuk Spellbound
dengan sangat terpaksa cukup 3 bintang yang bisa kuberikan *sigh* (-__-)
[
more about the author & related works, just check at here : Rachel Hawkins | on Goodreads
| at Twitter | at Tumblr | Hex Hall Series ]
~ This Post are include in
2014 Features “Behind The Scenes #1 : Dina Begum” ~
&
~ 2014 Reading Challenge
~
127th Book in
TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/