Translate

Wednesday, July 2, 2014

Books "DEMONGLASS"

Books “DEMON GLASS”
Judul Asli : DEMONGLASS
[ book 2 of HEX HALL Series ]
Copyright © 2011 Rachel Hawkins
Penerbit Ufuk Fiction / Fantasious
Alih Bahasa : Dina Begum
Editor : Uly Amalia
Proofreader : Nur Sofiyani
Desain Sampul : Jennifer Jackman
Lay-out & re-desain : Husni Kamal – Ufukreatif Design
Cetakan I : Maret 2012 ; 456 hlm ; ISBN 978-602-9346-50-3
Rate : 4 of 5

Hi...hi...back again with (me) Sophie Mercer and Prodigium’s kids at Hex Hall. Salah satu keuntungan memiliki satu set komplit bacaan serial, bisa langsung lanjut setelah ‘to-be-continue’ hehehe ... Saking asyiknya, terus terang agak kebingungan nih mau menulis review yang bagaimana tanpa terlalu banyak melakukan ‘spoiler’ – so, I will try to write it without describing the (whole) story, ok (^_^)



Pada bagian pertama, kisah berakhir dengan ‘kejutan’ yang membuat Sophie shock berat dan nyaris trauma, bukan secara fisik melainkan patah hati, gara-gara mengetahui cowok yang selama beberapa minggu terakhir menjadi sumber kepercayaan dan curahan hatinya, ternyata mata-mata musuh yang telah menghabisi sekian banyak penyihir dan keturunannya di masa lalu.

Hal lain yang membuatnya semakin dalam kondisi ‘galau’ dan ‘gloomy’ adalah pemahaman kondisi sebenarnya dari keberadaan dirinya. Sophie Mercer bukannya golongan penyihir hitam yang kuat, melainkan keturunan blasteran antara manusia dan demon. Celakanya atau keberuntungannya (dari sudut pandang Sophie ini merupakan kutukan terbaru), darah demon ia dapatkan dari sang ayah yang tak pernah ia kenal atau ketahui sepanjang hidupnya – dan ia adalah Ketua Dewan yang memiliki kekuasaan menentukan nasib para Prodigium.

Kehilangan pacar warlock, mendapatkan ayah demon, bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh Sophie. Apalagi saat ia harus mematuhi kehendak Ketua Dewan (sekaligus ayahnya) untuk menjalani liburan khusus (tinggal bersama sang ayah) alih-alih tetap di Hex Hall atau pulang bersama ibunya. Beruntunglah Jenna – sahabatnya, vampire yang sempat menjadi tersangka utama pelaku pembantaian, kembali ke Hex Hall dan bersedia menemani dirinya sepanjang ‘liburan khusus’ di Inggris (asyiknya ... tempat liburan yang masuk dalam wishlistku #ehem).

Ohhh...sebelum kelupaan, selain Jenna, ada satu lagi sosok dari Hex Hall yang menemani Sophie ke Inggris, siapa gerangan dia ?? Tunangan Sophie !!! Hahaha ... menjelang keberangkatan, Sophie (juga) baru mengetahui siapa tunangannya, ternyata pria yang selama ini sudah saling kenal dengan dirinya, tapi tak pernah menyinggung soal ‘pertunangan’ mereka (mau tahu siapa, baca aja ya bukunya hehehe). So, lengkap sudah ‘kegalauan-hati’ Sophie, dan ketika akhirnya ia tiba di Inggris, berbagai peristiwa mengejutkan yang berkaitan dengan rangkaian pembunuhan di Hex Hall kembali membayangi Sophie.

Saat menerima pilihan untuk mengikuti sang ayah, Sophie tak pernah menyangka bahwa dibalik sosok serba misterius-nya, sang ayah ternyata tak pernah dengan sengaja menelantarkan dirinya. Ditambah dengan kecurigaan yang muncul sepanjang penyelidikan yang diam-diam ia lakukan bersama Jenna, justru membawa mereka berhadapan dengan musuh dalam selimut, dan pada saat-saat genting, justru pihak yang digempar-gemporkan sebagai musuh yang harus dimusnahkan, justru menjadi penyelamat dirinya di kala bahaya mengancam. Sekali lagi Sophie dihadapkan pada pilihan sulit, memutuskan pihak mana yang harus ia percayai ....

Mmm... kisah kedua ini meninggalkan kesan yang sedikit berbeda. Selubung misteri yang muncul pada buku pertama akhirnya (sedikit) terungkap dalam kisah kelanjutannya, namun masih ada beberapa hal yang menjadi tanda tanya bagi diriku. Perkembangan karakter utama serta pendampingnya, serta kelanjutan hubungan masing-masing, menarik untuk disimak lebih lanjut. Satu-satunya hal yang mengganjal diriku adalah perkembangan serta ‘solusi’ yang diberikan oleh penulis untuk konflik yang cukup rumit dan membuat penasaran ini ... terasa ‘dipermudah’ alias dibuat untuk selesai begitu saja. Meski daya tarik secara keseluruhan masih terasa, namun ‘greget-terbesar’ yang kurasakan justru berkurang.

Untunglah munculnya karakter-karakter versi terbaru dalam kisah ini, mampu memberikan kesegaran dan kesenangan untuk mengetahui perkembangan mereka lebih lanjut. Dari para karakter utama, entah mengapa justru karakter pendamping lebih menarik perhatianku. Mulai hantu mantan musuh bebuyutan Sophie yang ‘menempel’ pada dirinya, hingga mengikuti Sophie menyeberang ke Inggris, sahabat Sophie si vampire yang akhirnya mampu menerima jati dirinya sebagai sosok ‘gay’ nan eksentrik, dannnn ... tunangan Sophie yang jauhhh lebih keren (menurutku lho) dibandingkan kekasih hati Sophie (^0^) ... apalagi saat keduanya muncul di saat genting #pokoknyaseruabis !!!

[ more about the author & related works, just check at here : Rachel Hawkins | on Goodreads | at Twitter | at Tumblr | Hex Hall Series ]

~ This Post are include in 2014 Features “Behind The Scenes #1 : Dina Begum” ~
~ 2014 Reading Challenge ~
126th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...