Books
“TALON”
by Julie
Kagawa
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Angelic
Zaizai
Editor : Dyah Agustine
Proofreader : Emi Kusmiati
Desain & ilustrasi
sampul : Windu Tampan
Cetakan I : Maret 2016 ; 452
hlm ; ISBN 978-979-433-931-2
Harga Normal : Rp. 87.000,-
Kota Crescent Beach,
Florida merupakan kawasan yang acapkali dikunjungi turis terutama pada masa
liburan musim panas, berkat pantai dengan lautnya yang memikat para penggemar
‘surfing’ hingga volley pantai. Maka kedatangan Dante dan Ember Hill, kembar
berusia 16 tahun yang akan menghabiskan masa liburan panjang bersama paman dan
bibinya, bukan hal yang menarik perhatian para penghuni kota tersebut. Selain
penampilan fisik mereka yang lumayan ‘memikat’ kaum remaja lain, dalam waktu
singkat kehadiran kakak-beradik Hill diterima dengan tangan terbuka dalam
pergaulan sosialisasi kalangan remaja yang termasuk keren dan populer.
Tiada seorang pun dari teman-teman
baru mereka, termasuk kakak-beradik Calvin dan Lexi serta sahabatnya Kristy
yang gemar sekali menghabiskan waktu berbelanja, akan menduga bahwa Dante
senantiasa ramah, supel dan berpembawaan tenang, atau Ember yang memiliki
semangat serta antusias ‘super tinggi’ bukanlah ‘manusia normal’ – yang
sebenarnya mereka adalah sepasang naga yang ditetaskan dan dibesarkan bersama
dalam pengawasan Talon (dewan yang memimpin kaum elite Naga-Naga pilihan). Amati, Asimilasi,
dan Membaur – motto sekaligus
misi yang ditetapkan bagi semua Naga muda, untuk mengikuti peraturan serta
proses menjalani kehidupan di kalangan manusia, sebelum mereka menjalani misi
utama dari Talon.
Bagi Dante dan Ember,
proses pelatihan khusus yang mereka jalani di Crescent Beach merupakan
pengalaman yang berbeda, setidaknya menurut pendapat Ember. Berbeda dengan
Dante yang patuh mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Talon,
Ember memiliki ‘jiwa bebas’ yang acapkali membawanya pada serangkaian masalah.
Ia menikmati kehidupan baru sebagai manusia, walau jauh dalam ‘tubuhnya’ sering
muncul kerinduan untuk menikmati waktu dalam wujud aslinya. Bahkan teman-teman
manusianya yang baru, memberikan pengalaman-pengalam menarik yang mampu
membuatnya melupakan tugas dan latihan berat yang wajib ia jalani.
Situasi yang nyaris tenang
tanpa adanya bahaya atau konflik, mulai berubah saat Ember beserta Dante
bertemu dengan sosok ‘naga’ lain dalam penyamaran, yang menjadi masalah besar
karena naga tersebut bukan bagian dari Talon, dikenal sebagai bagian dari Naga
Pemberontak, yang seharusnya ditangkap oleh pihak berwenang dari Talon. Anehnya
baik Dante maupun Ember merahasiakan pertemuan tak terduag itu, dengan alasan
yang berbeda. Dante belum mengungkap keberadaan Naga Pemberontak, dengan alasan
melindungi Ember yang telah melalukan interaksi dengan sosok tersebut.
Sedangkan Ember, well ... rasa penasaran dalam dirinya menang, dan ia tak mampu
menapik daya tarik yang muncul dari Naga asing itu.
Pertemuan pertama dan tak
terduga bisa dianggap sebagai kebetulan belaka. Namun pertemuan berikutnya
jelas disengaja, karena Naga Pemberontak itu menemui Ember secara pribadi. Ia
menyebut diri sebagai Riley – namanya sebagai manusia, mengambil sosok pria
yang tak bisa dipungkiri memiliki daya tarik khusus bagi kaum wanita. Namun ia
mengakui nama aslinya, Firebrand pada Ember karena tujuannya adalah mendapatkan
kepercayaan gadis itu agar bersedia ‘mengikuti’ dirinya, demi keselamatan
sekaligus masa depan lebih baik. Riley / Firebrand mengungkap sesuatu yang
mengerikan menyangkut peran serta Talon dalam mengendalikan kaum Naga (terutama
generasi muda) demi kepentingan pribadi pihak-pihak terkait.
Di saat Ember dalam
kondisi bimbang, antara rasa penasaran akibat pengaruh Riley, ia bertemu dengan
Garrett – pemuda yang muncul sebagai penyelamat saat Ember dan dua sahabatnya
diganggu kawanan pria yang berniat buruk. Jika Riley berhasil memikat perhatian
Ember lebih karena janji-jani serta potongan-potongan rahasia yang ia ungkapkan
pada Ember tentang Talon, maka bersama Garrett anehnya Ember merasakan sesuatu
yang berbeda. Singkat cerita, Ember nyaris tidak mampu menghapus bayangan
Garrett dari benaknya. Yang tidak pernah disangka oleh Ember, bahwa Garrett
telah lama mengintai dirinya, karena ia memiliki misi khusus, menemukan dan
menghancurkan kaum Naga yang menyamar dan hidup bersama kaum manusia.
“Naga-naga adalah kejahatan. Mereka adalah demon. Wyrm iblis. Tujuan akhir mereka adalah perbudakan umat manusia, dan hanya kita yang berdiri di antara mereka dan para manusia yang tak tahu apa-apa.”
Kaum Naga terutama yang
berada dalam naungan Talon telah mendapat peringatan untuk waspada pada anggota
Orde St. George – sekte pembantai naga yang terbentuk berabad-abad lampau dan
hingga kini semakin berkembang baik jumlah maupun kemampuan mereka. Dilatih dan
ditempa untuk memasuki medan perang, pasukan khusus Orde St. George telah
menguburkan sekian banyak anggota mereka, sekaligus para naga yang mereka
musnahkan dari muka bumi. Garrett Xavier Sebastian telah menyaksikan kematian
mengerikan kedua orang tuanya sekaligus saudara perempuannya di tangan Naga,
dan Orde St. George memberikan kekuatan bagi dirinya untuk bangkit dari
penderitaan, kemudian menjadi pemburu dan pembasmi naga terbaik.
Bersama Tristan St.
Anthony yang memiliki kemampuan sebagai penembak jitu, mereka merupaka anggota
pilihan yang dipastikan selalu siap berada di garis depan pertempuran – dan
sejauh ini mereka meraih kemenangan. Namun misi terbaru yang harus ditempuh,
tidak menuntut keberanian atau kenekadan mereka di garis depan, melainkan
kesabaran serta keuletan, menyamar di kehidupan manusia normal, untuk menemukan
target, naga muda yang dalam masa persiapan di kawasan Crescent Beach. Apa yang
terjadi selanjutnya, saat mereka menemukan calon target yang memenuhi kriteria,
Dante dan Ember Hill, situasi berkembang menjadi ‘sesuatu’ yang tak pernah
dibayangkan oleh kedua belah pihak ...
Nama Julie Kagawa kukenal
melalui karyanya Iroy Fey Saga, yang mampu memikat diriku melalui kemampuannya
menciptakan ‘dunia imajinasi’ penuh intrik, konflik dan tentu saja hubungan
romance yang penuh lika-liku berpadu dengan adegan-adegan laga nan seru serta
plot yang cukup kompleks. Saat mendengar bahwa edisi terjemahan dari serial
Talon, rasa ingin-tahuku muncul, karena kisah ini menyangkut karakter ‘Naga’ –
sosok legenda yang selalu saja menawan hatinya. Namun karakter ‘Naga’ yang
muncul dalam kisah kali ini ternyata ‘berbeda’ dari imajinasi maupun
pemahamanku tentang kaum Naga. Penulis memilih versi modern dari mitos hubungan
antara Naga dan Pembasmi Naga, menjadi serangkaian ide yang lumayan ‘twisted’
menurutku ...
Tentu saja daya tarik dari
perbedaan antara versi ‘tradisional’ dengan versi ‘remixed’ ala Julie Kagawa,
tetap mampu membuat pembaca terpaku mengikuti kisah ini. Walau jujur, buku
pertama serial Talon terasa lebih
condong ke arah paranormal fantasi/romance atau lebih tepatnya tema-tema serupa
yang melanda genre Young Adult Fantasy saat ini. Kemiripan kisah ini dengan
buku berjudul ‘Firelight’
karya Sophie Jordan yang rilis terlebih dahulu pada tahun 2011, sedikit banyak
membuatku membandingkan keduanya (dan Firelight sedikit lebih menarik daripada
Talon, menurutku). Hal ini juga yang membuatku tidak mampu memberikan rating
lebih tinggi, bukan karena kisahnya buruk, melainkan termasuk ‘average’ tanpa
kelebihan yang menonjol untuk memuaskan keinginanku menikmati sajian fantasi
yang luar biasa. It’s so many others stories out there, with similar
story-line, similar themes, and quite predictable for my taste. So, it’s only 3
Star for now, hopefully the sequels got much better experience for me to enjoy
it (^_^)
Judul Asli : TALON
[ book 1 of TALON Chronicles ]
Copyright © 2014 by Julie Kagawa
Rate : 3 of 5
[
more about this author & related works, just check at here : Julie Kagawa |
Julie’s Blog | on Goodreads |
on Wikipedia | at Twitter |
at Facebook ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/