Judul Asli : GRACELING ( book 1 of Graceling Realm Series )
Penulis
: Kristin Cashore
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Alih
Bahasa : Poppy D. Chusfani
Editor
: Dini Pandia
Desain
Cover by Martin Dima
Cetakan
I : Desember 2011 ; 496 hlm
Sinopsis
:
Jaman
dahulu kala terdapat suatu wilayah yang dikenal sebagai Negeri Tujuh Kerajaan
dengan tujuh orang Raja yang masing-masing memiliki wewenang dan kebijakan
tersendiri, namun mereka tetap hidup rukun dan damai karena Raja-Raja
Penguasanya adalah saudara satu sama lain.
Akan tetapi saat generasi-generasi baru terbentuk, timbul berbagai
masalah yang sebelumnya tak pernah ada.
Di satu sisi ada bangsa Wester
yang diperintah Raja Brin, bangsa Nander dengan Raja Drowden dan bangsa Estill
dengan Raja Thigpen ; ketiganya sering berseteru karena ketiga Raja suka
berlaku seenaknya dan sewenang-wenang. Tak kalah besar kekuasaannya, bangsa
Sunter dengan Raja Murgon, bangsa Middlunds diperintah oleh Raja Randa, bangsa
Lienid dibawah pimpinan Raja Ror merupakan kerajaan paling tenang tidak pernah
berseteru, dan terakhir bangsa Monsea dipimpin Raja Leck yang menikah dengan
Ashen – saudara perempuan Raja Ror, juga merupakan bangsa yang damai karena
sang Raja terkenal akan kebaikannya.
"U.S. and Canada Cover" |
Kisah dimulai oleh gadis bernama Katsa yang mendapati dirinya adalah Graceling : manusia yang memiliki Grace – Bakat Khusus, namun Bakat Katsa sangat langka karena ia memiliki Bakat – Kemampuan Membunuh, yang celakanya baru diketahui saat ia tanpa sengaja membunuh orang yang mengganggunya pada usia 8 tahun hanya dengan sekali pukul. Umumnya Bakat semacam itu akan langsung disingkirkan karena dianggap berbahaya, namun sang Paman yang juga Penguasa Middluns – Raja Randa, justru tertarik untuk menggunakan Bakat Katsa untuk kepentingannya dirinya.
Katsa segera dijauhi semua orang saat mereka tahu gadis Graceling
dengan sebelah mata hijau dan sebelah mata biru adalah pembunuh, hanya satu
orang yang tetap menemani dan menjadi teman baik, saudara sepupunya, putra Randa,
Pangeran Raffin yang berusia 3 tahun lebih tua, yang memberikan nasihat agar
Katsa mempergunakan Bakatnya sebaik mungkin dengan berlatih pada Kapten Oll –
kapten Randa dan ahli mata-mata terbaik. Maka terbentuklah Katsa menjadi ahli
pembunuh bagi Raja Randa, siapa pun yang mengusik Raja Randa akan berhadapan
langsung dengan Katsa.
"U.K. and Australia Cover" |
Semakin beranjak remaja, Katsa semakin mahir dalam melakukan tugasnya, namun ada hal-hal yang menjadi ganjalan. Ia mulai melihat ketidak-adilan yang terjadi disekitarnya, rakyat kecil yang menderita, penguasa yang semena-mena, laporan mat-mata selalu masuk ke Raja Randa, namun jika hal tersebut tidak berhubungan dengan keuntungan pribadi, Raja Randa tidak memperdulikan laporan-laporan tersebut, bahkan mulai menugaskan Katsa bukan sekedar membunuh tapi juga menyiksa sampai menderita orang-orang yang dianggap membakang Raja Randa. Katsa mulai berpikir, bagaimana jika ia bertindak sesuai keinginannya, bukan sekedar budak pesuruh yang melakukan semua perintah Randa ?
Dan pada usia ke-16, ia
mengutarakan buah pikirannya pada Pangeran Raffin, yang ternyata setuju dan
bersedia mendukung usaha Katsa. Bekerja sama dengan Raffin dan Kapten Oll, yang
semula ragu-ragu, namun akhirnya mendampingi Katsa, mereka bekerja sama
menegakkan keadilan, menumpas kejahatan tanpa sepengetahuan Raja Randa. Dan
kegiatan mereka perlahan mendapat simpati dan dukungan dari berbagai kalangan
bangsawan lain yang juga tidak senang dengan perilaku penguasa dan penjahat
yang merajalela … maka terbentuklah Dewan : yang merupakan kumpulan pemberontak
penegak keadilan dengan jaringan yang semakin meluas di penjuru negeri.
"Denmark Book Cover" |
Dalam suatu tugas dari Dewan, Katsa didampingi Oll dan Lord Giddon – bangsawan muda tampan yang mendukung gerakan Dewan, mereka bertugas menyusup di wilayah Raja Murgon guna menyelamatkan tawanan rahasia : Pangeran Tealiff, ayahanda Raja Ror penguasa Lienid yang terkenal damai. Katsa tidak habis pikir, kenapa justru menculik dan menawan kakek tua tak berdaya, apalagi Murgon bukan jenis orang yang suka mencari gara-gara, kecuali dia dibayar untuk menyembunyikan tawanan, maka hal tersebut sedikit masuk akal karena Murgon terkenal tamak.
Namun tetap
menjadi tanda tanya, siapa dalang di balik penculikan tersebut ? Apalagi dalam
pelariannya keluar dari wilayah Murgon, Katsa sempat berkelahi dengan pria
Graceling yang misterius dengan Bakat Petarung dan ia jelas-jelas bangsa
Lienid. Berbagai pertanyaan berkecamuk di benak Katsa dalam perjalanan kembali
ke Middluns membawa serta Pangran Tealiff untuk disembunyikan dan dirawat oleh
Pangeran Raffin, sembari ia berusaha menguak misteri itu. Namun sesampai di
Middluns, ia mendapati pria misterius yang ditinggalnya pingsan di wilayah
Murgon, ternyata mengenal dirinya Lady Graceling dari Middluns, dan menyusul dirinya
sebagai tamu Raja Randa. Pria Graceling itu adalah Pangeran Greening
Grandemalion atau yang dikenal sebagai Pangeran Po, putra ke-7 Raja Ror, cucu
Pangeran Tealiff, dan ia mencari kakeknya yang hilang.
"Taiwan Book Cover" |
Katsa akhirnya bersedia mengungkap keberadaan Pangeran Tealiff
pada Pangeran Po dengan syarat ia harus merahasiakan semuanya ( termasuk
terhadap Raja Randa ), sampai dalang peristiwa itu ditemukan. Dan Lady Katsa
menemukan teman baru dalam diri Pangeran Po, sesuatu sangat sedikit untuk
dimiliki … karena sepanjang hidup Katsa, ia dijauhi karena Bakat-nya, hanya
Raffin yang menyayangi apa adanya, lalu ada Oll bukan saja sebagai pelatih tapi
juga pendukung setia, serta Helda – pengasuh anak-anak di istana yang
mendampingi Katsa semenjak beranjak dewasa, tak gentar dengan
penolakan-penolakan Katsa dan menyelimuti gadis yang kesepian itu dengan kasih
sayang yang tak pernah diterima seumur hidupnya.
"French Book Cover" |
Katsa sang Lady Graceling yang sangat kuat, tak pernah kenal lelah dalam kondisi apa pun, ditakuti oleh siapa saja yang mengetahui dirinya sebagai pembunuh semenjak usia kecil, menutup hatinya rapat-rapat agar kekecewaan – kesedihan – luka hatinya tidak akan pernah terbuka selamanya. Akan tetapi kehadiran Po selama beberapa hari di istana, mampu membuka sesuatu yang tak pernah Katsa ketahui ada dalam dirinya. Sesuatu yang dirindukan sekaligus ditakuti olehnya, karena ia tahu, dengan membuka hatinya, ia akan terluka … dan ia tidak siap menerima hal itu.
Di tengah gejolak pribadi yang dialaminya, penyelidikan mata-mata Dewan tidak
membuahkan hasil nyata, kecuali bahwa pihak-pihak yang semula dicurigai,
ternyata tidak terbukti bertanggung-jawab atas penculikan Pangeran Tealiff,
namun ada berita-berita tentang Raja Leck dari Monsea yang dicurigai oleh Po,
dan ia akan segera berangkat untuk menyelidiki kebenaran di Monsea, dan
sebagian besar rencana kepergiaannya juga berhubungan dengan pertengkaran
dirinya dengan Katsa. Lebih tepatnya Katsa yang marah besar karena kebohongan
yang dilakukan Po … justru saat ia mulai mempercayakan hatinya pada orang lain,
sesuatu yang sangat tidak mudah ia lakukan. Pangeran Po ternyata Graceling
bukan dengan Bakat Petarung namun dengan Membaca Pikiran, dalam hal ini pikiran
dan benak Katsa, hal-hal yang semula dirasa aneh oleh diri Katsa, bagaimana Po
seakan mampu menyelami perasaannya, menjawab berbagai hal yang berkecamuk di
benaknya.
"Finlandia Cover |
Katsa tak mampu berpikir menghadapi hal tersebut, dan di tengah konflik problema, Raja Randa menugaskan dirinya menyiksa dan membunuh salah satu bangsawan yang membakang perintah-Nya. Dan Katsa tak mampu melaksanakannya, karena sang bangsawan adalah pihak yang benar, justru ia berani melawan perintah Randa yang akan menjerumuskan keluarganya. Katsa memutuskan menentang Randa secara terbuka, sesuatu yang sudah lama ingin dilakukan apalagi dengan perlakuan Randa terhadap dirinya, bagiakan hewan peliharaan yang hanya berguna sebagai pembunuh. Raja Randa murka dengan pembangkangan Katsa, namun ia tak berdaya untuk langsung menghukum Katsa, maka ia memerintahkan agar Katsa dikurung sepanjang hidupnya. Katsa yang sudah menebak bahwa Randa tidak akan pernah mengampuninya jika mengetahui pemberontakannya, memilih melarikan diri dari Middluns, atas saran Raffin, ia ikut serta dengan Po dalam perjalanan menuju Monsea dan mereka dapat saling membantu satu sama lain.
Perjalanan
menempuh jarak yang cukup jauh membentuk hubungan baru antara Katsa dan Po, dan
pada suatu waktu, mereka berdua menyadari takdir yang tak terelakan – bahwa
jiwa dan hati mereka telah menyatu, meski Katsa tetap pada tekadnya untuk tidak
pernah menikah seumur hidup ( yang membuat Lord Giddon marah besar saat
lamarannya ditolak, bersama dengan banyaknya lamaran dari bangsawan-bangsawan
lainnya ), dan Po mampu menerima hal tersebut karena ia pun tidak memiliki
ambisi sebagai penguasa negeri, cukup berdampingan dengan Katsa dalam
keseharian mereka maka hidupnya akan sempurna.
Perjanjian aneh dan unik
menaungi hubungan pasangan Graceling ini, menuju Monsea, dan kecurigaan Po
terbukti saat mereka menemukan bahwa Raja Leck juga memiliki Bakat –
Mempengaruhi Pikiran Orang Lain lewat suara dan kata-katanya. Dan sekian tahun
ia menyiksa banyak makhluk hidup, termasuk istri dan anaknya. Po dan Katsa
hampir berhasil menemukan Ratu Ashen yang melarikan diri bersama putrinya dari
kejaran Raja Leck, saat Bakat Berbicara-nya mempengaruhi Katsa dalam sekejap,
mengakibatkan Ashen terbunuh. Po satu-satunya yang tak terpengaruh dengan suara
Leck, memilih menyelamatkan Katsa dari pengaruh Leck dan berusaha menemukan
sepupu-nya Putri Bitterblue, gadis cilik berusia 10 tahun yang bersembunyi di
suatu tempat. Saat mereka brhasil menemukan Putri Bitterblue, mereka sadar
bahwa keselamatan sang Putri harus dijaga karena ia satu-satunya bukti
kejahatan Raja Leck dengan tewasnya Ratu Ashen, maka mereka memutuskan segara
meninggalkan Monsea, kembali ke Lineid.
"U.K. Book Cover" |
Namun di tengah pengejaran, Po terluka sangat parah, tak mampu bergerak cepat guna melarikan diri dari kejaran musuh. Maka satu-satunya jalan, Katsa harus pergi sendiri melindungi putri Bitterblue, meninggalkan Po bersembunyi untuk memulihkan kondisinya, hanya membawa bekal cincin Po yang akan membuka jalan untuk kembali ke istana Lienid. Dan karena semua jalur Monsea dikuasai oleh Leck, maka kesempatan Katsa hanya satu, menempuh jalur Grella yang sangat berbahaya, mendaki pegunungan bersalju guna menyeberangi keluar perbatasan Monsea.
Tanpa Katsa ketahui, kondisi Po jauh lebih parah dari yang terlihat, Po menyembunyikan hal itu karena jika Katsa mengetahuinya, ia tidak akan mau meninggalkan dirinya. Maka kedua insan ini berpisah, masing-masing berjuang mempertahankan hidupnya menempuh berbagai rintangan yang berbahaya … dan Katsa juga harus bertanggung jawab atas nyawa Putri Bitterblue hingga selamat sampai di Kerajaan Lineid, tanpa mereka ketahui bahwa musuh sudah selangkah lebih maju, berada di tujuan mereka dan mempengaruhi orang-orang di Kerajaan Lineid ….
Kesan :
Membaca
Graceling sebenarnya pelampiasan gara-gara Mockingjay kembali mundur dari
jadwal semula … ternyata novel debut pertama sang penulis ini tidak
mengecewakan. Dengan tokoh utama yang mirip dengan sosok Katnis ( di Hunger
Games ) maka sosok Lady Katsa yang tampak kuat di luar namun rentan di dalam,
mampu menggugah hati pembaca dengan segala gejolak konflik batin yang
dihadapinya. Pertemuannya denga Po yang
kelihatan selalu santai dan riang, namun diam-diam juga menyimpan beban rahasia
kemampuannya semenjak kecil, mereka berdua merasa senasib.
Meski Katsa menganggap
Bakat-nya merupakan Kutukan, Po memilih untuk menerima Bakat-nya namun tetap
belum mau mengungkapkan rahasia itu kepada keluarganya ( kecuali ibu dan
kakeknya yang juga merahasiakan hal tersebut ). Dan melalui perjalanan serta
pemahaman akan dirinya, Katsa mendapati bahwa Bakatnya bukan Pembunuh, tapi
Bertahan Hidup, sesuatu yang tampak jelas bagi Katsa kemudian, bagaimana ia
selalu selamat dalam kondisi bahaya apa pun yang dihadapinya. Po yang mampu
menerima kelebihan Katsa yang lebih superior dari segi kekuatan, mampu
mendekati Katsa yang justru merasa kekuatannya ditakuti semua orang. Panggilan
sayang Po terhadap Katsa ‘Kucing Liar’ seakan menggambarkan dirinya yang ganas
di luar namun sangat mudah tersentuh hatinya karena pengalaman semasa kecil yang
tidak menyenangkan.
Kisah
yang diramu dengan berbagai petualangan, pemahaman akan manusia serta
humor-humor yang membuat kita tersenyum dan tertawa dipadu dengan tetesan air
mata saat mereka mendapati takdir tidak selalu berjalan sesuai dengan kehendak mereka
… tanpa terasa novel dengan hampir 500
halaman terselesaikan dalam waktu singkat (^_^) Sungguh tak sabar menanti
kelanjutan kisah ini … semoga cepat terselesaikan hasil terjemahan dan
editannya ( salam buat duet ganda Mbak Poppy dan Mbak Dini, akhirnya bersatu
kembali setelah sekian lama berpisah, semoga akur dan lengket selalu seperti
Katsa dan Po, he..he..he memadukan kekuatan Graceling untuk menelurkan
buku-buku terjemahan secepat kilat )
P.S. Just my curiosity … apakah editan termasuk
sensor ? Rasanya adegan Katsa dan Po di hutan kok agak janggal ya ? Memang
aslinya begitu ya ? ( maybe Ms. Dini dan Ms. Poppy would like to comment about
that ? )
Kristin
Cashore dibesarkan di pedesaan sebelah timur laut Pennsylvania sebagai putri
kedua dari empat saudara perempuan. Ia menerima gelar sarjana dari William
Colllege dan gelar master dari Center for the Study of Children’s Literature di
Simon College. Ia pernah bekerja sebagai penjaga anjing, pengemas di pabrik
permen, asisten editor, asisten legal, dan penulis paruh waktu. Ia pernah
tinggal di banyak tempat (termasuk Sydney, New York City, Boston, London, dan
Austin, Texas), dan sekarang ia tinggal di Massachusetts. Novel debut Kristin
Cashore “Graceling”, timbul dari lamunannya tentang gadis yang memiliki
kekuatan luar biasa – dan menjalin persahabatan dengan pemuda yang tidak bisa
dinikahinya.
GRACELING mendapat berbagai penghargaan diantaranya Mythopoeic Fantasy Award for Children's Literature di tahun 2009. Dan novel yang merupakan prekuel dari Graceling, berjudul FIRE memenangkan penghargaan Amelia Elizabeth Walden Award, dan kedua novel tersebut juag mendapat penghargaan ALA for the Best Book for Young Adults. Saat ini Kristin berkonsentrasi pada novel ketiganya BITTERBLUE yang rilis di bulan Mei 2012.
Informasi selengkapnya silahkan cek www.kristincashore.blogspot.com
GRACELING mendapat berbagai penghargaan diantaranya Mythopoeic Fantasy Award for Children's Literature di tahun 2009. Dan novel yang merupakan prekuel dari Graceling, berjudul FIRE memenangkan penghargaan Amelia Elizabeth Walden Award, dan kedua novel tersebut juag mendapat penghargaan ALA for the Best Book for Young Adults. Saat ini Kristin berkonsentrasi pada novel ketiganya BITTERBLUE yang rilis di bulan Mei 2012.
Informasi selengkapnya silahkan cek www.kristincashore.blogspot.com
Best
Regards,
* HobbyBuku
*
arggh.. reviewnya panjang euy >_<
ReplyDeletepertama denger tokoh cowoknya bernama Po, mau nggak mau saya malah kebayang Po di teletubbies. makanya niat untuk baca buku ini tertunda. Kalau mbak?
Haha ... nama asli bukan itu, khan cmn panggilan aja :D lagian ini ngak bunder-endhut kyk Po si Teletubbies
ReplyDelete