Judul
Asli : FALCON QUINN & THE BLACK MIRROR
Copyright
©
2010 by Jennifer Finney Boylan
Penerbit
: Ufuk Fiction
Alih
Bahasa : Wawan Eko Yulianto
Editor
: Sofiyani & Uly Amalia
Cover
by Brandon Dorman & Ufukreatif Design
Cetakan
I : Oktober 2011 ; 572 hlm
Preview
:
Bagaimana
jika kau sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah, menunggu di tempat
perhentian bus sekolah seperti biasa, bertemu dengan teman-teman sekolah yang
juga sama-sama sedang menunggu ... dan ketika akhirnya bus sekolah datang,
mereka semua dibawa ke tempat aneh bin ajaib, bukannya sekolah seperti biasa
tetapi sebuah Akademi Monster !!!
Falcon
Quinn – bocah laki-laki berusia 13 tahun, dengan sepasang mata yang berbeda
warna satu dengan lainnya, mendapati dirinya ‘diculik’ memasuki Akademi Monster
bersama dengan Megan Crofton serta Max Parsons. Menurut Mrs. Redflint – wakil
kepala sekolah, mereka bertiga adalah keturunan monster, dan sudah sewajarnya
pada usia tertentu anak-anak keturunan monster harus belajar di Akademi guna
mempersiapkan diri di kehidupan manusia bagi masa depan mreka.
Masalahnya,
keluarga ketiga anak itu tidak ada yang menjelaskan situasi ini. Max yang
bertubuh besar dan suka makan jelas-jelas keturunan Sasquatch – sejenis monster yang bertambah besar dan berbulu semacam
Bigfoot. Sedangkan untuk Megan dan Falcon, keberadaan ‘jati-monster’ mereka
belum nampak, maka mereka dimasukkan dalam Menara Penyimpangan.
Di
Menara Penyimpangan Falcon dan Megan bertemu dengan Perla – la Chupakabra yang mungil mirip peri
tapi memiliki sengat dibagian bawah tubuhnya. Kemudian Merideath yang mengaku
sebagai keturunan vampir-darah serta
sahabatnya Destynee ( yang ternyata kemudian terbukti bukan vampir tapi sejenis
Siput Raksasa ), serta Johnny
Frankestein dan si kecil Lincoln Pugh yang tak pernah sadar jika ia menjadi Beruang Jadi-Jadian – merusak segala
sesuatu di dekatnya. Jangan lupa dengan sang penjaga Menara Mr. Quimby – Roh
yang dikurung didalam Kristal berendam jelly pekat.
Di
Akademi Monster mereka diajarkan untuk menekan ‘kekuatan monster’ masing-masing
dan menjalani kehidupan sebagai manusia normal, karena di dunia nyata keadaan
sangat berbahaya bagi para mosnter, ada sekelompok manusia yang membenci dan
bertekad membasmi setiap monster yang ada didunia, apa pun jenisnya !!!
Tak
berapa lama masing-masing dari penghuni Menara Penyimpangan menunjukan sifat
‘asli-monster’ masing-masing. Megan memiliki kekuatan Angin, ia bisa menghilang
; kabur bagaikan ‘angin’ ...dan Falcon Quinn masih belum menemukan jenis
mosnter apakah dirinya ?? Bahkan para guru serta dokter yang meneliti
kondisinya, tidak puas dengan perkembangan yang terjadi pada Falcon. Jika dalam
waktu yang ditentukan Falcon tidak bisa dimasukkan dalam kategori yang pasti,
ia akan dikembalikan ke dunia nyata atau dibuat menjadi patung-batu.
Falcon
tidak menginginkan keduanya. Ia tidak bisa kembali ke dunia nyata, karena ia
hanya hidup bersama neneknya yang ‘mati-terbunuh’ sesaat setelah Falcon ‘dijemput’ ke Akademi Monster.
Falcon tidak tahu di mana ibunya, kabar terakhir ia mengalami gangguan kejiwaan
sehingga tidak layak mengasuh Falcon. Sedangkan keberadaan ayahnya merupakan
hal yang sangat misterius dan tidak akan pernah diketahui oleh Falcon.
Di
tengah pergulatan batin yang dialaminya, Falcon terjebak dalam perseteruan dua
kelompok di dalam Akademi, satu kelompok yang memihak / terpaksa memihak
peraturan para guru bahwa mereka harus belajar meniadakan ‘kemonsteran’
masing-masing, dan di pihak lain ada kelompok yang justru bangga dengan
keunikan monster yang mereka miliki, dan menolak kehendak para guru. Akibatnya
tidak dapat dicegah, pertarungan sengit terjadi, apalagi setelah para guru dan
dokter ‘memaksa dan mengurung’ anak-anak yang dianggap membangkang.
Dan
dalam konflik yang semakin memanas, rencana melarikan diri sekaligus
penyelamatan, membawa Falcon dan teman-temannya dalam pencarian di dunia yang
tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dan Akademi Monster yang terletak di
wilayah Segitiga Bermuda, ternyata bukan satu-satunya tempat bagi koloni
unik...terdapat tempat-tempat lain yang tidak kalah anehnya, menarik, sekaligus
mengundang bahaya. Falcon menemukan identitas dirinya, asal-usulnya, serta apa
tujuan hidupnya, melalui perjalanan yang penuh
kegelapan-kepedihan-pengkhianatan (berkali-kali)- serta ujian cinta kasih yang
menuntut pengorbanan yang sangat besar ...
Kesan
:
Really
love this stories, even tough at the beginning rather conflicted with so many
things – just like others stories who start with to many character, you’ll need
to ‘jump’ from one to another, before beginning to understand which part of
those character who will take important part in this stories. But don’t be so worry, ‘cause at the middle
of readings you’ll get excited with funfill adventurous and dangerous plot ( just get ready to
‘tremble’ when you meet ‘angel of darkness’ ...*oops, a little spoiler ).
Not
just because of the thrilling part, this stories also give something important,
or I’ll say the author makes some point about awareness especially for younger
who seeking the truth about yourself. Even though this is a fantasy stories, I
just like when Falcon had to face ‘the mirror of the truth’ that he is not dark
nor light, not black nor white ... so what are YOU ?? ( remind me of the
chapter when Harry Potter thinks he seing the blast of his past on the
magic-mirror, but really what you see is what you think, and it’s not determine
who really you are !! )
Playing
on so many character, so many various and different things, just give us some
‘though’ that there’s so many people
living in the world same like we are. Some small, some bigger. Some look
beautiful or handsome, others just ordinary, or ugly even weird. There’s smart
ones, there’s ‘slow’ not to bright ... but like this quote :
MONSTER JUGA INSAN ...Monster juga Insan biarpun bukan manusia.Monster suka musik. Seperti Beatles ! Seperti Schumann !Dunia hanya bodoh . Dunia hanya bising.Monster jadi MARAH. Tiada ulang tahun. Tiada gembira.Dunia penuh SAMPAH yang tak dipahami monster.Apakah itu masa kanak-kanak ? Apakah itu teman ?Monster dan manusia sama-sama ingin.Ingin berbincang. Ingin bercinta. BUKAN INGIN SAKIT.Jika monster berbicara hati : hidup monster bertambah parah.Monster bukan manusia : TAPI MONSTER JUGA INSAN !( from page 356 of Falcon Quinn and The Black Mirror by Jennifer Finney Bylan )
And
just like others fantasy series, the adventure begins and end, but not really
done, even questions has been answers, but there’s more new questions needed to
be answers ... just needed to read the next books, really hope it’s not long
before I begin to forget this stories (^_^)
Tentang Penulis :
Jennifer Finney Boylan lahir pada 1958 di Valley Forge. Boylan dibesarkan di Newtown Square dan Devon, Pennsylvania. Dia mendapat gelar B.A. dari Wesleyan University di tahun 1980 dan master dari Johns Hopkins pada tahun 1986. Sejak 1988, ia menjadi bagian dari departemen bahasa Inggris di Colby College di maine. Dia telah sering menjadi tamu pada sejumlah program televisi dan radio nasional, termasuk empat kunjungan ke Oprah Winfrey Show. Dia juga telah muncul dua kali di Larry King Live dan The Today Show.
( from Oprah Show on Memorable Quests )
In April 2005, Oprah interviewed Jenny,
a woman who'd previously been known as Jim, a married male college
professor. "Jim told his wife, Deedie, that he had to have a sex change
or he would die," Oprah says. "And get this—they stayed married."After the interview, Oprah received a letter from Jenny and Deedie's oldest son, 13-year-old Zach. "Sometimes it's hard to have a family that's different," he wrote. "But most of the time I feel like the luckiest kid on earth."
Zach is 15 now and says he can hardly remember the time before Jenny's transition. "I remember Maddy before she was a woman, but I don't remember that time between Step 1 and Step 2," he says. Zach says he calls Jenny "Maddy" because it's a combination of mommy and daddy.
When Zach's friends ask who Maddy is, Zach says he's honest. "I say, 'My mom who used to be my dad.'"
* HobbyBuku *
Hmm, pertama kali baca previewnya langsung keinget Harry Potter dan hogwarts express :D
ReplyDeleteSaya jadi benar-benar penasaran sama petualangan anak-anak monster ini.
Senang rasanya jika bisa memetik beberapa pelajaran dari kisah mereka :)
Tapi sayang, di daerahku susah dapet buku-buku kayak gini :D
Memang domisili di daerah mana Sang Rabitha ?
Delete