Translate

Tuesday, April 3, 2012

Books " GIDEON THE CUTPURSE"


Books “PARA  PENJELAJAH WAKTU”
Judul Asli : GIDEON THE CUTPURSE ( book 1 of Gideon Trilogy )
From The Gideon Trilogy
Copyright © 2006 by Linda Buckley – Archer
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Berliani M. Nugrahani
Proofreader : M. Eka Mustamar
Ilustrasi Isi : Sweta Kartika
Desain Sampul : Dodi Rosadi
Cetakan ke-1 : 516 hlm , Februari 2009

Satu lagi kisah fantasi keluaran Mizan Fantasi dikeluarkan, kali ini mengangkat tema tentang ‘time-travelling’ dan baru saja daku menyelesaikan buku The Time Traveller’s Wife ( it’s very interesting story, too ), so akhirnya ku-ambil buku ini dari sekian banyak tumpukan buku yang belum sempat tersentuh, dan inilah kisahnya ….

Sinopsis :
Dimulai dengan salah satu tokoh utama, seorang bocah laki-laki bernama Peter Schock yang menantikan perayaan ulang tahunnya kedua belas bersama ayahnya. Walau telah lewat empat bulan, namun dikarenakan kesibukkan ayahnya, maka pada kesempatan hari pertama liburan Natal Peter akan meluangkan waktunya dengan ayahnya …. sesuatu yang sangat dinanti-nantikan olehnya. Namun pada pagi itu, kembali Peter harus menelan kekecewaan besar, lagi-lagi ayahnya membatalkan janjinya dengan alasan ‘pekerjaan’, Peter merasa seolah menjadi anak yatim-piatu dimana ayah & ibunya sibuk selalu dengan pekerjaan masing-masing tanpa mau meluangkan waktu bagi dirinya – putra mereka satu-satunya.

Sebagai pengganti acaranya dengan ayahnya, Peter dibawa berlibur ke kediaman keluarga Dyer – yang merupakan kenalan Margrit, pengasuh Peter yang menyayangi & memahami perasaan Peter saat itu. Kediaman Dyer yang berlokasi di Derbyshire, berada di luar kota London, membawa  perubahan suasana kota yang senantiasa ditemui Peter menuju kehidupan pedesaan serta keluarga besar yang akrab & ramai – paling tidak bagi Peter, sebagai anak tunggal ia merasakan sedikit perbedaan bertemu dengan anak-anak keluarga Dyer yang enam bersaudara.

Rencana liburan akhir pekan tersebut akan berjalan lancar seandainya tidak ada kejadian aneh yang akan menimpa mereka. Saat Dr. Dyer hendak pergi menuju tempat kerja, Kate Dyer – putri tertua mereka ikut serta bersama anjingnya Molly dan juga Peter. Dr. Dyer adalah seorang ilmuwan yang bekerjasama dengan NASA, dan saat beliau menunjukkan beberapa bagian dari hasil penelitian mereka, Molly kabur ketakutan akibat salah satu demontrasi yang dilakukan oleh Kate menggunakan energi listrik statis. Kate & Peter lari mengejar Molly, meninggalkan Dr. Dyer yang terjatuh tersandung … dan saat mereka berdua tiba kembali di ruangan tempat mesin anti-gravitasi hasil penelitian salah satu rekan kerja Dr. Dyer, terjadi keanehan, mesin sebesar itu lenyap … menyusul Peter & Kate.

Saat Peter & Kate terbangun, mereka mendapati berada pada lapangan rumput yang luas, bukan di dalam ruangan kantor. Setelah beberapa saat berulah mereka menyadari bahwa tempat tersebut bukanlah Inggris pada abad ke-21 namun Inggris atau tepatnya London pada abad ke-18. Pertemuan pertama dengan salah satu sosok dari abad tersebut menimbulkan kengerian dalam diri Peter, sosok aneh yang menyebut dirinya Tar Man dan ia telah menyaksikan kemunculan kedua anak tersebut secara ajaib disertai alat aneh yang kemudian dilarikan olehnya ( atau lebih tepatnya alat tersebut dibawa lari kuda penarik gerobak tempat alat tersebut dimuat olehnya dan Tar Man mengejarnya sembari meneriakan agar Peter & Kate menemuinya di suatu tempat )

Walau ketakutan & sedih memikirkan situasi yang dihadapi, Peter & Kate berusaha mencari jalan untuk dapat kembali ke tempat asalnya mereka. Kemungkinan terbesar hanyalah mencari Tar Man yang telah membawa alat yang menyerupai mesin anti-gravitasi yang pernah dilihat oleh Peter sebelum ia juga lenyap … pindah di masa yang berbeda. Di saat-saat mereka putus asa, muncullah seorang pemuda yang memperkenalkan dirinya sebagai Gideon Seymour, dan ternyata ia turut menyaksikan kejadian muncullah kedua bocah tersebut dari tempat dimana ia bersembunyi dari Tar Man. Gideon menawarkan bantuan pada Peter & Kate, membawa mereka ke tempat dimana mereka bisa berlindung sambil berusaha menemukan Tar Man serta mesin anti-gravitasi tersebut. Maka dimulailah petualangan Peter & Kate di kota London pada abad ke-18, tepatnya di tahun 1763.

Sementara itu di waktu yang sama pada masa yang berbeda, Dr. Dyer yang menyadari lenyapnya Kate & Peter serta mesin anti-gravitasi dari ruangannya, akhirnya melaporkan hal tersebut kepada pihak berwajib. Sementara itu ayah Peter yang sangat menyesali pertengkaran hebat dengan putranya, telah berusaha menghubungi Peter di kediaman keluarga Dyer, mendapati bahwa Peter baru saja berangkat menuju ke kantor Dr Dyer dan akan kembali dalam waktu singkat untuk makan siang bersama. Namun beberapa saat kemudian ia menerima kabar bahwa putranya lenyap tanpa jejak, bahkan diduga diculik sehubungan dengan lenyapnya salah satu alat dari kantor Dr. Dyer. Istrinya segera menempuh perjalanan pulang dari California menuju London mendengar kabar tersebut, meninggalkan pekerjaannya. Dibawa pengawasan & penyelidikan Detektif Inspektur Wheeler dari pihak kepolisian, ditelusuri jejak dan petunjuk sekecil apapun yang dapat membantu menemukan kedua anak tersebut… walau pada akhirnya semua mengarah pada jalan buntu – setidaknya selama beberapa waktu hingga muncul kejadian-kejadian aneh di beberapa tempat.

Di daerah sekitar Derbyshire tahun 1763, Gideon membawa Peter & Kate menemui keluarga Byng di Baslow Hall. Gideon telah membuat suatu ‘cerita’ bahwa Peter & Kate merupakan keturunan keluarga terpandang dari luar Inggris yang mengalami musibah – di rampok habis-habisan ( guna menjelaskan penampilan & pakaian mereka yang aneh ), sehingga Mrs. Byng menerima mereka dengan tangan terbuka. Peter & Kate belajar menyesuaikan dengan situasi agar mereka tidak tampak begitu men-colok diantara orang-orang tersebut. Sebagian menerima mereka seperti si kecil Jack, sebagian menganggap acuh seperti Sidney – putra tertua keluarga Byng. Namun pada akhirnya masing-masing dari mereka harus menyesuaikan diri karena mereka akan bersama-sama menempuh perjalanan berbahaya - yaitu perjalanan dari Baslow Hall menuju Lincoln’s Inn Fields kediaman Sir Richard Picard, adik Mrs. Byng yang tinggal di London.      

Rombongan yang terdiri atas Peter, Kate, Sidney, si kecil Jack serta pengasuhnya Hannah dan Parson Ledbury, sepupu Mrs. Byng yang dipercaya menemani & mengawal rombongan tersebut – menempuh perjalanan dekat ( ‘jauh dan lama dan capek’ jika menurut perhitungan Peter & Kate, dibandingkan naik mobil ) menggunakan kereta kuda. Gideon yang semula hendak berangkat bersama-sama rombongan akhirnya memilih berangkat sendiri akibat persitegang antara dirinya dengan Parson di awal keberangkatan mereka.

Kate, terutama Peter yang sangat meng-harapkan bantuan dari Gideon dalam menemukan Tar Man serta mencari jalan kembali ke masa mereka, berusaha tetap kuat dan merahasiakan keadaan mereka dari rombongan. Bukan hal yang mudah,  apalagi saat Kate & Peter mendapati sewaktu-waktu mereka dapat mengalami peristiwa ‘pindah-waktu-tempat’ sesaat, dimana saat-saat dalam kondisi relax & santai, tubuh mereka akan tampak memudar laksana hantu & pindah di suatu tempat di masa asal mereka, walau hanya sesaat. Dan saat hal-hal tersebut mulai merisaukan & dirasakan berbahaya ( si kecil Jack tanpa sengaja melihat Peter ‘memudar’ saat tertidur ), datang bahaya baru yang dicemaskan sepanjang perjalanan yaitu kawanan perampok menghadang kereta.

Kembali di abad ke-21, peristiwa-peristiwa aneh memenuhi berita & surat kabar tentang kemunculan sosok hantu kedua anak yang dinyatakan hilang di berbagai tempat dalam kondisi aneh dan membuat beberapa saksi ketakutan. Hal ini terjadi akibat Peter & Kate ‘memudar’ dan mereka ‘pindah’ sesaat di lokasi-lokasi tertentu. Detektif Inspektur Wheeler mulai mencium ketidak-beresan, terutama saat suatu ia sendiri menyaksikan  kemunculan sosok gadis yang menyerupai Kate berbaring di rerumputan dengan pakaian aneh dan kemudian lenyap dalam sekejap tanpa jejak. Apalagi disusul dengan munculnya petunjuk-petunjuk aneh yang mengarahkan kembali pada tempat kerja Dr. Dyer atau tepatnya pada penelitian yang dilakukan di tempat itu.

Gideon Seymour ternyata tidak meninggalkan Peter & Kate begitu saja, dan ia muncul tepat pada waktunya guna menyelamatkan rombongan dari para perampok. Namun hal tersebut membongkar keberadaan Gideon yang ternyata menjadi ‘buronan’ dari majikannya Lord Luxon, orang yang cukup terpandang di London. Gideon sedikit demi sedikit membuka latar belakang kisahnya terutama kepada Peter, juga tentang siapa sesungguhnya Tar Man yang juga bekerja pada Lord Luxon. Peter satu-satunya yang percaya penuh pada Gideon & ia yakin bahwa Gideon benar-benar orang baik yang terlanjur memperoleh ‘image-jelek’ akibat perbuatannya di masa lalu. Bahkan Kate-pun pada awalnya tidak sepenuhnya percaya pada Gideon … hingga waktu akhirnya menjawab sejauh mana kesetiaan & janji ditepati, walaupun harus mengorbankan nyawa.

Kesan :
Pada awalnya kisah ini agak ‘menyendat’ dan ada beberapa bagian yang kurang mengena, alurnya ada yang tidak lancar dan penggambaran hal-hal yang bersifat tehnis ( terutama penggambaran penelitian Dr. Dyer ) terasa ala-kadarnya, kemungkinan karena kisah ini ditujukan bagi pembaca muda usia, jadi detil hanya seperlunya.

Namun pada saat Peter & Kate bertemu dengan keluarga Byng, kisah mulai seru, lucu sekaligus menegangkan. Bagaimana Kate yang belum pernah memakai rok, harus mengenakan gaun lebar & panjang disertai KORSET !!! ( ada yang tidak tahu apa itu ‘korset’ … sama donk dengan Peter, makanya ia bertanya pada Jack yang menjawab meringis dan menyembunyikan wajahnya dibalik serbet … ha..ha ). Juga pertemuan Peter dengan sosok nyata ( dan masih hidup ) Dr. Erasmus Darwin, kekocakan saat Kate mengatakan bahwa sapi keluarganya diberi nama Erasmus Darwin hingga tanpa sengaja terlontar ucapan bahwa cucu beliau ( yang belum ada masa itu ) yaitu Charles Darwin yang menemukan teori evolusi manusia yang merubah nasib manusia, sampai Gideon terpaksa mengatakan Kate memiliki bakal ‘peramal’ dari keluarganya.

Kisah ini terasa segar dengan adanya dialog antara Peter & Kate dalam menghadapi berbagai situasi yang berbeda dengan keadaan di masa sebelumnya. Bahkan sisi manusiawi turut tercermin pada konflik hubungan antara Peter & kedua orang tuanya, terutama saat-saat Peter teringat bahwa ucapan terakhir yang di-teriak-kan pada ayahnya adalah “Aku benci Ayah” dalam pertengkaran hebat, akhirnya dia sekarang berada di tahun 1763 tanpa mengetahui kapan bisa berjumpa atau sekedar menatap wajah kedua orang tuanya. Atau hubungan yang terjalin antara Gideon dengan Lord Luxon yang akhirnya berbuntut pada tragedy, sedangkan hubungan Gideon dan Parson Ledbery justru semakin erat pada akhirnya …

Kisah dalam buku pertama ini sangat menarik dan cocok bagi pembaca dari semua kalangan usia, karena bukan sekedar kisah fantasi belaka, tapi lebih banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran agar “Jangan pernah meng-hakimi siapa pun juga dari apa pun yang tampak, namun berusaha memahami dari sudut pandang yang berbeda, bukan hanya mengandalkan persepsi / praduga semata” entah itu orang asing yang baru dikenal, saudara, anak, istri, suami, ayah, ibu, … siapa pun juga. Walau buku ini daku dapat karena hadiah namun daku memberikan rekomendasi bagi yang belum memiliki : It’s worth to be one of your collections, at least is very interesting-entertaining story and I can wait to read the sequel. 

Best Regards, 
* HobbyBuku * 

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...