Books
“PARA PENJELAJAH WAKTU”
Judul Asli : GIDEON THE CUTPURSE ( book 1 of Gideon Trilogy )
From The Gideon Trilogy
Copyright © 2006 by Linda Buckley –
Archer
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Berliani M. Nugrahani
Proofreader : M. Eka Mustamar
Ilustrasi Isi : Sweta Kartika
Desain Sampul : Dodi Rosadi
Cetakan ke-1 : 516 hlm , Februari
2009
Satu lagi kisah fantasi keluaran
Mizan Fantasi dikeluarkan, kali ini mengangkat tema tentang ‘time-travelling’
dan baru saja daku menyelesaikan buku The Time Traveller’s Wife ( it’s very
interesting story, too ), so akhirnya ku-ambil buku ini dari sekian banyak
tumpukan buku yang belum sempat tersentuh, dan inilah kisahnya ….
Sinopsis :
Dimulai dengan salah satu tokoh
utama, seorang bocah laki-laki bernama Peter Schock yang menantikan perayaan
ulang tahunnya kedua belas bersama ayahnya. Walau telah lewat empat bulan,
namun dikarenakan kesibukkan ayahnya, maka pada kesempatan hari pertama liburan
Natal Peter akan meluangkan waktunya dengan ayahnya …. sesuatu yang sangat
dinanti-nantikan olehnya. Namun pada pagi itu, kembali Peter harus menelan
kekecewaan besar, lagi-lagi ayahnya membatalkan janjinya dengan alasan
‘pekerjaan’, Peter merasa seolah menjadi anak yatim-piatu dimana ayah &
ibunya sibuk selalu dengan pekerjaan masing-masing tanpa mau meluangkan waktu
bagi dirinya – putra mereka satu-satunya.
Sebagai pengganti acaranya dengan
ayahnya, Peter dibawa berlibur ke kediaman keluarga Dyer – yang merupakan
kenalan Margrit, pengasuh Peter yang menyayangi & memahami perasaan Peter
saat itu. Kediaman Dyer yang berlokasi di Derbyshire, berada di luar kota
London, membawa perubahan suasana kota
yang senantiasa ditemui Peter menuju kehidupan pedesaan serta keluarga besar
yang akrab & ramai – paling tidak bagi Peter, sebagai anak tunggal ia
merasakan sedikit perbedaan bertemu dengan anak-anak keluarga Dyer yang enam
bersaudara.
Rencana liburan akhir pekan tersebut
akan berjalan lancar seandainya tidak ada kejadian aneh yang akan menimpa
mereka. Saat Dr. Dyer hendak pergi menuju tempat kerja, Kate Dyer – putri
tertua mereka ikut serta bersama anjingnya Molly dan juga Peter. Dr. Dyer
adalah seorang ilmuwan yang bekerjasama dengan NASA, dan saat beliau
menunjukkan beberapa bagian dari hasil penelitian mereka, Molly kabur ketakutan
akibat salah satu demontrasi yang dilakukan oleh Kate menggunakan energi
listrik statis. Kate & Peter lari mengejar Molly, meninggalkan Dr. Dyer
yang terjatuh tersandung … dan saat mereka berdua tiba kembali di ruangan
tempat mesin anti-gravitasi hasil penelitian salah satu rekan kerja Dr. Dyer,
terjadi keanehan, mesin sebesar itu lenyap … menyusul Peter & Kate.
Saat Peter & Kate terbangun,
mereka mendapati berada pada lapangan rumput yang luas, bukan di dalam ruangan
kantor. Setelah beberapa saat berulah mereka menyadari bahwa tempat tersebut
bukanlah Inggris pada abad ke-21 namun Inggris atau tepatnya London pada abad
ke-18. Pertemuan pertama dengan salah satu sosok dari abad tersebut menimbulkan
kengerian dalam diri Peter, sosok aneh yang menyebut dirinya Tar Man dan ia
telah menyaksikan kemunculan kedua anak tersebut secara ajaib disertai alat
aneh yang kemudian dilarikan olehnya ( atau lebih tepatnya alat tersebut dibawa
lari kuda penarik gerobak tempat alat tersebut dimuat olehnya dan Tar Man
mengejarnya sembari meneriakan agar Peter & Kate menemuinya di suatu tempat
)
Walau ketakutan & sedih
memikirkan situasi yang dihadapi, Peter & Kate berusaha mencari jalan untuk
dapat kembali ke tempat asalnya mereka. Kemungkinan terbesar hanyalah mencari
Tar Man yang telah membawa alat yang menyerupai mesin anti-gravitasi yang
pernah dilihat oleh Peter sebelum ia juga lenyap … pindah di masa yang berbeda.
Di saat-saat mereka putus asa, muncullah seorang pemuda yang memperkenalkan
dirinya sebagai Gideon Seymour, dan ternyata ia turut menyaksikan kejadian
muncullah kedua bocah tersebut dari tempat dimana ia bersembunyi dari Tar Man.
Gideon menawarkan bantuan pada Peter & Kate, membawa mereka ke tempat
dimana mereka bisa berlindung sambil berusaha menemukan Tar Man serta mesin
anti-gravitasi tersebut. Maka dimulailah petualangan Peter & Kate di kota
London pada abad ke-18, tepatnya di tahun 1763.
Sementara itu di waktu yang sama
pada masa yang berbeda, Dr. Dyer yang menyadari lenyapnya Kate & Peter
serta mesin anti-gravitasi dari ruangannya, akhirnya melaporkan hal tersebut
kepada pihak berwajib. Sementara itu ayah Peter yang sangat menyesali
pertengkaran hebat dengan putranya, telah berusaha menghubungi Peter di
kediaman keluarga Dyer, mendapati bahwa Peter baru saja berangkat menuju ke
kantor Dr Dyer dan akan kembali dalam waktu singkat untuk makan siang bersama.
Namun beberapa saat kemudian ia menerima kabar bahwa putranya lenyap tanpa
jejak, bahkan diduga diculik sehubungan dengan lenyapnya salah satu alat dari
kantor Dr. Dyer. Istrinya segera menempuh perjalanan pulang dari California
menuju London mendengar kabar tersebut, meninggalkan pekerjaannya. Dibawa
pengawasan & penyelidikan Detektif Inspektur Wheeler dari pihak kepolisian,
ditelusuri jejak dan petunjuk sekecil apapun yang dapat membantu menemukan
kedua anak tersebut… walau pada akhirnya semua mengarah pada jalan buntu –
setidaknya selama beberapa waktu hingga muncul kejadian-kejadian aneh di
beberapa tempat.
Di daerah sekitar Derbyshire tahun
1763, Gideon membawa Peter & Kate menemui keluarga Byng di Baslow Hall.
Gideon telah membuat suatu ‘cerita’ bahwa Peter & Kate merupakan keturunan
keluarga terpandang dari luar Inggris yang mengalami musibah – di rampok
habis-habisan ( guna menjelaskan penampilan & pakaian mereka yang aneh ),
sehingga Mrs. Byng menerima mereka dengan tangan terbuka. Peter & Kate
belajar menyesuaikan dengan situasi agar mereka tidak tampak begitu men-colok
diantara orang-orang tersebut. Sebagian menerima mereka seperti si kecil Jack,
sebagian menganggap acuh seperti Sidney – putra tertua keluarga Byng. Namun
pada akhirnya masing-masing dari mereka harus menyesuaikan diri karena mereka
akan bersama-sama menempuh perjalanan berbahaya - yaitu perjalanan dari Baslow
Hall menuju Lincoln’s Inn Fields kediaman Sir Richard Picard, adik Mrs. Byng
yang tinggal di London.
Rombongan yang terdiri atas Peter,
Kate, Sidney, si kecil Jack serta pengasuhnya Hannah dan Parson Ledbury, sepupu
Mrs. Byng yang dipercaya menemani & mengawal rombongan tersebut – menempuh
perjalanan dekat ( ‘jauh dan lama dan capek’ jika menurut perhitungan Peter
& Kate, dibandingkan naik mobil ) menggunakan kereta kuda. Gideon yang
semula hendak berangkat bersama-sama rombongan akhirnya memilih berangkat
sendiri akibat persitegang antara dirinya dengan Parson di awal keberangkatan
mereka.
Kate, terutama Peter yang sangat
meng-harapkan bantuan dari Gideon dalam menemukan Tar Man serta mencari jalan
kembali ke masa mereka, berusaha tetap kuat dan merahasiakan keadaan mereka
dari rombongan. Bukan hal yang mudah,
apalagi saat Kate & Peter mendapati sewaktu-waktu mereka dapat
mengalami peristiwa ‘pindah-waktu-tempat’ sesaat, dimana saat-saat dalam
kondisi relax & santai, tubuh mereka akan tampak memudar laksana hantu
& pindah di suatu tempat di masa asal mereka, walau hanya sesaat. Dan saat
hal-hal tersebut mulai merisaukan & dirasakan berbahaya ( si kecil Jack
tanpa sengaja melihat Peter ‘memudar’ saat tertidur ), datang bahaya baru yang
dicemaskan sepanjang perjalanan yaitu kawanan perampok menghadang kereta.
Kembali di abad ke-21,
peristiwa-peristiwa aneh memenuhi berita & surat kabar tentang kemunculan
sosok hantu kedua anak yang dinyatakan hilang di berbagai tempat dalam kondisi
aneh dan membuat beberapa saksi ketakutan. Hal ini terjadi akibat Peter &
Kate ‘memudar’ dan mereka ‘pindah’ sesaat di lokasi-lokasi tertentu. Detektif
Inspektur Wheeler mulai mencium ketidak-beresan, terutama saat suatu ia sendiri
menyaksikan kemunculan sosok gadis yang
menyerupai Kate berbaring di rerumputan dengan pakaian aneh dan kemudian lenyap
dalam sekejap tanpa jejak. Apalagi disusul dengan munculnya petunjuk-petunjuk
aneh yang mengarahkan kembali pada tempat kerja Dr. Dyer atau tepatnya pada
penelitian yang dilakukan di tempat itu.
Gideon Seymour ternyata tidak
meninggalkan Peter & Kate begitu saja, dan ia muncul tepat pada waktunya
guna menyelamatkan rombongan dari para perampok. Namun hal tersebut membongkar
keberadaan Gideon yang ternyata menjadi ‘buronan’ dari majikannya Lord Luxon,
orang yang cukup terpandang di London. Gideon sedikit demi sedikit membuka
latar belakang kisahnya terutama kepada Peter, juga tentang siapa sesungguhnya
Tar Man yang juga bekerja pada Lord Luxon. Peter satu-satunya yang percaya
penuh pada Gideon & ia yakin bahwa Gideon benar-benar orang baik yang
terlanjur memperoleh ‘image-jelek’ akibat perbuatannya di masa lalu. Bahkan
Kate-pun pada awalnya tidak sepenuhnya percaya pada Gideon … hingga waktu
akhirnya menjawab sejauh mana kesetiaan & janji ditepati, walaupun harus
mengorbankan nyawa.
Kesan :
Pada awalnya kisah ini agak
‘menyendat’ dan ada beberapa bagian yang kurang mengena, alurnya ada yang tidak
lancar dan penggambaran hal-hal yang bersifat tehnis ( terutama penggambaran
penelitian Dr. Dyer ) terasa ala-kadarnya, kemungkinan karena kisah ini
ditujukan bagi pembaca muda usia, jadi detil hanya seperlunya.
Namun pada saat Peter & Kate
bertemu dengan keluarga Byng, kisah mulai seru, lucu sekaligus menegangkan.
Bagaimana Kate yang belum pernah memakai rok, harus mengenakan gaun lebar &
panjang disertai KORSET !!! ( ada yang tidak tahu apa itu ‘korset’ … sama donk
dengan Peter, makanya ia bertanya pada Jack yang menjawab meringis dan
menyembunyikan wajahnya dibalik serbet … ha..ha ). Juga pertemuan Peter dengan
sosok nyata ( dan masih hidup ) Dr. Erasmus Darwin, kekocakan saat Kate
mengatakan bahwa sapi keluarganya diberi nama Erasmus Darwin hingga tanpa sengaja
terlontar ucapan bahwa cucu beliau ( yang belum ada masa itu ) yaitu Charles
Darwin yang menemukan teori evolusi manusia yang merubah nasib manusia, sampai
Gideon terpaksa mengatakan Kate memiliki bakal ‘peramal’ dari keluarganya.
Kisah ini terasa segar dengan adanya
dialog antara Peter & Kate dalam menghadapi berbagai situasi yang berbeda
dengan keadaan di masa sebelumnya. Bahkan sisi manusiawi turut tercermin pada
konflik hubungan antara Peter & kedua orang tuanya, terutama saat-saat
Peter teringat bahwa ucapan terakhir yang di-teriak-kan pada ayahnya adalah
“Aku benci Ayah” dalam pertengkaran hebat, akhirnya dia sekarang berada di
tahun 1763 tanpa mengetahui kapan bisa berjumpa atau sekedar menatap wajah
kedua orang tuanya. Atau hubungan yang terjalin antara Gideon dengan Lord Luxon
yang akhirnya berbuntut pada tragedy, sedangkan hubungan Gideon dan Parson
Ledbery justru semakin erat pada akhirnya …
Kisah dalam buku pertama ini sangat
menarik dan cocok bagi pembaca dari semua kalangan usia, karena bukan sekedar
kisah fantasi belaka, tapi lebih banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran agar
“Jangan pernah meng-hakimi siapa pun juga dari apa pun yang tampak, namun
berusaha memahami dari sudut pandang yang berbeda, bukan hanya mengandalkan
persepsi / praduga semata” entah itu orang asing yang baru dikenal, saudara,
anak, istri, suami, ayah, ibu, … siapa pun juga. Walau buku ini daku dapat
karena hadiah namun daku memberikan rekomendasi bagi yang belum memiliki : It’s
worth to be one of your collections, at least is very interesting-entertaining
story and I can wait to read the sequel.
Best Regards,
* HobbyBuku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/