Judul
Asli : FREEFALL ( book 3 of TUNNELS SERIES / Will Burrows Adventure )
Copyright
© 2009 by Roderick Gordon & Brian Williams
Inside
Illustration © 2009 by Brian Williams ; © 2009
by Roderick Gordon ; © Fireworks
Cover
Illustration © 2009 by David Wyatt
Penerbit Mizan Fantasi
Alih
Bahasa : Maria M. Lubis
Editor
: Nur Aini
Proofreader
: M. Kadapi
Ilustrasi
Isi : Sweta Kartika
Desain
Sampul : Ian Butterworth & Steve Wells
Cetakan
ke-1 : 724 hlm , November 2009
Sinopsis :
Chester, Will, Cal dan
Elliot, semuanya terjatuh ke dalam lubang gelap nan dalam, dalam usaha
menghindari penyergapan pasukan Styx yang dipimpin si kembar Rebecca. Kejadian
mengerikan itu terjadi begitu cepat, setelah Cal tertembak, dan menyeret mereka
semua yang terikat pada tali pengaman. Dan Sarah Jerome yang terluka parah,
harus menyaksikan kenyataan pahit bahwa ia telah diperalat guna menemukan kedua
anaknya, dan menyaksikan mereka terluka dan terjatuh ke dalam lubang yang
tampak tak memiliki dasar. Maka ia pun membalaskan dendamnya dengan membawa si
kembar Rebecca “terjun” ke dalam lubang yang sama – meninggalkan Drake seorang
diri di atas permukaan, terpana melihat semua kejadian, dan terlalu jauh untuk
segera membantu mereka semua.
Maka petualangan baru
dimulai. Chester yang lebih dahulu sadar
dari peristiwa ‘jatuh-terjun-bebas’ ke dalam lubang dalam yang disebut Pore,
mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang empuk, berbau aneh, dan
menyelimuti tubuhnya bak semen gipsum. Ia tersadar karena Bartleby – kucing raksasa
milik Cal, yang merasakan kehilangan majikannya, dan berusaha menolong penggantinya
: Will Burrows – kakak kandung Cal yang
masih dalam kondisi ‘shock’ akibat kematian Cal di depan matanya. Jika
selama ini Wil selalu memimpin di depan, kali ini Chester harus membantunya,
menyadarkan dirinya yang mengalami ‘mati-rasa’.
Namun mereka tak bisa berlama-lama bersedih, terutama setelah melihat
kondisi Elliot yang telah jatuh pada
posisi kurang tepat, menyebabkan tangannya terlihat ‘patah’ pada posisi yang
aneh. Will harus meninggalkan jenazah adiknya, dan bersama Chester, mereka
mencari jalan keluar, untuk membantu Elliot yang tak sadarkan diri.
Sementara mereka berusaha
menjelajah di kedalaman pusat bumi, Drake yang berhasil lolos bergegas menuju
suatu lokasi, menghancurkan laboratorium bawah tanah milik Styx, guna
menyempurnakan pengorbanan Sarah Jerome yang membawa serta si kembar Rebecca ke
dalam lubang Pore, dan keduanya membawa serta botol virus serta vaksin yang
akan digunakan menghabisi para Topsoilers. Drake tahu ia berlomba dengan waktu,
maka setelah ia berhasil meledakkan laboratorium tersebut dengan bantuan
beberapa pekerjan Coprolite ( sesuatu yang sungguh di luar dugaannya ), segera
menuju permukaan guna menyusun strategi penyerangan terhadap Styx. Namun ia
justru mendapati bahwa jaringan mata-mata yang dibentuk, telah porak-poranda. Banyak
agen tertangkap, sebagian tewas, sebagian lenyap tanpa jejak. Drake harus
segera menyusun rencana baru !!
Di sisi lain, pada
permukaan, Celia Burrows tersadar dari ‘mimpi-buruk’ dan pada suatu hari, ia
memutuskan sudah waktunya untuk turun-tangan mencari kebenaran tentang anak dan
suaminya yng menghilang. Ia pergi ke saudaranya Jean, guna bertemu anaknya
Rebecca yang dititipkan di sana selama
ia menjalani terapi pengobatan. Namun ia hanya mendapati bahwa Rebecca sudah
lama meninggalkan tempat itu, tanpa diketahui di mana sekarang keberadaannya.
Dan yang lebih mengejutkan, Jean bercerita bahwa Will yang hilang, pernah
muncul di kediamannya beberapa saat, bersama seorang pemuda bernama Cal dan
kucing raksasa bernama Bartleby ( = baca DEEPER ). Celia sadar, banyak hal yang
harus ia lakukan, maka ia memulihkan kesehatan tubuh dan pikirannya, berusaha
fokus pada pencarian informasi yang bisa memberikan kejelasan di mana gerangan
para anggota keluarganya.
Kembali di dalam bumi, Dr.
Roger Burrows yang tersesat karena terjatuh ke dalam Pore saat melakukan
penelitian, tanpa disangka-sangka bertemu dengan salah satu dari si kembar
Rebecca ( ya, mereka tidak tewas, sama dengan Will, Chester dan Elliot yang
terjatuh pada semacam jamur raksasa ), mendapati kenyataan bahwa anak
perempuannya ternyata seorang Styx. Dan Rebecca secara halus ‘memaksanya’
mempelajari lebih lanjut tablet-tablet penemuannya guna menemukan jalan keluar
dari Pore. Dr. Burrows tidak terlalu senang juga sedikit bingung dengan kondisi
yang dihadapinya. Tapi seperti biasa, ia tidak terlalu mempermasalahkan hal-hal
lain, kecuali penelitiannya.
Will dan Chester serta
Bartleby, yang membawa Elliot yang masih tak sadar, akhirnya bertemu dengan
wanita aneh bernama Martha, yang tampaknya sudah bertahun-tahun tinggal di
kedalaman Pore dan ia bersedia menampung mereka bertiga, sembari merawat Elliot
agar segera pulih. Will dan Chester menjalani rutinitas baru di kediaman Martha
yang cukup unik. Mulai dari memburu hewan-hewan aneh untuk makanan mereka.
Menjelajahi tempat penyimpanan harta yang di kumpulkan oleh Nathaniel – putra Martha
yang tewas akibat serangan laba-laba monyet. Dan tentu saja mempelajari
lingkungan sekitar, seperti berbagai tanaman yang berguna untuk pengobatan
maupun sebagai senjata melawan berbagi makhluk aneh di kedalaman Pore.
Kelihatannya kehidupan
nyaman dan tenang mulai dinikmati oleh Will dan Chester. Tapi satu hal yang
sangat merisaukan, kondisi Elliot semakin lama semakin mengkhawatirkan, dan ia
tak pernah sadar sama sekali. Dan
keadaan semakin parah ketika mendadak salah satu dari si kembar Rebecca muncul
dan meminta bantuan Will karena ia telah berpisah dengan kembaran lainnya. Rebecca
berusaha menyakinkan Will bahwa ia adalah adiknya selama ini, dan ia dipaksa
melakukan berbagai hal yang lama-kelamaan tidak disetujuinya. Dan puncaknya, ia
bertengkar dengan kembarannya – kini ia ingin membantu Will !!!
Apa yang harus dilakukan
oleh Will dalam kondisi seperti ini ? Ia merasa harus segera pergi mencari
bantuan bagi keselamatan Elliot, tapi bagaimana dengan Martha, yang selama ini
telah membantu mereka dan memberikan larangan keras bagi mereka jika keluar
dari wilayah kediamannya, karena bahaya mengincar setiap saat di dunia luar.
Belum lagi perseteruan antara Rebecca dan Chester, Will terjepit posisinya dan
ia harus segera mengambil keputusan.
Kesan :
Melanjutkan petualangan
seru Will Burrows beserta kawan serta lawannya. Klimaks pada buku ke-2 membuat
penasaran akan nasib para tokoh kisahnya ini segera terjawab begitu membuka
halaman-halaman awal. Eitss .. tapi jangan bernafas lega terlebih dahulu,
karena masing-masing dari mereka terlibat dalam suatu kondisi baru yang sangat
aneh sekaligus menarik.
Sungguh gabungan imajinasi
kedua penulis ini mampu membawa pembacanya dalam situasi yang tampak ‘simpang-siur’
namun secara perlahan jika kita bersabar sedikit melahap halaman demi halaman,
maka masing-masing kisah yang terpecah dan terpisah, ternyata terhubung pada
suatu ‘benang tipis’ yang akan mempertemukan mereka semua pada situasi dan
kondisi yang lebih baru lagi.
Namun ada beberapa saat diriku sedikit tak sabar dengan penggambaran yang agak bertele-tele tentang dunia arkeologi, bukan karena tidak menarik tapi jika mulai masuk pada hal-hal yang berbau teoritis dan agak panjang, well – jadi seperti mendengarkan mata kuliah umum hehe. Dan satu hal yang paling membuat diriku tak sabaran dan jengkel, karakter Dr. Burrows yang sejak awal dimaklumi sebagai ahli arkeolog ( tentunya ia senang dengan segala macam teori yang kusebutkan di atas :D ), bukan sekedar membuat diriku sedikit ‘boring’ ... tapi mulai digambarkan sebagai sosok egois dan tidak memperdulikan apa pun selain penelitiannya. Bahkan digambarkan dalam berbagai kejadian di mana ia tidak memperdulikan istri maupun anaknya. Will yang semula digambarkan sangat memuja ayahnya, di sini mulai menyadari bahwa sering kali ayahnya hanya memanfaatkan dan sedikit memperalat dirinya agar membantu penelitiannya. Benar-benar hilang rasa simpatiku pada sosok Dr. Burrows yang pada kedua buku sebelumnya digambarkan masih memiliki perhatian pada Will ...
Dan yang membuat kondisi
berbalik, jika sebelumnya sosok Celia Burrows – istri Roger Burrows dan ibu
angkat Will serta Rebecca, digambarkan secara negatif, dalam buku ini ia mulai
bangkit dari keterpurukan dan mampu menunjukkan kekuatan serta kasihnya pada
keluarganya, terutama terhadap Will, dan ia seorang wanita pejuang yang tak
kenal lelah, penuh tekad dan pemberani, meski harus berkorban nyawa. So, not
like Mr. Burrows ( you even may hate him so much ) but much more like Mrs.
Buroows for now (^_^). Dan seperti biasa, dengan berbagai episode serta
surprise yang bikin jantung naik-turun, ditutuplah kisah dalam buku ke- 3 ini
dengan ( sekali lagi ) teka-teki dan kejadian yang membuat ‘tanda tanya besar’
( ?? ) apa yang akan terjadi berikutnya
...
Tentang penulis :
Roderick Gordon dan Brian Williams
adalah sahabat karib yang sama-sama menggemari arkeologi dan berobsesi besar
membuat cerita kehidupan dunia bawah tanah. Berawal dari pembicaraan hangat
pada suatu sore di taman rumah Gordon – Iswlington, London bagian utara, maka Tunnels
: Petualangan Will Burrows dan Koloni Misterius Bawah Tanah, pun
lahir.
Gordon, adalah lulusan Universitas
College London dan pernah bekerja di salah satu perusahaan financial hingga dia memutuskan ‘membebaskan diri’ dengan menulis. Sementara Williams, yang menghabiskan masa
kecilnya di Afrika, dan kembali ke Liverpool pada tahun 1970-an, adalah lulusan
The Slade School of Fine Arts. Dia bekerja sebagai seniman dan actor film.
Info selengkapnya silahkan cek website : "about TUNNELS"
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/