Translate

Wednesday, May 2, 2012

Books "INKHEART"


Books “ INKHEART “
Judul Asli : TINTENHERZ ( book 1 – Inkworld Trilogy )
A Stories & Illustration by Cornelia Funke
Copyright © by Cecilia Dressler Verlag GmbH & Co. KG, Hamburg 2003
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Dinyah Latuconsina
Editor : Dini Pandia
Cover by Marcel A.W.
Cetakan ke-1 : Januari 2009 ; 536 hlm

Sinopsis :
Di suatu malam saat hujan turun mengeluarkan bunyi-bunyian, seorang gadis cilik berusia duabelas tahun terjaga tanpa dapat tertidur, mencari bacaan guna menghabiskan waktu – dan di sanalah ia melihat sosok asing berada di luar rumahnya, memandang dengan kediaman yang mengusik hatinya. Gelisah dan rasa takut mencekam dirinya hingga kaki-kakinya berlari keluar kamar mencari ayahnya … memberitahukan hal tersebut padanya, dan kisah ini pun dimulai. 

Malam itu si kecil Meggie tak dapat melupakan saat ayahnya – Mortimer ‘Mo’ mengundang masuk sosok asing bernama Staubfinger – Tangan Debu, yang beberapa saat sebelumnya mengawasi kediaman mereka. Staubfinger datang bagaikan kenalan lama namun Meggie tak mampu mengenyahkan perasaan bahwa kedatangannya hanya akan menimbulkan masalah bagi mereka. Lewat pembicaraan yang sengaja ‘di-kuping’ oleh Meggie, kedatangan Staubfinger memberikan peringatan pada Mo yang dipanggilnya Lidah Ajaib – bahwa Capricorn akan segera datang menemui Mo guna menagih janji. Mo meminta waktu untuk berpikir & menjanjikan jawaban besok siang. 

Pagi hari saat fajar belum sepenuhnya bersinar, Meggie terbangun & mendapati bahwa Mo telah berkemas-kemas menyiapkan perlengkapan bepergian. Meskipun pekerjaan Mo seringkali membawa Meggie bepergian ke tempat-tempat jauh, mau tidak mau ia mencurigai pertemuan semalam penyebab kepergian mereka yang mendadak ini. Namun apapun pertanyaan Meggie, tak satu jawaban jelas keluar dari mulut Mo kecuali satu bahwa mereka akan mengunjungi Elinor – bibi sanak ibu Meggie. Baru sekali itu Meggie mendapati Mo menyimpan suatu rahasia terhadap dirinya, hanya sekelumit tambahan informasi yang diperoleh lewat Staubfinger ( dengan sengaja Staubfinger menjegat Mo dan mengingatkan akan ‘hutang’ yang harus dibayarkan, membuat Mo memperbolehkannya ikut serta ) bahwa Capricorn adalah makhluk mengerikan yang senang menyiksa makhluk lain dan jika ia menginginkan sesuatu maka keinginan itu harus segera terpenuhi dengan cara apapun. Dan Mo memiliki sesuatu yang diinginkan oleh Capricorn – yaitu sebuah buku berjudul ‘Tintenherz’ yang diam-diam disembunyikan oleh Mo. Yang Meggie ketahui hanyalah Mo tidak akan menyerahkan buku tersebut, terbukti sekarang mereka ‘melarikan diri’ terlepas dari apapun alasan Mo. 

Kediaman Elinor bagaikan kastil dengan lahan luas sekali. Namun yang membuat Meggie terpana adalah isinya – setiap ruangan dipenuhi dengan buku-buku beraneka macam tersusun rapi & teratur dari ujung kaki hingga ujung langit memenuhi tembok dan sudut ruangan. Kedatangan Mo dengan alasan melakukan pekerjaan menjilid & me-restorasi buku-buku seakan benar-benar menjadi kenyataan. Dan Meggie mulai menikmati tinggal di tempat dimana segala macam buku tersedia, bahkan ia mampu bertoleransi pada sikap protektif & keras Elinor terhadap koleksi-koleksinya. Meggie-pun mulai menjalin hubungan lebih erat dengan Staubfinger yang memiliki keahlian bermain dengan api didampingi peliharaannya seekor musang bertanduk bernama Gwin.

Namun ketenangan itu hanyalah bayangan semu belaka, karena ada pengkhianat yang melaporkan keberadaan mereka. Maka tak lama kemudian, di saat semua sedang lengah, muncullah kawanan anak buah Capricorn dan mereka memiliki satu tujuan : membawa Mo beserta buku yang disembunyikan ke hadapan Capricorn. Meggie hampir saja ketahuan jika saja tidak ditahan oleh Elinor. Maka malam pun menjadi saksi jeritan pilu gadis cilik yang menyaksikan ayahnya menghilang di kegelapan malam – suara tangisan yang mampu membuat hati sang pengkhianat tergerak … walaupun hanya sekejap.

Elinor meyakinkan Meggie agar untuk sementara mereka tinggal & melapor pada polisi, sesuatu yang sia-sia karena cerita mereka tak dipercaya oleh polisi. Maka tak ada yang dapat dilakukan selain beristirahat & memikirkn rencana baru keesokkan harinya. Namun kegelisahan Meggie membuatnya tak dapat memejamkan mata barang sejenak. Tekadnya sudah bulat untuk pergi seorang diri mencari Mo. Setelah berkemas-kemas secara diam-diam, Meggie mendatangi kamar Elinor guna meninggalkan surat berisi pesan kepada Elinor – namun belum sempat surat tersebut diletakkan, matanya terbelalak melihat buku di pangkuan Elinor yang tertidur … buku Tintenherz yang seharusnya dibawa oleh Mo kepada Capricorn. Teriakan Meggie membangunkan Elinor yang langsung menerima caci-maki Meggie : “Dari mana kau mendapatkannya ? Itu milik ayahku ! Kau mencurinya !” … segala tuduhan & teriakan Meggie akhirnya mampu diredakan oleh Elinor, ia mengatakan bahwa sebenarnya hanya ingin ‘meminjam’ buku tersebut & membacanya tanpa diganggu, maka Elinor menukar isi bungkusan buku Tintenherz dengan buku lain tanpa sepengetahuan Mo. Di satu sisi, buku itu untuk sementara selamat dari tangan Capricorn, namun Meggie mencemaskan keselamatan Mo apabila Capricorn mengetahui bahwa buku yang dibawa bukanlah Tintenherz. 

Saat pagi menjelang, Staubfinger yang menghilang malam saat kejadian penangkapan Mo, muncul menjumpai Meggie & mengatakan bahwa ia dapat mengantarkan Meggie ketempat Capricorn karena malam tersebut ia telah mengikuti anak buah Capricorn yang menangkap Mo. Elinor yang tak pernah mempercayai Staubfinger bersikeras ikut guna mengawal Meggie & mengamankan buku Tintenherz. Karena tak ada yang mau mengalah, maka akhirnya mereka bersama-sama berangkat menuju kediaman Capricorn.

Setelah melalui perjalanan yang lumayan panjang & berliku, akhirnya tibalah mereka di kediaman Capricorn. Rencana awal Elinor yang hendak bernegosiasi tidak berjalan dengan baik, karena sebagaimana pernah dikatakan oleh Staubfinger, apa yang diinginkan oleh Capricorn akan didapat dengan cara apa pun – maka keadaan berbalik dan Meggie serta Elinor justru turut menjadi tawanan bersama dengan Mo … dan semuanya terjadi akibat pengkhianatan Staubfinger.

Sekian lama Meggie ingin mengetahui rahasia yang disembunyikan oleh Mo berkaitan dengan buku Tintenherz tersebut, dan sekarang di dalam sekapan penjara bawah tanah, Meggie serta Elinor mendengarkan kisah tentang Tintenherz untuk pertama kalinya. Kisah dimulai saat Meggie baru saja berusia tiga tahun, ayah & ibunya merayakan ulang tahun putri mereka dengan penuh kebahagiaan. Telah menjadi kebiasaan bagi Mo untuk membacakan kisah dari buku-buku yang dibawanya pulang kepada istrinya, dan pada malam itu ibu Meggie memilih buku Tintenherz untuk dibacakan oleh Mo. Sesaat mereka seakan terbenam dalam kisah buku tersebut, hingga saat Mo mulai membaca bab tujuh … terjadi sesuatu yang tak dapat dijelaskan. Secara tiba-tiba dalam ruangan tersebut muncul Capricorn, Basta dan Staubfinger – mereka muncul dari dalam kisah buku Tintenherz dan sebagai gantinya ibu Meggie beserta dua ekor kucing yang sedang dipangkunya lenyap tanpa jejak, masuk ke dalam kisah Tintenherz. Berbagai cara dilakukan oleh Mo termasuk membaca terus Tintenherz berulang-ulang hingga suaranya serak, namun tetap tidak dapat mengembalikan istrinya, justru bermunculan makhluk-makhluk aneh disertai menghilangnya beberapa orang yang kebetulan berada di sekeliling Mo. 


Ternyata kemampuan Mo untuk mengeluarkan sesuatu dari apa yang dibacanya sudah diketahui olehnya sejak kecil, namun selama itu ia hanya mampu membawa sesuatu yang tak bernyawa keluar dari buku – baru pada malam naas dimana ia mampu mengeluarkan makhluk hidup, justru makhluk yang jahat yang berhasil ia keluarkan & melenyapkan makhluk terbaik yang pernah dimiliki : istrinya tercinta & ibu Meggie. Dan sejak itu Mo tidak pernah lagi membacakan buku bagi siapa pun, termasuk pada putrinya Meggie. Namun hal tersebut akan segera berubah karena tujuan Capricorn menangkap Mo tidak lain adalah agar Mo mengeluarkan apa pun yang diinginkan oleh Capricorn dari dalam kisah-kisah buku … permasalahannya, mengingat sifat Capricorn yang tak memiliki belas kasih, apa yang akan dikeluarkan dari kisah Tintenherz yang penuh dengan peri-peri, kobold, troll serta makhluk-makhluk dari kegelapan ??

Kesan :
Wah … ini benar-benar kisah yang menjadi Impian-ku : punya kemampuan membaca yang dapat mengeluarkan apa pun dari dalam kisah-kisah buku. Klo punya kemampuan seperti itu buku pertama yang akan ku-baca : Charlie & The Chocolate Factory, langsung buka halaman dimana ada air terjun coklat … he .. he .. asyik banget, atau coba ngeluarin sapu terbang dari buku Harry Potter, dan kepingin coba keluarkan sesuatu dari Eclipse-nya Stephenie Meyer ( hem … pilih Edward atau Jacob ya … but Alice juga oke … enggak ding, ngeri juga ada vampire yang keluar dari buku .. ha .. ha ).

Well, terlepas dari Impian-Gila diatas, buku ini bukan sekedar kisah fantasi namun juga sarat dengan pesan moral bahwa apapun yang telah dilakukan sengaja atau pun tidak disengaja – semua ada konsekuensinya, dan seringkali terjadi seseorang hanya mau menikmati kesenangan sesaat namun tidak mau memikirkan & menjalani prosesnya. Seperti saat Meggie mendapati bahwa ia memiliki kemampuan sama dengan Mo, awalnya ia merasa senang dapat mengeluarkan sesuatu namun penyesalan juga menyertai saat ia sadar bahwa ada yang harus dibayar atas tindakan tersebut. 

Buku ini baru merupakan bagian pertama dari Trilogi Inkworld – dan pada akhir kisah buku pertama ini pun timbul berbagai pertanyaan : bagaimana nasib Fenoglio sang penulis Tintenherz yang lenyap dalam kisah yang ditulisnya ? Apakah Teresa akan memperoleh kembali suaranya ? Bagaimana pengembaraan Staubfinger yang diikuti oleh Farid ? Dan ada suatu hal yang menyusupdi benak-ku dalam membaca kisah ini – jika kemampuan Mo dan Meggie saat ini adalah mengeluarkan kisah-kisah dari dalam buku, apakah kemampuan mereka akan berkembang untuk melakukan hal sebaliknya, yakni memasuki suatu kisah & berperan di dalamnya kemudian dapat keluar lagi, seperti Lyra dan Will yang bisa keluar-masuk dunia yang berbeda ( His Dark Materials #2 - The Subtle Knife ).
Yah … jawabannya hanya bisa menunggu kelanjutan kisah ini ( masih lama tidak ya ?? Kapan nich mbak Dini ? )

Tentang Penulis : 

 Cornelia Funke adalah salah satu penulis buku anak & remaja paling terkenal di Jerman. Ia mulai menulis setelah memperoleh gelar sarjana keguruan sekaligus menyelesaikan pendidikan di bidang grafis. Ia menulis teks untuk buku bergambar, buku yang khusus untuk dibacakan, buku untuk para pembaca usia dini, dan untuk mereka yang terbiasa membaca cepat serta banyak. Sebagian besar buku-bukunya dihiasi ilustrasi buatannya sendiri.

Buku-buku Cornelia Funke banyak mendapat penghargaan dan menjadi karya laris internasional, misalnya Her der Diebe ( Pangeran Pencuri ) yang telah diterjemahan ke lebih dari dua puluh bahasa dan juga telah difilmkan. 

Buku Tintenherz ini pun telah diangkat ke layar lebar dengan judul Inkheart dan dibintangi oleh Brendan Fraser sebagai Mo, Eliza Bennet sebagai Meggie, serta Helen Mirren sebagai Elinor … sedikit ‘spoiler’ menurutku mereka bermain sangat bagus, terutama Helen Mirren sangat cocok jadi Elinor yang cerewet dan hanya memperdulikan tentang buku sepanjang hidupnya – namun akhirnya tergerak hatinya untuk menyelamatkan ‘kerabat’-nya yang tersisa. 

Bahkan tokoh Staubfinger sangat bagus dimainkan oleh Paul Bettany ( yang main jadi pembunuh di Da Vinci Code ), hanya tokoh Capricorn dan Basta saja yang kurang pas, Capricorn-nya jadi berkesan konyol bukannya misterius-dingin-menakutkan ( dimainkan oleh Andy Serkis yang jadi Gollum di LOTR ). So far film-nya cukup menghibur tanpa visual-effect yang heboh.

Sekarang Cornelia Funke tinggal di Los Angeles, AS bersama kedua anaknya dan anjing mereka, Luna. 

Best Regards, 
* Hobby Buku * 

11 comments:

  1. emmm.. judulnya typo itu Mbak, kurang huruf k. "Inkheart".. :)

    ReplyDelete
  2. ini salah satu buku fantasi favoritku :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama :D baca kisahnya samapi terbawa mimpi pengen punya kemampuan yang sama hehe

      Delete
  3. Aku sudah nonton filmnya, tapi belum pernah baca bukunya. Suatu saat pengen baca, mudah-mudahan bukunya sama bagusnya dengan film nya... ;)

    ReplyDelete
  4. Lathifah | thifalathifah@gmail.com
    film nya seru, apapun cerita yang di ucapkan dengan lantang, bakalan keluar ke dunia nyata. kalo aku punya kekuatan itu, bakalan aku keluarin cowok2 keren dari dalam buku, buat nemenin aku hunting buku.

    ReplyDelete
  5. asysyifaahs | asysyifaahs@yahoo.com | Suka filmnya, suka Meggienya, suka Monya, suka semuanya, filmnya aja udah seru apalagi bukunya ya, sayang belum baca...

    ReplyDelete
  6. Maryana | amz_ochi_gnz@yahoo.co.id | aku suka filmnya. Temanya juga tentang buku dannnnnnnn penulis. :))

    Penasaran sama bukunya soalnya beberapa temenku bilang filmnya gak bagus ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Adaptasinya memang kurang kena, terutama bagian soal koleksi buku2, rada kecewa juga waktu adegan koleksi Eleanor, soalnya di buku keren abis (^-^)

      Delete
  7. ini wishlist ku mba.. :( selalu pengen baca dan punya buku ini apalagi habis baca review mba maria jadi makin mupeng, sayang toko buku disini inkheart series susah dicari dan nggak lengkap, Pengennya sih punya ke 3 serinya langsung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada box set / bundelnya yg jual satu set, cmn krg jelas juga masih ready stok atau tdk sekarang :D

      Delete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...