Translate

Tuesday, June 26, 2012

Books "THE MYSTERIOUS HOWLING"



Judul Asli : THE MYSTERIOUS HOWLING
( book 1 of The Incorrigible Children of Ashton Place Series )
Copyright © 2010, Maryrose Wood
Penerbit Ufuk Fiction
Alih Bahasa : Nina Setyowati
Editor : Natasya Ayu & Nur Sofiyani
Desain & Illustrasi Cover & Isi : Roni Setiawan | Apung Donggala | Husni Kamal | Ufukreatif Design
Cetakan I : Februari 2012 ; 296 hlm 

“Dibutuhkan segera : Pengajar Energik untuk Tiga Anak Bersemangat. Menguasai ilmu pengetahuan tentang Prancis, Latin. Sejarah, Etiket, Menggambar, dan Musik. Lebih Disukai Jika Berpengalaman dengan Binatang !” ( from The Mysterious Howling | p. 13 )


Miss Penelope Lumley meski baru berusia lima belas tahun, namun ia adalah salah satu lulusan terbaik dari Akademi Swanburne untuk Para Perempuan Cerdas yang Miskin. Karena itu Miss Carole Mortimer – sang kepala sekolah, tidak segan-segan memberikan rekomendasi serta dorongan penuh pada Miss Penelope Lumley untuk menerima wawancara pekerjaan sebagai pengasuh anak Keluarga Ashton, apalagi ia seorang penyayang binatang, sebuah persyaratan utama yang diajukan oleh keluarga tersebut. 


Maka berangkatlah Miss Penelope Lumley, menempuh perjalanan jauh yang tak pernah dilakukannya (seumur hidup  yang bisa diingatnya, ia selalu tinggal di Akademi Swanburne semenjak keberadaan kedua orang tuanya tidak  dapat dipastikan lagi). Tanpa pendamping, ia berusaha menikmati perjalanannya sembari membayangkan bagaimana keadaan di kediaman Keluarga Ashton. 

Pada akhirnya ketika ia tiba di kediaman Ashton, yang merupakan suatu lahan luas dengan perkebunan, hutan serta pondok-pondok mungil, hingga sampai pada istana Ashton yang megah dan anggun. Sang pemilik Lord Fredrick Ashton sedang bepergian, maka ia hanya bertemu dengan Lady Constance Ashton – wanita muda nan cantik dengan rambut pirang dan mata biru besar bak boneka, usianya sekitar 19-20 tahun ( usia yang wajar pada jaman tersebut untuk menikah dan berkeluarga dengan pria mapan yang sering kali berusia jauh lebih dewasa ). 

Wawancara itu berlangsung sangat singkat dan intinya, Miss Lumley diterima saat itu juga sebagai tenaga pengajar. Meski demikian, ia tak diperbolehkan bertemu dengan ketiga anak yang akan menjadi anak asuhnya hingg ‘saat yang tepat’. Ia segera dipersilahkan beristirahat di kamar pribadi yang sangat luar biasa bagi gadis muda yang seumur hidup tinggal di asrama dan selalu berbagi dengan yang lain. Kediaman yang sangat besar dan luas itu hanya didiami oleh Lord dan Lady Ashton, dan tentu saja ketiga anak yang belum boleh dilihatnya, serta para pelayan dalam rumah. Ia hanya sempat bertemu dengan si Tua Timothy – kusir dan pengikut keluarga Ashton turun temurun, sosok yang aneh, kasar serta penuh misteri, serta Mrs. Clarke – kepala pengurus rumah tangga yangbaik hati. 


Jika saja Miss Penelope Lumley segera beristirahat di kamarnya, bukannya berusaha menyelidiki keanehan di kediaman itu, dimulai dengan berbagai suara-suara aneh yang tampaknya tidak dipedulikan / atau disembunyikan oleh para penghuni yang lain. Suara-suara seperti : “Auuuuuuuuuw ! Auuuuuuuw ! Guk ! Guk ! Auuuuuuuuuuw ! Auuuuuuuuuuw ! Guk ! Guk !” – suara-suara yang memilukan dan menyayat hatinya sebagai penyayang binatang, dan ia bergegas ke arah gudang, tempat sumber suara-suara tersebut, tanpa menghiraukan larangan dari Mrs. Clarke, yang ada di benaknya, binatang-binatang itu pasti sangat menderita, dan ia dalam misi penyelamatan penting .... dengan penuh tekad dibukanya pintu gudang, dan Miss Penelope Lumley bertemu pertama kalinya dengan ‘anak-anak Keluarga Ashton’ : Alexander, Beowulf dan Cassiopeia !! 

Kesan :
Kisah tentang anak-anak yang dibesarkan oleh serigala?  Membuatku teringat akan kisah Tarzan atau kisah klasik Jungle Book karya Rudyard Kipling... dan memang ada beberapa kemiripan, terutama bagaimana Miss Lumley harus berusaha keras mengajarkan tata cara berlaku seperti layaknya manusia pada ketiga anak yang dianggap liar dan tidak beda dengan binatang buas – anggapan kebanyakan orang termasuk Lord Ashton dan Lady Ashton, hingga seorang gadis muda yang memiliki jiwa penyayang mampu mendekati anak-anak yang justru sangat polos dan jujur.

"Alexander & Beowulf trying on pants at the first time "

Kisah ini ditujukan sebagai bacaan anak-anak, namun melihat gaya penulisan serta penuturan yang mengingatkan diriku akan penulisan novel-novel klasik (dengan kalimat-kalimat panjang dan kosa kata yang tidak biasa digunakan oleh anak-anak pada jaman sekarang ini), kemungkinan lebih cocok bagi anak-anak tingkat lanjutan dan juga sebagai bacaan dewasa. Apalagi dengan berbagai pesan moral yang terselip lewat penuturan kalimat-kalimat ( yang juga lumayan panjang), maka sebagai bacaan anak-anak, layaknya merupakan bacaan pendamping bagi para orang tua atau guru yang mampu membantu penyampaian maksud pesan-pesan ini.

Penuturan dengan gaya ala novel klasik ini agaknya juga mempengaruhi cara penerjemahan buku, karena pada beberapa bagian, diriku menemukan ‘sedikit’ kejanggalan hingga harus kembali-membaca kalimatnya untuk mengetahui maksudnya. Dan karena sedikit penasaran, kucoba mencari referensi tulisan dalam bahasa aslinya, ternyata memang benar, terjemahannya tidak salah secara kata per kata, tetapi padanan yang pas dengan maksudnya tidak terpenuhi ( dan memang bukan hal yang mudah ).

" Alexander, Beowulf & Cassiopeia at the first time shooping at town ... "

Terlepas dari beberapa kejanggalan yang’kualami’ kisah ini sungguh sangat menarik. Penulis menyampaikan lewat sudut pandang karakter Mis Penelope Lumley, yang banyak bercerita semacam menulis buku harian tentang berbagai pengalaman serta pemikiran-pemikiran yang memenuhi benaknya...mirip dengan gaya penuturan kisah Anne of Green Gables. Disertai humor berupa sindiran halus, atau boleh dikatakakan ‘speak on your mind’ tanpa menyampaikan maksudnya secara blak-blakan, disertai kelucuan serta kepolosan pemikiran anak-anak, ini, sungguh --- satu lagi bacaan wajib yang layak Anda miliki dan Anda baca tentunya (^_^)

‘“You,” she said, looking at the eldest boy, “are to be called Alexander. Can you say it? Alexander,” she prompted again, clearly.

“Alawoooooo,” he repeated.

“Very good!” She glanced at the card, “It says here, you are named after ‘Alexander the Great, the legendary commander who mercilessly conquered the Persian Empire and was said to drink too much wine.’ Hmm. That is an odd choice.”

“Alawooooo!” he said, with feeling.

“As for you,” she said, turning to the smaller boy, “you are to be called Beowulf. ‘Beowulf was a fearless warrior of old, who slew monsters and dragons until he met a bloody and violent end.’ A most unsavory namesake, in my opinion, but that is what Lord Ashton has written here. Can you say Beowulf?”

“Beowoooooo,” the boy said proudly.

“Excellent,” Penelope praised. “And now for our littlest pupil. Heavens! It appears that Lord Ashton has named you—well, let me read it. ‘Cassiopeia, after the vain and arrogant queen of the ancient Greeks who tried to sacrifice her own daughter to the sea gods.’ How dreadful! But it will have to do.” She was about to ask the little girl to repeat her name, but the clever child had been watching the other and beat Penelope to the task.

“Cassawoof!” she yelped. “Woof! Woof!”’


( from The Mysterious Howling | p. 54-55 )


Sedikit tambahan sebelum menutup ‘kisah’ ini, penulis juga menambahkan unsur misteri yang mengundang rasa penasaran serta ketegangan yang juga menambah daya tarik kisah ini. Dan yang pasti membuatku semakin penasaran akan kelanjutan buku kedua dan buku ketiga yang telah rilis tahun ini. Apa sebenarnya rahasia di balik dinding yang terlihat oleh Mis Lumley dan anak-anak ? Sebuah ruang rahasia yang aneh sekaligus menakutkan, dengan suara-suara serta pemandangan yang sangat tidak biasa. Dan apakah latar belakang serta asal-usul ketiga anak yang misteriurs ini segera terungkap ? 

Tentang Penulis : 

Maryrose Wood tidak dibesarkan oleh sekawanan serigala, tetapi ia menjalani masa kecilnya di wilayah suburbia yang masih cukup liar di Long Island, New York, suatua pengalaman yang cukup untuk mengingatkan dirinya akan petualangan yang yang mengasyikan. 

Pada usia 17 tahun, ia yang sangat suka dengan berbagai hal yang berhubungan dengan teater,  memutuskan pindah ke kota New York untuk mendalami bidang akting. Bahkan ia memutuskan berhenti dari kuliah untuk menjadi bagian dalam drama musikal Broadway – yang ternyata tidak berjalan seperti Impiannya, ia mengalami kegagalan ! Hal ini yang menimbulkan ide akan pepatah yang akan menjadi bagian petuah karakter Agatha Swanburne : “You win some, you lose some.”

The Incorrigible Children of Ashton Place merupakan serial novel yang dibuat sebagai bacaan anak-anak tingkat menengah. Buku pertama ‘The Mysterious Howling’, dipublikasikan pada tahun 2010 dan menerima pujian dari Booklist, Kirkus, SLJ dan Publishers Weekly, bahkan mendapat penghargaan sebagai Best Children’s Book of 2010 by the Christian Science Monitor, Kirkus. Buku kedua segera menyusul dengan judul ‘The Hidden Gallery’ rilis pada tahun 2011. Sedangkan buku ketiga ‘The Unseen Guest’, rilis pada Maret 2012. Ketiga buku ini masuk dalam daftar pilihan Junior Library Guild.


Maryrose Wood juga mengajarkan bagaimana menulis fiksi serta kegemaran menulis, dan menjadi pembicara yang populer di berbagai sekolah, perpustakaan serta seminar maupun konferensi. Selain menulis, ia juga memiliki kegemaran berkebun, berkeliling naik sepeda, mengarungi sungai dengan kayak, serta mencoba berbagai resep vegetarian. 

Untuk info selengkapnya tentang Maryrose Wood, silahkan kunjungi situs resminya di :  www.maryrosewood.com atau mengikutinya via Twitter lewat akun @Maryrose_Wood 

Best Regards,
* Hobby Buku * 

4 comments:

  1. mbak baca terbitan ufuk atau aslinya? enakan mana bacanya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baca yang terjemahan Ufuk, sebetulnya bukan masalah besar jadi tidak terlalu menggganggu, tapi aq jadi penasaran lalu browsing jadi versi aslinya, jadi sedikit paham ada beberapa perbedaan konteks. Baca yang versi mana ? Sama saja ya, tapi setelah baca terjemahan aq terus terang penasaran dgn versi aslinya, mungkin humor-humornya bisa lebih terasa dlm konteks aslinya.

      Delete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...