Translate

Saturday, July 7, 2012

Books "SNOW WHITE and THE HUNTSMAN"



Judul Asli : SNOW WHITE & THE HUNTSMAN
Penulis Lily Blake
Based on the Motion Picture Screenplay by Evan Daugherty & John Lee Hancock & Hossein Amini.
Penerbit : Noura Books ( Mizan Fantasi )
Alih Bahasa : Dina Begum
Editor : Reni Indardini
Cetakan I : Juni 2012 ; 247 hlm 
Rate : 3 of 5
~ Re-Blogged from Alice's Wonderland ~

Raja Magnus sangat menderita setelah kematian sang permaisuri –sosok yang telah menjadi belahan jiwanya. Hari demi hari ia jalani dalam kehampaan, hati dan perasaannya telah mati, membeku, bahkan saat ia melihat putri tunggalnya : Snow White. Selama setahun kehampaan menyelimuti dirinya. Hingga setahun kemudian, beliau menyelamatkan seorang wanita cantik dari tawanan pasukan bayang-bayang yang menyerang kerajaannya. Wanita cantik jelita yang mengingatkan sang Raja akan permaisuri yang telah wafat. Wanita mempesona bernama Ravenna – yang segera memikat hati Raja Magnus dan memintanya menjadi permaisuri baru dan ibu tiri bagi Snow White. 

Maka diadakan perayaan besar guna memperingati pernikahan baru itu. Namun kegembiraan dan kebahagiaan yang terjadi, dalam sekejap lenyap tersapu awan kelam yang mencekam. Karena sang Permaisuri baru : Ratu Ravenna telah membunuh sang Raja dan menguasai Kerajaan dengan menghabisi semua pengikut dan pendukung Raja. Semuanya tewas terbunuh secara mengerikan, hanya segelintir dari mereka yang sempat melarikan diri, sedangkan yang terkurung dalam istana semuanya tewas ... kecuali satu orang, putri Raja Snow White yang baru berusia 7 tahun, entah mengapa Ratu Ravenna mengampuni nyawanya dan memilih mengurung sang putri dalam penjara bawah tanah yang tak pernah dikunjungi oleh siapa pun. 

Mantra ini dibuat ... Dengan darah yang paling murni 

Sepuluh tahun berlalu ... 

Kekuasaan Ratu Ravenna telah meluas, menimbulkan penderitaan serta kesengsaraan bagi rakyat. Tiada yang berani melawannya. Jika pun ada, segera ditumpas oleh pasukan kegelapan yang diberi kekuatan sihir oleh sang Ratu. Ratu Ravenna masih tetap cantik dan menawan, bahkan tak terlihat menua sedikit pun. Rahasianya terletak pada ‘mantra-sihir’ yang mengikat dirinya semasa remaja, membuat dirinya tetap muda dan kuat, dengan kompensasi ia harus ‘mengambil’ jiwa dan kemudaan dari para korban-korbannya, wanita serta gadis-gadis muda yang cantik serta belia. Kekuatan sihir Ratu Ravenna semakin kuat, namun hal itu juga berimbas pada semakin seringnya ia harus memulihkan tenaga, yang berarti semakin banyak korban gadis muda yang harus disediakan. Namun rakyat telah menyembunyikan para gadis muda, bahkan rela berkorban agar sang Ratu tidak berhasil mendapatkan mangsa-mangsa baru. Sumber kekuatan semakin menipis ... hingga suatu hari sang cermin ajaib mengucapkan perkataan yang menimbulkan kemurkaan bagi sang Ratu : bahwa ada sosok lain yang lebih cantik daripada dirinya, ia adalah Snow White. 
“...dia juga hartamu yang paling berharga, Ratuku. Bijaksana sekali kau menahannya di sini. Sebab, kepolosan dan kemurnian yang bisa menghancurkan sekaligus bisa menyembuhkan. Genggamlah jantungnya dengan tanganmu, maka kau takkan perlu lagi mereguk kemudaan. Kau takkan pernah lagi melemah atau menua. Kekal tanpa syarat ...” 
Snow White bertahan hidup selama 10 tahun dalam kurungan penjara bawah tanah. Tiada yang mengetahui keberadaan dirinya, kecuali sang Ratu dan adiknya Finn – yang setiap hari selalu menyempatkan waktu, menatap dan memandang Snow White tanpa suara, selama 10 tahun lamanya. Kini, tanpa ia sadari, dirinya telah berubah menjadi gadis cantik dibalik segala kelusuhan dan penampilan compang-camping. Dan setelah sekian lama tanpa diduga dirinya ‘dijemput’ untuk menghadap sang Ratu. Namun Snow White telah mempersiapkan diri, terutama setelah melihat kondisi gadis yang berada kurungan sebelahnya, betapa ia berubah menjadi sosok nenek tua renta dan sekejap. Dan pada saat yang tepat, Snow White berhasil melukai Finn, dan melarikan diri – bebas keluar dari kurungan, berlari menuju alam bebas, menghindari kejaran para pasukan, hingga ia memasuki Hutan Kelam yang Terlarang. 

Tiada satu pun manusia yang berani memasuki Hutan Kelam yang penuh misteri serta berbagai kehidupan aneh yang menakutkan dan penuh bahaya serta jebakan di sana-sini. Jika Snow White memilih memasuki wilayah itu, bisa dikatakan ia telah tewas. Namun Ratu Ravenna tidak bersedia membuang peluang guna mendapatkan kekuatan dari Snow White, maka ia memerintahkan agar dilakukan pengejaran serta penangkapan dengan segala cara. Satu-satunya jalan adalah menemukan pemandu yang mengetahui kondisi Hutan Kelam. Dan hanya ada satu orang yang pernah masuk dan keluar dengan selamat dari Hutan tersebut. Ia adalah Eric – sang pemburu, yang selalu bersedia menyambung nyawa sepeninggalan istrinya tercinta yang tewas terbunuh. Maka dimulailah pengejaran terhadap Snow White di dalam Hutam Kelam, dipandu Eric, Finn dan pasukannnya berhasil memasuki wilayah hutan... 

Kesan :
- Illustration by Franz Juttner -

Membaca tentang kisah Snow White mau tidak mau kita selalu membandingkan dengan gambaran akan kisah Snow White and the  Seven Dwarfs yang dikeluarkan oleh Disney. Namun versi asli kisah ini justru tidak terlalu banyak diketahui terutama oleh anak-anak, karena kisah ini berasal dari adaptasi Grimm Bersaudara  yang mengumpulkan berbagai legenda dan dongeng kuno dari negara Jerman, yang cukup dikenal oleh masyarakat Eropa. Dongeng Snow White and the Seven Dwarfskarya Grimm Bersaudara ini rilis pada tahun 1812, dengan menggunakan elemen seperti ‘magic-mirror’ , ‘poison-apple’, ‘a glass coffin’, ‘seven dwarfs’ – yang belum memiliki nama, hingga pada pementasan di Broadway pada tahun 1912 masing-masing kurcaci memiliki julukan tersendiri, dan akhirnya melalui film yang dibuat Walt Disney pada tahun 1937, muncul nama-nama baru bagi ke-7 kurcaci yang kita kenal sampai sekarang : Doc, Grumpy, Happy, Sleepy, Bashful, Sneezy dan Dopey.

- Snow White & the Seven Dwarfs by Disney -

Dengan adanya berbagai versi kisah, novel, cergam, kartun, bahkan film layar lebar, kisah Snow White mengalami berbagai perubahan dan perombakan, masing-masing memperoleh pujian serta kecaman yang tidak sedikit, dan sekali kali, cukup sulit untuk bersanding dengan ‘ikon’ yang sudah melekat di benak khalayak umum. Demikian pula dengan versi film Snow White & the Huntsman, dibintangi oleh Charlize Theron, Kristin Stewart, dan Chris Hemsworth, yang dirilis oleh Universal Pictures ini, apalagi jadwal tayangnya hampir bersamaan dengan film versi lain dari Snow White yang berjudul “Mirror, Mirror” – dibintangi oleh Julia Roberts dan Lily Collins. Namun review yang kubahas bukan tentang filmnya melainkan berdasarkan novel adaptasi dari film layar lebarnya.


Dimulai dengan pembukaan tentang pertemuan Raj Magnus dan Ravenna – yang kelak menjadi sang Ratu, ibu tiri Snow White, kemudian alur cerita berubah menjadi lebih cepat, menuju pernikahan akbar yang disertai dengan pembunuhan dan pembantaian seluruh anggota kerajaan, menyisakan satu orang : putri Snow White yang masih berusia 7 tahun. Dan kisah dipercepat melampaui 10 tahun kemudian, saat Snow White telah beranjak remaja, dan kekuatan sang Ratu semakin besar, kejahatan merajalela, pelarian Snow White dari tahanan, pengejaran dan perburuan ... semuanya mirip dengan kisah-kisah serupa, tiada perbedaan yang khusus. Meski demikian, lewat penuturan yang intens, maka ketegangan serta alur cerita yang cepat, mampu memberikan sedikit daya tarik pada novel ini. 

Perbedaan yang terasa bagiku, sebagai penikmat bacaan (suka film juga, tapi saat membaca kisah ini, diriku belum sempat menonton, jadi review ini murni berdasarkan bacaan) yang bisa memuaskan berbagai ‘indera’  dan ‘imajinasi’ – maka novel ini kunilai sangat kurang dalam penyajiannya. Kemungkinan karena ini merupakan novel kategori movie-tie-in, yang dibuat hanya berdasarkan film, tanpa adanya tambahan atau penjelasan lebih dalam. Jika sebuah novel diadaptasi ke sebuah film, seringkali kita mendapati adanya beberapa faktor yang membuat kisah itu menari, justru tidak ditampilkan pada film itu. Terutama hal ini banyak terjadi pada novel-novel kategori fantasi. Mengapa hal ini sering terjadi ? Karena sebuah kisah yang dituturkan lewat buku menuntut daya imajinasi sang pembaca untuk mengintrepretasikannya dalam wujud nyata, dan pembaca sering kali dibebaskan oleh penulis untuk mewujudkannya secara bebas. Maka jika kita menonton sebuah film adaptasi dari sebuah novel, maka film itu adalah salah satu hasil perwujudan intrepretasi sang sutradara, yang bisa jadi berbeda dengan sang penulis bahkan dengan khalayak umum. 


Maka bagaimana jika sebuah film yang sudah jelas tercetak tentang bagaimana karakter-karakternya berkembang, bagaimana gambaran situasi yang terjadi, bagaimana suasana yang terbentuk, diwujudkan dalam bentuk buku ? Dengan banyaknya batasan yang dimuat, maka tidak ada penambahan yang mampu memberikan nilai plus pada kisah ini. Buku ini hanya  menjadi salah alat untuk mempromosikan filmnya, seperti berbagai merchandise yang dibuat untuk film ini. Apalagi menjelang ending, dengan suasana yang menggantung, tiada penjelasan lebih lanjut ... I hate ending like this !! Tetapi karena , sekali lagi ini merupakan buku hasil adaptasi film – yang menurut rumors akan melanjutkan kisahnya menjadi sebuah trilogi, well ... mungkin saja kisah ini akan menjadi lebih menarik jika dikemas menjadi satu buku kompilasi trilogi (jika memang ternyata jadi dibuat oleh produser film). Jika tidak, maka kisah ini berhenti sampai di sini, demikian pula review-ku (^_^) 

 
Best Regards,
* Hobby Buku * 


2 comments:

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...