Translate

Wednesday, August 29, 2012

Books "DEAD GIRL WALKING"


Judul Asli : DEAD GIRL WALKING
[ book 1 from The Dead Girl Series ]
Copyright © 2008 Linda Joy Singleton
Penerbit Atria
Alih Bahasa : Maria Susanto
Editor : Diksi Dik ; Dian Pranasari
Desain Sampul : Altha Rivan
Cetakan I : Januari 2012 ; 384 hlm 

[ "Resensi buku ini dibuat dalam rangka ikut berpartisipasi dalam Lomba Resensi Buku ReadingWalk.com" | source from Reading Walk's Library ]
Menjadi sosok cantik, langsing , populer serta berasal dari keluarga berada, sungguh suatu impian bagi setiap gadis remaja. Demikian pula dengan Amber Borden – yang membentuk HHC ( Halsey Hospitality Club ) di tahun pertama ia memasuki SMA Halsey, dengan tujuan mencari pertemanan dan membantu siswa-siswa baru.  Karena itu betapa girangnya ketika akhirnya ia memperoleh undangan pesta dari Jessica Bradley – sahabat dekat Leah Montgomery, cewek terpopuler di Halsey, meski ia harus memakai alasan mengantarkan Trinidad Sylvenski – anak baru yang cantik, keren, kaya, serta memiliki suara ‘emas’.

Kegembiraan Amber semakin meningkat saat akhirnya tiba di kediaman Jessica (setelah mengalami kecelakaan, tersesat, jatuh dari pagar kuburan...) dan menikmati sajian permen plus aneka cokelat yang menggiurkan (membuat liur-ku menetes saat membaca ini hehe), kemudian tanpa sengaja ia mendengar obrolan kumpulan anak-anak beken nan keren –tentang Dirinya !!! Betapa menyakitkan mendengarkan cemoohan serta olokan mereka, tentang penampilannya, tentang kegiatan yang dibanggakan, semua menganggap dirinya rendah dan tidak layak ikut serta dalam kelompok tersebut. Alasan Amber diundang kali ini, hanya untuk diperalat sebagai ‘pembantu’ kegiatan kelompok mereka. 

Amber terkesima, terkejut, sekaligus sakit hati. Ketika ia berhasil keluar dari pesta itu, melarikan mobilnya secepat mungkin kembali ke rumah, hanya ada perasaan hampa di hatinya. Amber berpikir, adakah hal terburuk yang akan dialaminya pada hari itu --- tapi ternyata ada kabar gembira yang menyambutnya di depan halaman  rumah, Amber menerima beasiswa untuk kuliah di universitas pilihannya, dan sewaktu lagi jingkrak-jingkrak kegirangan, ia ditabrak oleh bus surat yang ‘menggelinding’ tanpa pengemudi ... 


Amber tak sadar, ketika terbangun, ternyata ia bertemu dengan Grammy Greta dan Cola – anjing kesayangannya, tapi mereka khan sudah meninggal ?? Apakah berarti sekarang ini ia juga sudah di Surga, pikir Amber. Grammy menjelaskan bahwa saat ini, kondisi Amber ‘mati-suri’ di mana tubuhnya masih berfungsi tapi tak sadarkan diri, sedangkan jiwanya melayang-layang di dunia perbatasan, dan karena belum waktunya bagi Amber untuk berangkat ke dunia lain, ia harus segera kembali ke dunia dimana tubuhnya menanti. Mengikuti petunjuk Grammy, Amber berjalan mengikuti cahaya, kemudian di persimpangan ia belok ke Kanan !!! 

Ketika akhirnya Amber terbangun, ia merasa ada sesuatu yang aneh. Dan benar sekali, saat ia menatap wajahnya di cermin, itu bukan wajah Amber Borden, tetapi wajah rupawan Leah Montgomery !! Celaka tigabelas, rupanya Amber yang suka bingung soal arah, sekali kali tersesat dalam memilih jalan keluar. Alih-alih belok ke Kiri sesuai petunjuk Grammy, ia malahan belok ke Kanan. Lalau bagaimana ia bisa kembali ke tubuhnya semula ? Bagaimana ia bisa menghubungi Grammy kembali, meminta bantuannya ? Apa ia harus ‘mati-lagi’ supaya bisa kembali ? Dan mengapa ia berada di tubuh Leah Montgomery, apakah berarti ia juga mengalami ‘kematian’ .... 

source )
Kesan :
Hahaha ... kisah ini membuatku tertawa dengan kemampuan Amber yang sangat parah dalam membaca arah. Percaya atau tidak, memang ada orang-orang seperti ini, termasuk salah satu saudaraku, dia benar-benar ‘buta-arah’ jadi tidak pernah bisa bepergian seorang diri, karena pasti tersesat tidak bisa kembali ke tempat semula. Ok, kembali ke kisah Amber, perjalanan anak remaja selalu penuh dengan gejolak. Mulai dari topik yang paling populer ‘self-esteem’ yang bisa berkembang ke arah yang positif atau justru sebaliknya menjadi sangat negatif (ini terutama terjadi para remaja-remaja yang memberontak dalam kehidupan sehari-hari). 

Penggambaran sosok Amber serta Leah, dua karakter yang berbeda kondisi, ternyata masing-masing memiliki rahasia kelam yang disembunyikan. Bagaimana ketika selama beberapa saat Amber menjalani kehidupan Leah yang diam-diam ia kagumi serta sumber iri hati karena Leah begitu sempurna serta memiliki segala yang Amber inginkan, namun ternyata Leah justru sangat tidak bahagia hingga memutuskan untuk bunuh-diri (itulah sebabnya mengapa Amber bisa masuk ke dalam tubuh Leah).  

source )
Dan Amber yang memiliki sesuatu yang tak pernah ia sadari sebelumnya, kebaikan hati, membuat dirinya memutuskan ‘membantu’ Leah sebagai Penghuni Sementara – sebuah tugas khusus untuk membantu jiwa-jiwa yang ingin pergi menyendiri merenungkan kehidupannya yang berat (enak juga ya bisa pergi berlibur, lepas dari keruwetan masalah di kehidupan nyata). Tugas Amber tidak mudah, sangat berat karena ternyata Leah ‘terpenjara’ dalam istana keluarganya, diawasi dan dihukum jika tidak mengikuti peraturan. Maka Amber harus mencari bala bantuan, yang muncul dalam sosok tak terduga. Pemuda menarik yang dijumpainya di pesta Jessica, Eli – adik Chadwick ‘Chad’ Rockingham, Jr , cowok paling keren di Halsey, pacar Leah Montgomery. 

Amber yang secara fisik tidak tampak sempurna seperti Leah, pada akhirnya menyadari kebenaran serta kejujuran jauh lebih baik daripada kepura-puraan, dan ketika ia sadar bahwa kehidupan  sehari-hari yang semula dianggap tidak menyenangkan, ternyata kini menjadi sesuatu yang sangat ia rindukan. Kasih sayang, kehangatan, penerimaan dari keluarga serta sahabat-sahabatnya, semuanya jauh lebih berharga daripada gemerlap dunia yang glamour, karena di balik itu semua hanya ada kehampaan. Akan tetapi masihkah Amber mampu menikmati hal-hal tersebut ? Jika bukan hanya musuh dunia manusia yang harus ia hadapi, tetapi Penghuni Kegelapan yang mampu menyusup dalam tubuh manusia, mencari mangsa seperti dirinya. Dan ia harus berburu dengan waktu, karena tubuhnya yang koma sewaktu-waktu bisa tak pernah kembali ...

Sebuah kisah menarik, lucu, sekaligus menyentuh, mengajarkan pada kita untuk senantiasa bersyukur atas keadaan serta kondisi yang kita jalani. Sesuatu yang tampak berlebihan belum berarti mampu membawa kebahagiaan pada diri kita. Karena kebahagiaan itu datangnya bukan dari luar melainkan dari dalam diri kita sendiri, dari hati serta pikiran ....

Tentang Penulis :
Linda Joy Singleton tinggal di bagian utara California. Dia memiliki dua anak yang sudah beranjak dewasa dan suami yang sangat mendukung, yang suka membantunya menemukan cerita-cerita tidak biasa. Dia telah menerbitkan lebih dari 30 judul buku, termasuk di antaranya serial Regeneration, My Sister the Ghost, Cheer Squad, Strange Encounters dan The Seer. Kunjungi situs webnya di : www.LindaJoySingleton.com

Best Regards, 
* Hobby Buku * 

1 comment:

  1. Belum ada yang mengalahkanku dalam perkara buta arah. Bukannya bangga, sekadar pasrah karena sudah terlalu sering nyasar, bahkan sempat salah masuk rumah pas pulang ke rumah.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...