Books “HUTAN PARA
PIGMI ”
Judul Asli :
FOREST OF THE PYGMIES ( book 3 of
City of The Beast Trilogy )
Original title “EL BOSQUE DE LOS PIGMEOS”
Copyright ©
2004 by Isabel
Allende
Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa
: Fanny Yuanita
Editor :
Rini Nurul Badariah
Illustrasi & Desain Cover : Eduard Iwan Mangopang
Cetakan : Agustus 2012 ; 256 hlm
[ source ] |
Akhirnya, sekian lama ditunggu buku terakhir petualangan Alex ‘Jaguar’ dan
Nadia ‘Eagle’ mendarat di pangkuanku (^_^) ... bocah-bocah pemberani yang
memiliki kekuatan gaib dari alam ini sekarang sudah menjadi remaja. Alex
berusia 18 tahun, tetap pendiam namun tubuhnya menjadi tinggi, kekar dan kuat
berkat latihan memanjat pegunungan bersama sang ayah. Nadia tumbuh menjadi
gadis cantik dan menarik, dan pada usia 15 tahun ia justru memiliki pemikiran
dan pandangan jauh ke depan. Tetap bersama dan tak terpisahkan dari Boroba –
monyet kecil kesayangannya, bahkan ke sekolah pun Boroba senantiasa menemani,
duduk diam dan tenang, menyimak pelajaran. Kate Cold – nenek Alex yang otomatis
mengadopsi Nadia di kediamannya, sudah lama menyerah untuk merubah gaya hidup
Nadia.
Dan kali ini mereka bertiga kembali bertualang bersama menyusuri alam
Afrika yang liar dan eksotis. Saat menjelajahi pasar rakyat, Alex dan Nadia
menjumpai seorang peramal aneh bernama Má Bangesé, yang entah bagaimana membuat
’jiwa’ kedua anak ini melayang keluar
dan melihat suatu pemandangan
mengerikan, sebuah teror yang disebabkan oleh monster berkepala 3 ...
dan sebuah pesan penting disampaikan oleh beliau : “Jangan pernah berpisah. Dengan bersatu kalian bisa menyelamatkan
diri kalian ; berpisah kalian akan mati.”
[ source ] |
Pesan aneh itu tidak terlalu diperhatikan oleh Alex, karena mereka segera
disibukkan dengan keberangkatan dan ekspedisi memasuki wilayah Afrika lebih
dalam. Namun Nadia yang dibekali kekuatan batin lebih kuat, tahu bahwa ada
sesuatu yang akan menanti mereka, dan ia bertekad memegang teguh nasehat itu.
Perjalanan yang menarik sekaligus berbahaya itu berjalan tanpa ada halangan
yang lebih berat. Hingga menjelang keberangkatan rombongan kembali ke
peradaban, seorang misionaris bernama Bruder Fernando meminta bantuan untuk
mencapai wilayah berbahaya demi mencari berita tentang rekan-rekannya yang
menghilang.
Perjalanan itu ternyata memang berbahaya, dan alhasil ketika pesawat mereka
jatuh dan mengalami kerusakan berat, tiada jalan lain kecuali berusaha menempuh
medan yang liar dan berat, menerobos hutan dan bertemu dengan suku-suku
pribumi, bahaya nyata mulai menampakkan diri. Alex dan Nadia serta rombongan
bertemu dengan suku Pigmi yang dinyatakan telah lama punah. Manusia-manusia
mungil seukuran kanak-kanak dengan rambut kribo dan kulit kuning kecokelatan,
dan mereka sangat ramah serta bersahabat.
[ source ] |
Dan tampaknya Alex serta Nadia memiliki tugas baru, melawan kekuatan
sihir gaib jahat yang menguasai wilayah
Ngoubé, dikendalikan oleh roh-roh halus, memperalat dan memperbudak suku Bantu
serta suku Pigmi. Kilasan mimpi aneh yang pernah muncul di benak mereka
sebelumnya pada saat diramal, kini muncul di hadapan mereka. Pembantaian serta
pembunuhan massal akan segera terjadi, kecuali Jaguar dan Eagle mampu mengerahkan
kekuatan murni dari alam dan meminta bantuan tetua suci yang telah lenyap
bertahun-tahun ...
Isabel Allende memang piawai dalam menyajikan fakta-fakta sejarah budaya
dalam tulisan fiksinya, harus kuakui serial novel YA yang pertama kali
dibuatnya ini semakin mengokohkan beliau sebagai salah satu penulis favoritku. Meski
buku kedua ‘Kingdom of The Golden Dragon’ yang paling kusukai dari ketiga buku
seri ini, namun penulis tetap mampu memberikan sajian menarik pada buku ketiga.
Untuk buku terakhir ini ada kesedihan tersendiri karena berarti harus
mengucapkan perpisahan kepada Alex, Nadia, Kate dan Boroba (^_^), tak sabar
menantikan karya-karya terbaru beliau.
Tentang
Penulis :
Isabel
Allende lahir di Lima, Peru pada tahun 1942, dan tumbuh dewasa di Cil. Ia
meninggalkan Cile setelah pamannya – Presiden Salvador Allende, dibunuh pada
tahun 1974. Ia bekerja di Venezuela dari tahun 1975 sampai 1984, kemudian
pindah ke Amerika. Kini ia tinggal di California bersama suaminya, Willie
Gordon. Ia pernah bekerja sebagai pembawa acara televisi, jurnalis, penulis
skenario, dan penulis buku anak-anak.
Buku dewasa
pertamanya, The House of the Spirit
yang mendapat sambutan hangat, diterbitkan di Barcelona, Spanyol tahun 1982 dan
diterjemahkan ke dalam 27 bahasa, dan mendapat penghargaan Best Novel of the
Year di Cile. Novel ini juga diadaptasi ke layar lebar dengan pemeran-pemeran
watak seperti Jeremy Irons (Esteban Trueba), Meryl Streep (Clara Trueba),
Winona Ryder (Blanca Trueba), Glen Close (Ferula Trueba), dan Antonio Banderas
(Pedro Tercero Garcia). Sementara Daughter
of Fortune yang merupakan hasil riset tujuh tahun, dijadikan buku pilihan
Oprah’s Book Club pada Februari 2000. Kemudian kelanjutannya, buku kedua Potret of Sepia terbit pada tahun 2000.
Diterbitkan tahun 2002, City of the
Beasts merupakan novel Young Adult pertamanya. Novel yang berlatar belakang
hutan Amazon ini adalah bagian pertama dari trilogi kisah petualangan.Menyusul
judul kedua Kingdom of the Golden Dragon
dengan seting pegunungan Himalaya, dan buku ketiga Forest of the Pygmies menggunakan nuansa eksotik Kenya, Afrika.
[ source ] |
Isabel
memiliki kebiasaan menulis yang sangat metodis, yang bagi beberapa orang
mungkin terlihat merepotkan. Ia menulis di depan komputernya setiap hari dari
pukul 09.00 sampai 19.000. ia duduk mengerjakan novel di sebuah tempat yang
disebutnya sebagai “pondok kecil dekat taman”. Saat menulis ia lebih memilih
keheningan daripada menyetel musik, dan rutinitasnya termasuk : “Aku selalu
mulai menulis pada tanggal 8 Januari” karena tepat pada tanggal 8 Januari 1981
ketika di Venezuela, ia menerima kabar tentang kakek tercinta yang sedang
sekarat. Ia mulai menulis surat kepada kakeknya semenjak itu hingga ia
meninggal, dan surat-surat itu menjadi bahan pembuatan novel pertamanya “The House of the Spirit” , dan ia
menganggap tanggal itu tanda keberuntungan. Jika ada yang bertanya bagaimana ia
memulai bukunya, ia akan menjawab, “Dengan kalimat pertama yang datang dari
rahimku, bukan benakku.”
Best
Regards,
*HobbyBuku *
*HobbyBuku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/