Judul Asli : MASQUE OF THE RED DEATH
[ book 1 of Red Death Saga Series ]
Copyright © 2012 Bethany Griffin
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Yudith Listriandri
Editor : Nunung Wiyati
Ilustrasi Isi : Satrio
Desain sampul : Fahmi
Ilmansyah
Cetakan I : Januari 2013 ; 400 hlm
Rate : 3,5 of 5
Wabah penyakit mengerikan melanda Kota Atas
dan Kota Bawah. Tiada satu pun pengobatan yang mampu memberantas masalah ini.
Satu-satunya cara hanya pencegahan, dengan menggunakan masker khusus dari
keramik yang akan menyaring udara luar penuh dengan virus berbahaya.
Permasalahannya, masker itu sangat mahal, maka hanya golongan menengah keatas
yang mampu membelinya. Araby Worth adalah salah satu yang beruntung. Ia adalah
putri Dr. Worth – salah satu ilmuwan penggagas pembuatan masker tersebut. Kini
ia tinggal di salah satu Menara Akkadia yang mewah bersama kedua orang tuanya,
menjalani kehidupan nyaman dan berkecukupan.
Namun Araby tak pernah merasa
bahagia – hati dan perasaannya telah ‘tumpul’ semenjak kematian tragis yang
menimpa saudara kembarnya Finn. Maka Araby menjalani hidup sehari-hari bagai
hantu kosong, berusaha melupakan kepedihan hatinya melalui obat terlarang.
Hingga ia bertemu dengan Will – pemuda misterius yang menjaga dan mengelola
Klub Debauchery - klub eksklusif dimana Araby sering menemani April,
sahabatnya. Will yang menarik dan tampan, yatim piatu yang harus mengurus dan
menjaga kedua adiknya yang masih kecil. Perkenalan Araby dengan Will membuka
matanya, mengingatkan akan kehidupan masa lalunya yang serba kekurangan,
kelaparan dan ketakutan, kehidupan dimana Finn masih hidup dengan penuh
keceriaan.
[ source ] |
Melalui Will, Araby menemukan ‘sesuatu’ yang
sempat hilang dalam dirinya – ia menemukan sebuah kebahagiaan walau hanya
sejenak. Kemudian bencana besar mengancam kehidupan masyarakat. Wabah baru yang
lebih mengerikan melanda berbagai lapisan masyarakat. Penduduk yang miskin dan
putus asa melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh sosok aneh dan menakutkan.
Diawali dengan peristiwa lenyapnya April saat berada di Klub, selama
berhari-hari hilang tanpa jejak. Araby harus bekerjasama dengan Elliot – kakak
April sekaligus kemenakan Raja Prospero, guna menemukan jejak April.
Tanpa
disadari, ia telah memasuki pergaulan yang penuh kemunafikan, selubung misteri
dan kegilaan menyelimuti kehidupan orang-orang tersebut. Araby menemukan
jawaban dari rahasia masa lalu yang kelam, sebuah konspirasi dan pembunuhan
demi kekuasaan tertinggi. Kini Araby bukan hanya harus menyelamatkan jiwanya
dari kejaran teror dan bahaya yang mengancam nyawanya, namun ia juga harus mencari jalan guna membebaskan orang-orang
yang ia kasihi dari ancaman yang tak kalah mengerikan. Araby berjuang bahkan
bersedia bertaruh nyawa, karena ia tak mampu menghadapi kehilangan lagi –
setelah kematian Finn, yang tewas akibat permainan politik kotor serta
perebutan tampuk pemerintahan.
[ source ] |
Sebuah kisah fantasi yang unik karena
menggabungkan antara drama modern dengan seting serta gaya penulisan kisah klasik.
Dengan mengambil elemen-elemen tertentu yang merupakan sumber isnpirasi sang
penulis, sebuah intrepretasi akan karya penulis ternama, dibuat menjadi versi
modern dengan beberapa perubahan di sana-sini. Apakah berarti sang penulis
hanya sekedar ‘menyalin’ sebuah kisah lama – sebuah kisah klasik ? Menurutku
justru beliau berusaha memberikan warna tersendiri dan ide yang cukup bagus
sekaligus menarik dengan bumbu misteri serta suasana yang mencekam semenjak
awal kisah ini dimulai.
Diinspirasi dari kisah dengan judul serupa ‘The Masque of The Red Death’ karya
penulis ternama Edgar Allan Poe, kisah ini cukup menarik dengan menggunakan
tema ‘Wabah Merah’ serta karakter ‘Prospero’
sebagai sarana untuk menyajikan kisah misteri serta konspirasi
mengerikan dengan bumbu hubungan asrama segitiga antara Araby, Will dan Elliot.
Penggambaran karakter Prospero yang benar-benar dingin serta kejam, Araby yang
bagaikan mayat hidup namun berhasil menemukan secercah cahaya kehidupan lewat
petualangan yang mengancam jiwanya, serta keberadaan Elliott yang tampak hangat
dalam sekejab namun berubah menjadi dingin dan tertutup, dikombinasi dengan
Will yang digambarkan memiliki kepribadian yang terbalik dari Elliott, semuanya
nyaris merupakan penangkapan sang penulis atas esensi karya-karya Poe. Gelap-pekat-suram-penuh
dengan bayangan kengerian serta kematian, yang justru mengingatkan kita akan
keberadaan cahaya terang serta nilai-nilai kehidupan
Jika ada sedikit kejanggalan yang mengganggu
hanya pada cara penulisan yang tampaknya berusaha ‘meniru’ gaya penulisan Poe yang memang penuh dengan misteri dan
suasana kelam, namun justru kehilangan arah pada beberapa poin dimana
seharusnya tercantum hubungan antara kisah satu dengan kisah selanjutnya,
seakan-akan terputus di tengah alur kisah. Diluar hal tersebut, penulis mampu
menyajikan kisah fantasi dengan tema yang berbeda dan cukup membuatku penasaran
bagaimana kelanjutan dari kisah petualangan tokoh-tokoh kisah ini. Dan ditengah
maraknya karakter-karakter yang serba ‘hedonis’ atau digambarkan sebagai
pahlawan, maka kisah tentang sisi kelam manusia menjadi suatu hal yang berbeda
sekaligus menimbulkan keingin-tahuan lebih dalam.
Tentang Penulis :
Bethany Giffin sangat menyukai buku semenjak
masih belia. Karya pertamanya ditulis ketika kelas 1 SD, berkisah tentang hewan
peliharaannya. Hingga remaja ia masih rajin menulis serta mengirimkan
karya-karyanya ke berbagai media serta kompetisi, namun hampir selalu ditolak
dan tak pernah menang. Meski demikian ia tak pernah berkecil hati dan
kecintaannya terhadap dunia buku semakin kuat, semua jenis bacaan ia ‘lahap’
termasuk bacaan klasik, dan di sanalah ia berkenalan dengan karya Edgar Allan
Poe yang menjadi idolanya.
Setelah menyelesaikan kuliah, ia sibuk dengan
pekerjaan sebagai pengajar dan kegiatan menulis sempat terhenti sejenak. Novel
pertamanya berjudul ‘Handcuffs’ – dan
keberhasilan ini mendorong dirinya untuk menulis kisah yang sedikit berbeda,
dengan ‘meminjam’ ide dari karya idolanya Edgar Allan Poe, lahirlah ‘The Masque
of the Red Death’ – sebuah kisah fantasi yang menggabungkan modernisasi dengan
seting kisah klasik yang memberikan daya tarik tersendiri bagi pembacanya.
[ more about
the author and books, visit at here : Bethany Giffin Site’s ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
Wanna read this :(
ReplyDelete