Translate

Tuesday, April 16, 2013

Books "PRIDE & PREJUDICE & ZOMBIES"



Judul Asli : PRIDE & PREJUDICE & ZOMBIES
by Jane Austen & Seth Grahame-Smith
Copyright © 2009 by Quirk Production, Inc.
Interior Illustrations by Phillip Smiley
Penerbit Imania [ imprint of Mizan Media Utama ]
Alih Bahasa : Dian Guci
Editor : Ratno Fadillah
Desain Isi : Damelan Abdi
Desain Sampul : Heather Howland
Desain Sampul : Yudi Irawan
Cetakan I : Februari 2013 ; 536 hlm
Rate : 2 of 5 
~ Re-Blogged from Alice's Wonderland ~

Saat pertama kali melihat buku ini, ada dua hal berkecamuk di dalam benakku, antara rasa penasaran ingin mengetahui bagaimana sang penulis memadukan sebuah kisah klasik dengan versi berbeda dan bumbu horor, sedangkan sisi lainnya muncul sebuah ke-engganan untuk mendapati versi ‘unik’ dari sang penulis, bagaimana jika hasilnya sangat mengecewakan, karena sudah cukup banyak contoh para penulis yang mencoba ‘meniru’ atau membuat versi ‘remake’ sebuah karya tulis yang sukses di pasaran. Pada akhirnya rasa penasaran dalam diriku yang menang, dan ini-lah hasil dari bacaaanku ...




[ source ]
Kisah drama-romansa klasik ‘Pride & Prejudice’ yang menuturkan perjalanan naik-turun hubungan unik antara Elizabeht ‘Lizzy’ Bennett dengan Mr. William Darcy, serta memaparkan kehidupan masyarakat pedesaan dan perbedaan nyata dengan kehidupan masyarakat kota pada era Victorian di Inggris. Keluarga Bennett yang terdiri dari sepasang suami-istri yang memiliki perbedaan watak serta karakter, dikarunia 5 orang anak gadis, Jane, Lizzy, Mary, Catherine ‘Kitty’ dan Lydia. Sebagaimana pada jaman di mana anak gadis tidak memiliki hak apa pun terhadap harta maupun warisan keluarga, putri-putri keluarga Bennett yang terkenal cantik dan menarik, merupakan sasaran calon istri bagi para bujangan. Namun Mrs. Bennett yang ambisius, berotak kerdil dan memuja segala sesuatu yang berbau glamor, memiliki rencan khusus agar setiap putrinya dipersunting oleh kaum berada dan bila memungkinkan juga merupakan kaum bangsawan. Namun di wilayah desa yang tidak terlalu besar, tentunya cukup sulit mencari calon suami, bangsawan berada yang masih lajang. Hingga suatu hari muncul berita akan kedatangan penghuni baru di Netherfield Park bernama Mr. Bingley bersama keluarganya. Beliau bukan saja masih lajang, muda tetapi juga sangat menarik dan ramah terhadap para penduduk pedesaan. Tak pelak keramahan beliau dimanfaatkan oleh para ibu untuk ‘menyodorkan’ anak-anak gadis mereka di hadapan pria ini di sebuah acara Pesta Dansa.

Elizabeth Bennett vs Zombies
Namun hanya satu gadis yang tampaknya mampu menyita perhatian Mr. Bingley, yaitu Jane Bennett – gadis tercantik sekaligus memiliki hati yang luar biasa baik di wilayah tersebut. Sementara itu, Lizzy juga memiliki pertemuan aneh yang menyebabkan timbulnya konflik di kemudian hari, ketika sahabat Mr. Bingley yang bernama Mr. Darcy, telah mengeluarkan ‘pernyataan’ yang dianggap menghina Lizzy di tengah Pesta Dansa. Akibat perlakuan serta tindak tanduknya, Mr. Darcy yang tak kalah menarik dari Mr. Bingley, justru diberi label ‘sombong, angkuh, arogan, tak berperasaan’ oleh hampir sebagian besar penduduk, termasuk Lizzy yang langsung memasukan pria tersebut dalam daftar hitamnya. Seiring dengan perkembangan waktu, keduanya mengalami peristiwa dan kejadian unik, tragis sekaligus menyedihkan, namun memberikan sesuatu yang berbeda yang mampu mengubah pemikiran keduanya. Kisah yang dibuat berdasarkan fakta bahwa kehidupan masyarakat secara sosial, baik di pedesaan maup perkotaan, hampir memiliki kesamaan, bahwa Pride (Kebanggaan) dan Prejudice (Prasangka) selalu menyelimuti hubungan antara manusia. Jika tidak disertai dengan pemikiran positif akan mudah sekali sebuah kebohongan menjurus pada kebohongan lain yang mampu menjerumuskan harkat serta martabat seseorang.

Elizabeth 'kick-ass' against Mr. Darcy
Membaca Pride & Prejudice sungguh merupakan pengalaman yang sangat menarik, dan versi ‘remake’ yang ditulis oleh Seth Grahame-Smith yang terkenal akan kegemarannya menulis-ulang karya-karya ternama dengan memberikan sesuatu yang berbeda, benar-benar memberikan pengalaman ‘aneh’ bagi diriku. Alih-alih membaca kisah drama serius dan menyentuh, kisah ini menjadi bahan gurauan serta kekonyolan di sana-sini. Karena keluarga Bennett bukan saja memiliki lima anak gadis yang rupawan, melainkan juga memiliki keahlian bela diri tinggir setelah berguru di Perguruan Shaolin, Cina, dan mereka merupakan pembasmi zombie ternama yang mampu menebas tubuh mayat-mayat hidup yang melanda pedesaan. 

Disertai dengan ilustrasi yang mampu ‘merusak’ image para wanita yang lembut pada era tersebut, sembari terkadang tertawa geli membayangkan adegan demi adegan yang seharusnya menakutkan tetapi justru tampak sangat konyol, benar-benar membuatku ‘gregetan’ membacanya dari awal hingga akhir. Bayangkan saja sosok Elizabeth Bennett mengangkat roknya lalu melakukan tendangan maut ala Jacky Chan dan melempar tubuh Mr. Darcy hingga ke ujung ruangan – hilang sudah kesan romantis dan adegan menyentuh yang seharusnya menjadikan kisah ini klasik sepanjang masa. Walau sang penulis tetap mempertahankan alur serta plot kisahnya, bahkan menggunakan ucapan-ucapan serupa versi aslinya, kesan yang ditimbulkan sungguh berbeda 180 derajat. 

 Elizabeth & Mr. Darcy vs Zombies
Karakter utama Elizabeth Bennett dan Mr. Darcy sangat menonjol dalam penggambaran hal-hal terburuk, bahkan hampir sebagian besar karakter dibuat jauh lebih buruk dibandingkan aslinya, sehingga sifat Mr. Bennett yang acuh, sinis, dan suka sekali mengolok-olok sang istri, tampak sangat ‘nyinyir’ sedangkan Mrs. Bennett yang merupakan sosok yang sama sekali tak kusukai, menjadi sangat tak tertahankan dalam versi kisah ini, hampir tiada satu pun kebaikkan nampak dalam dirinya. Yang lebih parah lagi, sosok Charlotte Lucas – sahabat Elizabeth, yang memiliki kelebihan dalam membantu sahabatnya, justru digambarkan sebagai korban gigitan zombie sehingga ia secara perlahan berubah menjadi mayat hidup. Sang saudara sepupu yang sangat menjengkelkan, Mr. Collins, yang semula mengganggu Elizabeth untuk menjadi istrinya, justru dijadikan korban tragis dengan menggantung diri setelah memenggal kepala sang istri yang berubah menjadi zombie. 

Secara keseluruhan, kisah ini benar-benar membuat gigi-geligi-ku gemertuk antara geli dan jengkel akibat perlakuan semena-mena sang penulis yang merusak ‘kisah-epik-klasik’ yang menawan. Jika ada kesempatan untuk membaca karya penulis lainnya, entah apakah diriku cukup rela untuk melihat ‘pelecehan’ yang dilakukan oleh beliau. Sebuah kisah komedi atau satire bisa dibuat tanpa harus merusak keseluruhan sebuah kisah asli. Jika memang penulis berniat membuat sebuah adaptasi, mengapa tak membuatnya berbeda sama sekali alih-alih sekedar ‘menulis-ulang’ dan ‘merusak’ imaginasi pembaca. Memang tidak semua pembaca menolak bacaan seperti ini, namun secara pribadi diriku ‘menolak’ untuk menelusuri lebih dalam kisah yang tak memiliki kualitas isi serta pemahaman akan pentingnya sebuah wacana klasik. Sungguh sayang jika kreatifitas sang penulis tidak dirahkan untuk menghasilkan tulisan murni dari ide pribadi.

[ source ]
Tentang Penulis :
Seth Grahame-Smith, terlahir sebagai Seth  Jared Greenberg pada tanggal 4 Januari 1976, adalah seorang penulis asal Amerika, sekaligus penulis naskah dan produser film serta televisi. Pride & Prejudice & Zombies masuk dalam daftar bestseller versi New York Times termasuk Abraham Lincoln : The Vampire Hunter, sebuah parodi tentang kehidupan sosok Abraham Lincoln. Karya terbarunya Unholy Night, juga merupakan parodi dari kisah perjalanan tiga manusia suci yang dikenal sebagai Bathazar, Gaspar dan Melchyor saat mengunjungi kelahiran Yesus. Beliau juga terlibat dalam serangkaian acara televisi populer, diantaranya sebagai co-creator, kepala bidang penulisan dan eksekutif produser acara The Hard Times of RJ Berger yang tampil di MTV.

[ more about the author, books and related works, check on here : Seth Grahame-Smith Site's | Pride & Prejudice & Zombies | Wikipedia  

Best Regards,
* Hobby Buku * 

4 comments:

  1. Coba baca sekuelnya, Dreadfully Ever After buatan Steve Hockensmith. Karena settingnya 4 tahun setelah PPZ, dijamin tidak memakai dialog asli Jane Austen lagi :)
    Di situ Mr. Darcy lehernya tergigit zombie dan pelan-pelan mulai bertransformasi. Aku sudah ripyu di sini:
    http://threezstacks.blogspot.com/2012/08/to-cure-mr-darcy.html

    Si Hockensmith ini juga bikin proyek prekuelnya yang berjudul Dawn of the Dreadfuls dengan setting 4 tahun sebelumnya. Yang ini sih aku belum baca.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah terima kasih sdh diberi info tentang sequel-nya mbak Threez, tapi rasanya aq tdk bakalan tertarik melanjutkan huhu, soalnya buku pertama saja bikin tidak keruan, merusak image aslinya >,<

      Delete
  2. pernah lihat buku ini di obralan, tapi langsung ilfil lihat judulnya. Ga tahu ya.. ga suka aja kalau ada buku yang dibikin jadi lucu2an buku lainnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, aq juga asli iseng pengen tau, dan ternyata .... ( tidak bakalan tertarik baca penulis ini lagi deh )

      Delete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...