Books
“HARRY POTTER & ORDO PHOENIX”
Judul Asli : HARRY POTTER & THE ORDER OF THE PHONIEX
(
book 5 of Harry Potter Series )
Copyright © Text by
Joanne Rowling 2003
Illustrations by Mary GrandPré copyright
© 2003 by Warner Bros
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Listiana Srisanti
Cetakan I : Januari 2004 ;
1.200 hlm
Rate : 4,5 of 5
Harry Potter kembali ‘selamat’
dari usaha pembunuhan yang telah direncanakan dengan seksama oleh Lord
Voldermot, namun usaha tersebut membawa korban lain yaitu kematian Cedric
Diggory. Hal ini membawa dampak cukup besar pada kalangan masyarakat Sihir,
karena keberadaan Lord Voldemort menandakan bahwa ia akan siap melakukan
serangan terbaru bersama para Pengikutnya. Dumbledore segera mengambil tindakan
guna menggalang kekuatan melawan Kuasa Kegelapan yang akan segera meluas.
Sayangnya hal ini tidak diikuti oleh pihak Pemerintahan Sihir, terutama karena
Kementerian Sihir dibawah komando Cornelius Fudge justru mengambil tindakan
sebaliknya. Mengabaikan peringatan demi peringatan yang diberikan oleh
Dumbledore, dan men-diskredit-kan nama baik Dumbledore maupun Harry Potter.
Intinya kemunculan Lord Voldemort hanya sebuah ‘isu’ belaka yang dilancarkan
oleh pihak-pihak yang tidak kompeten dalam usaha mencari perhatian.
Alhasil komunitas Sihir
terpecah-belah, menjadi dua kubu yang berbeda pendapat dan bersiteru alih-alih
bersatu-padu guna melawan Lord Voldemort. Sementara Dumbledore sibuk
mempersiapkan pasukan khusus yang disebut sebagai Ordo Phoenix, Harry menjalani
suasana emosi yang naik-turun akibat kesepian, jengkel dan marah karena merasa
‘dikucilkan’ dari segala kesibukan dan terkurung tak berdaya di Privet Drive
No. 4. Hingga kemunculan tak terduga dari Dementor yang menyerang dirinya dan
Dudley, membuat dirinya harus mengeluarkan mantra Patronus, yang berujung pada
teguran keras dari Kementerian Sihir akibat penggunaan Sihir di hadapan Muggle
yang terlarang bagi penyihir di bawah umur.
Buku kelima ini penuh dengan ‘adegan’
perkelahian, kemarahan, perseteruan dan perpecahan antara satu dengan lainnya.
Kemunculan kembali Voldemort telah membuat kereasahan berbagai kalangan, dan
sebagai tambahan sikap ‘tidak bijaksana’ dengan agenda politik serta propaganda
demi kepentingan sepihak justeru semakin menambah keruh suasana. Keberadaan
Ordo Phoenix yang bergreak secara rahasia untuk mengumpulkan kekuatan melawan
pasukan Kegelapan merupakan agenda khusus yang berbahaya karena bukan saja
mereka harus mempersiapkan diri melawan Voldemort, tetapi juga berhati-hati
untuk tidak menimbulkan kecurigaan para mata-mata pemerintahan di bawah naungan
Cornelius Fudge. Alhasil tokoh-tokoh baru yang muncul mampu menimbulkan rasa ‘gregetan’
yang tak ada habisnya. Seperti pula Harry yang merasa dirinya ‘dikucilkan’
semenjak awal, terutama oleh Dumbledore yang biasanya selalu mendampingi
dirinya.
Namun kisah ini juga mengalami
saat-saat seru, seperti ketika Harry beserta Hermione dan Ron membentuk Laskar
Dumbledore, untuk mempelajari dan melatih kemampuan Mantra yang dilarang keras
oleh pemerintahan. Yang jelas, hal ini sedikit banyak mendekatkan hubungan
antara Harry dan Cho Chang yang disukainya semenjak dulu. Dan ada satu tokoh
yang sangat menyebalkan muncul, guru baru bernama Dolores Umbridge yang
merupakan antek Fudge untuk mengontrol Hogwart di bawah pimpinan Dumbledore
yang jelas-jelas menentang kebijakan sang Perdana Menteri. Sosok Dolores yang
culas dan memanfaatkan kelemahan serta mencari-cari keburukan orang lain
sungguh sangat tepat sebagai penggambaran politisi yang menjengkelkan. Tipikal
manusia yang tidak melakukan penyerangan secara terang-terangan tetapi ‘menusuk’
dari belakang, entah bagaimana Rowling mampu menghadirkan sosok yang notabene
tidak memiliki ‘kebaikan’ sama sekali.
Mungkin
benar kata pepatah bahwa tragedi memberikan dampak tersendiri, dan luka batin
hanya dapat disembuhkan dengan kekuatan dari dalam diri untuk bangkit dan
melangkah lebih jauh, meski sangat-sangat berat. O’ya sebelum kututup review
ini (takutnya semakin panjang bakalan ‘spoiler-berat’ nih hehe), ada satu
adegan yang sangat-sangat memorable (jangan khawatir, yang satu ini tidak bikin
mata bengkak), yaitu ketika Fred dan George Weasley melakukan penyerangan
dahsyat terhadap Dolores Umbridge ...OUW-WAOUW-WAOUWW---KEREN BANGET !!! Lebih
Seru daripada pertandingan Quidditch !!! GO WEASLEY !!!
Tentang Penulis :
Joanne Kathleen Rowling, semula
adalah orang tua tunggal yang berjuang dalam membesarkan putrinya, ketika di
sela-sela waktu beliau menuliskan awal kisah Harry Potter & Batu Bertuah di
carikan-carikan kertas di sebuah cafe setempat. Dewan Seni Skotlandia secara
tak diduga memberikan penghargaan yang memungkinkan dirinya membuat kisah ini
lebih panjang hingga mendekati sebuah buku. Namun perjuangan untuk menerbitkan
kisah ini menjadi perjuangan yang cukup berat. Pada saat itu tidak penulis wanita yang cukup dikenal apalagi
populer, dan tidak ada yang tertarik untuk menerbitkan novel fantasi. Hingga
ada satu agen yang benar-benar tertarik, dan bersedia berjuang demi terbitnya
buku ini, kemudian dimulailah cetakan buku Harry Potter yang pertama.
Tanpa
diduga oleh siapa pun, buku ini menjadi sebuah awal fenomena, wabah Harry
Potter menyebar ke seluruh penjuru dunia, diterjemahkan dalam berbagai bahasa,
dengan penggemar mulai dari anak-anak hingga dewasa bahkan lanjut usia,
semuanya terpikat akan kisah perjalanan hidup sosok bocah bernama Harry Potter.
Rowling memperoleh berbagai penghargaan dan menangguk kesuksesan dengan serial
ini. Apalagi sejak Warner Bros tertarik membeli hak cipta untuk franchise serta
movies adaptations. Nama Rowling kini menempati jajaran teratas penulis
bestseller serta penulis wanita dengan kekayaan tertinggi berkat karyanya.
[ more about the author, books
and related adaptations, check on here : JK Rowling’s Site | Harry Potter Books
| Potter More | Movies Adaptations | Harry Potter Fan’s Site ]
* Hobby Buku *
Dian | dianmaharani833@yahoo.com | Alasan: Karena, aku baru pertama kali mengetahui jenis burung Phoenix
ReplyDelete