Judul Asli : SAVVY
[ book 1 of Beaumont Family ]
Copyright © 2008 by Ingrid Law
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Indah S. Pratina & Primadonna Angela
Editor : Primadonna Angela
Cover by Martin Dima (martin_twenty1@yahoo.co.id)
Cetakan I : Juni 2013 ; 288 hlm
Rate : 4 of 5
“I believe every child are born with special talent that makes them unique and different from one to another – and that’s not a curse but a tremendous gift from Our Father.” – Anonymous
Pernahkah dirimu membayangkan memiliki bakat khusus semenjak lahir
? Misalnya mampu menghafal apapun hanya sekali baca, bisa membuat lelucon dan disenangi siapa
saja, memiliki tubuh atletis dan pandai dalam olahraga, atau bahkan bisa
melakukan sihir seperti Harry Potter dan mampu terbang seperti Superman. Setiap
anak pasti memiliki Impian tersebut, bahkan berani kujamin sebagian besar masih
‘memegang’ Impian masa kanak-kanak hingga dewasa. Bakat dianggap berkat yang
muncul pada seseorang yang membedakan dirinya dengan yang lainnya. Bakat dalam
bidang musik, seni, olahraga, pendidikan, dimana mereka diajarkan untuk
mengejar prestasi guna menonjolkan dan mengasah bakat masing-masing sehingga
menjadi perhatian masyarakat umum. Namun bagaimana jika Bakat yang diperoleh
justru menimbulkan masalah sehingga harus disembunyikan ?
Mississippi Beaumont atau yang lebih dikenal dengan ‘Mibs’ tampak
seperti gadis cilik biasa. Kecuali ia akan berulang tahun ke-tigabelas dalam
waktu dekat, dan sesuatu akan terjadi pada dirinya yang membuatnya berbeda.
Karena hampir seluruh anggota keluarganya akan menerima ‘bakat-khusus’ pada
usia ketigabelas. Seperti kakaknya Rocket yang kini berusia 17 tahun, mampu
mengendalikan dan memanfaatkan listrik, sedangkan Fish (14 tahun) masih
bergulat mengendalikan kekuatannya, yang bereaksi saat berada di wilayah
perairan luas (seperti sungai, danau, dan lautan). Bahkan Momma memiliki bakat
‘sempurna’ dalam melakukan apapun, demikian pula Granpa Bomba yang mampu
menciptakan pulau-pulau terpencil, tempat keluarga dengan bakat khusus menetapa
agar tidak menimbulkan kecurigaan penduduk lain. Tentu saja Mibs mengharapkan
ia mendapat bakat yang menarik dan hebat, namun sebelum hal itu terjadi, sebuah
tragedi menimpa keluarga mereka.
Poppa yang tampaknya tak memiliki bakat khusus kecuali memiliki
rasa cinta dan kasih yang sangat besar terhadap keluarganya, mengalami
kecelakaan dan terluka parah hingga tak sadarkan diri selama berhari-hari.
Kondisinya dapat dikatakan kritis, memaksa Momma berangkat mendampinginya di
rumah sakit yang cukup jauh dari kediaman mereka. Momma hanya mengajak Rocekt
untuk menemaninya, seluruh anggota keluarga lainnya, Fish, Mibs, Samson (7
tahun) dan Gypsy (3 tahun) harus tetap tinggal bersama Granpa Bomba. Perasaan
Mibs terbelah antara kecewa karena ulang tahun yang dinantikan tidak mungkin
dirayakan, dan disisi lain ia cemas membayangkan kondisi Poppa tercinta.
Kondisi semakin memburuk ketika tetangga mereka Miss. Rosemary – sang istri
pendeta, turun tangan ikut campur mengatur rumah tangga keluarga Beaumont
dengan alasan untuk membantu mereka yang tertimpa musibah. Sayangnya salah satu
rencananya yaitu merayakan ulang tahun Mibs dengan mengundang seluruh tetangga
lainnya, justru merupakan awal rangkaian peristiwa aneh, menegangkan dan
merubah seluruh masa depan orang-orang yang terlibat.
Mibs memiliki rencana brilian, yaitu menyusup meninggalkan pesta
dan mengunjungi Poppa yang dalam kondisi koma. Karena Mibs percaya ia dikarunia
bakat ‘menyembuhkan’ yang berarti ia harus segera berangkat. Yang tak ia
rencanakan, beberapa orang akhirnya ‘terbawa’ ikut dalam perjalanan sekaligus
pelariannya dari rumah. Selain Fish yang mengawasi dirinya secara ketat, Samson
yang tak pernah bicara ditemukan bersembunyi dalam bus dimana Mibs hendak
menumpang, ada pula Roberta ‘Bobbi’ (16 tahun) dan Will Junior (14 tahun) –
anak-anak sang pendeta. Maka dimulailah petualangan mereka menuju kota dimana
Rumah Sakit Salina Hope berada, karena ternyata rute yang akan ditempuh bus
yang mereka tumpangi, harus berputar-putar di kota-kota lain terlebih dahulu.
Rencana yang semula diharapkan selesai dalam semalam, menjadi perjalanan
beberapa hari. Dalam kondisi tertekan, cemas, takut serta amarah yang
sewaktu-waktu timbul, bakat tersembunyi keluarga Beaumont tak lagi menjadi
suatu rahasia.
“Menyaput bakat istimewa itu seperti menyebabkan lapisan tipis tinta di sekujur tubuhmu. Jika kau tidak menggunakan cukup banyak cat, bakat istimewamu akan keluar terlalu kuat, menyebabkan masalah cukup besar bagimu dan dunia. Tapi jika kau menggunakan terlalu banyak cat, kau bukan hanya menutupi bakat istimewamu sepenuhnya, tapi kebanyakan hal lain dalam hidupmu akan terasa membosankan dan tidak menarik bagimu. Kau tidak bisa menghilangkan bagian yang menyebabkan dirimu adalah dirimu, dan bahagia karenanya.” [ p. 157-158 ]
~ German Edition of SAVVY ~ |
Dari perkiraan awal bahwa ini hanya sekedar kisah fantasi
petualangan biasa, diriku hanyut dalam perjalanan pencarian jati diri melalui
sosok remaja yang bergulat dalam menentukan jalan mana yang hendak ia tempuh.
Topik tentang bakat serta kemampuan yang kerap menjadi sumber konflik serta
pemberontakan kaum remaja, ditampilkan dengan bumbu fantasi yang cukup
menyentuh, serta pesan-pesan moral tanpa kesan menggurui, tapi sangat tepat
pada sasaran. Ketidak puasan serta rasa minder yang dialami oleh Mibs, serta
nasehat sang ibu tentang sesuatu yang dianggap ‘sempurna’ ternyata jauh berbeda
dengan kondisi kehidupan nyata. Ejekan serta pengucilan yang tampak
kekanak-kanakan yang dilakukan oleh teman-teman Mibs, walau nampak sepele
tetapi justru acapkali merupakan pemicu depresi serta stress pada kaum remaja.
Topik seputar para ‘bullies’ dan korbannya, muncul bukan saja
dalam wujud anak-anak, tetapi juga dilakukan oleh orang dewasa. Orang-orang
yang ‘tampak’ berbeda selalu menjadi korban. Sebagian mampu melawan, sebagian
mampu bertahan, sisanya mengalami luka trauma sepanjang hidupnya. Kisah ini
bukan sekedar kisah anak-anak, melainkan anjuran untuk berjuang menentukan
siapa sebenarnya diri kita masing-masing dan bertahan di tengah gelombang badai
pihak-pihak yang tidak menyukai ‘perbedaan’ dalam sebuah komunitas. Kisah ini tentang penerimaan, akan apa yang
telah ada di dalam diri kita masing-masing, baik atau buruk, semuanya merupakan
‘pemberian-khusus’ dari sang Pencipta.
“Barangkali kita semua punya suara orang lain yang mengalir hiruk-pikuk dalam benak kita sepanjang waktu. Aku memikirkan betapa seringnya suara Poppa dan Momma yang ada dalam benakku, bersamaku, memberitahu mana yang benar, mana yang salah. Atau bagaimana suara Ashley Bing dan Emma Flint terkadang bertahan dalam tubuhku, mengejekku dan membuatku merasa hina, meski saat mereka tak ada di sekitarku. Aku mulai merasakan betapa sulitnya membedakan semua suara untuk mendengar satu suara yang kuat, yang keluar hanya dari diriku.” [ p. 201 ]
Tentang Penulis :
Ingrid sangat menyukai kata dan kisah, kota kecil dan ide besar.
Ingrid lahir di New York, tapi ketika ia berusia enam tahun, keluarganya pindah
ke Colorado. Sekarang ibu satu anak remaja ini masih tinggal di Colorado,
tempat ia mengerjakan proyek-proyek baru dan berusaha sekuat tenaga agar paling
tidak satu tanamannya tetap hidup.
[ more about the author and related works, just check at here :
Ingrid Law | on Goodreads | Savvy ]
~ This Post are include in Reading Book Awards The Newbery Project
~
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/