Books
“LIMA LELUHUR 3 - ULAR”
Judul Asli : THE FIVE ANCESTORS 3 - SNAKE
Copyright
© 2005
by Jeff Stone
Cover
Ilustrations copyright © 2005 by Richard Cowdrey
Penerbit Teen@Noura [ Penerbit
Noura Books ]
Alih Bahasa : Sujatrini Liza
Editor : Ida Wajdi
Proof-reader & Lay-out :
Putri Rosdiana, @kaguralian, Abd. Wahab
Desain sampul : Fahmi Ilmansyah
Ilustrasi Isi : Malia Hartati
Cetakan I : Oktober 2013 ; 278 hlm
; ISBN 978-602-9498-30-1
Rate : 3.5 of 5
Dalam dua kisah sebelumnya,
pembaca diajak menelusuri perjalanan Fu dan Malao, hingga mereka menemukan
beberapa petunjuk yang berkaitan dengan sejarah masa lalu mereka masing-masing.
Dan kini tiba saatnya untuk mengetahui tentang Seh (Ular) yang misterius. Di
antara kelima saudara seperguruannya, ia satu-satunya yang memiliki kepekaan,
kecerdikan serta ketajaman intuisi terutama menyangkut sesuatu yang janggal.
Berawal ketika ia masih berusia
8 tahun, berusaha bersembunyi di atas balok-balok ruang perjamuan makan Kuil
Cangzhen, guna mencari tahu tentang pertemuan rahasia yang dilakukan oleh sang
Mahaguru. Di sinilah ia pertama kali melihat sosok pria yang dipanggil Mong
(Ular Piton) yang memiliki ‘chi’ serupa dengannya. Kecurigaan dan kenyataan
bahwa Mong memiliki hubungan dengannya, disertai sekelumit rahasia tentang
saudara-saudara lainnya, menjadi pedoman ketika 4 tahun kemudian, Kuil Cangzhen
diserang oleh pasukan Kerajaan.
Seh berusaha mencari dimana
sarang perompak di bawah pimpinan Mong, ketika ia bertemu dengan pria aneh yang
dijuluki NgGung (Kelabang), yang menantangnya bertanding demi memperoleh
jawaban. Hanya berkat kecerdikan Seh, ia berhasil mengalahkan kekuatan NgGung,
dan memperoleh gambaran lebih jelas, tentang para mantan murid Cangzhen yang
memiliki kaitan dengan kelima master muda yang masih hidup dari Kuil tersebut.
Mong – sang pemimpin perompak, ternyata memang ayah kandung Seh, sekaligus
mantan murid Mahaguru.
Namun pertemuannya dengan sang
ayah, harus berjalan cukup singkat, karena Seh mengemban tugas yang tak kalah
pentingnya. Ia harus segera mengabarkan berita kehancuran Kuil Cangzhen kepada
Kuil Shaolin terdekat, karena bisa dipastikan mereka merupakan sasaran
berikutnya. Sepanjang perjalanan ini, Seh menemui aneka peristiwa yang unik,
hingga persahabatannya dengan seekor ular yang akan menjadi ‘hiasan-berbahaya’
di pergelangan tangannya. Meski Seh berjalan secepat mungkin, sebuah keanehan
terjadi ketika ia tiba di wilayah Kuil Shaolin.
Ternyata tempat itu telah habis
musnah rata dengan tanah dengan tumpukan mayat korban. Di sini pula Seh
berkumpul kembali dengan Fu dan Malao, sekaligus pertemuan aneh dengan Mayor
Ying yang bertarung dengan Jenderal Tsung (Macan Tutul) dari Shaolin.
Kemunculan sosok Tonglong yang misterius, kembali menimbulkan kecurigaan yang
tidak jelas, terutama pada pihak mana ia bekerja, karena tampaknya pria yang
menyembunyikan kekuatan fisik serta pikirannya ini, memiliki agenda
tersendiri. Tatkala mereka bertiga
berusaha melarikan diri, sekelumit kabar aneh mengusik Fu, Malao dan Seh, bahwa
Hok – saudara seperguruan mereka, dikabarkan telah tewas dalam pertempuran di
Kuil Shaolin.
Kisah kali ini lebih rumit dan
memiliki alur yang cepat dibandingkan kedua buku sebelumnya. Pembaca mulai
dapat meraba dari serangkaian petunjuk yang bermunculan dalam dua buku
sebelumnya, dan beberapa ketidak-pastian diperjelas dengan fakta yang terungkap
dalam kisah buku ketiga ini. Fakta tentang asal-usul Fu, Malao maupun Seh, dan
keberadaan Hok yang ternyata seorang gadis (sesuatu yang diketahui Seh saat ia
mengintip pertemuan rahasia di usia 8 tahun, dan menyimpannya rapat-rapat),
hingga siapa sesungguhnya orang tua Hok yang ditakuti oleh Raja Monyet – ayah
kandung Malao.
Yang lebih menarik lagi,
sekelumit adegan yang mengarah pada Tonglong (yang kemudian disadari sangat
mirip dengan Seh), serta kaitannya dengan AnGangseh (Kobra) – istri Mong dan
ibu Seh, wanita cantik dengan kekuatan mengerikan. Pembaca juga akan dibawa
pada masa lalu Ying – yang menjadi pengkhianat Kuil Cangzhen, demi membalaskan
dendam kesumat, ketika ia melihat ayahnya dibunuh oleh sang Mahaguru, dan
dirinya dibawa dengan paksa ke kuil. Dendam bocah bernama Saulong (Naga
Pendendam) serta ambisi untuk merebut kembali sesuatu yang dianggap sebagai
haknya, dari tangan Mahaguru, yang telah merampas semua kebahagiaan dalam
kehidupannya.
Siapakah sebenarnya Tonglong,
dan apa tujuan utama yang hendak ia raih, dengan berpura-pura berada di
berbagai pihak, membuat satu sama lain saling mencurigai dan bertempur demi memperebutkan
sesuatu yang disebut sebagai Naskah Kung Fu Naga ? Apalagi ketika suatu hari
Seh menemukan bahwa salah satu dari ke-4 naskah yang ada, bukan hanya sekedar
berisikan petunjuk berkaitan dengan ilmu kung fu, melainkan juga sebagai peta
yang cukup aneh. Dan siapakah Bing – ibu Hok yang misterius dan ditakuti, dan
bagaimana peran serta AnGangseh yang mampu mengelabui siapa pun, termasuk suami
dan putranya ? As usual, kisah ini berakhir dengan ending yang bikin gregetan
... sayang sekali buku kelanjutannya belum rilis (semoga tidak terlalu lama ya
... )
Tentang Penulis :
Jeff Stone, tinggal di Midwest
bersama istri dan kedua anaknya. Ia berlatih bela diri setiap hari. Pernah
menjalani aneka profesi, mulai dari fotografer, editor, tukang reparasi,
penulis di bidang teknik, guru tari ballroom, promotor konser, hingga sebagai
direktur pemasaran di perusahaan-perusahaan yang mendesain sekolah,
perpustakaan dan taman untuk bermain skateboard. Seperti kisahnya, The Five
Ancestors (Lima Leluhur). Ia diadopsi semenjak bayi. Pada usia ke-18, ia
melakukan pencarian jejak ibu kandungnya, dan 15 tahun kemudian barulah ia
berhasil bertemu dengan sosok yang telah melahirkannya.
[ more about this author and
related works, just check at here : Jeff Stone | on Wikipedia | on Goodreads ]
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/