Judul Asli : SEBASTIAN DARKE – PRINCE OF PIRATES
[
book 2 of SEBASTIAN DARKE Series ]
Copyright © Philip Caveney,
2008
Penerbit B-First (a division of
Penerbit Bentang)
Alih Bahasa : Reni Indardini
Editor : Perwira Leo
Proof reader : Wiendya Dhewi
& Pritameani
Lay out : Bowo
Desain Sampul : Ilma Yusrina
Ilustrasi sampul : Roni
Setiawan
Ilustrasi Isi : Wisnu
Cetakan I : Juni 2010 ; 366 hlm
; ISBN 978-602-8864-02-2
Rate : 3.5 of 5
Sebastian Darke si Pangeran
Pelawak, yang menganggap dirinya sama sekali tidak berbakat melucu, Max – sang
raksasa buffalope yang cerewet dan penggerutu, serta Kapten Cornelius Drummel
yang perkasa (meski bertubuh mungil), kini terlibat dalam petualangan baru yang
tak kalah serunya dengan kisah pertama. Berbekal peta harta karun yang ‘dibeli’
oleh Cornelius dari seorang pelaut tua yang sekarat, mereka berusaha mencari
harta karun Callinestra yang legendaris di kalangan para pemburu harta.
Namun perjalanan yang harus
ditempuh, tak seindah bayangan awal. Dimulai dari perjuangan berat menembus
Hutan Geltane yang kelam dan menakutkan, penuh dengan ancaman bahaya para
penghuni yang bersembunyi di kegelapan. Bahkan di awal kisah, mereka bertiga
harus berhadapan dengan ular raksasa, dan duo penyihir, Adam dan Leonora, yang
mampu berubah menjadi mahkluk jadi-jadian. Sebastian yang sangat polos, jatuh
dalam ‘godaan’ wanita cantik hingga terkena ‘kutukan-mantra-cinta’ yang
membuatnya selalu teringat, terkenang dan tak mampu menolak perintah wanita
yang mengerikan.
Hanya berkat kecurigaan Max
(yang selalu curiga pada siapa pun) dan keberanian Cornelius, mereka mampu
keluar dari jebakan maut lawan yang mengerikan itu, meski Sebastian masih belum
terbebaskan dari kutukan mantra cinta. Dan ketika akhirnya mereka terbebas dari
jeratan Hutan yang kelam, perjalanan yang tak kalah berbahaya hadir di hadapan
mereka : mengarungi lautan luas dan ganas. Karena sama sekali tidak memiliki
pengalaman dalam bidang ini, mereka harus menyewa jasa awak Sea Witch yang
dikomandani Kapten Jenna Swift – wanita cantik dan tangguh yang memiliki
kecerdikan serta keberanian menentang bahaya.
Kisah ini semakin menarik,
dengan adanya konflik dalam diri Sebastian, yang mengaku masih dalam kondisi
‘patah-hati’ akibat putus hubungan dengan Putri Kerrin – penerus Kerajaan
Keladon. Namun kini dalam pengaruh ‘mantra-cinta’ penyihir jahat Leonora, harus
menghadapi Kapten Jenna Swift yang jelas-jelas tertarik dengan dirinya. Tak
pelak, Max dan Cornelius, yang tak pernah setuju dalam hal apa pun, anehnya
bersatu pendapat dalam menangani aneka tindakan ‘konyol’ yang diperbuat oleh
Sebastian menyangkut kaum wanita di sekelilingnya. Adegan yang lucu sekaligus
menggelitik, terutama saat dimana seharusnya kisah romantis terjadi, justru
menjadi berantakan karena Sebastian yang dapat dikatakan ‘tulalit’ dalam melakukan
hal-hal yang benar.
Tak kalah menariknya, detail
dan gambaran petualanga di atas lautan, mulai makhluk-makhluk mengerikan yang
disebut kelfer (mirip piranha raksasa), hingga pertempuran melawan bajak laut
yang dipimpin Kapten Kidd (sesuai julukannya, ternyata memang dipimpin oleh
bocah remaja yang jago bertarung), bahkan pemandangan kota bawah laut yang
menakjubkan membuat kesan tersendiri sepanjang kisah ini. Ketika akhirnya
mereka berhasil sampai di tempat tujuan, bahaya besar justru menghadang karena
Cornelius harus memecahkan teka-teki demi menemukan jalur tepat menuju tempat
harta karun itu disimpan. Selain harus memeras otak serta fisik, karena medan
yang berat dan penuh bahaya, musuh yang juga mengincar harta karun itu, turut
membayangi gerak-gerik mereka...
Satu hal yang terlihat sedikit
berbeda dalam kisah buku kedua ini, bukan saja diterbitkan oleh penerbit yang
berbeda (meski masih dalam satu grup), penggunaan tata bahasa sekaligus
ilustrasi isi dan sampul, jauh lebih baik dan menarik dibanding buku pertama.
Jika Anda sempat memperhatikan ilustrasi sampul, maka penggambaran para
karakter cukup tepat dan sekaligus memiliki daya humor yang sesuai dengan
kisahnya. Sebagaimana sebuah kisah berseri, maka akhir kisah ini pun berakhir
dalam kondisi ‘menggantung’ alias mengundang rasa penasaran untuk mengetahui
kelanjutan perjalanan masing-masing karakter kisah Sebastian Darke, dan apakah
sebuah happy ending akhirnya akan terjadi pada mereka ?
Tentang Penulis :
Philip Caveney, lahir pada
tahun 1951 di Prestatyn, North Wales, Ayahnya bekerja di RAF sehingga selama
masa kanak-kanaknya, keluarganya sering berpindah markas militer. Caveney
pernah menghasilkan beberapa novel thriller dewasa, tetapi sekarang sukses
menulis buku anak-anak. Kini beliau tinggal bersama istri dan putrinya di
Manchester. Seri Sebastian Darke telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa dan
meraih penghargaan seperti Nominasi Waterstones Children’s Book Prize, Stockton
Prize, dan Conventry Inspiration Book Award.
[ more about this auhor and
related works, just check at here : Philip Caveney | on Goodreads | on Wikipedia ]
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/