Judul Asli : SEBASTIAN DARKE – PRINCE OF EXPLORERS
[
book 3 of SEBASTIAN DARKE Series ]
Copyright © Philip Caveney,
2009
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Fransisca
Editor : Meidyna
Proof reader : Pritameani
Lay out : gores_pena
Desain & Ilustrasi Sampul :
Edi Jatmiko
Ilustrasi Isi : Wilsa Pratiwi
Cetakan I : September 2010 ;
328 hlm ; ISBN 978-979-433-598-7
Rate : 4 of 5
Sebastian Darke – si Pangeran
Pelawak, Max – si buffalope tua yang cerewet dan Cornelius Drummel, kini
meninggalkan Ramalat dan menempuh perjalanan jauh menembus rimba Hutan Mendip guna
menemukan Legenda Mendip – Kota Hilang, sebuah ekspedisi khusus yang dibiayai
oleh Thaddeus Peel. Petualangan mereka sebelumnya dalam usaha mencari harta
karun Callinestra, berhasil dengan sukses, meski tidak memiliki akhir yang
sesuai dengan harapan mereka masing-masing. Akibat dari penjelajahan
sebelumnya, Kapten Jenna Swift serta awak Sea Witch, pergi mengirim kargo
disertai Beverly ala Kapten Kidd yang telah bertemu kembali dengan ayahnya,
Kapten Jason Donovan. Sedangkan rombongan Sebastian, memutuskan menerima
tawaran Thaddeus Peel, demi mencari pemasukan sekaligus mengisi waktu senggang
mereka, sembari menunggu kapal Sea Witch kembali dari pelayaran.
Namun medan yang harus dihadapi
kali ini sangat-sangat berbeda. Bukan saja jauh lebih berat dan penuh
tantangan, karena mereka harus memasuki wilayah yang terbilang liar tanpa
sentuhan peradaban modern, penuh dengan makhluk aneh dan langka, alam liar dan
suku-suku yang memiliki kepercayaan akan dewa dan iblis. Semenjak awal kisah,
mereka sudah diserang oleh suku liar, membuat Sebastian terluka parah dan
berada diambang kematian. Namun sekali lagi, Sebastian lolos dari ancaman maut,
ia diselamatkan oleh suku terasing di pedalaman. Dan menurut kepercayaan suku
Jilith, sebuah ramalan yang diwariskan secara turun-temurun, mengungkapkan sosok
pahlawan yang akan membebaskan mereka dari kekejaman Gograth – musuh bebuyut
suku Jilith. Bisa ditebak siapakah sosok yang mereka maksud ?
Sebastian Darke, sang Pangeran
Pelawak, kini dikenal sebagai Sang Terpilih, pahlawan yang akan membebaskan
Suku Jilith. Permasalahannya, ia tak memiliki bayangan sedikit pun, bagaimana
caranya melawan dan menghabisi suku Gograth yang mengerikan. Satu-satunya
jalan, ia harus mengaku bahwa dirinya sama sekali bukan sosok yang dimaksud
dalam ramalan tersebut. Yang cukup membuatnya jengkel, kedua temannya sama
sekali tidak mendukung niatnya. Max – si buffalope, menikmati kondisi nyaman
dan aman untuk sementara, dan pengakuan Sebastian bisa jadi membuatnya beralih
peran sebagai calon santapan lezat bagi suku tersebut. Hanya Cornelius yang
mendesak dan berusaha keras meyakinkan Sebastian untuk mengambil ‘peran’
sebagai sang Pahlawan, demi tujuan awal misi mereka. Karena salah satu tetua
suku Jilith, pernah mengetahui keberadaan kota yang hilang. Maka untuk
sementara, mereka bertiga berusaha menolong suku Jilith dari kelicikan suku
Gograth.
Kerumitan muncul ketika ramalan
itu juga mengungkap tentang hal lain. Bahwa sang Terpilih akan menikahi putri
Ketua Suku yang akan memimpin masa depan suku ke arah yang lebih baik. Tak
heran jika semenjak awal, Keera – putri Ketua Suku yang cantik sekaligus
pemberani, selalu berada di dekat Sebastian. Sekali lagi, si Manusia Peri
terbelit dalam kondisi asmara yang rumit, meski ia selalu mengingatkan dirinya
bahwa kini ia terikat dengan Jenna Swift, yang entah berada dimana saat itu. Sebastian
Darke harus segera memulihkan kondisinya agar mereka bisa menempuh perjalanan
mencari kota yang hilang. Sementara itu, ia disibukkan dengan keberadaan Keera
yang jelas-jelas menaruh harapan besar pada dirinya, dan kehadiran Cal –
pemburu perkasa di suku tersebut yang menganggap Keera adalah pasangan
hidupnya, bukan pemuda asing yang tidak jelas asal-usulnya.
Kisah petualangan Sebastian
Darke, Max dan Cornelius kali ini jauh lebih menarik, terutama saat mereka
akhirnya menemukan kota yang hilang, dan menemukan rahasia mengerikan yang
menyelubungi kota tersebut. Jika dalam dua kisah sebelumnya, tingkah laku
Sebastian cenderung konyol (memang kelihatannya penulis sengaja membuat
karakter non-hero seperti ini), maka dalam kisah ini ia memiliki kematangan
yang jarang terlihat. Bahkan Max dan Cornelius yang selalu saja bertengkar,
mendapati banyak hal-hal penting yang harus mereka lakukan, demi memperjuangkan
keselamatan banyak nyawa selain diri mereka sendiri. Keberadaan dan sejarah
masa silam kota yang hilang, merupakan suatu kisah tersendiri yang sangat
memikat hingga menjelang akhir kisah yang cukup tragis. Tak pelak, ini salah
satu kesukaanku, penuh nuansa kegelapan yang mencekam, tragis namun menyimpan
harapan yang lebih baik.
Tentang Penulis :
Philip Caveney, lahir pada
tahun 1951 di Prestatyn, North Wales, Ayahnya bekerja di RAF sehingga selama
masa kanak-kanaknya, keluarganya sering berpindah markas militer. Caveney
pernah menghasilkan beberapa novel thriller dewasa, tetapi sekarang sukses
menulis buku anak-anak. Kini beliau tinggal bersama istri dan putrinya di
Manchester. Seri Sebastian Darke telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa dan
meraih penghargaan seperti Nominasi Waterstones Children’s Book Prize, Stockton
Prize, dan Conventry Inspiration Book Award.
[ more about this auhor and
related works, just check at here : Philip Caveney | on Goodreads | on Wikipedia ]
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/