Books “GUA ORANG TUA”
Judul Asli : BONE Vol. VI – OLD MAN’S CAVE
[ Trilogy II : Solstice
Vol. VI ]
Copyright © 2005 by Jeff
Smith
Map of The Valley © by
Mark Crilley
Copyright Indonesian
edition © 2007 by Pioner Jaya
Alih Bahasa : Ricky
Sidharta
Tata Letak : Marina N.
Sumardi & Asep Suparman
Editor : Sofian G.
Sumardi
Cetakan I : Desember
2007 ; 124 hlm ; ISBN 979-542-225-1
Rate : 4 of 5
Dalam kisah sebelumnya,
Fone Bone dan Smiley Bone disertai Bartleby – bayi Monster Tikus yang diadopsi
oleh Smiley mengalami petulangan seri di kawasan Pegunungan sebelah Timur,
sementara pemukiman penduduk di The Valley, diserang dan dimusnahkan oleh kaum
Monster Tikus. Perang baru telah dimulai. Kaum yang dijuluki ‘stick-eater’ yang
serba misterius dan berkerudung rapat, muncul dan membawa pesan baru dari Ratu
Atheia, Rose Harvestar atau yang dikenal sebagai Nenek Ben. Mereka adalah
pengawal kaum Kerajaan yang masih tersisa, dan sebagian besar pasukan Veni-Yan
yang menjaga gerbang mimpi, menantikan pemimpin baru yang ditunjuk : Thorn
Harvestar, yang justru memilih jalur lain untuk menyelamatkan jiwa orang-orang
yang ia kasihi.
Penduduk yang selamat
dari pembantaian dan pemusnahan, melarikan diri ke bawah perlindungan markas
besar pasukan Veni-Yan di Gua Orang Tua. Di sini pula Phoney Bone mendapatkan
penjelasan tentang pertarungan yang tak pernah berhenti semenjak dunia
diciptakan hingga kini. Kejahatan melawan Kebaikan. Dimulai ketika dunia ada
untuk para Naga, dan Naga Pertama yang sangat kuat dan sakti bernama Mim,
menjadi Ratu dan Penjaga Dimensi Mimpi, untuk mengawasi keseimbangan aliran di
dalamnya. Hingga muncul Raja Belalang – perwujudan mimpi-mimpi buruk yang tak
memiliki wujud nyata dan hanya berupa roh. Raja Belalang tidak puas dengan
keadaan dunia yang damai dan tenang, sehingga mengambil langkah mengerikan. Ia
merasuki pikiran Ratu Mim, menebar teror dan ketakutan di dunia. Maka kaum Naga
harus memusnahkan Raja Belalang, dengan mengutuk Ratu Mim membeku menjadi Batu
dengan Raja Belalang terperangkap didalamnya.
Namun sekian abad
berlalu, Raja Belalang berhasil menghimpun kekuatan dengan menyusup di dalam
benak makhluk-makhluk yang lemah dan mudah dikendalikan. Kini, dengan wakilnya
Tuan Berkerudung yang mampu mengendalikan Kingdok serta pasukan Monster Tikus,
bahkan menawarkan perjanjian khusus dengan Roque Ja untuk menyingkirkan semua
penghalang, tak pelak penghuni The Valley dan sisa dari pasukan Veni-Yan,
menghadapi perjuangan yang sangat berat. Kisah ini semakin kelam ketika suasana
perang membawa dampak tersendiri bagi masing-masing pihak. Teror dan ketakutan
merambah benak setiap makhluk, terutama manusia. Rasa curiga, kebencian,
ketakutan, amarah, semuanya menyeruak mengalahkan akal sehat, hingga beberapa
memilih mengorbankan pihak lain demi keselamatan pribadi. Di tengah-tengah
kericuhan ini, dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu menggalang kekuatan untuk
melawan kejahatan yang memecah-belah persatuan di antara manusia dan
makhluk-makhluk lain.
Namun bisakah hal ini
terlaksana, karena musuh telah melakukan langkah cerdik, yang membuat semua
pihak tercerai-berai dalam kondisi putus asa ... Thorn Harvestar – calon kuat
sebagi pemimpin, masih harus menyeimbangkan kekuatan sihir serta jiwanya yang
mengalami guncangan akibat terungkapnya ‘kotak-pandora’ keberadaan dirinya.
Ratu Atheia atau Nenek Ben, berkutat dengan kekhawatiran akan keselamatan
cucunya (yang memilih tidak berbicara dengannya), hingga kemunculan Lucius Down
dengan membawa berita mengejutkan tentang Tuan Berkerudung. Sebuah kisah baru
yang membawa perjalanan ke masa lalu, jauh sebelum Thorn dilahirkan, tentang
dua bersaudara rupawan dan menarik, namun memiliki karakter yang
bertolak-belakang. Tentang Rose dan Briar – dua bersaudari yang sama-sama
merebut hati pahlawan kerajaan Lucius Down, hingga nasib membawa mereka semua
pada pilihan yang justru menghancurkan kehidupan banyak orang.
Jeff Smith bukan saja
menyajikan sebuah ‘kisah-bergambar’ melainkan perjalanan menuju dunia fantasi
yang menakjubkan dengan memadukan alur yang cepat, plot yang sangat kompleks
hingga karakter-karakter unik melalui ilustrasi maupun peran mereka
masing-masing dalam keseluruhan kisah ini. Seandainya saja ini bukan sekedar
graphic novel, kisahnya sendiri memiliki daya tarik sebagai penikmat bacaan
high-fantasy. Perkembangan pada setiap plot serta karakter yang dibuat, membuka
jalan untuk menelusuri alur kisah yang lain, seperti mengikuti jejak sejarah
masa lalu. Dan ternyata memang telah disiapkan kisah tersendiri seputar
‘nenek-moyang’ kaum Bone serta kisah khusus Rose dan Briar yang menjadi cikal
bakal penguasa Atheia. Wohoho ... can’t wait to read all those stories, but
mean while let’s back on Fone-Smiley-Phoney Bone with their friends, alliance
and enemies (^_^)
Favorite Scene :
Fone : Sebelum kau berkata–kata lagi ... aku tahu kau marah pada nenekmu karena berbohong mengenai kematian orang tuamu. Tapi ya sudahlah. Dia kan bermaksud untuk melindungimu.Thorn : Kau tak tahu rasanya tak pernah mengenal ibu dan ayahmu.Smiley : Ya kami tahu.Thorn : Apa katamu ?Smiley : Kami juga yatim piatu. Aku, Fone Bone dan Phoney. Kami cuma punya satu sama lain.Fone : Sampai kami datang ke sini. Kau dan Nenek Ben memperhatikan kami ... bahkan ketika nyawa kalian sendiri dalam bahaya. Waktu kami kecil, Phoney-lah yang tertua. Dia yang mengurus kami. Mungkin karena itulah dia jadi begitu pelit dan licik. Saat Phoney berulah dan membuatku kesal, aku tahu bahwa sebenarnya dia tak ingin melukai siapa pun ... dalam benaknya ia masih memperhatikan kami.Smiley : Hatimu pasti tahu siapa yang bisa kau percayai.
[ more about the author
and related works, just check at here : Jeff Smith | Bone Series | Bone on Wikipedia | Boneville ]
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/