Books
“JERAT-JERAT SIHIR”
Judul Asli : SEASON OF THE WITCH
by Natasha Mostert
Copyright © 2008 by
Natasha Mostert
Penerbit Gramedia Pustaka
Utama
Alih Bahasa : Lulu Wijaya
Desain
& Ilustrasi Sampul : eMTe
Cetakan
I : September 2011 ; 536 hlm ; ISBN 978-979-22-7502-5
Rate : 4 of 5
“Aku selalu ingin mengetahui apa saja yang bisa diketahui di dunia ini ...” [ Joannes Trithemius, Steganographia (Tulisan Rahasia), 1499 ]
Apa yang membuat manusia
layak sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang termulia, tersirat dalam
perkembangannya melalui jaman, dengan memanfaatkan pengetahuan yang tersedia di
alam semesta serta mengolahnya demi kepentingan masing-masing. Dan bagi
sebagian dari manusia, yang menerima ‘sedikit-kelebihan’ dibandingkan yang
lain, kemampuan atau bakat yang diasah bisa menjadi keahlian khusus yang membuat
dirinya manusia istimewa. Sayangnya, sebagian dari mereka pula, nyaris tak
mampu mencapai kehidupan panjang yang layak, karena ketakutan atas
‘keistimewaan’ tersebut membuat mereka menutup diri (sekaligus mematikan hal
tersebut), atau justru terlalu menganggap tinggi kemampuan diri, hingga
kesombongan akhirnya justru menjadi bumerang yang menghantam dirinya.
Gabriel Blackstone –
tampan, menarik dan menyukai kesenangan serta kekayaan. Tiada yang mengetahui
dibalik ‘ketenangan’ yang ada, ia menyukai ketegangan dan misteri, sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dipilihnya, sebagai seorang PENCURI !! Ia bukan
sekedar pencuri biasa, selain keahlian untuk membongkar aneka kunci dan
membobol alarm keamanan, ia juga salah satu hacker berbakat, yang menjadi modal
utama sebagai Pencuri Informasi bagi perusahaan dan koorperasi tingkat tinggi.
Bekerja sama dengan Francis James Cavendish alias Isidore – hacker jenius yang
nyentrik, Gabriel mampu menyelesaikan misi-misinya dengan lancar, dan mendulang
kesuksesan serta kekayaan dari hasil pembayaran para klien yang puas dengan
‘hasil-curiannya.’ Tiada hal yang terlarang atau bertentangan dengan hati
nuraninya, sepanjang menyangkut kompensasi besar.
Hingga muncul permintaan
aneh dari seorang pria, yang memohon bantuannya untuk menemukan putranya yang
menghilang tanpa jejak. Gabriel serta merta menolak permintaan tersebut, hingga
sebuah kartu As muncul, kala istri pria tersebut muncul dihadapannya, memohon
langsung kepada Gabriel. Wanita yang bernama Cecily Whittington, dulu bernama
Cecily Franck atau Frankie, gadis yang menempati hatinya sekian lama, sebelum
tragedi mengerikan merenggut kehidupan dan merusak hubungan mereka. Rahasia
masa lalu Gabriel yang dipendam dalam-dalam, kini muncul ke permukaan,
mengungkit mimpi-mimpi buruk yang menghantui dirinya. Gabriel dan Frannie
saling mengenal kala keduanya terpilih dalam program Eyestorm yang digagas oleh
Alexander Benedict Mullins.
Kelompok manusia yang
memiliki kemampuan paranormal khusus, bukan hanya sekedar telekinesis tetapi
juga remote viewing (melihat jarak
jauh) dengan memasuki otak sasaran, menelusuri benak dan pikiran seseorang
tanpa sepengetahuannya. Gabriel adalah salah satu yang memiliki kemampuan
langka ini. Hal ini membuatnya sombong dan cukup angkuh untuk merendahkan
manusia lain yang tak memiliki keistimewaa tersebut. Namun kesombongan itu
akhirnya memakan korban, kala korban penculikkan yang menjadi misinya,
ditemukan tewas dalam kondisi mengerikan. Gabriel mundur dan menghilang dari
Eyestorm, demikian pula hubungannya bersama Frannie. Kini, bertahun-tahun
kemudian, wanita itu memohon bantuannya demi sang suami yang sekarat akibat
kanker.
Ketika Gabriel tanpa
sengaja ‘terjun’ dalam proses remote-viewing, ia mendapati pikiran Robert
Whittington – putra William yang menghilang, memasuki dunia yang aneh, dunia
yang dikenal sebagai rumah sejuta pintu, dan berakhir dengan adegan
‘penenggelaman’ Robert dalam air oleh sosok wanita tak dikenal, kecuali simbol
unik yang muncul dalam perjalanan Gabriel. Hasil penyelidikan membawanya pada
simbol Monas – yang diketahui sebagai simbol keluarga Monk, yang kini berada di
tangan dua kakak beradik Morrighan dan Minnaloushe Monk. Dua wanita yang sangat
menarik, cantik dan sensual, namun misterius denagn kekayaan keluarga yang cukup
besar. Kemudian diketahui bahwa mereka merupakan keturunan Dr. John Dee –
alkemis sekaligus agen mata-mata no. 1 kepercayaan Ratu Elizabeth I yang
dikenal sebagai 007.
“Pengetahuan adalah kekuatan” – Nam et ipsa scientia potestas est. [ ~ Francis Bacon, Meditationes Sacrae, De Haeresibus 1597 ]
Demi memperoleh jawaban,
Gabriel bukan hanya sekedar menyusup dalam kediaman mereka untuk mencari
rahasia tersembunyi, tetapi juga mendekati kedua wanita ini secara pribadi,
karena selubung misteri yang ada pada kesehariaan kakak-beradik ini, tak mampu
ditembus atau diketahui dengan mudah, bahkan oleh hacker jenius sekalipun.
Morrighan yang kuat, langsing, pemberani, dingin dan berapi-api serta mendalami
Seni Sihir, bertolak belakang dengan Minnaloushe yang cantik, sensual, hangat
dan ceria, menyukai keindahan dalam wujud Seni. Keduanya sangat cerdas,
mendalami Alkimia serta kemudian diketahui memperdalam pengetahuan tentang Seni
Ingatan.
“Kekuatan bukan pengetahuan. Kekuatan itu kode.” [ ~ Erik Davis. Techgnosis, Magic, Memory ]
Gabriel tahu bahwa kedua
wanita ini cukup berbahaya, namun sekali lagi ia memiliki kepercayaan tinggi
bahwa kemampuan serta daya tarik dirinya akan menyelesaikan kasus ini dengan
mudah. Sayangnya sekali lagi kesombongan itu berakibat fatal, bukan terhadap
dirinya melainkan orang-orang disekelilingnya. Ketika satu demi satu, klien,
rekanan, sahabatnya dan wanita yang mulai mengisi hatinya terbunuh dengan cara
aneh, sehingga dinyatakan sebagai kecelakaan dan kematian akibat penyakit,
Gabriel tahu hanya ada satu jalan untuk melawan musuh tak terlihat, yang
memiliki kemampuan paranormal sekaligus sihir melebihi dirinya. Sebuah ritual
kuno yang telah berjalan selama berabad-abad, berubah menjadi obsesi ilmuwan
dan alkemis.
Kisah ini berawal dengan
adegan menarik yang kuduga akan menjadi suatu perjalanan penuh misteri dan
suspense yang menegangkan. Namun penulis memiliki keinginan yang berbeda,
dengan merubah arah, dengan memasukan unsur supranatural, melalui
karakter-karakter yang memiliki kemampuan paranormal, yang dikebnal seperti
telekinesis atau dalam kisah ini disebut sebagai remote-viewing – kemampuan untuk memasuki benak orang lain,
menyelidiki hingga mengendalikan pada batas-batas tertentu. Perpaduan antara
permainan fantasi dan imajinasi, serta analisa serta logika akan sejarah
pengetahuan, menjadi topik yang menarik untuk disimak lebih jauh. Dengan membagi
adegan di antara beberapa karakter melalui sudut pandang masing-masing, pembaca
diajak menelusuri labirin yang membingungkan dan mengundang rasa penasaran.
Mengangkat tema tentang
Pengetahuan sebagai sumber kekuatan serta ingatan manusia adalah sarana untuk
menyerap hal tersebut sebanyak-banyaknya. Namun seiring dengan perkembangan
jaman, manusia mulai ‘malas’ dan daya ingatan pun menurun, dengan adanya faktor
usia. Bagaimana jika ada suatu cara untuk mempertahankan ingatan serta
menyimpan pengetahuan tersebut tanpa takut untuk hilang atau lenyap ? Dari
sebuah mitos yang dipercayai diterapkan oleh bangsa Yunani dan ilmuwan
terkemuka, terlahirlah sebuah rancangan unik : Rumah Sejuta Pintu – sebuah tempat
penyimpanan tiada batas menggabungkan seni arsitektural dan sihir menggunakan
imajinasi dan kekuatan otak manusia.
Ingatan akan pengetahuan
dan pemahamannya, yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lain di dunia
ini. Tanpa ingatan, berarti tidak memiliki kesadaran diri, tidak memiliki
apapun yang pernah terjadi atau dicapai di masa lalu, yang bisa berarti tidak
pernah memperoleh sesuatu yang berarti
sepanjang kehidupannya. Ingatan bukan sekedar topik spiritual melainkan obyek
obsesi dan tujuan kehidupan. Dengan memiliki seluruh pengetahuan yang ada di
dunia, maka ‘sang penyimpan’ dianggap perwujudan yang sempurna dan mampu
berhubungan langsung dengan Tuhan. Inilah Gnostis – yang menjadi sebuah aliran
kepercayaan yang diciptakan oleh Simon Magnus, yang mengalami masa puncak
hingga kejatuhan kala dianggap sebagai aliran sesat oleh kalangan gereja.
Jika Anda pertama kali
membaca kisah ini, harap bersabar, terutama antara pertengahan kisah hingga
menjelang akhir. Dengan adanya alur yang melompat-lompat antar karakter, walau
sempat membuat bingung, pada akhirnya selubung misteri yang memusingkan akan
terjawab, dan keputusan terakhir yang akan diambil oleh tokoh utama dalam kisah
ini, mampu memberikan tanda tanya besar pada akhir kisah yang cukup
mengejutkan. Meski tidak terlalu menyukai cara penuturan yang digunakan oleh
sang penulis, mau tidak mau, diriku menyukai penjabaran serta fakta-fakta
seputar dunia alkemis, praktisi sihir (bukan sekedar hocus-pocus belaka) dan
kelompok manusia yang memiliki kemampuan paranormal ini. Bukan tentang alien
atau fantasi hisapan jempol, melainkan ilmu terapan yang bisa dibuktikan secara
empiris. So, I give 4 star for this ‘absurb’ story ... the idea on The
Promethean Key is unique and could be happening in some talented (unique) people.
[
more about this author & related works, just check at here : Natasha Mostert | on Goodreads
| on Wikipedia ]
~ This Post are include in
2014 Reading Challenge ~
30th Book in
Finding New Author Challenge
87th Book in
TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/