Translate

Friday, April 25, 2014

Books "SEASON OF THE WITCH"

Books “JERAT-JERAT SIHIR”
Judul Asli : SEASON OF THE WITCH
by Natasha Mostert
Copyright © 2008 by Natasha Mostert
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lulu Wijaya
Desain & Ilustrasi Sampul : eMTe
Cetakan I : September 2011 ; 536 hlm ; ISBN 978-979-22-7502-5
Rate : 4 of 5
“Aku selalu ingin mengetahui apa saja yang bisa diketahui di dunia ini ...” [ Joannes Trithemius, Steganographia (Tulisan Rahasia), 1499 ]
Apa yang membuat manusia layak sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang termulia, tersirat dalam perkembangannya melalui jaman, dengan memanfaatkan pengetahuan yang tersedia di alam semesta serta mengolahnya demi kepentingan masing-masing. Dan bagi sebagian dari manusia, yang menerima ‘sedikit-kelebihan’ dibandingkan yang lain, kemampuan atau bakat yang diasah bisa menjadi keahlian khusus yang membuat dirinya manusia istimewa. Sayangnya, sebagian dari mereka pula, nyaris tak mampu mencapai kehidupan panjang yang layak, karena ketakutan atas ‘keistimewaan’ tersebut membuat mereka menutup diri (sekaligus mematikan hal tersebut), atau justru terlalu menganggap tinggi kemampuan diri, hingga kesombongan akhirnya justru menjadi bumerang yang menghantam dirinya.



Gabriel Blackstone – tampan, menarik dan menyukai kesenangan serta kekayaan. Tiada yang mengetahui dibalik ‘ketenangan’ yang ada, ia menyukai ketegangan dan misteri, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dipilihnya, sebagai seorang PENCURI !! Ia bukan sekedar pencuri biasa, selain keahlian untuk membongkar aneka kunci dan membobol alarm keamanan, ia juga salah satu hacker berbakat, yang menjadi modal utama sebagai Pencuri Informasi bagi perusahaan dan koorperasi tingkat tinggi. Bekerja sama dengan Francis James Cavendish alias Isidore – hacker jenius yang nyentrik, Gabriel mampu menyelesaikan misi-misinya dengan lancar, dan mendulang kesuksesan serta kekayaan dari hasil pembayaran para klien yang puas dengan ‘hasil-curiannya.’ Tiada hal yang terlarang atau bertentangan dengan hati nuraninya, sepanjang menyangkut kompensasi besar.

Hingga muncul permintaan aneh dari seorang pria, yang memohon bantuannya untuk menemukan putranya yang menghilang tanpa jejak. Gabriel serta merta menolak permintaan tersebut, hingga sebuah kartu As muncul, kala istri pria tersebut muncul dihadapannya, memohon langsung kepada Gabriel. Wanita yang bernama Cecily Whittington, dulu bernama Cecily Franck atau Frankie, gadis yang menempati hatinya sekian lama, sebelum tragedi mengerikan merenggut kehidupan dan merusak hubungan mereka. Rahasia masa lalu Gabriel yang dipendam dalam-dalam, kini muncul ke permukaan, mengungkit mimpi-mimpi buruk yang menghantui dirinya. Gabriel dan Frannie saling mengenal kala keduanya terpilih dalam program Eyestorm yang digagas oleh Alexander Benedict Mullins.

Kelompok manusia yang memiliki kemampuan paranormal khusus, bukan hanya sekedar telekinesis tetapi juga remote viewing (melihat jarak jauh) dengan memasuki otak sasaran, menelusuri benak dan pikiran seseorang tanpa sepengetahuannya. Gabriel adalah salah satu yang memiliki kemampuan langka ini. Hal ini membuatnya sombong dan cukup angkuh untuk merendahkan manusia lain yang tak memiliki keistimewaa tersebut. Namun kesombongan itu akhirnya memakan korban, kala korban penculikkan yang menjadi misinya, ditemukan tewas dalam kondisi mengerikan. Gabriel mundur dan menghilang dari Eyestorm, demikian pula hubungannya bersama Frannie. Kini, bertahun-tahun kemudian, wanita itu memohon bantuannya demi sang suami yang sekarat akibat kanker.

Ketika Gabriel tanpa sengaja ‘terjun’ dalam proses remote-viewing, ia mendapati pikiran Robert Whittington – putra William yang menghilang, memasuki dunia yang aneh, dunia yang dikenal sebagai rumah sejuta pintu, dan berakhir dengan adegan ‘penenggelaman’ Robert dalam air oleh sosok wanita tak dikenal, kecuali simbol unik yang muncul dalam perjalanan Gabriel. Hasil penyelidikan membawanya pada simbol Monas – yang diketahui sebagai simbol keluarga Monk, yang kini berada di tangan dua kakak beradik Morrighan dan Minnaloushe Monk. Dua wanita yang sangat menarik, cantik dan sensual, namun misterius denagn kekayaan keluarga yang cukup besar. Kemudian diketahui bahwa mereka merupakan keturunan Dr. John Dee – alkemis sekaligus agen mata-mata no. 1 kepercayaan Ratu Elizabeth I yang dikenal sebagai 007.
“Pengetahuan adalah kekuatan” – Nam et ipsa scientia potestas est. [ ~ Francis Bacon, Meditationes Sacrae, De Haeresibus 1597 ]
Demi memperoleh jawaban, Gabriel bukan hanya sekedar menyusup dalam kediaman mereka untuk mencari rahasia tersembunyi, tetapi juga mendekati kedua wanita ini secara pribadi, karena selubung misteri yang ada pada kesehariaan kakak-beradik ini, tak mampu ditembus atau diketahui dengan mudah, bahkan oleh hacker jenius sekalipun. Morrighan yang kuat, langsing, pemberani, dingin dan berapi-api serta mendalami Seni Sihir, bertolak belakang dengan Minnaloushe yang cantik, sensual, hangat dan ceria, menyukai keindahan dalam wujud Seni. Keduanya sangat cerdas, mendalami Alkimia serta kemudian diketahui memperdalam pengetahuan tentang Seni Ingatan.
“Kekuatan bukan pengetahuan. Kekuatan itu kode.” [ ~ Erik Davis. Techgnosis, Magic, Memory ]
Gabriel tahu bahwa kedua wanita ini cukup berbahaya, namun sekali lagi ia memiliki kepercayaan tinggi bahwa kemampuan serta daya tarik dirinya akan menyelesaikan kasus ini dengan mudah. Sayangnya sekali lagi kesombongan itu berakibat fatal, bukan terhadap dirinya melainkan orang-orang disekelilingnya. Ketika satu demi satu, klien, rekanan, sahabatnya dan wanita yang mulai mengisi hatinya terbunuh dengan cara aneh, sehingga dinyatakan sebagai kecelakaan dan kematian akibat penyakit, Gabriel tahu hanya ada satu jalan untuk melawan musuh tak terlihat, yang memiliki kemampuan paranormal sekaligus sihir melebihi dirinya. Sebuah ritual kuno yang telah berjalan selama berabad-abad, berubah menjadi obsesi ilmuwan dan alkemis.

Kisah ini berawal dengan adegan menarik yang kuduga akan menjadi suatu perjalanan penuh misteri dan suspense yang menegangkan. Namun penulis memiliki keinginan yang berbeda, dengan merubah arah, dengan memasukan unsur supranatural, melalui karakter-karakter yang memiliki kemampuan paranormal, yang dikebnal seperti telekinesis atau dalam kisah ini disebut sebagai remote-viewing – kemampuan untuk memasuki benak orang lain, menyelidiki hingga mengendalikan pada batas-batas tertentu. Perpaduan antara permainan fantasi dan imajinasi, serta analisa serta logika akan sejarah pengetahuan, menjadi topik yang menarik untuk disimak lebih jauh. Dengan membagi adegan di antara beberapa karakter melalui sudut pandang masing-masing, pembaca diajak menelusuri labirin yang membingungkan dan mengundang rasa penasaran.

Mengangkat tema tentang Pengetahuan sebagai sumber kekuatan serta ingatan manusia adalah sarana untuk menyerap hal tersebut sebanyak-banyaknya. Namun seiring dengan perkembangan jaman, manusia mulai ‘malas’ dan daya ingatan pun menurun, dengan adanya faktor usia. Bagaimana jika ada suatu cara untuk mempertahankan ingatan serta menyimpan pengetahuan tersebut tanpa takut untuk hilang atau lenyap ? Dari sebuah mitos yang dipercayai diterapkan oleh bangsa Yunani dan ilmuwan terkemuka, terlahirlah sebuah rancangan unik : Rumah Sejuta Pintu – sebuah tempat penyimpanan tiada batas menggabungkan seni arsitektural dan sihir menggunakan imajinasi dan kekuatan otak manusia.

Ingatan akan pengetahuan dan pemahamannya, yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lain di dunia ini. Tanpa ingatan, berarti tidak memiliki kesadaran diri, tidak memiliki apapun yang pernah terjadi atau dicapai di masa lalu, yang bisa berarti tidak pernah memperoleh sesuatu yang  berarti sepanjang kehidupannya. Ingatan bukan sekedar topik spiritual melainkan obyek obsesi dan tujuan kehidupan. Dengan memiliki seluruh pengetahuan yang ada di dunia, maka ‘sang penyimpan’ dianggap perwujudan yang sempurna dan mampu berhubungan langsung dengan Tuhan. Inilah Gnostis – yang menjadi sebuah aliran kepercayaan yang diciptakan oleh Simon Magnus, yang mengalami masa puncak hingga kejatuhan kala dianggap sebagai aliran sesat oleh kalangan gereja.

Jika Anda pertama kali membaca kisah ini, harap bersabar, terutama antara pertengahan kisah hingga menjelang akhir. Dengan adanya alur yang melompat-lompat antar karakter, walau sempat membuat bingung, pada akhirnya selubung misteri yang memusingkan akan terjawab, dan keputusan terakhir yang akan diambil oleh tokoh utama dalam kisah ini, mampu memberikan tanda tanya besar pada akhir kisah yang cukup mengejutkan. Meski tidak terlalu menyukai cara penuturan yang digunakan oleh sang penulis, mau tidak mau, diriku menyukai penjabaran serta fakta-fakta seputar dunia alkemis, praktisi sihir (bukan sekedar hocus-pocus belaka) dan kelompok manusia yang memiliki kemampuan paranormal ini. Bukan tentang alien atau fantasi hisapan jempol, melainkan ilmu terapan yang bisa dibuktikan secara empiris. So, I give 4 star for this ‘absurb’ story ... the idea on The Promethean Key is unique and could be happening in some talented (unique) people.

[ more about this author & related works, just check at here : Natasha Mostert | on Goodreads | on Wikipedia  ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
30th Book in Finding New Author Challenge
87th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...