Books
“PETUALANGAN DETEKTIF DONGENG”
Judul Buku : THE
FAIRY-TALE DETECTIVES
[
book 1 of THE SISTERS GRIMM Series ]
Copyright © 2005 Michael Buckley
Illustration © 2005 Peter Ferguson
Cover by Allison Henry
Inside design by Jay Colvin | Art director by Becky Terhune
Penerbit Qanita
Alih Bahasa : Mutia Dharma
Editor : Maria Masniari Lubis
Proofreader : Ela Karmila
Cetakan I : Januari 2007 ; 320 hlm ; ISBN 979-3659-93-9
Rate : 3.5 of 5
WARNING : SPOILER ALERT !!
Kisah dibuka ketika Sabrina Grimm (12 tahun)
dan Daphne Grimm (7 tahun) sedang dalam perjalanan menemui satu-satunya kerabat
mereka, seseorang yang mengaku sebagai nenek mereka. Kedua gadis cilik ini
menjadi yatim-piatu ketika kedua orang tua mereka, Henry dan Veronica Grimm
menghilang tanpa jejak satu setengah tahun lalu. Semenjak itu, keduanya
berpindah dari satu keluarga asuh ke keluarga asuh lainnya karena tidak ada
kerabat terdekat yang tercatat masih hidup untuk merawat mereka. Maka berita
yang baru mauk diterima dengan berbagai tanggapan. Madam Minerva Smirt –petugas sosial yang harus mengurus
mereka, dengan gembira menyerahkan kedua gadis yang menjadi bebannya sekian
lama. Sedangkan Sabrina yang telah belajar dari pengalaman satu tahun terakhir,
bersiap-siap untuk melarikan diri sekali lagi, membawa adiknya Dahpne. Ia sama
sekali tidak percaya bahwa orang yang akan ditemuinya adalah nenek mereka,
karena ayah mereka telah mengatakan kedua kakaek serta nenek mereka telah
meninggal dunia.
Ketika akhirnya mereka tiba di kota kecil
bernama Ferryport Landing, dan dibawa ke sebuah rumah aneh oleh sosok wanita
manis dan ramah yang menyebut dirinya sebagai nenek Relda Grimm, dengan
pendamping pria kurus pendiam bernama Mr. Canis serta Elvis – anjing raksasa jenis
Great Dane yang sangat ramah. Dahpne langsung saja menyenangi dan menikmati
suasan baru yang sangat berbeda dengan panti asuhan atau rumah asuh yang selama
ini harus mereka jalani. Sedangkan Sabrina, masih tetap mempertahankan sikpa
untuk menjaga jarak serta bersiap-siap mencari kesempatan guna melarikan diri.
Ia menganggap wanita tua yang ramah itu sedikit ‘gila’ karena berbicara tentang
pixie, peri serta dongeng seakan-akan mereka hidup berdampingan. Apalagi saat
nenek Relda menyebutkan asal-usul sejarah keluarga mereka, bahwa mereka adalah
keturunan Wilhelm dan Jacob Grimm, yang juga dikenal sebagai Grimm Bersaudara.
Pada waktu itu, manusia serta Everafter -
makhluk-makhluk dongeng, sempat menjalani kehidupan bersama secara damai,
hingga muncul pergolakan serta perseteruan yang membuat Grimm bersaudara
khawatir akan kelangsungan kehidupan kaum Everafter. Di sanalah ide untuk
menuliskan sejarah para Everafter dalam buku, mereka bahkan membuat semacam
suaka di sebuah lahan kosong yang sangat luas, dan disanalah kini Ferryport
Landing berada, namun kini manusia pun telah merambah dan menghuni lahan
tersebut, maka kaum Everafter semakin terdesak. Ditambah dengan adanya kelompok
pemberontak – kaum Everafter yang memilih jalur keras yaitu melawan dan membinasakan
kaum manusia demi menjaga posisi mereka. Demi menjaga keamanan kaum Everafter,
Wilhelm Grimm telah meminta bantuan penyihir sakti Baba Yaga, yang mengeluarkan
mantra yang membuat kaum Everafter hanya bisa tinggal di kawasan Ferryport
Landing, disertai kutukan yang menimpa keturunan Grimm, bahwa harus ada salah
satu dari mereka yang tinggal selamanya di tempat itu, menjaga dan mengawasi
kelangsungan kehidupan di kawasan itu. Dan disanalah nenek Relda tinggal selama
ini, hingga ia tak bisa langsung menjemput Sabrina dan dahpne sepeninggalan
kedua orang tua mereka.
Sabrina masih tak bersedia menerima atau
menyetujui semua perkataan nenek Relda. Meski telah mencoba melarikan diri
(yang gagal), namun ia tak jera, hingga suatu malam saat mereke berdua menemani
nenek Relda melakukan pengintaian (pekerjaan nenek Relda adalah sebagai
detektif swasta yang mencari penyebab aneka keganjilan yang terjadi di
Ferryport Landing, terutama jika berkaitan dengan kaum Everafter), Sabrina
berusah melarikan diri dengan membawa Daphne, bersamaan dengan munculnya sosok
raksasa (tersangka yang dicari-cari nenek Relda, sesuatu yang tak dipercayai
oleh Sabrina) yang akhirnya membawa mobil yang berisikan nenek Relda dan Mr.
Canis, meninggalkan kedua gadis kebingungan ditemani Elvis. Sabrina kini mau
tidak mau menerima kenyataan pahit, bahwa nenek Relda tidak gila atau
berbohong, dan satu-satunya kerabat terakhir yang masih ada kini juga lenyap
setelah ia memperlakukan mereka dengan sangat-sangat buruk. Penyesalan tidak
dapat membawa kembali nenek Relda dan Mr. Canis, setidaknya itu yang dikatakan
oleh Daphne, maka kini mereka harus mencari jalan serta bantuan guna melacak
keberadaan sang raksasa penculik.
Berbekal ingatan serta pertemuan tak terduga
dengan sosok bocah kumal yang nakal, yang menyebut dirinya Puch – Raja Kaum
Pixie, menuntun mereka bertemu dengan Cermin Ajaib yang memberikan saran kemana
mereka harus mencari petunjuk serta bantuan. Dimulai dengan mencari Jack ‘the
Beanstalk’ yang terkenal sebagai penumpas raksasa, hingga perjalanan menyusup
ke dalam Pesta Dansa Ferryport di kediaman Walikota Charming untuk mencuri
‘sesuatu’ yang berguan bagi pencarian mereka. Dengan menggunakan penyamaran
‘sihir’ tongkat ibu peri, Sabrina dan Daphne berhasil masuk tanpa dikenali siapa
pun. Di dalam pesta tersebut, terbukti bahwa keberadaan keturunan Grimm tidak
terlalu disukai oleh sebagian besar kaum Eveafter. Mereka menyalahkan Grimm
sehingga harus terkurung selamanya di kawasan Ferryport Landing. Dan ketika
berita tentang menghilangnya nenek Relda Grimm ditangan raksasa, banyak yang
berharap kematian terjadi pada beliau, karena jika keturunan terakhir Grimm
meninggal dunia tanpa ada penerus barunya, maka kekuatan mantra yang mengurung
kaum Everafter akan menghilang dengan sendirinya.
~ Duh ... cakep-cakep ya ilustrasi art edisi aslinya ~ |
Mendengar semua hal yang dibicarakan tanpa
mengetahui siapa sebenarnya sosok Tin Woodsman dan Mother Bear (sebenarnya
Daphne dan Sabrina), para tamu berbicara dengan bebas. Sungguh menyakitkan
mendengarkan ucapan yang mengandung kebencian, namun kedua gadis bertekad
menuntaskan misi mereka, hingga penyusupan mereka diketahui oleh Walikota
Charming. Sebelum beliau sempat menjatuhkan hukuman, sang raksasa muncul
merusak pesta yang sedang berlangsung. Di sanalah sebuah rahasia lain
terbongkar. Sosok yang selama ini berperan sebagai kawan mereka ternyata otak
dibalik kejahatan yang telah terjadi dan melakukan pembobolan di kediaman
Grimm. Pada akhirnya justru pihak-pihak yang selama ini dianggap sebagai musuh,
bersedia bahu-membahu membantu Sabrina dan Dahpne menemukan pelaku kejahatan
sekaligus menyelamatkan nenek Relda dan Mr. Canis.
Kisah ini cukup menarik, mengambil latar
belakang kisah Grimm Bersaudara, dengan gaya penuturan yang merupakan perpaduan
fabel dengan legenda, disertai nuansa dark-fantasy serta misteri yang
mengundang rasa penasaran ... menjadikan karya perdana Michael Buckley ini
layak untuk disimak lebih lanjut. Sayangnya, edisi terjemahan dari penerbit Qanita
ini tidak memperoleh respons yang cukup bagus, sehingga kelanjutan kisah ini
dipastikan tidak akan pernah terlihat di kalangan pembaca Indonesia. Saat ini
serial yang telah rilis hingga no. 9 cukup menggiurkan untuk dijadikan salah
satu koleksi, but then again, sewaktu melirik tag-price yang tercantum pada
salah satu toko buku di kotaku, harga per seri lumayan ‘menarik’ (sekitar
mendekati IDR 100 per judul) .... well, sepertinya harus dilewatkan untuk
sementara waktu \(-__-)/ Padahal edisi
terbitan Amulet Books ini disertai ilustrasi asli karya Peter Ferguson yang
sangat-sangat menarik, walaupun dengan tampilan hitam-putih, mampuy menangkap
setiap aspek karakter serta kisah yang menakjubkan ini. Sedangkan untuk edisi
terjemahan Indonesia, dengan sangat terpaksa hanya bisa kuberikan rating 3.5,
karena beberapa kalimat yang terasa ‘janggal’ dalam benakku.
Tentang Penulis :
Michael Buckley dilahirkan di Akron, Ohio.
Sewaktu kuliah di Ohio University, dia sempat bekerja di koran sekolah,
membawakan acara ‘talk show’–nya sendiri di televisi dan membentuk sebuah
kelompok komedi. Setelah lulus dengan penghargaan, Michael pindah ke New York
City untuk mengadu peruntungan. Di kota ini, dia sempat bekerja sebagai pembuat
pasta, pembalik burger, asisten pribadi, pelawak tunggal, bahkan menjadi
penyanyi dalam sebuah band punk-rock. Orangtuanya sempat khawatir jika Michael
menjadi malas dan tidak punya ambisi, tetapi dia meyakinkan mereka bahwa semua
yang dia jalani adalah cara untuk mendapatkan pengalaman hidup yang berharga
(walaupun sebetulnya hanya mencari uang untuk membayar sewa kamar). Akhirnya
dia mendapat pekerjaan di sebuah produksi acara televisi. Selama sepuluh tahun
berkarier, dia sudah menghasilkan banyak program untuk MTV, MTV Animation,
Discovery Networks dan Klasky Csupo (produser film Rugrats di stasiun
Nicklelodeon), dengan lebih berfokus pada acara anak-anak. Serial The Sisters
Grimm adalah gebrakan pertama Michael dalam dunia literatur anak. Orangtuanya
sangat bangga kepadanya, meskipun ide “Aku ingin menulis sebuah cerita”
terdengar seperti “pencarian pengalaman hidup” anaknya yang lain. Saat ini
Michael tinggal di New York City bersama Alison, istrinya serta Daisy – anjing
mereka.
[
more about the author and related works, check on here : Michael Buckley | Sisters
Grimm | on Goodreads
]
~
This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
23th Book in What’s A Name
Challenge
26th Book in Finding New
Author Challenge
76th Book in TBRR Pile
Best
Regards,
Hobby
Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/