Translate

Friday, April 11, 2014

Books "THE SISTERS GRIMM : THE FAIRY-TALES DETECTIVES"

Books “PETUALANGAN DETEKTIF DONGENG”
Judul Buku : THE FAIRY-TALE DETECTIVES
[ book 1 of THE SISTERS GRIMM Series ]
Copyright © 2005 Michael Buckley
Illustration © 2005 Peter Ferguson
Cover by Allison Henry       
Inside design by Jay Colvin | Art director by Becky Terhune
Penerbit Qanita          
Alih Bahasa : Mutia Dharma
Editor : Maria Masniari Lubis
Proofreader : Ela Karmila
Cetakan I : Januari 2007 ; 320 hlm ; ISBN 979-3659-93-9
Rate : 3.5 of 5

WARNING : SPOILER ALERT !!

Kisah dibuka ketika Sabrina Grimm (12 tahun) dan Daphne Grimm (7 tahun) sedang dalam perjalanan menemui satu-satunya kerabat mereka, seseorang yang mengaku sebagai nenek mereka. Kedua gadis cilik ini menjadi yatim-piatu ketika kedua orang tua mereka, Henry dan Veronica Grimm menghilang tanpa jejak satu setengah tahun lalu. Semenjak itu, keduanya berpindah dari satu keluarga asuh ke keluarga asuh lainnya karena tidak ada kerabat terdekat yang tercatat masih hidup untuk merawat mereka. Maka berita yang baru mauk diterima dengan berbagai tanggapan. Madam Minerva  Smirt –petugas sosial yang harus mengurus mereka, dengan gembira menyerahkan kedua gadis yang menjadi bebannya sekian lama. Sedangkan Sabrina yang telah belajar dari pengalaman satu tahun terakhir, bersiap-siap untuk melarikan diri sekali lagi, membawa adiknya Dahpne. Ia sama sekali tidak percaya bahwa orang yang akan ditemuinya adalah nenek mereka, karena ayah mereka telah mengatakan kedua kakaek serta nenek mereka telah meninggal dunia.



Ketika akhirnya mereka tiba di kota kecil bernama Ferryport Landing, dan dibawa ke sebuah rumah aneh oleh sosok wanita manis dan ramah yang menyebut dirinya sebagai nenek Relda Grimm, dengan pendamping pria kurus pendiam bernama Mr. Canis serta Elvis – anjing raksasa jenis Great Dane yang sangat ramah. Dahpne langsung saja menyenangi dan menikmati suasan baru yang sangat berbeda dengan panti asuhan atau rumah asuh yang selama ini harus mereka jalani. Sedangkan Sabrina, masih tetap mempertahankan sikpa untuk menjaga jarak serta bersiap-siap mencari kesempatan guna melarikan diri. Ia menganggap wanita tua yang ramah itu sedikit ‘gila’ karena berbicara tentang pixie, peri serta dongeng seakan-akan mereka hidup berdampingan. Apalagi saat nenek Relda menyebutkan asal-usul sejarah keluarga mereka, bahwa mereka adalah keturunan Wilhelm dan Jacob Grimm, yang juga dikenal sebagai Grimm Bersaudara.

Pada waktu itu, manusia serta Everafter - makhluk-makhluk dongeng, sempat menjalani kehidupan bersama secara damai, hingga muncul pergolakan serta perseteruan yang membuat Grimm bersaudara khawatir akan kelangsungan kehidupan kaum Everafter. Di sanalah ide untuk menuliskan sejarah para Everafter dalam buku, mereka bahkan membuat semacam suaka di sebuah lahan kosong yang sangat luas, dan disanalah kini Ferryport Landing berada, namun kini manusia pun telah merambah dan menghuni lahan tersebut, maka kaum Everafter semakin terdesak. Ditambah dengan adanya kelompok pemberontak – kaum Everafter yang memilih jalur keras yaitu melawan dan membinasakan kaum manusia demi menjaga posisi mereka. Demi menjaga keamanan kaum Everafter, Wilhelm Grimm telah meminta bantuan penyihir sakti Baba Yaga, yang mengeluarkan mantra yang membuat kaum Everafter hanya bisa tinggal di kawasan Ferryport Landing, disertai kutukan yang menimpa keturunan Grimm, bahwa harus ada salah satu dari mereka yang tinggal selamanya di tempat itu, menjaga dan mengawasi kelangsungan kehidupan di kawasan itu. Dan disanalah nenek Relda tinggal selama ini, hingga ia tak bisa langsung menjemput Sabrina dan dahpne sepeninggalan kedua orang tua mereka.

Sabrina masih tak bersedia menerima atau menyetujui semua perkataan nenek Relda. Meski telah mencoba melarikan diri (yang gagal), namun ia tak jera, hingga suatu malam saat mereke berdua menemani nenek Relda melakukan pengintaian (pekerjaan nenek Relda adalah sebagai detektif swasta yang mencari penyebab aneka keganjilan yang terjadi di Ferryport Landing, terutama jika berkaitan dengan kaum Everafter), Sabrina berusah melarikan diri dengan membawa Daphne, bersamaan dengan munculnya sosok raksasa (tersangka yang dicari-cari nenek Relda, sesuatu yang tak dipercayai oleh Sabrina) yang akhirnya membawa mobil yang berisikan nenek Relda dan Mr. Canis, meninggalkan kedua gadis kebingungan ditemani Elvis. Sabrina kini mau tidak mau menerima kenyataan pahit, bahwa nenek Relda tidak gila atau berbohong, dan satu-satunya kerabat terakhir yang masih ada kini juga lenyap setelah ia memperlakukan mereka dengan sangat-sangat buruk. Penyesalan tidak dapat membawa kembali nenek Relda dan Mr. Canis, setidaknya itu yang dikatakan oleh Daphne, maka kini mereka harus mencari jalan serta bantuan guna melacak keberadaan sang raksasa penculik.

Berbekal ingatan serta pertemuan tak terduga dengan sosok bocah kumal yang nakal, yang menyebut dirinya Puch – Raja Kaum Pixie, menuntun mereka bertemu dengan Cermin Ajaib yang memberikan saran kemana mereka harus mencari petunjuk serta bantuan. Dimulai dengan mencari Jack ‘the Beanstalk’ yang terkenal sebagai penumpas raksasa, hingga perjalanan menyusup ke dalam Pesta Dansa Ferryport di kediaman Walikota Charming untuk mencuri ‘sesuatu’ yang berguan bagi pencarian mereka. Dengan menggunakan penyamaran ‘sihir’ tongkat ibu peri, Sabrina dan Daphne berhasil masuk tanpa dikenali siapa pun. Di dalam pesta tersebut, terbukti bahwa keberadaan keturunan Grimm tidak terlalu disukai oleh sebagian besar kaum Eveafter. Mereka menyalahkan Grimm sehingga harus terkurung selamanya di kawasan Ferryport Landing. Dan ketika berita tentang menghilangnya nenek Relda Grimm ditangan raksasa, banyak yang berharap kematian terjadi pada beliau, karena jika keturunan terakhir Grimm meninggal dunia tanpa ada penerus barunya, maka kekuatan mantra yang mengurung kaum Everafter akan menghilang dengan sendirinya.

~ Duh ... cakep-cakep ya ilustrasi art edisi aslinya ~
Mendengar semua hal yang dibicarakan tanpa mengetahui siapa sebenarnya sosok Tin Woodsman dan Mother Bear (sebenarnya Daphne dan Sabrina), para tamu berbicara dengan bebas. Sungguh menyakitkan mendengarkan ucapan yang mengandung kebencian, namun kedua gadis bertekad menuntaskan misi mereka, hingga penyusupan mereka diketahui oleh Walikota Charming. Sebelum beliau sempat menjatuhkan hukuman, sang raksasa muncul merusak pesta yang sedang berlangsung. Di sanalah sebuah rahasia lain terbongkar. Sosok yang selama ini berperan sebagai kawan mereka ternyata otak dibalik kejahatan yang telah terjadi dan melakukan pembobolan di kediaman Grimm. Pada akhirnya justru pihak-pihak yang selama ini dianggap sebagai musuh, bersedia bahu-membahu membantu Sabrina dan Dahpne menemukan pelaku kejahatan sekaligus menyelamatkan nenek Relda dan Mr. Canis.

Kisah ini cukup menarik, mengambil latar belakang kisah Grimm Bersaudara, dengan gaya penuturan yang merupakan perpaduan fabel dengan legenda, disertai nuansa dark-fantasy serta misteri yang mengundang rasa penasaran ... menjadikan karya perdana Michael Buckley ini layak untuk disimak lebih lanjut. Sayangnya, edisi terjemahan dari penerbit Qanita ini tidak memperoleh respons yang cukup bagus, sehingga kelanjutan kisah ini dipastikan tidak akan pernah terlihat di kalangan pembaca Indonesia. Saat ini serial yang telah rilis hingga no. 9 cukup menggiurkan untuk dijadikan salah satu koleksi, but then again, sewaktu melirik tag-price yang tercantum pada salah satu toko buku di kotaku, harga per seri lumayan ‘menarik’ (sekitar mendekati IDR 100 per judul) .... well, sepertinya harus dilewatkan untuk sementara waktu \(-__-)/  Padahal edisi terbitan Amulet Books ini disertai ilustrasi asli karya Peter Ferguson yang sangat-sangat menarik, walaupun dengan tampilan hitam-putih, mampuy menangkap setiap aspek karakter serta kisah yang menakjubkan ini. Sedangkan untuk edisi terjemahan Indonesia, dengan sangat terpaksa hanya bisa kuberikan rating 3.5, karena beberapa kalimat yang terasa ‘janggal’ dalam benakku.

Tentang Penulis :
Michael Buckley dilahirkan di Akron, Ohio. Sewaktu kuliah di Ohio University, dia sempat bekerja di koran sekolah, membawakan acara ‘talk show’–nya sendiri di televisi dan membentuk sebuah kelompok komedi. Setelah lulus dengan penghargaan, Michael pindah ke New York City untuk mengadu peruntungan. Di kota ini, dia sempat bekerja sebagai pembuat pasta, pembalik burger, asisten pribadi, pelawak tunggal, bahkan menjadi penyanyi dalam sebuah band punk-rock. Orangtuanya sempat khawatir jika Michael menjadi malas dan tidak punya ambisi, tetapi dia meyakinkan mereka bahwa semua yang dia jalani adalah cara untuk mendapatkan pengalaman hidup yang berharga (walaupun sebetulnya hanya mencari uang untuk membayar sewa kamar). Akhirnya dia mendapat pekerjaan di sebuah produksi acara televisi. Selama sepuluh tahun berkarier, dia sudah menghasilkan banyak program untuk MTV, MTV Animation, Discovery Networks dan Klasky Csupo (produser film Rugrats di stasiun Nicklelodeon), dengan lebih berfokus pada acara anak-anak. Serial The Sisters Grimm adalah gebrakan pertama Michael dalam dunia literatur anak. Orangtuanya sangat bangga kepadanya, meskipun ide “Aku ingin menulis sebuah cerita” terdengar seperti “pencarian pengalaman hidup” anaknya yang lain. Saat ini Michael tinggal di New York City bersama Alison, istrinya serta Daisy – anjing mereka.

[ more about the author and related works, check on here : Michael Buckley | Sisters Grimm | on Goodreads ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
23th Book in What’s A Name Challenge
26th Book in Finding New Author Challenge
76th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...