Translate

Wednesday, July 2, 2014

Books "CHAMPION"

Books “CHAMPION”
Judul Asli : CHAMPION
[ book 3 of LEGEND Trilogy ]
by Marie Lu
Copyright © 2013 by Xiwei Lu
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Lelita Primadani
Editor : Dyah Agustine
Proofreader : Emi Kusmiati
Desain Sampul : Windu Tampan
Cetakan I : Maret 2014 ; 460 hlm ; ISBN 978-979-433-827-8
Rate : 3 of 5

Setelah sekian lama menunggu, dengan penuh harapan sekaligus rasa cemas gara-gara ‘ending’ buku kedua yang bikin gemes plus gregetan, akhirnya sampailah pada (awal) penghujung kisah sosok Legend yang diwakili oleh Daniel ‘Day’ Alta Wing dan June Iparis. Dan bagaimana reaksi dan hasil akhir kisah yang sangat kusukai semenjak pertama kali membaca buku LEGEND (walau desain sampulnya sangaaaattt tidak menarik), well tanpa berpanjang lebar dan berusaha untuk tidak ‘spoiler’ lebih banyak, inilah ‘komentarku ...



Sebagaimana kisah fantasi dengan tema dan latar belakang distopian, kisah ini menjanjikan perseteruan serta pertarungan yang menegangkan dan tiada henti, ibarat lawan tanding selalu muncul silih berganti, kawan menjadi lawan dan lawan bisa menjadi seteru atau justru rekan dalam misi tertentu. Seperti juga perjuangan dan pertarungan yang dilakukan oleh Day hingga ia bertemu dengan June – dua orang yang bersal dari latar belakang berbeda, bisa dikatakan posisi mereka merupakan oposisi yang sama kuat. Ketika mereka akhirnya menjalin kerjasama (dan saling jatuh hati), gabungan kekuatan fisik serta pikiran untuk melawan Republik bersama Patriot - kaum Pemberontak merupakan satu-satunya pilihan.

Namun seiring dengan perkembangan waktu, realita dan kebenaran mulai muncul, dan memaksa June untuk mengambil keputusan berada di sisi yang berbeda, meski ia harus (sekali lagi) berhadapan dengan Day. Kini keduanya justru mendukung sang Elector baru : Anden – putra Elector lama, sang diktator yang ditakuti. Anden berhasil meyakinkan June bahwa ia memiliki visi dan misi yang sama sekali berbeda dengan ayahnya. Meski antara pemerintah Republik dan kaum pemberontak Patriot terjadi genjatan senjata, Anden harus berjuang keras demi menata kembali negara yang terpecah belah.

Apalagi dengan munculnya Koloni yang melancarkan propaganda. Menawarkan solusi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat dibandingkan jika mereka hidup dalam pemerintahan Elector Muda. June memahami permintaan Anden untuk membantunya menata pemerintahan yang lebih baik. Ketertarikan Anden terhadap dirinya secara pribadi, berusaha ia alihkan, terutama kala Day justru ‘menjauh’ dari dirinya setelah penugasan mereka masing-masing selaku wakil Republik. Tanpa June pernah ketahui hingga terlambat, tentang kondisi Day sebenarnya, karena ia sengaja menyembunyikan hal tersebut dari June. Apakah kisah ini akan berakhir dengan ‘happy-ending’ ataukah justru tragis sebagaimana tipikal kisah distopian lainnya ?

Terlepas dari ending yang ‘bitter-sweet’ menurutku, salah satu hal terpenting yang justru kehilangan ‘gregetnya’ adalah kekuatan karakter sosok Day yang sedemikian kuat di awal kisah ini. Walau dengan alasan ‘kondisi’ yang didera oleh Day cukup beralasan, tentunya ia bisa lebih tegar alih-alih berubah menjadi sosok pria ‘melow’ demi pencitraan adegan romantis (yang terus terang justru membuatku kehilangan rasa simpati). Apakah memang tipikal kisah sejenis ini (fantasi distopian dan trilogi), pergulatan romansa bak segitiga bermuda (alias terdiri dari 3 karakter), salah satu / salah dua karakter mengalami kisah tragis, kemudian bergulat dengan keputusan ‘which one I should choose?’ ... lama-kelamaan membuat kisah ini menjadi ‘hambar’.

Akhir kata, sejauh ini dari ketiga buku serial Legend, hanya buku pertama yang memberikan kesan dan kepuasan tertinggi bagi diriku, bahkan sempat berharap kisah ini akan memberikan ‘warna tersendiri’ yang berbeda untuk fantasi distopian. Sayangnya, ada kemungkinan penulis ‘terjebak’ untuk memuaskan ‘pangsa-pasar’ sehingga akhirnya kisah ini berakhir dengan stereotipe drama romansa dengan seting waktu futuristik serta bumbu adegan konflik dan peperangan yang lumayan seru. Namun sayangnya, tetap tak bisa kuberikan rating lebih tinggi untuk akhir kisah Day-June ini *heavy-sighs* \(-__-)/

Marie Lu is the art director at Online Alchemy, a video game company, and also owns the children’s brand Fuzz Academy. She was first inspired to write Legend while watching Les Miserables one afternoon, and wondered how the relationship between a famous criminal vs. a prodigious detective might translate into a more modern story. She graduated from the University of Southern California in 2006 and lives in Los Angeles, California.

[ more about this author & related works, just check at here : Marie Lu | on Goodreads | Legend the Series ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
110th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...