Books
“CHAMPION”
Judul Asli : CHAMPION
[
book 3 of LEGEND Trilogy ]
by Marie Lu
Copyright © 2013 by Xiwei
Lu
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Lelita
Primadani
Editor : Dyah Agustine
Proofreader : Emi Kusmiati
Desain
Sampul : Windu Tampan
Cetakan
I : Maret 2014 ; 460 hlm ; ISBN 978-979-433-827-8
Rate : 3 of 5
Setelah sekian lama
menunggu, dengan penuh harapan sekaligus rasa cemas gara-gara ‘ending’ buku
kedua yang bikin gemes plus gregetan, akhirnya sampailah pada (awal) penghujung
kisah sosok Legend yang diwakili oleh Daniel ‘Day’ Alta Wing dan June Iparis.
Dan bagaimana reaksi dan hasil akhir kisah yang sangat kusukai semenjak pertama
kali membaca buku LEGEND (walau desain sampulnya sangaaaattt tidak menarik),
well tanpa berpanjang lebar dan berusaha untuk tidak ‘spoiler’ lebih banyak,
inilah ‘komentarku ...
Sebagaimana kisah fantasi
dengan tema dan latar belakang distopian, kisah ini menjanjikan perseteruan
serta pertarungan yang menegangkan dan tiada henti, ibarat lawan tanding selalu
muncul silih berganti, kawan menjadi lawan dan lawan bisa menjadi seteru atau
justru rekan dalam misi tertentu. Seperti juga perjuangan dan pertarungan yang
dilakukan oleh Day hingga ia bertemu dengan June – dua orang yang bersal dari
latar belakang berbeda, bisa dikatakan posisi mereka merupakan oposisi yang
sama kuat. Ketika mereka akhirnya menjalin kerjasama (dan saling jatuh hati),
gabungan kekuatan fisik serta pikiran untuk melawan Republik bersama Patriot - kaum
Pemberontak merupakan satu-satunya pilihan.
Namun seiring dengan
perkembangan waktu, realita dan kebenaran mulai muncul, dan memaksa June untuk
mengambil keputusan berada di sisi yang berbeda, meski ia harus (sekali lagi)
berhadapan dengan Day. Kini keduanya justru mendukung sang Elector baru : Anden
– putra Elector lama, sang diktator yang ditakuti. Anden berhasil meyakinkan
June bahwa ia memiliki visi dan misi yang sama sekali berbeda dengan ayahnya.
Meski antara pemerintah Republik dan kaum pemberontak Patriot terjadi genjatan
senjata, Anden harus berjuang keras demi menata kembali negara yang terpecah
belah.
Apalagi dengan munculnya
Koloni yang melancarkan propaganda. Menawarkan solusi kehidupan yang lebih baik
bagi masyarakat dibandingkan jika mereka hidup dalam pemerintahan Elector Muda.
June memahami permintaan Anden untuk membantunya menata pemerintahan yang lebih
baik. Ketertarikan Anden terhadap dirinya secara pribadi, berusaha ia alihkan,
terutama kala Day justru ‘menjauh’ dari dirinya setelah penugasan mereka
masing-masing selaku wakil Republik. Tanpa June pernah ketahui hingga
terlambat, tentang kondisi Day sebenarnya, karena ia sengaja menyembunyikan hal
tersebut dari June. Apakah kisah ini akan berakhir dengan ‘happy-ending’
ataukah justru tragis sebagaimana tipikal kisah distopian lainnya ?
Terlepas dari ending yang ‘bitter-sweet’
menurutku, salah satu hal terpenting yang justru kehilangan ‘gregetnya’ adalah
kekuatan karakter sosok Day yang sedemikian kuat di awal kisah ini. Walau
dengan alasan ‘kondisi’ yang didera oleh Day cukup beralasan, tentunya ia bisa
lebih tegar alih-alih berubah menjadi sosok pria ‘melow’ demi pencitraan adegan
romantis (yang terus terang justru membuatku kehilangan rasa simpati). Apakah
memang tipikal kisah sejenis ini (fantasi distopian dan trilogi), pergulatan
romansa bak segitiga bermuda (alias terdiri dari 3 karakter), salah satu / salah
dua karakter mengalami kisah tragis, kemudian bergulat dengan keputusan ‘which
one I should choose?’ ... lama-kelamaan membuat kisah ini menjadi ‘hambar’.
Akhir kata, sejauh ini
dari ketiga buku serial Legend, hanya buku pertama yang memberikan kesan dan
kepuasan tertinggi bagi diriku, bahkan sempat berharap kisah ini akan
memberikan ‘warna tersendiri’ yang berbeda untuk fantasi distopian. Sayangnya,
ada kemungkinan penulis ‘terjebak’ untuk memuaskan ‘pangsa-pasar’ sehingga
akhirnya kisah ini berakhir dengan stereotipe drama romansa dengan seting waktu
futuristik serta bumbu adegan konflik dan peperangan yang lumayan seru. Namun
sayangnya, tetap tak bisa kuberikan rating lebih tinggi untuk akhir kisah
Day-June ini *heavy-sighs* \(-__-)/
Marie Lu is
the art director at Online Alchemy, a video game company, and also owns the
children’s brand Fuzz Academy. She was first inspired to write Legend while
watching Les Miserables one afternoon, and wondered how the relationship
between a famous criminal vs. a prodigious detective might translate into a
more modern story. She graduated from the University of Southern California in
2006 and lives in Los Angeles, California.
[
more about this author & related works, just check at here : Marie Lu | on Goodreads
| Legend the Series ]
~ This Post are include in
2014 Reading Challenge ~
110th Book in
TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/