Books
“PATUNG MALAIKAT KERUVIM”
Judul Asli : SHADOWMANCER
[ book 1 of SHADOWMANCER Series ]
by G.P. Taylor
Copyright © 2003 by G.P.
Taylor
Map & arkwork © 2003
by Sally Taylor
Penerbit Gramedia Pustaka
Utama
Alih Bahasa : B. Sendra
Tanuwidjaja
Editor : Wulan
Kusumawardhani
Desain
& Ilustrasi Sampul : Eric Alexander (08121802727)
Cetakan
I : Mei 2009 ; 488 hlm ; ISBN 978-979-22-4624-7
Rate : 3 of 5
Desa Thorpe yang terletak
di sepanjang German Ocean, dengan penduduk sebagian besar adalah nelayan dan
pelaut, hidup dalam kondisi kekurangan dan senantiasa dalam kondisi terburuk
terutama karena pemimpin sekaligus penguasa kawasan tersebut adalah manusia
tamak yang mengatas namakan agama untuk kepentingan pribadi. Obadiah Demurral –
vikaris yang ditunjuk untuk melayani kawasan Thorpe dan sekitarnya, merupakan
sosok yang ambisius, yang kemudian menyadari karirnya tak akan mencapai puncak
di wilayah terpencil, sehingga ia bertekad membangun ‘kerajaannya’ sendiri.
Dengan menaikan aneka pajak serta bekerja sama dengan para penyelundup dan
menguasai kekuatan militer, tak pelak tiada yang berani melawan sang vikaris.
Hingga suatu hari sebuah
kapal karam dengan muatan istimewa terdampar di pantai kawasan tersebut. Tiada
yang mengetahui bahwa kejadian itu bukan kecelakaan biasa melainkan ‘ulah’ sang
vikaris demi memiliki salah satu muatan yang sangat berharga dari kapal
tersebut. Muatan itu adalah Patung Keruvim yang dipercayai memberikan kekuatan
sihir serta pengendalian alam terhadap siapa saja yang memilikinya. Namun
anehnya, saat sang vikaris serta pelayan sekaligus budaknya Beadle berusaha
menemukan patung tersebut diantara reruntuhan kapal, benda itu tak bisa
ditemukan. Adalah Thomas Barrick – bocah berusia 13 tahun yang hidup
luntang-lantung setelah ayahnya menghilang saat melaut, kematian kakaknya
hingga sakit yang diderita sang ibu hingga ia harus dirawat khusus di panti
orang-orang tidak mampu.
Thomas terbiasa
menjelajahi wilayah-wilayah terlarang dan tak pernah mempercayai makhluk halus
atau jin sebagaimana kepercayaan penduduk setempat. Ia sadar bahwa sang vikaris
berbuat semena-mena terhadap penduduk yang terlalu takut dan naif untuk
memberontak. Dan ditengah keributan memperebutkan muatan kapal karam tersebut,
Thomas ‘bertemu’ dengan pemuda aneh bernama Raphah – yang mengaku berasal dari
tempat yang sangat jauh, mengemban misi dari sang Riathamus, untuk mengambil
kembali Patung Keruvim yang dicuri dari kuil mereka, dan berada dalam
penyimpanan Vikaris Demurral. Melalui kisah Raphah, Thomas mengetahui rencana
‘gila’ sang vikaris yang memiliki kemampuan sebagai Shadowmancer –
berkomunikasi dan memerintah mereka yang sudah mati ...
Bersama Kate Coglan – gadis
berusia 14 tahun yang terbiasa hidup mandiri, menjauhi ayahnya yang pemabuk
berat, mereka menyusup ke kediaman vikaris dan berusaha merebut kembali Patung
Keruvim. Sayangnya rencana itu tak berjalan dengan mudah, karena Vikaris
Demurral bukanlah orang bodoh, dan ia menyadari ‘sesuatu’ tentang keberadaan
Raphah – pemuda berkulit gelap yang tiba-tiba muncul di kawasan tersebut
bersamaan dengan kapal karam. Mampukah tiga orang remaja melawan Vikaris dengan
kemampuannya mengendalikan kaum Varrigal – monster pemusnah yang tidak bisa
dibunuh karena mereka sudah mati ? Bagaimana pula mereka menembus pertahanan
para penjaga di bawah pimpinan Kapten Farrell – petugas keamanan yang telah
‘dibeli’ oleh sang vikaris ?
Pertempuran yang tampak
berjalan tak seimbang ini mengharuskan baik Thomas maupun Kate mencari bala
bantuan, terutama ketika Raphah terjebak dalam perangkap Demurral, menanti
kedatangan Thomas ditengah siksaan yang dilakukan secara keji oleh manusia yang
mengaku sebagai Utusan Tuhan. Ketika satu-satu pilihan muncul di hadapan
mereka, bersekutu dengan Jacob Crane – kepala penyelundup yang terkenal di
kawasan tersebut, karena tak pernah tertangkap sekaligus kebrutalannya untuk
menghabisi siapa saja yang menghalangi jalannya, baik Thomas maupun Kate hanya
memiliki satu hal pada diri mereka : keyakinan bahwa inilah jalan yang harus
mereka tempuh. Mampukah kelompok sekutu baru ini mengalahkan Demurral dan
pasukannya. Dan tindakan apa yang harus mereka lakukan saat muncul musuh yang
jauh lebih hebat.
Musuh terselubung – dalang
dibalik sosok Demurral yang ternyata sekedar ‘alat’ untuk memusnahkan bukan
hanya kawasan tersebut melainkan kelangsungan kehidupan seluruh umat manusia ?
Kala kaum Glashan – Seruvim atau malaikat yang berkhianat bermunculan atas
perintah Pyratheon : malaikat terkuat yang membelot dan ingin membentuk
kerajaan tersendiri di atas Kerajaan Surga, apakah kekuatan asli dari pasukan
Seruvim dan keyakinan kuat atas Riathamus yang menyertai pasukan Jacob Crane,
Thomas, Kate dan Raphah berhasil menyelamatkan dunia dari kehancuran ? Sebuah
kisah yang mau tidak mau memiliki ‘banyak’ sekali kemiripan dari kisah-kisah
Alkitab maupun mitos-mitos kepahlawanan serta legenda kuno yang dikenal oleh khalayak
umum dan para pembaca fantasi.
Melalui karakter Raphah
yang merujuk pada Putra Allah (Yesus Kristus) hingga Thomas (yang mengingatkan
akan rasul Thomas) bahkan keberadaan Riathamus dan Pyratheon yang merujuk pada
pertarungan antara Malaikat Lucifer dan Malaikat Gabriel / Rafael dengan
senjata ‘pedang api’ yang jelas-jelas juga dikenali oleh umat Kristiani, kisah
perdana yang ditulis oleh G.P. Taylor ini bisa jadi merupakan bacaan fantasi
yang tepat bagi kalangan anak-anak terutama remaja, untuk pengenalan dan
pendekatan tentang makna kebenaran, nilai-nilai moral yang dibalut dalam sajian
kisah fantasi ala LOTR karya JRR Tolkien yang populer lewat film adaptasi oleh
Peter Jackson. Walau ‘originalitas’ ide kisah ini nyaris mencatut berbagai
aspek kisah-kisah yang telah dikenal terlebih dahulu, harus diakui pula bahwa
penulis mampu menulis kisah yang cukup menarik untuk disimak.
Dikaitkan dengan genre
Christian allegory yang menggunakan bentuk fantasi petualangan, tidak dapat
dibandingkan dengan karya C.S. Lewis yang mengangkat tema serupa melalui serial
The Chronicles of Narnia. Bahkan isu kontroversial menyangkut seri His Dark
Materials karya Philip Pullman yang dianggap membawa pesan tentang ‘atheisme’
justru berkesan lebih dalam tentang pemahaman makna keberadaan Ilahi dengan
kuasa kegelapan. Satu hal yang membuatku tertarik dengan beberapa karya penulis
Kristiani, kala mereka mampu menulis karya fiksi dan menanamkan pesan-pesan
moral tanpa berkesan menggurui atau ibarat menulis ulang ayat-ayat dalam
Alkitab. Sayangnya tidak ada kelebihan lain yang menonjol untuk Shadowmancer
yang (bisa) membuatku tertarik lebih jauh, terlepas dari ‘penulisan-ulang’
poin-poin yang telah kusebutkan diatas. So for me, cukup membaca sekali and
that’s it !! 3 Star just for the idea only.
Tentang Penulis :
Graham Peter Taylor
dilahirkan dan dibesarkan di Scarborough, North Yorkshire pada tahun 1958,
namun saat remaja ia pindah ke London. Di sana ia bekerja sebagai promotor grup
musik sebelum akhirnya pindah ke daerah utara dan sempat menjadi polisi hingga
pensiun pada tahun 1995, untuk kemudian ditahbiskan menjadi pastor paroki oleh
Church of England.
Di tahun 2003, ia
menerbitkan novel pertamanya ‘Shadowmancer’ – buku fantasi anak berlatar
belakang Yorkshire yang melibatkan unsur sejarah dan legenda setempat. Ia
menerbitkan sendiri karya perdana ini dengan menjual motornya, tak disangka
penjualannya mencapai sukses dan hingga kini telah diterjemahkan dalam 20
bahasa, bahkan ada rencana untuk diadaptasi ke layar lebar oleh Fortitude
Films.
Selain ‘Shadowmancer’ ia
juga menulis ‘Wormwood’ – novel fantasi yang mengambil latar belakang kota
London di abad ke-18. Taylor kini menetap di Scarborough, tempat kelahirannya,
dan menghabiskan waktunya menekuni dunia menulis secara full-time.
[
more about this author & related works, just check at here : G.P. Taylor | on Goodreads
| on Wikipedia ]
~ This Post are include in
2014 Reading Challenge ~
43th Book in
Finding New Author Challenge
104th Book in
TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/