Translate

Tuesday, July 29, 2014

Books "THE FLOODS : NEIGHBOURS"

Books “KELUARGA FLOOD : TETANGGA MENYEBALKAN”
Judul Asli : THE FLOODS : NEIGHBOURS
[ book 1 of THE FLOODS Series ]
Text copyright © 2005, Colin Thompson
Illustration inside copyright © 2005, Colin Thompson
Penerbit Atria
Alih Bahasa : Shinta Harini
Editor : Fery Halim
Layout  : Suharyono
Desain sampul : www.marquee-design.com 
Cetakan II : September 2007 ; 195 hlm ; ISBN 978-979-1112-17-8
Rate : 3 of 5

Jika kau kebetulan sedang melewati jalan Acacia Avenue, jangan lupa untuk memperhatikan secara khusus rumah no. 13, atau lebih mudah jika mencari sebuah rumah yang ‘berbeda’ penampilannya dibandingkan rumah-rumah di sepanjang tersebut. Namun hati-hati, jangan pernah memasuki atau sekedar menyelinap secara diam-diam dan menginjakkan kaki di pekarangan rumah tersebut. Kecuali dirimu memang mencari ‘petualangan’ yang tak terlupakan – yang bisa berbuntut pada kematian secara perlahan-lahan. Jangan salah menduga tentang para penghuni Acacia Avenue No. 13, karena mereka sebenarnya sangat baik hati, kecuali terhadap makhluk-makhluk yang dianggap menjijikan dan mengganggu kenyamanan dan ketenangan hidup mereka. Dan jika kebetulan entah mengapa dirimu bisa ‘berteman’ dengan mereka, dijamin banyak sekali keuntungan serta kelebihan yang bisa kau peroleh. Penasaran ? Yuk berkenalan langsung dengan mereka ...



Meet The Floods, yang berasal dari pasangan penyihir Nerlin dan Mordonna Flood. Mereka berasal dari suatu tempat yang sangat jauh dan tidak tercantum dalam peta mana pun (jadi jangan buang waktumu untuk mencarinya). Pasangan ini memiliki anak-anak yang sangat unik dan menarik. Si sulung Valla yang kini berusia 22 tahun, bekerja di bank darah sesuai panggilan hatinya (karena ia sangat-sangat-sangat menyukai darah, terutama yang segar dalam kantong transfusi), Satanella (16 tahun) seharusnya terlahir sebagai gadis yang menarik, alih-alih karena kesalahan yang terjadi saat ia lahir, akhirnya berwujud seperti seekor anjing mungil (dan ia tak mau dirubah kembali karena terlalu menyukai kehidupan sebagai seekor anjing, dengan obsesi mengejar-menangkap-ekornya).

Anak ketiga diberi nama Merlinmary (15 tahun) karena tidak diketahui secara jelas apa jenis kelaminnya (masalahnya sekujur tubuhnya ditutupi oleh rambut yang sangat tebal, dan janga pernah mencoba memegangnya, kecuali ingin merasakan disetrum listrik tegangan tinggi). Winchflat – putra, anak ke-4, bisa dikatakan terlahir sebagai super jenius. Di usianya ke-14, ia telah berhasil menciptakan aneka penemuan ajaib dan sangat berguna untuk berbagai kegiatan. Menyusul si kembar Morbid dan Silent (11 tahun), yang serupa bak dua bocah berhadapan di depan cermin, meski hanya salah satu dari mereka yang suka berbicara dan satunya lebih memilih berbicara dalam benaknya sendiri. Si bungsu Betty (10 tahun) adalah satu-satunya anak yang memiliki penampilan fisik layaknya gadis cilik yang cantik dan normal. Namun jangan pernah meremehkan penampilan Betty, karena ia juga memiliki kemampuan sihir (terutama jika sedang jengkel atau marah terhadap seseorang) – karena celakanya, sihir Betty bisa dikatakan bersifat ‘labil’ alias ia sendiri tak mampu mengendalikan kekuatannya.

[ source ]
Selain mereka, masih ada nenek Flood yang dulunya adalah Ratu Scratchrot, yang memilih menghabiskan waktunya untuk dikubur di pekarangan kediaman mereka. Nenek Flood sangat menyukai kuburannya, yang tenang dengan fasilitas jaringan TV Cable dan internet, serta konsumsi yang rutin dikirim oleh keluarganya. Tak jarang muncul makhluk-makhluk yang tersesat di pekarangan tersebut, menjadi santapan lezat bagi sang nenek. Nah, mereka tidak jauh berbeda dengan keluarga lainnya, selain kebiasaan menghisap darah, menyihir jerawat dan bisul di wajah orang-orang yang mengusik mereka (ini biasa dilakukan oleh Betty) atau lebih menyukai acar cicak, lutut kodok, abon peri rasa lintah ketimbang burger dan pai daging. Keluarga Flood hidup dengan damai dan tenang bersama para tetangga mereka, hingga muncul keluarga Dent yang menjadi tetangga sebelah rumah kala mereka menempati Acacia Avenue no. 11.

Sayangnya keluarga Dent bukanlah jenis yang disukai, bahkan keluarga Flood yang cukup unik pun terganggu dengan tingkah laku mereka. Mr. Dent yang menjadikan ‘kemalasan’ sebagai kegemaran utama dalam hidupnya, Mrs. Dent yang memilih menikmati acara televisi ketimbang memperhatikan keluarganya, dan kedua anaknya, Tracylene dan Dickie, biang onar di sekolah maupun lingkungan sekitar mereka. Hingga akhirnya kesabaran keluarg Flood habis, dan sebuah rencana untuk ‘melenyapkan’ gangguan tersebut mulai dijalankan ... satu demi satu. Jika dirimu bukan termasuk ‘pemberani’ – jangan teruskan membaca kisah ini, atau bisa jadi dirimu justru terbahak-bahak menyaksikan ‘pengalaman’ keluarga Dent kala berhadapan dengan keluarga Flood. Yang jelas kisah ini berakhir dengan ‘happy-ending’ (terutama bagi salah satu dari kedua keluarga tersebut).

[ more about this author & related works, just check at here : Colin Thompsonon Goodreads | on Wikipedia ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
43th Book in What’s A Name Challenge
161th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...