Books
“WINTERLICHT”
Judul Asli : FINNIKIN OF THE ROCK
[
book 1 of LUMATERE CHRONICLES ]
Copyright © 2008, Melina
Marchetta
Penerbit Ufuk Fantasi
Alih Bahasa : Leinovar
Bahfein & Devi Riana Safitri
Proofreader : Tendy
Yulianes Susanto
Desain sampul : Ufukreatif
Design
Cetakan I : November 2012
; 578 hlm ; ISBN 978-602-0900-7812-00-0
Harga
Normal : Rp. 79.900,-
Rate
: 3.5 of 5
Kisah
ini merupakan dongeng sebelum tidur kala malam menjelang, pengingat saat terbangun
kala fajar menyingsing, dan mimpi buruk yang menghantui warga Lumatere beserta
keturunannya selama lebih dari 10 tahun. Kisah saat tiba lima hari nestapa yang
tak terperikan, kutukan yang dilontarkan oleh Seranonna – pemuka Penghuni
Hutan, salah satu dari sekian banyak korban tak terbersalah yang dibunuh dengan
keji akibat ketamakan untuk berkuasa atas kehidupan makhluk hidup lain. Kisah
yang tidak mudah dilupakan, karena dari penderitaan dan pembantaian yang
mengerikan, muncul sosok pemuda dari desa Batu yang dikenal sebagai Finnikin of
the Rock, penulis Kitab Lumatere yang berjuang untuk memulihkan kedamaian dan
kehidupan pada penduduk yang menderita, meski ia harus mengorbankan jiwa serta
hatinya ...
Finnikin – putra tunggal Kapten Trevanion, kapten
pasukan pengawal kerajaan Lumatere, menjalani masa kecil yang menyenangkan
meski sang ibu meninggal semasa ia kecil. Persahabatannya dengan Pangeran
Balthazar – putra mahkota kerajaan, beserta Lucian of the Moths, saudara
sepupunya, sangat erat hingga mereka dijuluki tiga sekawan yang selalu
bersama-sama dalam semua kegiatan, termasuk membuat onar di lingkungan
sekitarnya. Kedamaian dan kebahagiaan warga Lumatere terkoyak pada malam
perayaan festival musim panen, ketika musuh menyusup dan membunuh Raja, Ratu
dan ketiga putrinya, tubuh Putri Isaboe – bungsu yang menjadi kesayangan
keluarga serta mereka yang mengenalnya, ditemukan tercabik-cabik di hutan,
sedangkan Pangeran Balthazar yang baru
berusia 9 tahun pada saat itu, lenyap tanpa jejak.
Musuh
dalam selimut yang membantai habis keluarga kerajaan tidak lain sepupu sang
Raja, yang berlanjut dengan memerintahkan pemusnahan para Penghuni Hutan,
hingga Seranonna menjatuhkan kutukan yang membuat kerajaan Lumatere menjadi
tempat terkutuk penuh penderitaan bagi mereka yang tak sempat melarikan diri
keluar dari wilayah tersebut. Finnikin berhasil lolos dan diselamatkan oleh
pengikut setia ayahnya. Kapten Trevanion yang terkenal akan keberanian dan
kekuatannya, berhasil dibekuk dan ditahan, setelah mengalami penderitaan
melihat kekasihnya yang rupawan, Lady Beatriss of the Flatlands disiksa hingga
akhirnya tewas bersama bayi dalam kandungannya. Penduduk Lumatere tercerai
berai, hidup di luar wilayah yang asing, dan tidak bersahabat terhadap
penderitaan mereka, dan kutukan Seranonna juga membuat mereka tak mampu
memasuki tanah kelahiran mereka kembali ...
Sepuluh
tahun kemudian, Finnikin of the Rocks bersama penyelamat sekaligus mentornya,
Sir Topher – mantan Tangan Kanan Raja Lumatere, memasuki kawasan Desa Batu
karena adanya panggilan yang membawa kabar mengejutkan sekaligus membuat mereka
penasaran. Berita rahasia yang dibawa oleh pembawa pesan yang tak kalah
anehnya, menyangkut keberadaan Balthazar – satu-satunya penerus kerajaan yang
hilang tanpa pernah diketahui keberadaannya, hingga kini. Pembawa pesan itu
adalah seorang gadis biarawati yang dipanggil Evanjalin, sosok yang memiliki
pembawaan dan perilaku aneh hingga menimbulkan kecurigaan dan ketidak senangan pada
diri Finnikin. Hal ini menjadi semakin menyulitkan tatkala Finnikin mengetahui
misi yang harus ia jalani tidak lain sebagai pendamping dan pengawal Evanjalin
untuk menemukan pangeran Balthazar dan memulihkan kondisi kerajaan Lumatere.
Petualangan
segera dimulai kala rombongan Finnikin, Sir Topher bersama Evajalin menempuh
perjalanan panjang untuk menemukan Ahli Waris Kerajaan yang hilang – pangeran Balthazar,
terutama kala isu yang beredar menyebutkan bahwa beliau tidak tewas sepuluh tahun
silam, dan kini siap untuk bangkit bersama rakyat Lumetere, menuntut hak mereka
yang hilang. Di sisi lain, Finnikin tidak mampu mempercayai Evanjalin, yang
mengaku telah ‘bertemu’ dan menerima perintah dari sang ahli waris agar membawa
Finnikin menuju junjungannya. Evanjalin bukannya telah ‘bertemu’ secara
langsung karena ia mendapatkan ilham dan penampakan melalui mimpi-mimpi aneh
yang muncul pada dirinya. Hanya Sir Topher yang mempercayai kemampuan cenayang
Evanjalin, Finnikin yang penuh keraguan, memulai kebersamaan yang tidak
menyenangkan bagi dirinya maupun Evanjalin.
Kemunculan
bocah pencuri yang sangat membuat rombongan tersebut kerepotan, kawanan
perampok dan mata-mata penguasa Lumatere saat itu yang senantiasa berusaha
menggagalkan tujuan mereka, hingga usaha untuk meminta bantuan kelompok
terakhir dari Lucian of the Moths – sahabat Finnikin dan sepupu Bathazar,
semuanya harus ditempuh melalui cobaan dan penderitaan yang semakin lama
semakin berat. Pengorbanan yang harus mereka lakukan demi tercapainya tujuan
utama, termasuk membuktikan bahwa kutukan sihir Seranonna mampu dikalahkan,
akhirnya mulai terungkap dan hal tersebut membuktikan pengorbanan yang
sangat-sangat berat : nyawa mereka masing-masing demi keselamatan dan pemulihan
Kerajaan Lumatere beserta rakyatnya. Sanggupkah Finnikin dan kawan-kawannya
mempersatukan masyarakat yang telah terpecah belah, saling curiga dan hidup
dalam bayang-bayang ketakutan selama 10 tahun semenjak tragedi menimpa mereka
semua ?
Secara
keseluruhan, tema kisah ini sangat menari layaknya high fantasy dengan seting
waktu serta lokasi yang digambarkan cukup detil, disertai ilustrasi yang tak
kalah menariknya. Tetapi sebagaimana kebanyakan high fantasy, alur kisah ini
berjalan cukup lambat, terutama sepanjang awal hingga pertengahan, jika bukan
jenis pembaca yang cukup sabar, bisa jadi kisah ini dianggap cukup membosankan
(dan datar tanpa aksi atau ketegangan dan adegan seru). Selain itu, entah
apakah pemilihan sebagian besar kosa kata untuk dialog-dialog yang terjadi,
terasa janggal bagiku mengingat suasana dan periode masa yang bisa dikatakan
masuk jauh sebelum abad pertengahan, namun dalam edisi terjemahan dialog
mengalir dengan kosa kota yang terbilang ‘lebih modern’ – tidak berarti makna
yang dikandung salah, hanya kesannya aneh (dan janggal). Penulis juga
menggunakan gaya penulisan yang tidak biasa, melompat-lompat dari satu periode
ke periode lain tanpa jeda pergantian yang cukup jelas, yang mana sedikit
membuatku kebingungan pada awalnya.
Hal
lain yang juga membuatku ‘sedikit’ kurang menikmati kisah ini, pergulatan dan
konflik yang terjadi antara Finnikin serta Evanjalin yang mengalami arus
naik-turun, terasa sangat panjang yang berdampak pada rasa jenuh karena
berkesan ‘diulur-ulur’ – apalagi diriku sudah bisa menebak misteri yang menjadi
kunci utama kisah ini pada sekitar separuh buku, hingga ending kisah ini pun
bukan suatu kejutan lain alias sudah bisa ditebak dengan mudah. Terus terang
diriku jadi agak bertanya-tanya, apa keistimewaan kisah yang memperoleh
penghargaan khusus hingga pilihan pembaca goodreads, selain sebagai versi YA
Fantasy dengan bumbu romansa alih-alih high fantasy murni ? Satu-satunya hal
yang cukup menarik (dan mengundang rasa penasaran) adalah kisah tentang bocah
pencuri yang akhirnya dikatehui bernama Froi (walau hal ini juga tidak
diketahui kebenarannya secara mutlak) – dan secara kebetulan pula kelanjutan
kisah ini berjudul Froi Exile, membuatku menduga-duga apakah misteri dan
perjalanan hidup bocah aneh ini akan dikupas habis oleh penulis ? Maka cukup
3.5 bintang untuk Finnikin of the Rocks (-__-)
[
more about the author & related works, just check at here : Melina Marchetta | Melina’s Blog |
on Goodreads |
on Wikipedia | at Twitter |
at Facebook ]
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/