Judul : VANDARIA SAGA – REDFANG
Copyright © 2011 by
Fachrul R.U.N
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama
Editor
: Louis Javano
Layout
: Mulyono
Pencipta
Hikayat : Ami Raditya
Penyusun
Hikayat : Felix Adrianto, Rama Indra, Fachrul R.U.N, Melody Violine, Anindito
Alfaritsi
Ilustrasi dalam : Happy
Mayorita
Desain & ilustrasi
sampul : V. Weyland
Cetakan I : 2011 ; 430 hlm
; ISBN 978-979-22-9092-9
Rate : 4 of 5
Cassius
dan Velius Red Fang, putra Duke Claudius Redfang, penguasa wilayah Canivius –
bangsawan terhormat Kerajaan Blackmoon. Mereka tidak menyukai frameless, namun
Velius cukup blak-blakan menentang frameless dan mendukung keluarga Hailstrom
di kawasan utara yang gencar melakukan kampanye antiframeless. Sebagai putra
sulung sudah sewajarnya Cassius merupakan ahli waris kerajaan, namun sifat dan
wataknya yang dingin, keji dan otoriter membuat dirinya tidak disukai oleh
rakyat, yang lebih menyukai Velius dengan pembawaan ramah, periang, supel walau
agak temperamental. Dan betapa terkejutnya Cassius tatkala wasiat ayahnya
dibacakan usai pemakamannya, karena sang ayah juga berpendapat Velius lebih
layak sebagai penggantinya, dan memerintahkan Cassius untuk mendampingi sang
adik dalam pemerintahan.
Ambisi
membabi-buta disertai amarah, terlebih setelah Velius dengan tegas menolak
tawaran kakaknya untuk mengambil alih tampuk kekuasaan, membuat Cassius nekad
melakukan sebuah rencana keji. Ia membunuh Velius dengan cara licik dan
menyembunyikan mayatnya yang hancur sehingga tak seorang pun mengetahui
keberadaannya ketika smeua pihak akhirnya menyadari Velius telah menghilang.
Cassius berhasil meraih impian dan menyebar kekuasaan melalui teror dan
ketakutan di masyarakat. Namun ia juga memiliki kecerdasan hingga membuat
Canivius menjadi wilayah yang lebih makmur selama 8 tahun masa pemerintahannya.
Hingga kejadian-kejadian aneh mulai membayangi kehidupannya. Dimulai dari
mimpi-mimpi aneh yang dialami oleh Avenia Fang, istri dan permaisuri yang
sangat ia cintai.
Avenia
adalah sahabat putra-putra Redfang semenjak kanak-kanak, hingga ia lebih
memilih Velius dan menjadi tunangannya, sebelum Velius menghilang secara
tiba-tiba. Kini setelah nyaris 8 tahun menjalani kehidupan rumah tangga yang
tenang dan bahagia, mendadak Avenia diusik oleh mimpi akan ‘kedatangan’ Velius
yang mencari dirinya, dan memberi kabar bahwa ia masih hidup dan berada di
kawasan desa Antipia. Hati dan pikiran Cassius menjadi tidak tenang, mengingat
di desa itu pula ia telah membunuh Velius. Didampingi oleh Ninh – wanita
patarung dari Ardelkay sekaligus pengawal pribadi Cassius, mereka berangkat
untuk mengetahui kebenaran dari mimpi-mimpi Avenia. Benarkah Velius masih hidup
dan selama 8 tahun sengaja bersembunyi dari keluarga maupun kenalannya ?
Bagaimana mungkin ia ‘bangkit’ dari kematian jika Cassius sendiri telah
memastikan bahwa adiknya tewas di tangannya ?
Kisah
ini mengingatkan akan ‘The Tragedy of Hamlet’ karya William Shakespeare, dan
kisah yang awalnya kuduga cukup sederhana, tentang pertikaian antar keluarga
memperebutkan kekuasan, ternyata berubah menjadi kasus yang cukup pelik. Bukan
sekedar sajian fantasi belaka, penulis memasukan unsur supranatural yang
berbalut misteri suspense pada beberapa bagian sehingga menimbulkan nuansa
kelam penuh intensitas ala Poe’s writing style. Di sisi lain, kehadiran
karakter yang dipertanyakan ‘keberadaannya’ – apakah merupakan realita atau
sekedar halunisasi akibat gunjangan jiwa, bermain-main dengan efek psikologis
dalam mengembangkan karakter dalam kisah ini, yang bisa saja menjadi kisah
monoton dengan alur lambat, tapi yang terjadi dalam Red Fang justru sebaliknya.
Tanpa
membaca seri Vandaria sebelumnya, sehingga pada beberapa bagian diriku sedikit
kebingungan dengan latar belakang kaum frameles maupun kerajaan-kerajaan besar
wilayah Vandaria, kisah ini tetap dapat dinikmati layaknya ‘single-novel’
karena dari awal-pertengahan-akhir semuanya tersaji dalam paket tersendiri,
kompleks, penuh konflik serta detil-detil yang mampu memuaskan pembaca ambisius
(istilahku untuk ‘keserakahan’ dalam usaha mencari sesuatu yang spesial dalam
setiap kisah) semacam diriku. Jika ini dikatakan sebagai novel perdana sang
penulis, maka acungan jempol layak kuberikan karena merupakan kepuasan
tersendiri dalam menuntaskan kisah ini hingga mampu membekas dalam ingatan usai
halamn terakhir tertutup. Sekaligus mengundang tanda tanya, bagaimana
kelanjutan konflik dan konspirasi yang telah terbentuk sepanjang kisah ini ?
Saatnya untuk mencari (jika ada) kelanjutan Red Fang \(^-^)/
[ more about the author & related
works, just check at here : Fachrul R.U.N. |
at Twitter | Vandaria Saga |
Vandaria Fanpage ]
Best
Regards,
@HobbyBuku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/