Judul : VANDARIA SAGA - TAKDIR ELIR
[
book 1 of TRILOGI ELIR | CHRONICLES OF ELIR Series ]
Copyright © 2012 by Hans
J. Gumulia
Penerbit
Gramedia Pustaka Utama
Editor
: Reyner Nabeel
Proofreader
: Bonmedo Tambunan, Dina Begum, Adit Hadi Pratama
Layout
: Mulyono
Pencipta
Hikayat : Ami Raditya
Penyusun
Hikayat : Rama Indra, Azisa Noor
Desain sampul &
ilustrasi dalam : Rama Indra, Hans J, Gumulia
Cetakan I : Maret 2015 ; 244
hlm ; ISBN 978-979-22-8138-5
Rate : 3.5 of 5
Benua
Elir pada masa 842 A.R. – terletak di kawasan timur laut Tanah Utama Vandaria,
diramalkan akan mengalami masa-masa sulit, pertikaian dan konflik silih
berganti, hingga pecahnya peperangan antara dua kerajaan besar, Vandergaard dan
Serenade, merubah masa depan kehidupan makhluk-makhluk yang tinggal di kawasan
tersebut. Demi mencegah terjadinya mala petaka yang mengerikan, dipilih
wakil-wakil pilihan yang akan berjuang menegakkan keadilan sekaligus kedamaian
di Elir. Dari Tanah Suci Bedina – seorang Ksatria Valiant Ordo Vhranas, gadis
frameless bernama Rozmerga khusus berangkat untuk menjadi penghubung dan
pembawa pesan dari Pendeta Agung Xafalian kepada Raja Xaliber Reginhild –
penguasa Vandergaard, dan Raja Althor Rauzell Serenade. Sementara itu dari
Hutan Tenteram Raz’Vinel, seorang gadis frameless bernama Liarra Valweyn
Flavianus – keturunan marga suci Flavianus ‘terkirim’ bersama Valuminiare –
busur panah salah satu dari artefak suci, dengan misi serupa, menyelamatkan
Elir dari bayangan kegelapan yang mengintai. Mereka akan bertemu dengan Sigmar
Arvhelon – pemuda separuh frameless dari Republik Highwind yang menguasai
pengetahuan serta tehnologi yang sangat canggih. Tiga sosok yang asing satu
sama lain, memiliki kemampuan,
pengetahuan dan bakat yang berbeda, menempuh ‘perjalanan’ aneh, unik sekaligus
menegangkan demi memenuhi sebuah misi khusus demi menyelamatkan Elir dari
kehancuran. Mampukah mereka menyatukan kekuatan dan menuntaskan misi sebelum
semuanya terlambat ?
Kisah
Vandaria Saga cukup dikenal dikalangan penggemar fantasi sebagai karya anak
bangsa yang berusaha mengangkat pamor karya asli penulis Indonesia, yang
(seharusnya) tidak kalah dengan karya penulis luar. Terus terang, diriku bukan
penggemar karya asli, bukan karena fanatisme, lebih karena telah terbiasa
dengan karya penulis luar sehingga ekspektasi yang sering muncul tatkala diriku
(berusaha) mencoba karya asli, acapkali tidak terpenuhi alias kecewa dan tidak
puas. Sebagai penggemar kisah fantasi, Vandaria Saga turut menggelitik rasa
ingin tahuku, sayangnya perkenalan pertamaku justru membuatku ‘malas’ untuk
mencoba membaca seri Vandaria Saga lainnya. Bisa jadi karena (pilihan) bacaan
pertamaku adalah Kristalisasi – sebuah kumcer, tipikal jenis bacaan yang
biasanya kuhindari karena kurangnya permainan yang tertata dengan baik antara
awal-pertengahan-akhir sebuah kisah. Dan kini, setelah bertahun-tahun kemudian,
dalam rangka beres-beres timbunan, kucoba kembali membaca salah satu dari seri
Vandaria Saga dengan judul Takdir Elir. Luar biasanya, diriku cukup tertarik
semenjak awal kisah, dimulai dengan pembukaan serba misterius, dilanjutkan
dengan petualangan yang menegangkan, menarik bahkan cukup menggelitik melalui
karakter yang cukup ‘kocak’ hingga alur yang komplkes disertai konflik penuh
teka-teki yang mau tak mau membuatku penasaran hingga akhir, untuk mengetahui
kebenaran di balik semua rahasia yang muncul dengan aneka petunjuk serba
terselubung.
Salah
satu kelemahan yang acapkali muncul pada karya asli yang mengambil latar
belakang epik fantasi, bukan saja harus membuat latar belakang yang cukup
kompleks, baik lokasi maupun pengenalan dan pengembangan para karakter, dalam
jalinan alur yang tidak mudah ditebak namun juga tidak terjebak dalam
‘keruwetan’ yang sering muncul pada pertengahan kisah, hingga kesulitan untuk
menutup kisah dengan ending yang memuaskan. Demikian pula dengan kisah yang
ternyata merupakan buku pertama dari Trilogi Elir ini, dengan adanya
karakter-karakter silih berganti disertai nama-nama yang cukup panjang (bisa
bikin lidah terselip jika harus mengucapkan berulang kali), ternyata cukup
dipermudah untuk dihafalkan. dengan penekanan perbedaan nyata serta kekuatan
(dan juga kelemahan) para karakter utama yang dikembangkan hingga mampu memikat
pembaca. Tentu saja ilustrasi yang diberikan turut menunjang imajianasi pembaca
untuk memahami penuturan dan deskripsi yang diberikan oleh sang penulis. Kerumitan
situasi dan lokasi, juga lebih mudah dipahami oleh pembaca karena dibagi
menjadi beberapa bagian, di mana kemunculan para tokoh-tokoh utama, dijabarkan
terlebih dahulu, digiring menuju proses perjalanan hingga dipertemukan dalam
adegan seru yang tak mudah dilupakan begitu saja. Sisi lain yang tak kalah
menarik, penulis memadukan unsur-unsur ‘kuno’ melalui legenda, mitos dan tentu
saja ‘sihir’, ditambah dengan munculnya unsur tehnologi canggih ala sc-fi,
sedikit banyak mengingatkan diriku akan karya fenomenal Edgar Rice Burroughs
melalui ‘John Carter of Mars’ – yang semakin menambah nilai plus karya ‘perdana’
seri Vandaria yang layak diacungi jempol !
[ more about the author & related
works, just check at here : Hans J. Gumulia
| at Facebook | Vandaria Saga | Vandaria Fanpage ]
Best
Regards,
@HobbyBuku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/