Judul Asli : GLAZE
Copyright © by Kim Curran,
May 2014
Cover design © by Regan
Warner
Penerbit Metamind (
imprint of Penerbit Tiga Serangkai )
Alih Bahasa : Selviya
Hanna
Editor : Fachmy Casofa
Proofreader : Hartanto
Layout : Diyantomo
Desain isi & sampul :
Angga Indrawan
Cetakan I : Juni 2015 ; 400
hlm ; ISBN 978-602-72510-8-3
Harga Normal : Rp. 59.000,-
Rate : 3.5 of 5
Petri Quinn, akan
merayakan ulang tahunnya ke-16 dalam beberapa hari kedepan dengan memperoleh
impian yang menjadi tanda bagi para remaja dan kaum dewasa, dengan bergabung
bersama keluarga besar Glaze – dunia social network yang akan ditanam di otak
melalui tehnologi canggih, hingga ia bisa bersenang-senang bersama teman-teman dan
terutama para kaum populer dan beken. Namun sebelum hal itu terwujud, ia
terlibat dalam aksi kerusuhan yang diikuti oleh hampir sebagian besar
teman-temannya. Celakanya, hanya dia dan satu cowok populer, Ryan McManus yang
ditahan dengan tuduhan melawan pihak keamanan, dan lebih celaka lagi tatkala
hukum harus berhadapan dengan ibunya, Zizi Quinn – Direktur Kreatif WhiteInc,
perusahaan pencipta Glaze.
[ source ] |
Demi menghindari hukuman
tahanan, maka Zizi menyetujui kesepakatan untuk ‘menahan’ pemasangan chip Glaze
pada Petri selama 5 tahun. Petri sangat murka mendengar keputusan tersebut.
Dunia dan masa depannya hancur, bagaimana mungkin ia menjalani kehidupan
sehari-hari selama 5 tahun ke depan tanpa bisa menikmati dunia Glaze ? Dan
bagaimana ia mampu berhadapan muka dengan teman-teman serta kenalannya, tatkala
mereka mengetahui status Petri. Tepat di tengah amarah dan kekalutan tersebut,
sebuah penawaran untuk berhubungan dengan kelompok dunia bawah tanah, yang
bersedia melakukan tindakan ilegal, termasuk memasang chip bajakan dengan harga
tertentu. Perjanjian dan operasi pun dilakukan, Petri akhirnya memperoleh
keinginannya ... atau setidaknya demikian yang ia harapkan.
( see : Johnny Mnemonic ) |
Petri Quinn akhirnya bisa
masuk dalam dunia Glaze. Namun dunia yang menjadi impiannya tersebut ternyata
justru membawa kesengsaraan dan penderitaan alih-alih kesenangan sebagaimana
yang dialami oleh teman-temannya. Petri mendapati ada sesuatu yang cukup aneh
terjadi pada orang-orang yang terlanjur kecanduan Glaze. Peringatan Ethan
Fisher – cowok tak dikenal yang menyelamatkan dirinya dari kejaran pasukan
keamanan saat huru-hara, membuat Petri mulai bertanya-tanya apa gerangan yang
terjadi pada dirinya. Di saat ia berusaha menemukan jawaban tersebut,
serentetan peristiwa mengerikan terjadi. Glaze mengalami kerusakan dan
menyebabkan jatuhnya korban satu demi satu, dari yang langsung tewas hingga
menjadi gila dan hilang ingatan. Ketika mendapati teman-teman barunya dari
dunia bawah tanah, tewas terbunuh secara brutal, Petri tahu ia harus menemukan
Ethan, karena ibunya, Zizi turut menjadi korban.
Satu lagi kisah fantasi
yang mengangkat tema distopia dengan seting futuristik, dimana dunia
dikendalikan oleh tehnologi canggih dan kehidupan manusia bergantung ‘nyaris’
sepenuhnya pada sistem yang tak bisa dilepaskan begitu saja. Ini adalah kisah
tentang dunia yang sama sekali berbeda, bisa jadi akan menjadi masa depan
manusia secara nyata jika maraknya dunia gadget dan dunia ‘social networking’
menjadi rutinitas yang harus dijalani ... bagai candu yang tak mampu dilepaskan
setelah ‘mencecap’ kenikmatan’ dunia yang tidak realistis. Sebagaimana
digambarkan penderitaan yang dialami oleh Petri ketika ia mendapati dunia Glaze
memenuhi benaknya selama 24 jam penuh, akses tinggi akan dunia informasi,
apakah ia membutuhkan atau tidak, semuanya tercurah ke dalam benaknya ... jika
tidak membuat seseorang menjadi gila, paling tidak insomnia berat pada awalnya.
[ source ] |
Penulis juga menunjukkan
kekuatan dunia tehnologi yang dimanipulasi oleh orang-orang yang memiliki
kepentingan pribadi. Ketika Glaze mampu menyediakan akses ke dalam benak ribuan
otak manusia, sebuah program ‘cuci otak’ bisa dilakukan agar manusia-manusia
yang tak saling mengenal ini, dikendalikan untuk menjalani kehidupan yang telah
diprogram – tanpa mereka sadari. Kebebasan berekspresi hingga kemampuan untuk
mengambil keputusan pribadi akhirnya lenyap, jiwa yang ada menjadi kosong tanpa
ada campur tangan emosi yang mampu menimbulkan kericuhan. Kesannya, sebuah
perdamaian dan ketenangan terjadi, karena manusia dikontrol untuk mengikuti
rangkaian doktrin. Jika hal ini bisa dilakukan, apa yang menghalangi seseorang
untuk melakukan kebalikan dari ketenangan dan perdamaian semu seperti itu ?
( Imagine when those 'pop-up' surrounding you appears in your head all the time 24-hours | source ) |
Tema kisah ini bukanlah
ide baru dalam kisah-kisah distopia, namun penyajian melalui sarana dunia
‘social networking’ mampu menggelitik rasa penasaran demi menuntaskan kisah ini
hingga akhir. Penanaman chip ke otak yang menjadi media serta sarana untuk
memasuki dunia Glaze cukup mengerikan untuk dbayangkan, karena bisa jadi hal
ini benar-benar terjadi entah suatu saat di masa depan. Kasus pemberontakan dan
perburuan merupakan salah satu poin tambahan yang menambah rasa tegang dan seru
sepanjang kisah ini. Jika ada yang sedikit kurang, menurutku pengembangan
karakter-karakter kisah ini yang seharusnya menarik, namun tidak mampu
menggugah emosi untuk terlibat lebih jauh. Kesan yang sangat kuat hingga
menjelang akhir kisah, adalah kebrutalan dan aksi teror yang mewarnai
keseluruhan kisah, yang justru menjadi kontradiksi karena pelaku atau dalang di
balik layar memiliki tujuan menciptakan dunia perdamaian tanpa konflik. Ibarat
sajian penuh ironi, kisah ini patut disimak dan cukup menarik untuk ditelaah,
walau sayangnya berlangsung cukup pendek, di saat diriku ingin mendapatkan
lebih ...
Tentang Penulis :
Kim Curran, penulis
kelahiran Dublin, Irlandia ini dikenal sebagai penulis Young Adult untuk serial
Shift, Control dan Delete, dan telah mendapat nominasi penghargaan. Ia
mendalami filsafat dan kesusasteraan di kampus dengan tekad dibayar mahal untuk
menggagas pemikiran-pemikiran mendalam. Meski keinginan itu tak kunjung
terwujud, ia memperoleh pekerjaan sebagai copywriter junior di senuah agensi
periklanan seminggu setelah lulus. Ia bekerja di bidang periklanan semenjak itu
dan terobsesi dengan kekuatan media pada pikiran anak muda. Kini ia menjadi
mentor di Ministry of Stories dan WoMentoring Project. Tinggal di London,
Inggris bersama suami serta timbunan koleksi buku-bukunya.
[
more about the author & related works, just check at here : Kim Curran |
on Goodreads
| at Twitter | at Facebook ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/