Books
“GOOSEBUMPSTM
: DARAH MONSTER ”
Judul Asli : GOOSEBUMPSTM : MONSTER BLOOD
[
book 3 of GOOSEBUMPS Series ]
by R.L. Stine
Copyright © 1992 by
Scholastic Inc.
Penerbit Gramedia Pustaka
Utama
Alih Bahasa : Andang H.
Sutopo
Desain sampul : eMTe
Cetakan V : Agustus 2015 ;
168 hlm ; ISBN 978-602-03-1698-7
Harga Normal : Rp. 38.000,-
Rate : 3 of 5
Goosebumps !!! Siapa yang
tak pernah mendengar serial karya R.L. Stine yang menurut kabar benar-benar
bisa bikin ‘merinding’ para pembacanya. Sayangnya diriku bukan termasuk salah
satu penggemar karena belum satu pun buku beliau pernah kubaca #duhhh. Entah
mengapa, sedari dulu tidak pernah tertarik untuk membaca, bisa jadi faktor
cover buku yang tidak menarik (menurutku lho) atau karena cerita-cerita yang
bertujuan hanya sekedar menakut-nakuti bukan sesuatu yang kusukai. Padahal
diriku penggemar kisah suspense hingga horror. Dan alasan lain, karena serial
ini banyak banget, malas juga mau ngumpulin satu-satu #alasandeh. Nah, sekarang
entah ada angin apa penerbit melakukan cetak ulang beberapa edisi, yang alhasil
memicu ‘celoteh’ di antara para penggemar serial ini, bahkan ada yang
bela-belain beli lagi 1 set komplit, jadi punya dobel-dobel gitu. Demi
memuaskan rasa penasaran dan sekaligus ‘pengen kepo-in’ beberapa teman, maka
kucoba membaca buku pertama edisi cetak ulang serial ini, let’s see it together,
shall we ...
Evan Ross – bocah berusia
12 tahun terpaksa menginap di kediaman Nenek Kathryn karena kedua orang tuanya
harus melakukan pekerjaan diluar kota dan tidak bisa membawa putra tunggal
mereka. Evan sangat-sangat tidak senang, apalagi mengingat ia sama sekali tidak
mengenal Nenek Kathryn – bibi ayahnya, yang juga dikenal lumayan eksentrik
sekaligus menakutkan, setidaknya demikian pendapat ayahnya tatkala Evan
mencuri-dengar perbincangan kedua orang tuanya. Sayangnya, tidak ada kenalan
atau kerabat lain yang bisa dititipi Evan secara mendadak. Nenek Kathryn
sendiri ternyata berbeda dengan bayangan Evan, ia bukan wanita tua renta yang
tertaih-tatih, melainkan wanita bertubuh besar, kuat dan sigap, sekaligus
menimbulkan perasaan seram dalam diri Evan. Tanpa pernah diduga, disinilah awal
petualangan aneh yang mengisi masa liburan Evan Ross ...
Karena kediaman Nenek
Kathryn benar-benar bak rumah kuno, Evan harus mencari hiburan untuk mengisi
waktunya. Tidak ada komputer, televisi atau game Nintendo (ya ingat buku ini
ditulis pada jaman baheula), Evan hanya bisa bermain-main bersama Trigger –
anjing kesayangannya yang diijinkan menemani selama dua minggu di kediaman
Nenek Kathryn, walau ia dilarang masuk ke dalam rumah atau kamar Evan. Di sini
pula ia bertemu dengan Andrea – gadis tetangga yang lumayan tomboy (dan lebih
suka dipanggil Andy), yang mengajaknya berbelanja di Wagner – toko mainan
serba-serbi. Evan hanya tertarik pada satu benda, sebuah kaleng dengan tulisan
Darah Monster. Ketika mencoba bersama Andy menggunakan Darah Monster – semacam
jeli yang berwarna hijau berkilauan dan bisa dibentuk-bentuk, tanpa sengaja
Trigger ‘menelan’ gumpalan bola Darah Monster yang terlempar keluar dari kamar
Evan.
Rasa khawatir Trigger akan
sakit akibat menelan benda aneh itu ternyata tidak menimbulkan masalah khusus.
Trigger tetap sehat bahkan terlalu lincah dan tampaknya tumbuh dengan pesat
karena ia semakin membesar. Anehnya, justru Evan yang mengalami semacam mimpi
aneh. Dan yang lebih menakutkan, tampaknya mimpi buruk tersebut akan menjadi
kenyataan. Semuanya berhubungan dengan Darah Monster yang ternyata ‘hidup’ dan
mengincar segala sesuatu di sekelilingnya. Evan, Trigger dan Andy harus
menemukan jalan keluar, karena toko yang menjual benda itu mendadak tutup tanpa
penjelasan. Belum lagi gangguan dari si kembar Rich dan Tony Beymer – para
bullies yang suka menyakiti anak-anak lain. Siapa yang bisa membantu mereka,
selain Nenek Kathryn yang tuli sekaligus aneh ?
Buku setebal 160 halaman
ini cukup mengesankan, dalam arti penulis mampu menyajikan kisah menegangkan
dengan intensitas yang mampu mengundang rasa penasaran dari awal hingga akhir
(dalam skala bacaan yang relatif pendek). Namun sebagai buku pertama karya
penulis yang kubaca, jujur tidak ada kesan khusus yang mampu membuatku terpikat
lebih jauh. Dan dari hasil ‘chat’ bersama beberapa penggemarnya, ternyata
diriku sedikit ‘salah pilih’ karena memang kisah kali ini bukan salah satu
masterpiece sang penulis. Apakah ini akan mendorongku untuk mencoba
kisah-kisahnya yang lain ? Well, mungkin diriku (nantinya) akan mencoba membaca
beberapa judul yang direkomendasikan, tapi diriku akan meminjam dari beberapa
teman yang memang memiliki koleksi tersebut, karena untuk membeli sebagai
koleksi pribadi – mmm, belum ada ketertarikan khusus yang bisa membuatku
tergerak untuk memilikinya (^_^). Yang jelas, jenis kisah ini sangat (lebih
tepat) cocok untuk kalangan remaja atau penggemar kisah suspense ringan, kadar
horornya sama sekali tak terasa bagi diriku, bisa jadi karena sudah terbiasa
dengan kadar yang lebih besar wkwkwkwk – termasuk horor yang absurb dan bisa
dikatakan ‘gory’ ...
[
more about the author & related works, just check at here : R.L. Stine | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter | at Facebook ]
Best Regards,
@HobbyBuku
dari judulnya sih sangat menarik...
ReplyDelete