Title : “THE KILL ORDER”
Text copyright © 2012 by
James Dashner
Cover design by Stephanie
Moss
Cover art copyright © 2012
by Philip Straub
Printed in the United States
of America
Published by Delacorte
Press (an imprint of Random House Children’s Books | www.randomhouse.com/teens)
First Paperback Edition
2013 | ISBN 978-0-385-74289-4 | 330 p + new materials “Teresa” + sneak-peak on
‘The Eye of Minds’
Rate
: 3 of 5
Before
WICKED are formed, before Glade were build, and before Thomas enter the Maze –
there is something happening to our earth, a disaster, catastrophies that
change the entire living things, changing the universe too. This story taken few
years back – when disaster starting to attack human being, chausing chaos and
an annihililation that destroy everything, it all started among innocent peoples,
because several others wants to rule the Earth, by eliminate others. Like
predator, human preying on human – involving an experiment with fatal virus who
no one knew the cure ... at least in the beginning.
~
The Story ~
Tiga
belas tahun silam, sebelum Thomas memasuki Maze dan hidup serta berjuang
bersama para Glader, sebuah bencana berupa ledakan sinar matahari menyebabkan
perubahan total pada Bumi beserta isinya. Selain kehancuran dan kematian,
mereka yang selamat justru terserang penyakit aneh, yang menyebabkan kegilaan
hingga satu demi satu korbannya tewas secara mengerikan. Mark dan Trina adalah
dua remaja yang selamat dari ledakan pertama, namun kehilangan semua keluarga,
kerabat dan kenalan mereka, dan harus berjuang untuk mempertahankan diri demi
menjalani hari-hari baru di dunia yang sama sekali baru dan tak terbayangkan.
Di saat hampir seluruh kawasan Amerika Serikat hancur, dibawah pimpinan Alec –
pria mantan anggota militer yang menyelamatkan beberapa orang untuk membentuk
tim khusus, mereka membangun komunitas yang mampu bertahan hidup dalam kondisi
sulit itu.
Hingga
muncul serangan aneh dari pihak tak dikenal. Pesawat-pesawat Berg datang
menyerang pemukiman para pengungsi, dan menembakkan panah yang ternyata berisi
virus mematikan. Kematian mengerikan terjadi tiada henti. Ada yang langsung
tewas, ada yang harus mengalami penderitaan dan kegilaan sebelum akhirnya juga
tewas. Alec dan Lana, Mark dan Tina termasuk yang mampu bertahan dan berusaha
melacak asal pesawat-pesawat Berg tersebut. Karena jika ada virus tentu ada
pula anti-virusnya. Namun perjalanan menuju kawasan di luar pemukiman mereka
yang hancur ternyata sangat berbahaya. Karena banyak pengungsi lain yang juga diserang,
dan mereka yang terjangkit virus berkeliaran mencari mangsa. Di sinilah mereka
bertemu dengan Deedee – gadis cilik yang ditinggalkan di pemukiman penuh mayat,
karena dirinya tampak ‘kebal’ terhadap serangan virus tersebut ...
Kisah
ini ditulis usai kehebohan Trilogi Maze Runner (TMR) yang juga telah diadaptasi
ke layar lebar. Bagi yang pernah membaca reviewku ( baca : The Maze Runner, The
Scorch Trials, The Death Cure ) tentu tahu bagaimana ‘reaksiku terhadap serial
ini. Karena itu, jujur diriku tidak terlalu tertarik membaca ‘buku baru’ karya
sang penulis yang dimaksudkan sebagai prekuel untuk melengkapi kisah perjalanan
karakter Thomas dan kawan-kawannya. Tapi karena akhirnya ada teman yang mau
berbaik hati meminjamkan bukunya (dan kupinjam lama banget karena belum
menemukan mood untuk membaca ... duh dasar pemalas emang ini) akhirnya usai
juga kubaca (dan kukembalikan pada empunya, thanks ya Stef hihihi), ada
beberapa poin yang hendak kusinggung untuk kisah The Kill Order (TKO) ini.
Yang
pertama, sesuai pendapatku di awal, bahwa Maze Runner cukup ditulis satu buku
saja (atau dua buku, tidak perlu berpanjang-panjang hingga 3-4 buku), karena
penulis tampaknya memiliki ide-ide brilian dalam menuangkan sebuah kisah
menakjubkan, namun tidak mampu memberikan eksekusi yang memuaskan pada akhir
kisah (salah satu efek jika kisah yang aslinya tidak perlu diperpanjang, jadi
melebar ke hal-hal yang justru membuat bingung pembaca). Demikian pula TKO ini,
yang memang bertujuan sebagai pelengkap, namun menurutku tidak mampu memberikan
kontribusi lebih yang bisa mengangkat kisah TMR ke level yang lebih tinggi.
Jika pada TMR, unsur ketegangan, suspense dan latar belakang yang disajikan
sangat kuat dan melambungkan imajinasi, maka TKO malah mengingatkan diriku akan
pada kisah The Walking Death – semacam kisah zombie-zombie yang memburu manusia
hidup yang masih normal.
Satu-satunya
adegan yang cukup menarik dan orisinal, bukan sekedar pengulangan atau
pelebaran dari TMR justru muncul di awal kisah, ketika bencana ledakan matahari
melanda New York City, gambaran tentang situasi yang dialami oleh Mark dan Tina
hingga mereka bertemu dengan orang-orang asing yang kelak menjadi teman
seperjuangan, sangat intense, horror sekaligus mencekam. Sebenarnya diriku
setengah berharap petualangan di New York City bisa bertahan lebih lama dan
berkembang menjadi adegan-adegan yang seru, namun peralihan menuju kawasan
pemukiman yang kemudian dibangun oleh mereka yang berhasil selamat dari
kekacauan di kota, hingga perburuan baru oleh oknum-oknum pemerintah, menjadi
sorotan yang dipilih oleh penulis.
Sebagai
pembaca, tentu saja diriku tak bisa ‘pilih-pilih’ menurut kemauanku, hanya saja
rasa greget yang sempat muncul di awal, perlahan-lahan menghilang seiring
dengan berakhirnya kisah ini. Bahkan sampai pada ending pun, penulis masih
tidak memberikan sebuah kesimpulan atau benang merah yang cukup kuat untuk
menghubungkan TKO dengan TMR agar tidak berkesan sekedar tempelan belaka. Dan
lucunya, di saat diriku berpikir kisah TKO sama sekali tidak menyumbangkan
‘sesuatu’ pada TMR – ada beberapa lembar tambahan di halaman belakang yang
sengaja diberikan usai buku ini dicetak (tidak semua versi ada tambahan khusus
ini), yang mengungkap latar belakang Teresa dan apa kaitannya dengan kisah TKO
maupun TMR ... VOILA !!! Ini yang menjadi penghubung, walau ‘benang yang
terjalin sangat-sangat tipis’ – apakah penulis baru terpikirkan untuk
memperkuat kisah TKO hingga bisa dihubungkan dengan kepopuleran TMR ? Entahlah,
yang jelas cukup 3 bintang dariku untuk prekuel yang sama sekali tidak
menambahkan hal baru pada kisah TMR ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/