Translate

Monday, September 28, 2015

Books "MONSTER BLOOD"

Books “GOOSEBUMPSTM : DARAH MONSTER ”
Judul Asli : GOOSEBUMPSTM : MONSTER BLOOD
[ book 3 of GOOSEBUMPS Series ]
by R.L. Stine
Copyright © 1992 by Scholastic Inc.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Andang H. Sutopo
Desain sampul : eMTe  
Cetakan V : Agustus 2015 ; 168 hlm ; ISBN 978-602-03-1698-7
Harga Normal : Rp. 38.000,-
Rate : 3 of 5

Goosebumps !!! Siapa yang tak pernah mendengar serial karya R.L. Stine yang menurut kabar benar-benar bisa bikin ‘merinding’ para pembacanya. Sayangnya diriku bukan termasuk salah satu penggemar karena belum satu pun buku beliau pernah kubaca #duhhh. Entah mengapa, sedari dulu tidak pernah tertarik untuk membaca, bisa jadi faktor cover buku yang tidak menarik (menurutku lho) atau karena cerita-cerita yang bertujuan hanya sekedar menakut-nakuti bukan sesuatu yang kusukai. Padahal diriku penggemar kisah suspense hingga horror. Dan alasan lain, karena serial ini banyak banget, malas juga mau ngumpulin satu-satu #alasandeh. Nah, sekarang entah ada angin apa penerbit melakukan cetak ulang beberapa edisi, yang alhasil memicu ‘celoteh’ di antara para penggemar serial ini, bahkan ada yang bela-belain beli lagi 1 set komplit, jadi punya dobel-dobel gitu. Demi memuaskan rasa penasaran dan sekaligus ‘pengen kepo-in’ beberapa teman, maka kucoba membaca buku pertama edisi cetak ulang serial ini, let’s see it together, shall we ...


Evan Ross – bocah berusia 12 tahun terpaksa menginap di kediaman Nenek Kathryn karena kedua orang tuanya harus melakukan pekerjaan diluar kota dan tidak bisa membawa putra tunggal mereka. Evan sangat-sangat tidak senang, apalagi mengingat ia sama sekali tidak mengenal Nenek Kathryn – bibi ayahnya, yang juga dikenal lumayan eksentrik sekaligus menakutkan, setidaknya demikian pendapat ayahnya tatkala Evan mencuri-dengar perbincangan kedua orang tuanya. Sayangnya, tidak ada kenalan atau kerabat lain yang bisa dititipi Evan secara mendadak. Nenek Kathryn sendiri ternyata berbeda dengan bayangan Evan, ia bukan wanita tua renta yang tertaih-tatih, melainkan wanita bertubuh besar, kuat dan sigap, sekaligus menimbulkan perasaan seram dalam diri Evan. Tanpa pernah diduga, disinilah awal petualangan aneh yang mengisi masa liburan Evan Ross ...

Karena kediaman Nenek Kathryn benar-benar bak rumah kuno, Evan harus mencari hiburan untuk mengisi waktunya. Tidak ada komputer, televisi atau game Nintendo (ya ingat buku ini ditulis pada jaman baheula), Evan hanya bisa bermain-main bersama Trigger – anjing kesayangannya yang diijinkan menemani selama dua minggu di kediaman Nenek Kathryn, walau ia dilarang masuk ke dalam rumah atau kamar Evan. Di sini pula ia bertemu dengan Andrea – gadis tetangga yang lumayan tomboy (dan lebih suka dipanggil Andy), yang mengajaknya berbelanja di Wagner – toko mainan serba-serbi. Evan hanya tertarik pada satu benda, sebuah kaleng dengan tulisan Darah Monster. Ketika mencoba bersama Andy menggunakan Darah Monster – semacam jeli yang berwarna hijau berkilauan dan bisa dibentuk-bentuk, tanpa sengaja Trigger ‘menelan’ gumpalan bola Darah Monster yang terlempar keluar dari kamar Evan.

Rasa khawatir Trigger akan sakit akibat menelan benda aneh itu ternyata tidak menimbulkan masalah khusus. Trigger tetap sehat bahkan terlalu lincah dan tampaknya tumbuh dengan pesat karena ia semakin membesar. Anehnya, justru Evan yang mengalami semacam mimpi aneh. Dan yang lebih menakutkan, tampaknya mimpi buruk tersebut akan menjadi kenyataan. Semuanya berhubungan dengan Darah Monster yang ternyata ‘hidup’ dan mengincar segala sesuatu di sekelilingnya. Evan, Trigger dan Andy harus menemukan jalan keluar, karena toko yang menjual benda itu mendadak tutup tanpa penjelasan. Belum lagi gangguan dari si kembar Rich dan Tony Beymer – para bullies yang suka menyakiti anak-anak lain. Siapa yang bisa membantu mereka, selain Nenek Kathryn yang tuli sekaligus aneh ?

Buku setebal 160 halaman ini cukup mengesankan, dalam arti penulis mampu menyajikan kisah menegangkan dengan intensitas yang mampu mengundang rasa penasaran dari awal hingga akhir (dalam skala bacaan yang relatif pendek). Namun sebagai buku pertama karya penulis yang kubaca, jujur tidak ada kesan khusus yang mampu membuatku terpikat lebih jauh. Dan dari hasil ‘chat’ bersama beberapa penggemarnya, ternyata diriku sedikit ‘salah pilih’ karena memang kisah kali ini bukan salah satu masterpiece sang penulis. Apakah ini akan mendorongku untuk mencoba kisah-kisahnya yang lain ? Well, mungkin diriku (nantinya) akan mencoba membaca beberapa judul yang direkomendasikan, tapi diriku akan meminjam dari beberapa teman yang memang memiliki koleksi tersebut, karena untuk membeli sebagai koleksi pribadi – mmm, belum ada ketertarikan khusus yang bisa membuatku tergerak untuk memilikinya (^_^). Yang jelas, jenis kisah ini sangat (lebih tepat) cocok untuk kalangan remaja atau penggemar kisah suspense ringan, kadar horornya sama sekali tak terasa bagi diriku, bisa jadi karena sudah terbiasa dengan kadar yang lebih besar wkwkwkwk – termasuk horor yang absurb dan bisa dikatakan ‘gory’ ...

[ more about the author & related works, just check at here : R.L. Stine | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Twitter | at Facebook ]

Best Regards,

@HobbyBuku 

1 comment:

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...