Translate

Monday, September 21, 2015

Books "THROUGH THE EVER NIGHT"

Judul Asli : THROUGH THE EVER NIGHT
[ book 2 of UNDER THE NEVER SKY Trilogy ]
Copyright © 2013 by Veronica Rossi
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Dina Begum
Editor : Dyah Agustine
Proofreader : Dina Savitri N.
Desain sampul : Windu Tampan  
Cetakan I : Agustus 2015 ; 392 hlm ; ISBN 978-979-433-878-0
Harga Normal : Rp. 55.000,-
Rate : 3 of 5

Masih ingat dengan kisah Peregrine aka Perry ? Nah, kalo saya asli lupa \(^0^)/ ... kelamaan nunggu buku kedua terbit plus tema kisah ini nyaris tipikal dengan kisah-kisah lain yang kubaca, ya kurang memorable gitu di benakku. Sambil berusaha membangkitkan kenangan masa lalu #halah ( baca : Under The Never Sky ) – mari kita simak bersama petualangan lanjutan Perry. Peregrine adalah putra kedua Suku Tide yang dikenal sebagai Orang Luar atau Orang Liar, julukan yang diberikan oleh para Penghuni. Jika pada buku pertama kisha dibuka melalui penuturan Aria – gadis yang awalnya merupakan salah satu Penghuni, sebelum ia terpaksa hidup diluar lingkungannya dan bergabung dengan Orang Liar atau boleh dikatakan ia diselamatkan oleh Perry saat nyaris terbunuh.


Terlebih dahulu bisa kuberikan gambaran tentang seting kisah ini. Dunia yang dihuni oleh manusia (dan makhluk hidup lainnya) hancur akibat bencana dan muncul anomali yang disebut sebagai Badai Aether – badai yang membawa perubahan cuaca secara mendadak dan dijamin mengakibatkan kerusakan parah di mana pun serangan itu terjadi. Sekelompok manusia membentuk benteng perlindungan berupa ‘pod’ – semacam kubah tertutup dimana lingkungan komunitas baru dibentuk, sayangnya tempat tersebut sangat terbatas, sehingga para Penghuni – julukan mereka yang tinggal di dalam ‘pod’ diajarkan untuk menjauhi dunia luar, karena adanya Orang Liar yang menakutkan dan berbahaya.

Sebagaimana Aria yang diajarkan pemahaman ini semenjak kanak-kanak, ia tak menyangka bahwa kehidupan di dunia luar sama sekali berbeda, hingga ia bertemu dengan Perry – si Orang Liar.  Peery sendiri adalah putra kedua Ketua Pemuka Darah Suku Tide, salah satu kelompok masyarakat yang tinggal di dunia luar dan harus berjuang menghadapi aneka bencana alam serta serangan kelompok-kelompok lain. Kakaknya Vale telah menjadi Ketua menggantikan ayah mereka, hingga kebijakan yang diambil justru memakan korban anggota sukunya, termasuk putranya sendiri, Talon. Perry sangat dekat dengan kemenakannya, dan ia berjuang untuk menyelamatkan Talon, walau untuk itu ia harus berhadapan dengan sang kakak.

Kisah kedua kini dibuka saat Perry menjabat sebagai Ketua baru Suku Tide menggantikan Vale yang ‘terpaksa’ ia bunuh. Namun Talon kembali berada di tangan musuh, tepatnya dijadikan sandera oleh Dewan Hess – pemimpin kaum Penghuni yang lebih mementingkan kepentingannya pribadi. Aria yang mengetahui secara jelas duduk permasalahannya, berusaha membantu Perry, dan situasi tidak semakin menguntungkan tatkala Perry membawa Aria ke pemukiman Suku Tide. Perselisihan dan kebencian yang dipupuk sekian lama antara para Penghuni dan kaum dunia luar, membuat posisi hubungan antara Perry dan Aria harus dirahasiakan. Hanya Roar – sahabat Perry dan juga telah mengenal Aria lebih dekat, yang mengetahui serta memahami kesulitan mereka berdua.

Roar memahami hubungan yang rumit karena ia juga mengalaminya dengan Liv – saudara Perry yang diberikan kepada Sable – Ketua Pemuka Darah Suku Horn, sebagai calon istri sekaligus untuk membayar sumbangan makanan untuk memenuhi kebutuhan Suku Tide. Sayangnya Liv melarikan diri dalam perjalanan menuju kediaman Sable, dan membuat hubungan antara Suku Tide dan Horn semakin tegang satu sama lain. Status keberadaan Liv yang tak diketahui oleh siapa pun, bahkan Roar – sang ahli pemburu, yang menghabiskan waktu untuk melacaknya juga tak mampu menemukannya, akhirnya menyerah dan pulang bersama Perry ke kediaman mereka. Baik Roar maupun Perry yang telah menjalani kehidupan liar di luar pemukiman Suku Tide, memahami bahwa tidak ada keamanan atau masa depan jika hanya berpangku tangan menunggu nasib di kediaman suku mereka ...

Saat Aria berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan serta orang-orang mencurigai dirinya, Perry juga harus berhadapan dengan masyarakat yang ‘seharusnya’ ia pimpin, namun masih bertahan dan menentang keputusan serta kebijakan yang ia lakukan, dengan alasan hal tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan serta peraturan Vale. Kehadiran Aria serta Cinder – bocah aneh yang ia selamatkan bersama Aria, tidak mempermudah misinya. Perry dan Aria menjaga rahasia kekuatan Cinder yang mampu mengendalikan Badai Aether – terutama karena saat terakhir Cinder menunjukkan kekuatannya untuk menolong Perry, bocah tersebut nyaris tewas termakan oleh kekuatan tersebut.  Isu yang berkembang tentang keberadaan Still Blue – wilayah yang bebas dari ancaman Badai Aether, merupakan misi khusus yang hendak mereka lacak, dan siapa tahu, kemampuan Cinder bisa sangat membantu ...

Kisah ini sebenarnya menarik, tentang bencana Alam yang diakibatkan oleh Badai Aether akhirnya semakin membahayakan hingga perlindungan ‘pod’ juga akhirnya tak mampu bertahan lebih lama. Kelompok-kelompok masyarakat lain, yang dikenal sebagai Kaum Pemuka Darah saling bersiteru memperebutkan wilayah dimana terdapat perlindungan serta supply ransum. Skandal dan konspirasi serta permainan intrik antar orang-orang yang memiliki agenda pribadi turut menambah ketegangan hingga adegan-adegan penuh kekerasan, pembunuhan orang-orang yang dikorbankan demi tercapainya tujuan tersebut. Bu then again, penulis termasuk salah satu dari sekian banyak yang lebih suka membiarkan ‘konflik asmara’ sebagai tema utama kisah ini, yang justru membuatku kehilangan minat dan daya tarik tersendiri yang seharusnya bisa diolah lebih dalam.

Dari awal kisah, isu tentang Still Blue (yang juga merupakan judul pamungkas seri ini) telah diangkat tetapi pembaca harus mengikuti lika-liku kerumitan perjalanan sosok Pery (dan Aria dan Roar dan Liv dan ... entah siapa lagi yang akan dimunculkan kelak). Jujur, menurut pendapatku, jika bisa dirangkum secara keseluruhan, mungkin kisah ini cukup 1 buku alih-alih dipaksakan menjadi sebuah trilogi, apalagi jika mayoritas kisahnya hanya berputar-putar pada kerumitan hubungan asmara terlarang \(>,<)/ .... Well, again, itu kembali ke selera masing-masing, bagi penggemar romance (atau mayoritas YA), ini bisa jadi salah satu referensi bacaan kalian. For me, it just an OK story.

[ more about this author, just check at here : Veronica Rossi | on Goodreads | at Twitter  ]

Best Regards,

@HobbyBuku

1 comment:

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...