Judul Asli : THROUGH THE EVER NIGHT
[
book 2 of UNDER THE NEVER SKY Trilogy ]
Copyright © 2013 by
Veronica Rossi
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Dina Begum
Editor : Dyah Agustine
Proofreader : Dina Savitri
N.
Desain sampul : Windu
Tampan
Cetakan I : Agustus 2015 ;
392 hlm ; ISBN 978-979-433-878-0
Harga Normal : Rp. 55.000,-
Rate : 3 of 5
Masih ingat dengan kisah
Peregrine aka Perry ? Nah, kalo saya asli lupa \(^0^)/ ... kelamaan nunggu buku
kedua terbit plus tema kisah ini nyaris tipikal dengan kisah-kisah lain yang
kubaca, ya kurang memorable gitu di benakku. Sambil berusaha membangkitkan
kenangan masa lalu #halah ( baca : Under The Never Sky ) – mari kita simak bersama petualangan lanjutan Perry.
Peregrine adalah putra kedua Suku Tide yang dikenal sebagai Orang Luar atau
Orang Liar, julukan yang diberikan oleh para Penghuni. Jika pada buku pertama
kisha dibuka melalui penuturan Aria – gadis yang awalnya merupakan salah satu
Penghuni, sebelum ia terpaksa hidup diluar lingkungannya dan bergabung dengan
Orang Liar atau boleh dikatakan ia diselamatkan oleh Perry saat nyaris
terbunuh.
Terlebih dahulu bisa
kuberikan gambaran tentang seting kisah ini. Dunia yang dihuni oleh manusia
(dan makhluk hidup lainnya) hancur akibat bencana dan muncul anomali yang
disebut sebagai Badai Aether – badai yang membawa perubahan cuaca secara
mendadak dan dijamin mengakibatkan kerusakan parah di mana pun serangan itu
terjadi. Sekelompok manusia membentuk benteng perlindungan berupa ‘pod’ –
semacam kubah tertutup dimana lingkungan komunitas baru dibentuk, sayangnya
tempat tersebut sangat terbatas, sehingga para Penghuni – julukan mereka yang
tinggal di dalam ‘pod’ diajarkan untuk menjauhi dunia luar, karena adanya Orang
Liar yang menakutkan dan berbahaya.
Sebagaimana Aria yang
diajarkan pemahaman ini semenjak kanak-kanak, ia tak menyangka bahwa kehidupan
di dunia luar sama sekali berbeda, hingga ia bertemu dengan Perry – si Orang
Liar. Peery sendiri adalah putra kedua
Ketua Pemuka Darah Suku Tide, salah satu kelompok masyarakat yang tinggal di
dunia luar dan harus berjuang menghadapi aneka bencana alam serta serangan
kelompok-kelompok lain. Kakaknya Vale telah menjadi Ketua menggantikan ayah
mereka, hingga kebijakan yang diambil justru memakan korban anggota sukunya,
termasuk putranya sendiri, Talon. Perry sangat dekat dengan kemenakannya, dan
ia berjuang untuk menyelamatkan Talon, walau untuk itu ia harus berhadapan
dengan sang kakak.
Kisah kedua kini dibuka
saat Perry menjabat sebagai Ketua baru Suku Tide menggantikan Vale yang
‘terpaksa’ ia bunuh. Namun Talon kembali berada di tangan musuh, tepatnya
dijadikan sandera oleh Dewan Hess – pemimpin kaum Penghuni yang lebih
mementingkan kepentingannya pribadi. Aria yang mengetahui secara jelas duduk
permasalahannya, berusaha membantu Perry, dan situasi tidak semakin
menguntungkan tatkala Perry membawa Aria ke pemukiman Suku Tide. Perselisihan
dan kebencian yang dipupuk sekian lama antara para Penghuni dan kaum dunia
luar, membuat posisi hubungan antara Perry dan Aria harus dirahasiakan. Hanya Roar
– sahabat Perry dan juga telah mengenal Aria lebih dekat, yang mengetahui serta
memahami kesulitan mereka berdua.
Roar memahami hubungan
yang rumit karena ia juga mengalaminya dengan Liv – saudara Perry yang
diberikan kepada Sable – Ketua Pemuka Darah Suku Horn, sebagai calon istri
sekaligus untuk membayar sumbangan makanan untuk memenuhi kebutuhan Suku Tide.
Sayangnya Liv melarikan diri dalam perjalanan menuju kediaman Sable, dan
membuat hubungan antara Suku Tide dan Horn semakin tegang satu sama lain.
Status keberadaan Liv yang tak diketahui oleh siapa pun, bahkan Roar – sang
ahli pemburu, yang menghabiskan waktu untuk melacaknya juga tak mampu
menemukannya, akhirnya menyerah dan pulang bersama Perry ke kediaman mereka.
Baik Roar maupun Perry yang telah menjalani kehidupan liar di luar pemukiman
Suku Tide, memahami bahwa tidak ada keamanan atau masa depan jika hanya
berpangku tangan menunggu nasib di kediaman suku mereka ...
Saat Aria berusaha menyesuaikan
diri dengan lingkungan serta orang-orang mencurigai dirinya, Perry juga harus
berhadapan dengan masyarakat yang ‘seharusnya’ ia pimpin, namun masih bertahan
dan menentang keputusan serta kebijakan yang ia lakukan, dengan alasan hal
tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan serta peraturan Vale. Kehadiran Aria
serta Cinder – bocah aneh yang ia selamatkan bersama Aria, tidak mempermudah
misinya. Perry dan Aria menjaga rahasia kekuatan Cinder yang mampu
mengendalikan Badai Aether – terutama karena saat terakhir Cinder menunjukkan
kekuatannya untuk menolong Perry, bocah tersebut nyaris tewas termakan oleh
kekuatan tersebut. Isu yang berkembang
tentang keberadaan Still Blue – wilayah yang bebas dari ancaman Badai Aether,
merupakan misi khusus yang hendak mereka lacak, dan siapa tahu, kemampuan
Cinder bisa sangat membantu ...
Kisah ini sebenarnya
menarik, tentang bencana Alam yang diakibatkan oleh Badai Aether akhirnya
semakin membahayakan hingga perlindungan ‘pod’ juga akhirnya tak mampu bertahan
lebih lama. Kelompok-kelompok masyarakat lain, yang dikenal sebagai Kaum Pemuka
Darah saling bersiteru memperebutkan wilayah dimana terdapat perlindungan serta
supply ransum. Skandal dan konspirasi serta permainan intrik antar orang-orang
yang memiliki agenda pribadi turut menambah ketegangan hingga adegan-adegan
penuh kekerasan, pembunuhan orang-orang yang dikorbankan demi tercapainya
tujuan tersebut. Bu then again, penulis termasuk salah satu dari sekian banyak
yang lebih suka membiarkan ‘konflik asmara’ sebagai tema utama kisah ini, yang
justru membuatku kehilangan minat dan daya tarik tersendiri yang seharusnya
bisa diolah lebih dalam.
Dari awal kisah, isu
tentang Still Blue (yang juga merupakan judul pamungkas seri ini) telah
diangkat tetapi pembaca harus mengikuti lika-liku kerumitan perjalanan sosok
Pery (dan Aria dan Roar dan Liv dan ... entah siapa lagi yang akan dimunculkan
kelak). Jujur, menurut pendapatku, jika bisa dirangkum secara keseluruhan,
mungkin kisah ini cukup 1 buku alih-alih dipaksakan menjadi sebuah trilogi,
apalagi jika mayoritas kisahnya hanya berputar-putar pada kerumitan hubungan
asmara terlarang \(>,<)/ .... Well, again, itu kembali ke selera
masing-masing, bagi penggemar romance (atau mayoritas YA), ini bisa jadi salah
satu referensi bacaan kalian. For me, it just an OK story.
[ more about this author, just check
at here : Veronica Rossi | on Goodreads | at Twitter ]
Best Regards,
@HobbyBuku
Thank you for the review ^_^/
ReplyDelete