Judul Asli : THE LAST DRAGONSLAYER
[
book 1 of CHRONICLES OF KAZAM Series ]
Copyright © 2010 by Jasper
Fforde
Artwork © by Steve Stone
Penerbit Mizan Fantasi
Alih Bahasa : Ingrid
Dwijani Nimpoeno
Editor : Dyah Agustine
Proofreader : Emi Kusmiati
Desain sampul : Windu
Tampan
Cetakan I : Oktober 2015 ;
268 hlm ; ISBN 978-979-433-904-6
Rate
: 4 of 5
“Selamat bergabung dengan Kazam. Tempat di mana kengerian tak terbayangkan bercampur baur dengan kekacauan yang membingungkan dan keserampangan. Lebih parah daripada rumah sakit jiwa.”
Hi,
namaku Jennifer Strange, seharusnya menjabat sebagai anak magang di Kazam –
agensi penyihir yang nyaris bangkrut di kawasan Kerajaan Hereford, salah satu
kerajaan aneh dari negara Inggris-Tidak-Raya. Namun di tahun di mana usiaku
masuk periode 16 tahun, sebuah tanggung jawab besar menjadi tuntutan hidupku.
Di mulai dari lenyapnya Mr. Zambini – pemilik agensi Kazam, meninggalkan
kekacauan di antara para penyihir yang tidak mau mengurusi hal-hal menyangkut
birokrasi, termasuk mengatur kontrak perjanjian kerja antara penyihir dan
masyarakata yang membutuhkan jasa mereka.
Dulu,
berabad-abad lampau, kekuatan penyihir dan makhluk-makhluk magis menguasai
hampir seluruh dunia. Kini di era modernisasi, mereka masih ada, walau tidak
sebanyak dulu dan sebagian besar nyaris tak memiliki kemampuan penuh
sebagaimana dulu kala. Jadi alih-alih menyelamatkan kerajaan dari perang atau
melawan Naga (yang juga telah lama menghilang), para penyihir kini menawarkan
jawa untuk membersihkan saluran air yang tersumbat, jaringan kabel listrik yang
rusak, semuanya tanpa membongkar bangunan karena menggunakan sihir. Termasuk
mengirim paket organ tubuh hingga pesanan pizza dengan permadani terbang (yang
lebih cepat karena tidak terjebak kemacetan).
“Sihir adalah kekuatan fundamental kelima, dan bahkan lebih misterius daripada gravitasi. Sihir adalah kekuatan yang bersembunyi di dalam diri kita semua, energi emosional yang bisa digunakan untuk menggerakkan benda dan memanipulasi materi. Tapi, sihir tidak mengikuti hukum fisika apa pun yang bisa kita pahami sampai saat ini; dan sihir hanya ada di dalam hati dan pikiran kita.”
Untunglah
diriku termasuk mandiri, terutama karena dibesarkan Persaudarian Lobster (nama
resminya Wanita-Wanita Lobster Yang Diberkati) selama 4 tahun sebagai salah
satu dari sekian banyak anak terlantar, hingga mereka menjual diriku ke Kazam,
dan Mr. Zambini cukup baik hati memberikan bimbingan, dan kemudian ia lenyap.
Mengingat kontrakku masih berlaku selama dua tahun ke depan, sebelum diriku
dinyatakan bebas menentukan pilihan dalam menjalani kehidupan, tidak ada jalan
lain kecuali berusaha yang terbaik agar Kazam tetap bertahan. Antara mencegah
perselisihan lebih lanjut antar para penyihir, berhadapan dengan klien yang
licik dan curang, mengurus anak terlantar baru yang akan menggantikan posisinya
kelak, menjaga Quarkbeast agar tidak menakut-nakuti orang-orang yang belum
pernah melihat makhluk ini, jujur tidak pernah kusangka ada hal lain yang ‘lebih
besar’ harus menjadi tanggung jawabku pula ...
Awalnya
kusangka ini merupakan bacaan fantasi yang lebih condong untuk pembaca
anak-anak (middle-grade), terutama menyimak gaya bahasa yang dipilih oleh
penulis saat pertama kali kumulai kisah ini. Lucu, menggelitik, dan penuh kejutan
– gaya humor segar yang menarik mengingat tema kisah ini bukanlah sekedar
bacaan ringan untuk anak-anak. Bagaimana mengemas kisah yang cukup berbobot
dengan penyampaian yang mau tidak mau membuat pembaca (terutama diriku) menjadi
lebih santai, tampaknya ini merupakan kelebihan tersendiri sang penulis.
Karakter Jennifer Strange – anak terlantar yang nyaris tak mengingat siapa
gerangan kedua orang tuanya, dibesarkan layaknya status yang disandang (bahasa
lain, dianggap remeh oleh masyarakat sekitar), ternyata kemudian memiliki ‘panggilan’
yang akan merubah dunia (setidaknya dunia Inggris-Tidak-Raya) merupakan
stereotype kisah fantasi terutama dongeng.
Namun
penulis cukup brilian memadukan unsur dongeng kuno yang melibatkan sihir dan
naga, ke era yang lebih modern versi sang penulis, yang bisa kukatakan sekali
lagi – sangat lucu dan menggelitik. Apa jadinya jika seorang anak terlantar,
dianggap remeh dan tak memiliki kelebihan khusus, ternyata merupakan pewaris
Pembasmi Naga terakhir ? Dan bagaimana akhir kisah ini, jika ternyata alih-alih
membasmi (baca : membunuh) Sang Naga seperti yang dilakukan oleh para
pendahulunya, ia justru berkeinginan menolong dan menyelamatkan Sang Naga ? Mampukah
Jennifer – gadis berusia 16 tahun, melawan hampir seluruh manusia yang
menginginkan kematian Sang Naga untuk memperebutkan Tanah Naga yang sangat
luas, termasuk Raja Snodd penguasa Kerajaan Hereford yang hendak memulai perang
besar melawan Duke Brecon, dan masih ada Konsorsium Barang-Terkonsolidasi yang
sangat licik dan serakah ...
“Masa depan. Negeri yang belum ditentukan. Kita semua berangkat ke sana, cepat atau lambat. Jangan biarkan seseorang memberitahumu bahwa masa depan sudah tertulis. Hal terbaik yang bisa dilakukan oleh peramal mana pun adalah memberimu versi paling memungkinkan dari kejadian-kejadian di masa depan. Tergantung kita untuk menerima masa depan begitu saja atau mengubahnya. Mudah untuk mengikuti arus; perlu orang dengan keberanian luar biasa untuk melawannya.” [ p. 211 ]
[
more about the author & related works, just check at here : Jasper Fforde | on Goodreads
| on Wikipedia | on IMDB | at Twitter | at Facebook ]
Best Regards,
@HobbyBuku
penasaran dengan bukunya :)
ReplyDelete